Alfrida Mei Derlina
A. Permainan Lompat Tali Merdeka
1. Asal Usul
Permainan Lompat Tali Merdeka merupakan salah satu permainan tradisional budaya Melayu Riau. Masyarakat di Provinsi Riau mengenalnya dengan sebutan permainan Tali Merdeka. Permainan ini sudah tidak asing lagi tentunya, karena bisa ditemui hampir diseluruh daerah di Indonesia namun dengan nama permainan yang berbeda-beda. Umumnya permainan ini dimainkan oleh kaum perempuan terkadang juga dimainkan oleh kaum laki-laki. Permainan ini merupakan permainan melompati tali karet yang tersimpul atau karet gelang yang dikepang hingga panjang. Penamaan permainan ini berasal dari gerakan tangan yang diacungkan tinggi dan hal ini mirip dengan yang dilakukan oleh pejuang bangsa Indonesia saat mengucapkan kata “Merdeka” sambil mengacungkan tangan yang menyerupai kepalan kemerdekaan yang dijadikan nama dari permainan ini serta banyak orang menduga bahwa kata itu berasal dari masa penjajahan Belanda dahulu.[1]
2. Pemain.
Pemain dalam permainan Lompat Tali Merdeka berjumlah 3-10 orang, para pemain dibagi menjadi dua kelompok. Permainan ini umumnya dimainkan oleh kaum perempuan berusia 7-15 tahun, sedangkan kaum perempuan yang berusia lebih dari 15 tahun sudah jarang dan segan ikut bermain, karena takut auratnya terlihat ketika melompati tali karet. Meskipun ada yang ikut bermain, biasanya hanya sebagai pendukung untuk melompat dengan ketinggian hanya setinggi lutut dan pinggang.
3. Tempat
Permainan ini dapat dimainkan secara bersama-sama dimana saja dan kapan saja, karena tidak memerlukan tempat yang luas serta peralatan permainan yang dibawa hanya sebuah kepangan atau simpul karet gelang yang memanjang.
4. Peralatan
Dalam permainan ini alat yang digunakan adalah karet gelang yang sudah dianyam dengan cara menyambungkan 2 buah karet gelang dengan 2 buah karet gelang hingga memanjang dengan ukuran sekitar 3-4 meter. Seperti menyimpulkan sebuah tali dalam kegiatan kepramukaan. Agar tidak mudah putus sebaiknya menggunakan 2-3 karet sekaligus untuk dikepang atau dianyam. Karet gelang yang berbentuk bulat seperti gelang banyak didapati di pasar-pasar tradisional dan dijual dalam satuan (gram, ons, dan kilo) atau di toko-toko sembako dengan harga terjangkau. Fungsi dari karet umumnya untuk mengikat plastik, membungkus makanan, pengikat rambut, dan lain-lain. Karet gelang juga memiliki berbagai ragam warna seperti warna hijau, merah orange kekuningan, dan lain-lain. Tetapi yang biasa digunakan adalah karet gelang yang berwarna orange kekuningan.[2]
5. Aturan
Aturan dalam permainan ini sangat sederhana. Para pemain hanya melompati tali yang sudah dipegang oleh pemain yang bertugas sebagai pemegang. Jika pemain yang bertugas sebagai pelompat dapat melompati tali dengan ketinggian tertentu, maka akan tetap menjadi pelompat. Tetapi jika pemain yang bertugas sebagai pelompat gagal melompati tali tersebut, maka harus menggantikan posisi pemegang untuk memegang karet.
Berikut beberapa aturan dalam permainan Lompat Tali Merdeka:
- Tali harus berada pada batas lutut pemain yang bertugas sebagai pemegang tali;
- Saat tali berada setinggi pinggang, pemain yang bertugas sebagai pelompat tidak boleh mengenai tali pada waktu melompati tali tersebut;
- Pemain yang bertugas sebagai pelompat yang tidak bisa melompati tali dianggap kalah dan harus menggantikan posisi pemegang tali;
- Saat posisi tali berada di dada pemegang tali, peloncat boleh mengenai karet pada waktu melompati asalkan tidak terlilit oleh tali tersebut, karena posisi tali saat di dada dianggap cukup tinggi;
- Setelah posisi tali setinggi dada, kemudian posisi tali berpindah menjadi sebatas telinga;
- Posisi tali sebatas kepala;
- Posisi tali sejengkal dari kepala, setelah itu posisi tali menjadi dua jengkal dari kepala, dan
- Posisi tali seacungan pemegang tali.
6. Proses permainan
Beberapa proses yang dilakukan sebelum permainan lompat tali merdeka dilakukan diantaranya para pemain harus melakukan suit atau hompimpa bertujuan untuk menentukan pelompat dan penjaga tali. Cara menetukan pemenang yang akan menjadi pelompat melalui hompimpa yaitu telapak tangan terbuka terbanyak maka yang menjadi pelompat dengan menunjukkan punggung tangannya atau pun sebaliknya. Cara tersebut sebagai berikut:
- Pertama, seluruh pemain mengadakan hompimpa untuk menentukan kelompok pelompat dan kelompok pegang tali;
- Kedua, kelompok pemain yang bertugas sebagai pemegang tali melakukan pingsut untuk mengetahui siapa yang akan bermain terlebih dahulu;
- Ketiga, pemain yang bertugas sebagai pemegang tali merentangkan tali dan kelompok yang mendapat giliran melompat melompati tali mulai dari lutut hingga pinggang serta acungan tangan. Bagi pemain yang tidak bertasil melompati tali karet atau menyentuh tali karet maka harus menggantikan posisi pemegang tali;
- Keempat, kemudian posisi tali dinaikkan dari dada, lalu dagu, telinga ubun-ubun hingga tali diangkat keatas dengan kaki berjinjit atau setinggi acungan tangan. Pada tahap ini pemain yang bertugas sebagai pelompat boleh menyentuh tali ketika melompat, asalkan pemain dapat melewati tali dan tidak terjerat, serta boleh menggunakan berbagai gerakan untuk mempermudah lompatan, dan
- Kelima, pemain yang bertugas sebagai pelompat yang tidak berhasil melompati tali karet harus menggantikan posisi pemegang tali. Namun, jika pemain berhasil melompati semua tahap ketinggian tali, maka tali karet diturunkan kembali dan permainan dimulai dari awal. Begitu seterusnya hingga semua pemainan sepakat untuk mengakhiri permainan ini.[3]
7. Manfaat Permainan
Ada beberapa manfaat dari permainan Lompat Tali Merdeka antara lain:
- Melatih ketangkasan atau kelincahan;
- Mengenal adanya moral, dimana tidak adanya pertengkaran dan kerusuhan dalam permainan;
- Membangun sportifitas dan kerja keras dengan semngat untuk menang dalam permainan tersebut dan sportif ketika kalah dan menggantikan posisi pemegang tali;
- Melatihan kecermatan dengan memperhatikan setiap ketinggian tali agar dapat disesuaikan dengan lompatan yang akan dilakukan;
- Melatih keberanian pada setiap pemain dengan cara mengambil keputusan untuk berani melompati tali atau tidak, serta menciptakan emosi positif ketika sedang tertawa, teriak, dan bergerak;
- Sebagai media untuk bersosialisasi mulai dari menempatkan diri diantaranya teman-temannya, belajar untuk saling menghargai, belajar menaati aturan yang berlaku dalam permainan, serta belajar untuk bersabar;
- Memberi kesenangan dan kegembiraan;
- Melatih koordinasi tubuh;
- Meningkatkan keseimbangan;
- Mengembangkan kemampuan otak, baik otak bagian kiri dan otak bagian kanan, serta meningkatkan kesadaran spasial;
- Menurunkan berat badan, sama halnya dengan berolahraga;
- Meningkatkan keterampilan dan kesehatan mental, dan
- Untuk kesehatan, diantaranya untuk membentuk otot tubuh bagian atas dan bawah, menambah daya tahan tubuh, serta meningkatkan kesehatan jantung dan pembuluh darah.[4]
8. Nilai Sikap
Pada permainan ini juga terdapat nilai sikap seperti semangat kerja keras, keberanian, sportivitas, kesabaran, kecermatan, dan kesabaran. Para pemain akan berjuang untuk memenangkan permainan Lompat Tali Merdeka dengan berusaha melompati setiap ketinggian tali. Pembentukan karakter pemain dapat dilakukan melalui permainan ini. Maka, permainan ini perlu dilestarikan agar tidak luntur dan dapat dingat serta dapat dimainkan oleh generasi berikutnya.[5]
B. Kesimpulan
Dapat ditarik kesimpulan dari materi di atas bahwa permainan Lompat Tali Merdeka adalah permainan tradisional masyarakat Melayu provinsi Riau dan umumnya dimainkan oleh anak perempuan yang dibagi menjadi dua kelompok. Terkadang juga permainan ini dimainkan oleh anak laki-laki, dimana setiap kelompok berjumlah dua orang atau lebih dengan menaati peraturan yang telah dibuat dan disepakati bersama dalam permainan tersebut. Permainan ini menggunakan karet gelang yang sudah disimpulkan secara memanjang. Permainan ini sangat sederhana dan mudah untuk dimainkan dengan cara melompati sebuah karet yang direnggangkan oleh dua orang yang bertugas sebagai pemegang tali dengan ketinggian awal yaitu setinggi lutut hingga setinggi acungan tangan.
Pada permainan Lompat Tali Merdeka ada beberapa komponen yang diperlukan yaitu pemain, tempat, dan peralatan. Adapun beberapa manfaat yang didapat dari permainan ini yakni, dapat melatih ketangkasan, kecermatan, kekuatan otot, kerja keras, keberanian, meningkatkan sportifitas, mengenal moral, meningkatkan kesehatan jantung dan mental, meningkatkan keseimbangan, meningkatkan keterampilan, dan masih banyak lagi manfaat yang didapat dari permainan tradisonal ini. Permainan tradisional ini patutnya dilestarikan agar tetap ada hingga masa yang akan datang dan dapat dimainkan oleh generasi yang akan datang khususnya kaum perempuan, karena sangat disayangkan jika permainan tradisional ini punah dari kehidupan masyarakat Riau terutama masyarakat Melayu di provinsi Riau.
[1] Binsar, Khalis ,dkk. Budaya Melayu Riau. Inti Prima Aksara. Solo. 2011. Hal 139
[4] Binsar, Khalis.Budaya Melayu Riau.Erlangga.Solo.2012. Hal 68
[5] Kuliah Pendor. “ Makalah Permainan Tradisional Lompat” 20 November 2017. //kuliahpendor.blogspot.com/2017/11/makalah-permainan-tradisional-lompat.html?m=1. Diakses 24 November 2020.
DAFTAR PUSTAKA
Binsar, Khalis.2012.Budaya Melayu Riau.Solo.Erlangga
Binsar, Khalis ,dkk.2011.Budaya Melayu Riau.Solo.Inti Prima Aksara
Halimah. “Tali Merdeka Kuansing Riau” //uun- halimah.blogspot.com/2008/02/tali-merdeka-kuansing riau.html?m=1#:~:text=Kuansing%20(Kuantan%20Singingi)%20adalah%20sebuah,melompat%20tali%2Dkaret%20yang%20tersimpul. Diakses 24 November 2020.
Kuliah Pendor. “ Makalah Permainan Tradisional Lompat” //kuliahpendor.blogspot.com/2017/11/makalah-permainan-tradisional-lompat.html?m=1. Diakses 24 November 2020.
Wisata Indonesia. “Sejarah Permainan Tradisional Lompat Tali.” //gpswisataindonesia.info/2014/01/sejarah-permainan-tradisional-lompat-tali-yeye/. Diakses 24 November 2020.