Jelaskan lima langkah penyusunan neraca saldo?

Pada dasarnya, sebuah perusahaan perlu melakukan audit terhadap laporan keuangan. Tujuan audit laporan keuangan adalah untuk mengetahui kondisi perusahaan tersebut pada saat siklus audit. Penjelasan selengkapnya akan diulas oleh Blog Mekari Jurnal.

Siklus audit dilakukan untuk memberikan informasi mengenai kewajaran penyajian laporan keuangan, apakah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku atau tidak.

Audit adalah bentuk akuntabilitas perusahaan kepada para pemangku kepentingan.

Tujuan audit laporan keuangan dilakukan oleh akuntansi publik agar berjalan secara independen.

Dalam pelaksanaannya, terdapat juga beberapa tahapan yang harus dilakukan ketika melakukan audit laporan keuangan.

Table of Contents

1 Apa itu Audit Laporan Keuangan?

2 Tujuan Audit Laporan Keuangan

2.1 Mengetahui Kondisi Keuangan Perusahaan

2.2 Memenuhi Kewajiban

2.3 Mengetahui Informasi Perusahaan

3 Bagian dalam Standar Umum Audit

4 Dokumen yang Dibutuhkan dalam Standar Pelaporan Audit Laporan Keuangan

5 Tahapan Audit Laporan Keuangan

5.1 1. Penerimaan Perikatan Audit

5.2 2. Perencanaan Proses Audit

5.3 3. Pelaksanaan Pengujian Audit

5.4 4. Pelaporan Audit

6 Cara Membuat Laporan Keuangan dengan Mudah

Apa itu Audit Laporan Keuangan?

Menurut Arens (2003), audit adalah suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi.

Hal ini dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

Secara singkat, audit laporan keuangan merupakan perbandingan antara kondisi yang terjadi dengan kriteria yang sudah ditetapkan.

Sementara itu, menurut The American Accounting Association’s Committee on Basic Auditing Concepts (Auditing: Theory And Practice, Edisi 9, 2001:1-2), siklus audit adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi.

Tujuannya untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta menyampaikan hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Berbeda halnya dengan William F. Meisser, Jr (Auditing and Assurance Service, A Systematic Approach, 2003:8), audit adalah proses yang sistematik dengan tujuan audit adalah mengevaluasi bukti mengenai tindakan dan kejadian ekonomi.

Hal ini untuk memastikan tingkat kesesuaian antara penugasan dan kriteria yang telah ditetapkan, hasil dari penugasan tersebut dikomunikasikan kepada pihak pengguna yang berkepentingan.

Dari banyaknya pengertian yang dituturkan oleh para ahli, laporan keuangan suatu perusahaan wajib diaudit.

Terlebih jika perusahaan Anda merupakan perusahaan yang go public.

Jika laporan keuangan tidak diaudit, mungkin laporan keuangan tersebut mengandung banyak kesalahan baik yang disengaja maupun tidak.

Oleh karena itu, laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit kurang dipercaya kewajarannya oleh stakeholder.

Tahukah Anda kalau aplikasi akuntansi online Mekari Jurnal bisa memudahkan Anda mengelola keuangan perusahaan secara lebih praktis dan akurat. Buktikan dengan coba gratis aplikasi Jurnal pada banner di bawah ini.

Saya Mau Coba Gratis Jurnal Sekarang!

atau

Saya Mau Bertanya Ke Sales Jurnal Sekarang!

Jelaskan lima langkah penyusunan neraca saldo?

Tujuan Audit Laporan Keuangan

Tujuan audit laporan keuangan adalah untuk menilai kewajaran atau kelayakan penyajian laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan.

Adapun kelayakan dan kewajaran ini mengacu pada prinsip akuntansi yang berterima umum dan selanjutnya atas penilaian tersebut akan tercermin pada opini audit.

Jenis jenis opini audit laporan keuangan adalah ada empat macam, yaitu:

  1. Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion), artinya laporan keuangan disajikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
  2. Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion), artinya laporan keuangan dapat diandalkan tetapi masih ada beberapa masalah atau pos yang dikecualikan agar tidak salah dalam mengambil keputusan.
  3. Tidak Wajar (Adversed), artinya laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan standar akuntansi atau ada kesalahan material dalam laporan keuangan tersebut.
  4. Tidak Memberikan Pendapatan (Disclaimer), artinya laporan keuangan memiliki kesalahan yang material dan manajemen membatasi lingkup pemeriksaan sehingga auditor tidak menemukan bukti yang cukup.

Baca Juga : 5 Tips Mudah Melakukan Audit di Perusahaan Dagang

Selain itu, berikut adalah beberapa alasan atau tujuan mengenai alasan mengapa audit dan proses audit laporan keuangan harus dilakukan:

Mengetahui Kondisi Keuangan Perusahaan

Kondisi keuangan merupakan salah satu indikator kesuksesan suatu perusahaan.

Karenanya tidak heran jika banyak perusahaan yang rela melakukan apa saja agar kondisi keuangannya stabil.

Salah satu kegiatan untuk memastikan atau memeriksa kondisi keuangan perusahaan yakni melalui proses audit laporan keuangan.

Memenuhi Kewajiban

Mengacu pada Undang-Undang Perseroan No. 40 Tahun 2007 Pasal 68, perusahaan wajib melakukan audit.

Memang tidak semua perusahaan diwajibkan melakukan audit.

Untuk memperjelas berikut akan merupakan kutipkan isi dari UU Perseroan No. 40 Tahun 2007 Pasal 68:

(1) Direksi wajib menyerahkan laporan keuangan Perseroan kepada akuntan publik untuk di audit apabila:

  • Kegiatan usaha Perseroan adalah menghimpun dan/atau mengelola dana masyarakat;
  • Perseroan menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyarakat;
  • Perseroan merupakan Perseroan Terbuka;
  • Perseroan merupakan persero;
  • Perseroan mempunyai aset dan/atau jumlah peredaran usaha dengan jumlah nilai paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah); atau
  • Diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.

(2) Dalam hal kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dipenuhi, laporan keuangan tidak disahkan oleh RUPS.

(3) Laporan atas hasil audit akuntan publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara tertulis kepada RUPS melalui Direksi.

Quiz : Anda adalah seorang auditor, jika ada calon klien datang kepada anda dan meminta untuk mengaudit laporan keuangannya dan anda menelaah laporan keuangan tersebut belum memenuhi standar akuntansi yang berlaku umum dari segi penyajiannya. calon klien yang mengetahui hal tersebut tetap meminta opini tanpa modifikasi karena laporan keuangan auditan tersebut akan digunakan untuk kepentingan tender di lembaga pemerintahan. bagaimana sikap anda sebagai auditor menanggapi hal tersebut?

Mengetahui Informasi Perusahaan

Selain kondisi keuangan, melalui proses audit laporan keuangan Anda juga dapat mengetahui informasi tentang perusahaan.

Untuk memenuhi kebutuhan informasi kepada berbagai pihak maka dibutuhkan laporan informasi yang umum dan dapat dimengerti semua pengguna tidak hanya, khusus bidang akuntansi saja.

Proses menerjemahkan laporan keuangan perusahaan inilah agar dimengerti semua pengguna yang disebut audit.

Dimana laporan informasi ini tercermin melalui opini audit yang diberikan oleh auditor.

Jelaskan lima langkah penyusunan neraca saldo?

 

Bagian dalam Standar Umum Audit

Standar audit adalah standar/aturan/kriteria yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), meliputi 3 bagian yaitu adalah sebagai berikut:

1. Standar Umum

Standar umum berkaitan dengan persyaratan auditor dan mutu pekerjaannya sehingga bersifat pribadi.

Standar ini mencakup tiga bagian diantaranya:

  • Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang mempunyai keahlian dan pelatihan teknis yang memadai sebagai auditor.
  • Auditor harus mempertahankan mental dari segala hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi.
  • Auditor wajib menggunakan keahlian profesionalnya dalam melaksanakan pelaksanaan audit dan pelaporan dengan cermat dan seksama.

Baca juga : Contoh Jurnal Umum Beserta Tahapan Pembuatannya

2. Standar Pekerjaan Lapangan

Standar audit ini adalah terdiri dari 3 (tiga) poin diantaranya:

  • Seluruh pekerjaan audit dapat direncanakan dengan sebaik-baiknya dan apabila menggunakan asisten maka harus disupervisi dengan semestinya.
  • Tak hanya memperhatikan standar pelaporan audit saja, pemahaman yang memadai atas pengendalian intern sangat dibutuhkan untuk merencanakan audit dan menentukan sifat
  • Bukti audit yang kompeten harus diperoleh melalui inspeksi pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk dapat memberikan pernyataan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

3. Standar Pelaporan

Standar pelaporan terdiri dari empat item, diantaranya:

  • Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
  • Hasil laporan auditor harus menunjukkan kekonsistenan, apabila ada ketidak konsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dengan penerapan pada periode sebelumnya.
  • Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
  • Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan bahwa pernyataan yang demikian tidak bisa diberikan.

Dokumen yang Dibutuhkan dalam Standar Pelaporan Audit Laporan Keuangan

Dokumen yang dibutuhkan dalam standar auditing pelaporan keuangan secara umum adalah sebagai berikut:

1. Catatan primer akun-akun

a. Buku bank dan buku kas kecil yang lengkap dan mutakhir hingga akhir tahun

b. Arsip tagihan/nota invoice/kwitansi untuk semua item belanja

c. Arsip atau buku kwitansi untuk uang yang diterima

d. Pernyataan bank, slip penyetoran, dan buku cek

e. Buku dan catatan slip gaji karyawan

f. Posting Buku Besar Induk, bila ada

2. Dokumen ringkasan-ringkasan dan laporan-laporan rekonsiliasi untuk keperluan standar auditing

a. Saldo percobaan atau ringkasan semua penerimaan dan pembayaran berdasarkan kategori anggaran.

b. Laporan rekonsiliasi bank untuk semua rekening bank pada tanggal titik putus tahun fiskal

c. Laporan rekonsiliasi kas kecil hingga tanggal titik putus tahun fiskal

d. Lembar catatan persediaan

Baca juga: Koreksi Fiskal Positif dan Negatif dalam Rekonsiliasi

3. Jadwal dan daftar sebagai dokumen untuk standar pelaporan audit

a. Jadwal utang (uang yang dihutang oleh organisasi)

b. Jadwal piutang (uang yang dihutang kepada organisasi)

c. Jadwal jatuh tempo hibah

d. Jadwal hibah yang dijanjikan

e. Daftar aset tetap.

4. Informasi lain

a. Surat dari bank untuk mengkonfirmasi saldo (akan diminta oleh auditor sendiri)

b. Konstitusi organisasi

c. Daftar anggota dewan pengurus dan staf

d. Notulensi rapat dewan pengurus

e. Perjanjian pendanaan dengan lembaga donor dan persyaratan audit

Untuk memenuhi standar audit laporan keuangan yang baik, tentunya perusahaan harus memiliki catatan keuangan yang tertib dan baik sejak awal berjalannya bisnis.

Catatan akuntansi yang baik tidak hanya diperlukan untuk proses standar pelaporan audit saja.

Namun juga untuk keperluan bisnis yang lain misalnya pengajuan kredit pada bank, pembayaran maupun perhitungan pajak otomatis.

Untuk mempermudah hal tersebut, setiap bisnis membutuhkan proses akuntansi.

Tahapan Audit Laporan Keuangan

Jelaskan lima langkah penyusunan neraca saldo?

Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa audit merupakan suatu kegiatan yang tersistematis sehingga untuk mencapai tujuan audit, terdapat tahapan-tahapan yang perlu dilakukan.

Adapun tahapan-tahapan audit laporan keuangan sebagai berikut:

1. Penerimaan Perikatan Audit

Perikatan merupakan suatu kesepakatan kedua belah pihak. Dalam hal audit maka kedua belah pihak ini adalah pihak auditor dan perusahaan yang biasanya diwakili oleh manajemen.

Sebelum melaksanakan audit, maka harus ada sebuah kesepakatan yang harus dibuat dan disetujui bersama.

Manajemen atau klien menyerahkan audit laporan keuangan kepada auditor dan auditor menyanggupi audit laporan keuangan sesuai dengan kompetensinya.

Bentuk perikatan ini dalam bentuk surat perikatan audit.

Tahap pertama dalam mengaudit suatu laporan keuangan adalah memutuskan apakah akan menolak atau menerima pekerjaan audit tersebut.

Namun, untuk memutuskannya auditor juga mempertimbangkan hal-hal seperti integritas manajemen, mengidentifikasi risiko, menilai independensi, menentukan kompetensi dan kemampuan profesionalnya.

Jadi dalam menentukan untuk menerima siklus audit atau tidak memerlukan pertimbangan yang banyak bukan semata-mata mendapatkan klien saja.

Hal ini sesuai dengan tujuan audit yaitu mengevaluasi, sehingga perlu mempertimbangkan berbagai faktor.

Baca Juga : 6 Langkah dalam Melakukan Proses Audit yang Harus Diketahui

2. Perencanaan Proses Audit

Merencanakan proses audit adalah tahapan selanjutnya yang harus diketahui auditor.

Untuk membuat perencanaan audit, seorang auditor harus melakukan beberapa kegiatan seperti:

  • Memahami bisnis dan industri klien
  • Melakukan prosedur analitik
  • Menentukan materialitas, menetapkan risiko audit dan risiko bawaan.
  • Memahami struktur pengendalian intern dan menetapkan risiko pengendalian
  • Mengembangkan rencana audit dan program audit. Nanti pada praktiknya tidaklah sesingkat hal tersebut.

Dari setiap kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan proses audit tersebut memiliki hal atau bagian lain yang harus dikerjakan lagi.

Dengan demikian, rencana audit laporan keuangan pun dibuat dengan benar dan tepat.

Baca juga: Alasan Pentingnya Pembukuan untuk Kesuksesan Bisnis Kecil

3. Pelaksanaan Pengujian Audit

Setelah membuat perencanaan audit laporan keuangan maka saatnya melaksanakan pengujian audit.

Pada tahap ini, auditor akan melakukan pengujian analitik, pengujian pengendalian dan pengujian substantif.

Singkatnya pengujian analitik dilakukan auditor dengan mempelajari data-data dan informasi bisnis klien dan membandingkan dengan data dan informasi lain.

Pengujian pengendalian merupakan prosedur audit untuk melakukan verifikasi efektivitas pengendalian internal klien.

Sementara pengujian substantif merupakan siklus audit untuk menemukan kesalahan yang langsung memberikan pengaruh pada laporan keuangan.

Dengan ini, tujuan audit untuk mengevaluasi sudah dicapai.

Proses Akuntansi Otomatis Minim Risiko Human Error dengan Jurnal. Pelajari selengkapnya!

Saya Mau Coba Gratis Jurnal Sekarang!

atau

Saya Mau Bertanya Ke Sales Jurnal Sekarang!

Jelaskan lima langkah penyusunan neraca saldo?

4. Pelaporan Audit

Tahap terakhir yaitu pelaporan audit, yaitu hasil dari pekerjaan audit yang telah dikerjakan.

Laporan ini merupakan bentuk komunikasi auditor dengan pihak lainnya sehingga tidak boleh dibuat secara sembarangan.

Di dalam laporan audit harus mencakup jenis opini,  jasa yang diberikan, objek yang diaudit, lingkup audit, tujuan audit, hasil audit dan rekomendasi yang diberikan jika ada kekurangan, dan informasi atau istilah audit pada laporan keuangan lainnya.

Laporan audit merupakan tanggung jawab audit yang besar sehingga untuk memutuskan dan membuat laporan ini harus hati-hati.

Jika tidak maka nama kantor akuntan publik biasanya akan tercemar dan akan ada hukuman dari pihak berwajib.

Demikian ulasan mengenai audit mulai dari pengertian dan tujuan audit serta tahapannya dalam pelaporan keuangan.

Cara Membuat Laporan Keuangan dengan Mudah

Salah satu bukti audit yang harus Anda siapkan dalam proses audit yakni data keuangan perusahaan.

Oleh karena itu, sebagai pemilik usaha maka Anda harus dapat memastikan bahwa data keuangan maupun laporan keuangan dibuat dengan baik dan benar.

Untuk memudahkan Anda membuat laporan keuangan, Anda dapat menggunakan bantuan Jurnal software akuntansi online.

Dengan aplikasi laporan keuangan dari Jurnal, membuat laporan keuangan jadi lebih mudah dan akurat.

Salah satu contoh format laporan keuangan yang ada di Aplikasi Jurnal adalah sebagai berikut.

Anda bisa mencoba sendiri dengan gratis, atau bertanya kepada sales Jurnal untuk mendapatkan live demo.

Saya Mau Coba Gratis Jurnal Sekarang!

atau

Saya Mau Bertanya Ke Sales Jurnal Sekarang!

Jelaskan lima langkah penyusunan neraca saldo?

 

Jurnal memiliki sistem yang terintegrasi dan juga standar keamanan yang telah tersertifikasi ISO/IEC 27001.

Sehingga pembuatan laporan keuangan menjadi mudah, cepat dan aman.

Dengan Jurnal, Anda bisa membuat laporan keuangan lebih lengkap mulai dari Neraca keuangan perusahaan, Laba Rugi, Arus Kas, Perubahan Modal, dan masih banyak lagi.

Dengan Jurnal, Anda hanya perlu memasukkan seluruh transaksi bisnis melalui sistem, dan Jurnal akan secara otomatis mengolah transaksi tersebut menjadi laporan keuangan yang Anda butuhkan.

Mudah bukan? Jika Anda ingin membuat template laporan sesuai dengan keinginan atau menyesuaikan dengan kondisi manajemen bisnis, Jurnal juga menyediakan fiturnya.

Bukan hanya mempermudah membuat laporan keuangan, Jurnal juga memiliki berbagai fitur yang mempermudah pengelolaan  bisnis.

Seperti pembuatan invoice, pengelolaan stok barang di gundang, manajemen aset, perhitungan pajak otomatis, dan masih banyak lagi.

Pelajari juga bagaimana aplikasi pembukuan toko dapat membantu Anda dalam mengelola pembukuan toko Anda.

Untuk mengetahui informasi lebih detail tentang produk, fitur, menu atau hal lain tentang Jurnal.

Jelaskan lima langkah penyusunan neraca saldo?

Nah, diatas adalah penjelasan tentang kapan audit dilakukan, dan apa saja hal penting dalam proses audit laporan keuangan.