Jelaskan mengenai menghilangkan sifat konsumtif sebagai upaya penyelesaian permasalahan ekonomi

Foto: Istimewa

Jakarta - Sering kali orang-orang mempunyai perilaku boros atau konsumtif. Apakah Anda salah satunya? Berperilaku konsumtif bukanlah sikap yang baik, apalagi dalam masalah keuangan. Keinginan untuk terus berbelanja akan membahayakan kondisi keuangan Anda. Jika Anda tidak menghilangkan perilaku konsumtif tersebut maka Anda akan mengalami kesulitan ekonomi atau bahkan bisa saja Anda malah terlilit utang. Lantas bagaimana cara menghilang kebiasaan boros atau konsumtif tersebut? Berikut ada 4 tips bagaimana cara menghilangkan perilaku konsumtif 1. Berpikir RealistisJika Anda membeli barang yang didasarkan pada keinginan tanpa memahami betul apa kebutuhannya, itu merupakan perilaku konsumtif.Membeli barang hanya berdasarkan hasrat atau keinginan tanpa tidak tahu kebutuhannya akan menghabiskan uang Anda. Jika ingin membeli barang sebaiknya pikirkan terlebih dahulu apakah barang tersebut merupakan kebutuhan Anda atau tidak.

2. Tetapkan Prioritas

Jika ada penawaran barang-barang baru dan sebagainya, jangan telalu cepat memutuskan untuk membelinya. Utamakan untuk mengeluarkan uang untuk hal yang menjadi prioritas Anda. Misalnya saja ada penawaran handphone terbaru, tetapi Anda masih punya cicilan rumah yang belum dibayar dan handphone Anda masih dalam kondisi bagus. Anda harus prioritaskan hal - hal yang Anda perlukan saja.

3. Ubah Pola pikir

Ubahlah pola pikir Anda terhadap barang untuk menjadikannya sebagai sesuatu hal untuk menambah gengsi. Sebab pada akhirnya, status sosial yang Anda dapatkan merupakan dari tingkah laku dan pemikiran Anda.Bicara soal kepuasan, hendaklah memikirkan yang sebenarnya menjadi prioritas, seperti pelunasan utang-utang serta menabung untuk jaminan kesehatan dan hari tua Anda kelak.

4. Berpikirlah dengan Jernih Sebelum Memutuskan

Sebaiknya Anda jangan terburu-buru dalam memutuskan untuk membeli suatu barang. Pikirkan apa kegunaan barang tersebut sesuai dengan kebutuhan Anda atau tidak. Jangan sampai begitu Anda sudah membelinya malah Anda merasa menyesal nantinya. Itulah beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menghilangkan perilaku konsumtif pada diri Anda yang tentu akan sangat merugikan bagi keuangan Anda kelak. Semoga bermanfaat.Hasil Intisari Pemikiran Dan Praktek Saya Selama 20 Tahun. Dari Biasa Saja Menjadi Hingga DAHSYAT.

Ikuti Pelatihan 12 Ilmu Penting Dalam Kehidupan "University Of Life" senilai Rp 997.000. Program Khusus Dan Gratis Hanya Untuk Pembaca detikFinance Hari Ini, Terbatas Untuk 100 Orang Pedaftar Pertama. Klik di Sini Untuk Daftar Sekarang! (ang/ang)

Gaya hidup yang semakin tinggi membuat perilaku konsumtif seseorang berubah. Apalagi, kehadiran teknologi telah memudahkan berbagai aktivitas, terutama berbelanja.

Tanpa disadari, perilaku hidup konsumtif memiliki dampak buruk terhadap kondisi keuangan Anda. Jika tidak bisa mengatasi atau menghilangkannya, maka Anda akan mengalami masalah keuangan yang serius, seperti terjerat hutang.

Jadi, Anda harus mulai merubah kebiasaan tersebut mulai sekarang. Dengan mengurangi kebiasaan buruk, Parent Pinters bisa menyiapkan anggaran untuk pendidikan anak di masa mendatang.

Bagi Anda yang memiliki perilaku gaya hidup konsumtif, maka dapat mengikuti langkah ini untuk menghilangkannya:

1. Menyusun Anggaran Belanja

Jika ingin menghilangkan kebiasaan perilaku konsumtif dan hedonis, maka susunlah anggaran belanja per bulannya.

Setiap pengeluaran pun juga harus dicatat dan diatur. Cara ini bisa menentukan target pengeluaran Anda setiap bulan.

Menyusun anggaran belanja memang terlihat mudah, namun melakukannya yang sulit. Pastikan Anda mengendalikan diri dan tidak tergoda dengan kebiasaan berbelanja.

2. Menabung

Menabung adalah salah satu cara yang tepat untuk menghilangkan perilaku keuangan konsumtif.

Meski terlihat biasa saja, namun menyisihkan sebagian penghasilan Anda bukanlah hal yang mudah, khususnya bagi Anda yang konsumtif.

Anda tidak harus menabung dalam jumlah banyak, karena bisa menyisihkan sekitar 5% atau 10% dari penghasilan.

Jika dilakukan secara rutin, tentunya jumlah tabungan Anda semakin banyak dan menjadi dana cadangan di masa mendatang.

3. Menetapkan Prioritas

Jika ada penawaran barang terbaru, maka jangan terburu-buru membelinya. Anda harus mengutamakan pengeluaran yang menjadi prioritas.

Jika kebutuhan terpenuhi, berarti keinginan Anda dapat terpenuhi jika ada sisa dananya.

Jangan sampai Anda memenuhi keinginan terlebih dahulu, kemudian mengesampingkan kebutuhan.

Jika uang Anda habis dan ada kebutuhan yang harus dipenuhi, mau tidak mau harus merogoh kocek lebih dalam lagi.

4. Hindari Penggunaan Kartu Kredit

Perilaku konsumtif dan bentuk gaya hidup juga dipengaruhi oleh kehadiran kartu kredit. Hal itu dikarenakan kartu kredit mudah digunakan, kemudian tidak ada yang memikirkan jumlah uangnya.

Banyak orang yang tidak menyadari nominal kartu kredit yang dihabiskan. Biasanya, mereka akan menyesal setelah mengecek tagihan.

Sebenarnya, Anda dapat memiliki dan menggunakan kartu kredit, tetapi harus memiliki tekad yang kuat.

Bagi Anda yang tidak bisa menahan diri, sebaiknya hindari penggunaan kartu kredit dan menggunakan uang tunai. Dengan begitu, Anda bisa mengatur pengeluaran.

5. Mulai Berinvestasi

Investasi menjadi salah satu cara untuk menghindari gaya hidup konsumtif. Jika Anda berinvestasi, tentunya akan memperoleh keuntungan yang besar di masa mendatang.

Saat memasuki hari tua, maka investasi dapat menyelamatkan Anda. Investasi jangka panjang yang bisa dipilih adalah properti.

Selain dimanfaatkan secara pribadi, Anda juga bisa menyewakannya kepada orang lain, sehingga mendapatkan keuntungan yang besar.

6. Kurangi Bepergian

Bepergian atau jalan-jalan memang menyenangkan, namun hal tersebut bisa berbahaya karena menjadi kebiasaan. Selain itu, uang Anda juga terkuras habis jika digunakan untuk hal-hal yang tidak berkaitan dengan kebutuhan.

Jika Anda sering jalan-jalan, maka kemungkinan besar akan tergiur dengan apa saja, salah satunya adalah keinginan untuk berbelanja.

Meski awalnya tidak berencana untuk berbelanja, namun beda halnya jika Anda sudah melihat sesuatu yang menggiurkan.

7. Memiliki Komitmen

Perilaku konsumtif sebaiknya dihilangkan dengan berkomitmen terhadap diri sendiri.

Hal itu bertujuan agar Anda bisa menahan diri untuk membeli barang yang tidak penting. Jadi, rencana Anda ke depannya dapat segera terwujud.

Penyebab Perilaku Konsumtif di Indonesia

Indonesia telah mengalami perkembangan ekonomi yang cukup pesat.

Namun, pandemi COVID-19 saat ini menjadi pemicu resesi (penurunan ekonomi) di Indonesia, termasuk di beberapa negara lainnya.

Perilaku konsumtif masyarakat Indonesia memang terbilang cukup tinggi, terutama bagi yang sering berbelanja di toko ritel dan online.

Meski penghasilannya tidak setara dengan gaya hidup, namun kebanyakan orang tetap setia pada produk pilihannya, seperti gadget dan perawatan.

Berikut ini adalah penyebab perilaku dan gaya hidup konsumtif masyarakat Indonesia:

1. Persepsi Jangka Pendek

Saat ingin berbelanja, masyarakat tidak mempertimbangkannya secara jangka panjang. Biasanya mereka langsung memutuskan untuk membeli apa yang diinginkan.

Hal itu dikarenakan banyak orang yang berburu promo dan diskon untuk barang-barang yang tidak dibutuhkan.

Padahal, asuransi dan investasi merupakan kebutuhan jangka panjang yang harus diperhatikan.

2. Kurangnya Kesadaran akan Lingkungan

Meski kampanye lingkungan semakin marak dilakukan, tetapi kesadaran dan pengetahuan masyarakat Indonesia masih minim.

Misalnya, kehadiran kantong plastik berbayar yang bertujuan untuk mengurangi penggunaannya tidak pernah diperhatikan.

Sebab, masih banyak orang yang membeli dan menggunakan kantong plastik untuk berbagai keperluan.

Sebaiknya, Anda kurangi penggunaan plastik dan menggantinya dengan tas kain.

3. Bergantung pada Teknologi

Saat ini, masyarakat Indonesia telah bergantung pada teknologi, seperti gadget, internet, dan layanan fintech.

Hal itulah yang menyebabkan kebanyakan orang bertransaksi di situs e-Commerce dan membeli produk di toko ritel melalui aplikasi e-wallet.

4. Kebiasaan Berkelompok

Seperti yang diketahui, masyarakat Indonesia gemar berbaur di dalam satu kelompok, seperti pertemanan, tempat tinggal hingga komunitas.

Maka dari itu, anggota kelompok sangat mudah mempengaruhi satu sama lain untuk membeli sesuatu.

Jika ada anggota yang superior dan membeli sesuatu, maka lainnya juga akan mengikutinya.

Sebenarnya, Anda tak perlu melakukan hal tersebut, karena semuanya harus disesuaikan dengan kebutuhan.

Bagi Parent Pinters yang memerlukan biaya pendidikan anak, maka dapat memilih Pintek. Lembaga ini menyediakan pinjaman dana pendidikan untuk para orang tua dalam mempersiapkan masa depan sang buah hati.

Hingga saat ini, terdapat 68 universitas di Indonesia yang berkolaborasi dengan Pintek untuk pengadaan program dana bantuan perkuliahan. Selain itu, Pintek juga bekerjasama dengan Pemerintah, organisasi hingga lembaga pendidikan.

Perilaku konsumtif bisa dihindari jika Anda membeli barang yang sesuai dengan kebutuhan. Jangan sampai Anda membeli barang karena faktor lingkungan, karena dapat menjerumuskan Anda ke gaya hidup yang terlalu konsumtif.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA