Jelaskan mengapa Indonesia mengimpor handphone dari luar negeri

Thea Arnaiz Senin, 7 Maret 2022 | 19:45 WIB

Jelaskan mengapa Indonesia mengimpor handphone dari luar negeri

Mengapa Indonesia melakukan impor barang untuk memenuhi kebutuhan did alam negeri. (Foto oleh Tiger Lily dari Pexels)

Bobo.id - Mengapa Indonesia melakukan impor barang? Apakah teman-teman mengetahui alasannya?

Ternyata, baik Indonesia atau negara lain membutuhkan kegiatan impor karena beberapa alasan.

Impor sendiri adalah perdagangan yang memindahkan barang dari satu negara ke negara lain secara sah atau tidak melanggar hukum.

Impor barang dalam jumlah besar melibatkan biaya bea dan cukai yang dibebankan kepada negara pengirim maupun penerima.

Bea adalah biaya yang dibebankan kepada badan atau seseorang yang melakukan kegiatan impor atau ekspor barang dalam wilayah lalu-lintas barang (wilayah pabean).

Sedangkan, cukai adalah biaya yang dibebankan kepada negara pada barang-barang tertentu sesuai peraturan ketika melakukan kegiatan ekspor dan impor perdagangan barang.

Lalu, sebenarnya apa alasan negara Indonesia melakukan kegiatan impor barang, ya? Untuk mengetahuinya, teman-teman bisa menyimak informasinya seperti berikut ini.

Sebelumnya, kita juga bisa menyimak jenis-jenis impor barang suatu negara terlebih dahulu. Yuk, simak agar menambah pengetahuan kita. 

Jenis-Jenis Impor 

Baca Juga: Apa Itu AFTA? Ini Latar Belakang, Tujuan, dan Dampaknya pada Indonesia


Page 2


Page 3

Jelaskan mengapa Indonesia mengimpor handphone dari luar negeri

Foto oleh Tiger Lily dari Pexels

Mengapa Indonesia melakukan impor barang untuk memenuhi kebutuhan did alam negeri.

Bobo.id - Mengapa Indonesia melakukan impor barang? Apakah teman-teman mengetahui alasannya?

Ternyata, baik Indonesia atau negara lain membutuhkan kegiatan impor karena beberapa alasan.

Impor sendiri adalah perdagangan yang memindahkan barang dari satu negara ke negara lain secara sah atau tidak melanggar hukum.

Impor barang dalam jumlah besar melibatkan biaya bea dan cukai yang dibebankan kepada negara pengirim maupun penerima.

Bea adalah biaya yang dibebankan kepada badan atau seseorang yang melakukan kegiatan impor atau ekspor barang dalam wilayah lalu-lintas barang (wilayah pabean).

Sedangkan, cukai adalah biaya yang dibebankan kepada negara pada barang-barang tertentu sesuai peraturan ketika melakukan kegiatan ekspor dan impor perdagangan barang.

Lalu, sebenarnya apa alasan negara Indonesia melakukan kegiatan impor barang, ya? Untuk mengetahuinya, teman-teman bisa menyimak informasinya seperti berikut ini.

Sebelumnya, kita juga bisa menyimak jenis-jenis impor barang suatu negara terlebih dahulu. Yuk, simak agar menambah pengetahuan kita. 

Jenis-Jenis Impor 

Baca Juga: Apa Itu AFTA? Ini Latar Belakang, Tujuan, dan Dampaknya pada Indonesia

1. Jelaskan perbedaan ekspor dengan impor!

Jawab:

Ekspor adalah kegiatan menjual barang ke luar negeri.

Sedangkan impor adalah membeli barang dari luar negeri.

2. Jelaskan mengapa Indonesia mengimpor Hand phone dari negara lain?

Jawab:

Karena Indonesia belum mampu untuk memenuhi kebutuhan handphone di dalam negeri.

3. Jelaskan pengertian komoditas!

Jawab:

Komoditas adalah barang-barang yang diperjual belikan antarnegara.

4. Sebutkan komoditas ekspor Indonesia bidang peternakan dan perikanan!

Jawab:

Udang, ikan, daging, mutiara.

5. Indonesia sebaiknya lebih banyak mengekspor barang atau mengimpor barang? Jelaskan alasanmu!

Jawab:

Mengekspor barang, karena dengan lebih banyak mengekspor berarti pendapatan lebih besar daripada pengeluaran untuk impor. Sehingga semakin banyak ekspor maka semakin tinggi pendapatan negara.

Penjelasan:

Di era globalisasi, kegiatan membeli barang dari luar negeri yang disebut dengan impor adalah hal yang mudah.

Indonesia memiliki peranan penting dalam kegiatan ekspor dan impor, khususnya di wilayah ASEAN.

Hal ini disebabkan karena Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah.

Detail Jawaban:

Kelas: VI

Tema: V

Subtema: II

Kata Kunci: Jelaskan perbedaan ekspor dengan impor!

Jelaskan mengapa Indonesia mengimpor handphone dari luar negeri

Jelaskan mengapa Indonesia mengimpor handphone dari luar negeri
Lihat Foto

KOMPAS.com/Gischa Prameswari

Ilustrasi Indoensia import barang-barang elektronik dan otomotif

KOMPAS.com - Kegiatan impor sering dilakukan sebuah negara karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki. Untuk memenuhi kebutuhannya, negara tersebut harus melakukan kegiatan impor.

Menurut Astri Warih Anjarwi dalam buku Pajak Lalu Lintas Barang (Kepabeanan, Ekspor, Impor, dan Cukai) (2021), impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam sebuah negara sesuai peraturan yang berlaku.

Peraturan ini dapat berupa jenis barang apa saja yang bisa diimpor atau ketentuan lainnya. Salah satu manfaat kegiatan impor adalah memperoleh barang dan jasa, teknologi modern, dan bahan baku produksi.

Dikutip dari jurnal Pengaruh Dampak Perkembangan Tingkat Ekspor dan Impor terhadap Nilai Tukar Negara ASEAN per Dollar Amerika Serikat (2017) karya Fenin Farina dan Achmad Husaini, kegiatan impor juga bisa diartikan pembelian dan pemasukan barang dari luar ke dalam negeri.

Impor diperlukan karena negara tidak bisa memenuhi kebutuhan akan barang dan jasa tertentu, karena berbagai faktor. Misalnya faktor produksi, sumber daya alam, tenaga ahli, dan lain sebagainya.

Baca juga: Impor: Pengertian dan Manfaatnya

Impor barang elektronik dan otomotif

Mengapa Indonesia harus mengimpor barang-barang elektronik dan otomotif? Indonesia harus mengimpor barang-barang elektronik dan barang-barang otomotif karena  belum bisa memenuhi kebutuhan tersebut. Alasan utamanya karena keterbatasan sumber daya serta tenaga ahli.

Keterbatasan sumber daya mencakup bahan dan peralatan, seperti suku cadang, mesin canggih, komponen-komponen elektronik, dan masih banyak lagi.

Sedangkan tenaga ahli merupakan mereka yang ahli di bidang pembuatan dan perakitan barang elektronik dan otomotif.

Oleh karena dua hal itulah, Indonesia harus mengimpor barang-barang elektronik dan barang-barang otomotif dari negara lain, seperti Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, China, dan sebagainya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Oleh:

/cnet

Bisnis.com, JAKARTA - Banjir produk telepon seluler selama beberapa tahun terakhir menjadi beban tersendiri bagi neraca perdagangan RI, karena memberi kontribusi terbesar terhadap defisit nonmigas dan terbesar kedua setelah impor migas.

Badan Pusat Statistik (BPS) merangkum impor ponsel sepanjang 2013 menembus US$2,8 miliar atau hampir setara dengan Rp31,878 triliun, naik dari US$2,6 miliar pada 2012. Secara volume, impor handphone tahun lalu mencapai 16.470 ton, turun dari level 18.309 pada 2012.

Tingginya pertumbuhan permintaan ponsel di Indonesia mendesak pemerintah untuk terus membuka keran impor produk TI tersebut. Pasalnya, hingga saat ini belum ada produsen domestik yang berkapasitas untuk memenuhi tingginya kebutuhan dalam negeri.

Peneliti LP3EI Ina Primiana menjelaskan fenomena banjir impor ponsel saat ini dipicu oleh setidaknya tiga permasalahan, termasuk minimnya pembaruan terhadap industri teknologi komunikasi RI.

“Pertama, industri dalam negeri kurang melakukan pembaruan terhadap produknya, termasuk melakukan diversifikasi jenis industri dengan melihat potensi pasar yang ada,” jelasnya kepada Bisnis.

Masalah kedua, lanjutnya, adalah keenggangan untuk mendorong inovasi dan pengembangan produk, sehingga teknologi dan keterampilan yang dikembangkan menjadi tertinggal dan kurang kompetitif.

Adapun, masalah ketiga adalah masih belum adanya peraturan pemerintah yang secara jelas menganjurkan penggunaan produk teknologi komunikasi buatan lokal.

“Dari ketiga hal tersebut, karena di dalam negeri kurang menyediakan apa yang diperlukan konsumen, maka tidak salah kalau mereka semua memilih untuk membeli barang impor dan peluang itu dipergunakan oleh para importir,” terangnya.

Di samping itu, kata Ina, pertumbuhan kelas menengah yang pesat di Indonesia mendorong terciptanya gaya hidup yang konsumtif terhadap barang impor. Akibatnya, produk ponsel impor lebih laku di pasaran karena harganya yang juga lebih murah.

“Sebetulnya yang menjadi tantangan adalah apakah negara lain yang akan terus memanfaatkan pasar domestik [Indonesia]? Kapan negara kita mencoba untuk juga memproduksi sendiri?”

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :