Jelaskan pentingnya penerapan manajemen bisnis Syariah

URGENSI MANAJEMEN DALAM

BISNIS ISLAM

Fuad Riyadi

Dosen STAIN Kudus

Abstract

In Islamic business, management serve as the basic elements that lways

exist and attached to the business processes that will be used as eference

by managers in carrying out activities to achieve goals. Urgency of

management in a business that is designed includes five functions:

planning (planning), organizing (organizing), actuating (mobilization),

controlling (control), evaluating (evaluation), coordinating

(coordination), motivating (motivation) and leading (leadership). So

there are seven function from the management perspective of Islam.

Business in Islam also aims to achieve four main things: (1) the target

results: profit-material and non-material benefits, (2) growth, (3)

sustainability, (4) blessing.

Key words : Management, Islamic bisnis, transaction

A. Pendahuluan

Bisnis telah menjadi

aktifitas

manusia setiap hari. Transaksi

dalam memunuhi hajat primer, sekunder maupun tersier sulit

dilepaskan dari unsur bisnis. Bahkan, kalau merujuk pada sejarah

kehidupan manusia, tahap demi tahap mampu membentuk

tatanan yang perspektif dalam aktifitas memenuhi hajat sesuai

dengan situasi dan kondisinya. Tatanan kehidupan yang tertata

baik dan terarah merupakan sendi-sendi manajemen yang tidak

bisa terpisahkan dengan kehidupan manusia.

Tatanan kehidupan manusia dari berbagai bentuknya

secara serta merta tidak akan terlepas dengan yang namanya

manajemen dari bentuk dan keadaan yang multi dimensi.

Tentunya manajemen menjadi keniscayaan bagi kehidupan

manusia untuk selalu diinovasi sesuai dengan perkembangan

zaman, sehingga manajemen bisa memberi manfaat yang lebih

baik.

Akhirnya, manajemen menjadi kata yang sedemikian

populernya diperbincangkan di mana-mana, dari mulai ruang-

Fuad Riyadi

ruang perkuliahan, arena seminar, media massa, rapat-rapat

perusahaan, sidang kabinet hingga percakapan di teras-teras

kafe.

Demam mengenai topik manajemen baik sebagai

bahan diskusi formal atau sekedar snobisme pribadi tengah

melanda kehidupan kita. Dari hari ke hari, semua kalangan di

negeri ini mulai terbiasa membicarakan manajemen dengan

pemaknaannya masing-masing, walaupun disadari ataupun

tidak, manajemen masih tetap merebak di mana-mana. (Faisal

Afif, 2003: 1).

Problem kemanusiaan yang semakin mengental untuk

pengetahuan yang dapat menyelesaikan berbagai masalah yang

dihadapi oleh umat Islam. Salah satunya adalah pemberian roh

atau semangat keberagamaan pada manajemen yang digunakan

pada berbagai instansi pemerintah maupun swasta, bisnis,

organisasi, lembaga, perusahaan maupun individu dalam

pengelolaan kehidupan agar lebih baik dan menuju lebih maju.

Salah satu upaya melakukannya adalah mengubah

paradigma pemikiran yang selama ini materialistis berupa

menjadi idealis, yang sebelumnya hedonis menjadi etis, dan

yang sebelumnya menghujat nilai-nilai ketuhanan berubah

menjadi lebih agamis.(Undang Ahmad Kamaludin, 2010:19)

Islam mengatur hubungan yang kuat antara akhlaq,

akidah, ibadah danmuamalat. Aspek muamalahlah merupakan

aturan main bagi manusia dalam menjalankan kehidupan

sosial, sekaligus merupakan dasar untuk membangunsistem

perekonomian yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Ajaran

muamalah akan menahan manusia dari menghalalkan segala

cara untuk mencari rezeki. Muamalah mengajarkan manusia

untuk mencari rezeki secara halal dan baik.

Definisi

Manajemen

Manajemen menjadi sangat penting artinya dari segala

aspek kehidupan. Karena itu manajemen menjadi icon yang

urgen baik secara individual maupun secara kelompok. Para

pakar manajemen memberikan definisi yang beragam walaupun

substansi dan esensinya bermuara para satu titik temu.

Pengertian manajemen yang paling sederhana disimpulkan

sebagai, “seni memperoleh hasil melalui berbagai kegiatan yang

66 Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam

Urgensi Manajemen dalam Bisnis Islam

dilakukan oleh orang lain.”

Istilah manajemen sendiri berasal dari bahasa Perancis

kuno, management, yang memiliki arti seni pelaksanaan dan

pengaturan. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan

dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya,

mendefinisikan manajemen sebagai seni penyelesaian pekerjaan

melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer

bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai

tujuan organisasi.

Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa

Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman. Selanjutnya,

bila kita mempelajari literature manajemen, maka akan ditemukan

bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu :

1. Manajemen sebagai suatu proses

2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang

melakukan aktivitas manajemen,

3. Manajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu

pengetahuan (science) (M. Manulang, 1981: 107)

Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai

sebuah proses perencanaan pengorganisasian, pengkoordinasian

dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals)

secara efektif dan efesien. Efektif berarti tujuan dapat dicapai

sesuai dengan perencanaan, sedangkan efisien berarti tugas

yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisasi sesuai dengan

jadwal.(Undang Ahmad Kamaludin dan Muhammad Alfan dan

Muhammad Alfan, 2010: 27)

Menurut James A.F. Stoner yang dikutip oleh subandi

manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,

kepemimpinan dan pengendalian upaya anggota organisasi dan

menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. (Agus Sabardi: 5)

Manajemen diartikan sebagai perencanaan,

pengorganisasian, memimpin dan mengandalikan upaya

organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi

tercapai secara efektif dan efisien. (Nanang Fatah, 2006:1)

Dalam konteks Islam manajemen disebut juga dengan

( ) yang bersal dari lafadz ( ).

Menurut S. Mahmud Al-Hawary manajemen (Al-Idarah) ialah;















  







BISNIS, Vol. 3, No. 1, Juni 2015 67

Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam

Fuad Riyadi





























.

















Artinya: manajemen adalah mengetahui kemana yang dituju,

kesukaran apa yang harus dihindari, kekuatan-kekuatan apa

yang dijalankan, dan bagaimana mengemudikan kapal anda

serta anggota dengan sebaik-baiknya tanpa pemborosan waktu

dalam proses mengerjakannya.

Dari ta’rif di atas memberi gambaran bahwa manajemen

merupakan kegiatan, proses dan prosedur tertentu untuk

mencapai tujuan akhir secara maksimal dengan bekerja sama

sesuai jobnya masing-masing. Maka kebersamaan dan tujuan

akhirlah yang menjadi fokus utama. (https://hefniy.wordpress.

com/2008/10/06/manajemen-dalam-perspektif-islam/)

Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena

tanpa manajemen semua usaha akan sia-sia dan mencapai

tujuan akan lebih sulit. Ada tiga alas an utama perlunya adanya

manajemen: 1. Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan

untuk mencapai tujuan organisasi dan pribadi, 2. Untuk menjaga

keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan.

Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara

tujuan-tujuan, saran-saran dan kegiatan-kegiatan yang saling

bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam

organisasi, seperti karyawan, manajemen, pelanggan.3. Untuk

mencapai efisiensi dan efektivitas. Suatu kerja organisasi dapat

diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang

umum adalah efisiensi dan efektivitas. (Heri Sudarsono, 2002:

6-7).

B. Pembahasan

Bisnis termasuk kata yang sering digunakan orang,

namun tidak semuanya memahami kata bisnis secara tepat

dan proporsional. Hughes dan Kapoor seperti dikutip oleh

Buchari Alma menjelaskan bahwa bisnis adalah suatu kegiatan

usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan

menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam

memenuhi kebutuhan masyarakat (Nur Ahmad Fadhil dan

Azhari Akmal, 2001:15).

BISNIS, Vol. 3, No. 1, Juni 2015

Urgensi Manajemen dalam Bisnis Islam

Lebih ringkas dari itu Brown dan Petrello menyebut

bisnis adalah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan

jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam pengertian yang

sederhana bisnis adalah lembaga yang menghasilkan barang

dan jasa untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bisnis ialah usaha komersial di

dunia perdagangan, bidang usaha, usaha dagang (Departemen

Pendidikan Dan Kebudayaan, 2001: 157).

Secara umum bisnis diartikan sebagai suatu kegiatan

yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh pendapatan

atau penghasilan atau rizki dalam rangka memenuhi kebutuhan

dan keinginan hidupnya dengan cara mengelola sumber daya

ekonomi secara efektif dan efisien. Skinner mendefinisikan

bisnis sebagai pertukaran barang, jasa atau uang yang saling

menguntungkan atau memberi manfaat. (Akhamad Nur Zaroni,

2007: 176).

Menurut Anoraga dan Soegiastuti di dalam buku Undang

Ahmad Kamaludin dan Muhammad Alfan, bisnis memiliki

makna dasar sebagai ”the buying and selling of goods and

services”. Adapun dalam pandangan Straub dan Attner, bisnis

tak lain adalah suatu organisasi yang menjalankan aktivitas

produksi dan penjualan barang-barang dan jasa-jasa yang

diinginkan oleh konsumen untuk memperoleh profit.

Dari definisi Dapat disimpulkan bahwa suatu organisasi

atau pelaku bisnis akan melakukan aktifitas bisnis dalam bentuk:

1. Memproduksi dan atau mendistribusi barang atau jasa, 2.

Mencari profit Mencoba memuaskan keinginan konsumen.

(Akhamad Nur Zaroni, 2007: 176).

Robert J Hughes dan Jeck R. Kapoor yang dikutip oleh

Bambang Subandi13 di dalam penelitiannya, bisnis adalah

suatu kegiatan individu yang terorganisasi untuk menghasilkan

dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan

dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Definisi di atas lebih

berorientasi pada kebutuhan masyarakat. Apabila kebutuhan

masyarakat meningkat, maka kegiatan lembaga bisnis juga

meningkat untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil

memperoleh laba. Lembaga bisnis yang dimaksud umumnya

dapat diklasifikasikan dalam tiga hal: 1. Usaha perseorangan

kecil-kecilan, 2. Usaha perusahaan besar, seperti pabrik, hotel

Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam

Fuad Riyadi

dan sebagainya, 3. Usaha dalam bidang struktur ekonomi

Negara. (Akhamad Nur Zaroni, 2007: 66).

Dalam Islam, bisnis merupakan salah satu dari sekian

jalan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Artinya Allah SWT

telah memberikan arahan bagi hamba- Nya untuk melakukan

bisnis. Dalam Islam sendiri terdapat aturan maupun etika

dalam melakukan bisnis. Kita sudah diberikan contoh riil oleh

Rasulullah SAW.

Definisi

Bisnis

Ada beberapa term dalam al-Quran yang berkaitan

dengan konsep bisnis. Di antaranya adalah kata : Al-Tijarah, Al-

Bai’u, Tadayantum dan Isytara. Terma tijarah berasal dari kata

dasar t-j-r, Tajara, Tajran Wa Tijaratan, yang bermakna berdagang,

berniaga, At-Tijaratun Walmutjar; perdagangan atau perniagaan,

Attijariyyu Wal Mutjariyyu; yang berarti mengenai perdagangan

atau perniagaan.

Kata bisnis atau tijarah di masyarakat lebih popular

dengan kata jual beli, di dalam bahasa Arab secara

etimologis berasal dari kata al bay’u ( ) dan al syirā ( ) yang

berarti mengambil sesuatu dan memberi sesuatu, sedang secara

terminologis para fuqaha memberikan definisi jual beli dalam

banyak pengertian yang mengacu pada satu kesimpulan bahwa

jual beli adalah, “Menukar suatu benda seimbang dengan harta

benda yang lain yang keduanya boleh (ditasharrufkan) dikendalikan

dengan ijab qabul menurut cara yang dihalalkan oleh syara’”. Term

ini memberikan pengertian jual beli dalam arti ekonomi, yaitu

adanya pertukaran komoditas dengan nilai kompensasi tertentu.

Akan tetapi bila melihat kepada Al Qur’an, jual beli atau

perdagangan mencakup pengertian yang eskatologis. Kata Jual

beli bukan hanya digunakan untuk menunjukkan aktivitas bisnis

pertukaran barang atau produk tertentu. Jual beli dapat berarti

“keyakinan, keta’atan, berinfaq dan jihād fī sabīillāh, (QS. ash Shaff

[61]: (10-12), al Baqarah [2]: 254, at Taūbah [5]: 111) . (Jusmaliani,

2008: 26).

Urgensi Manajemen Dalam Bisnis Islam

Pada dasarnya ajaran Islam yang tertuang dalam Al-

Qur’an dan As-Sunnah juga ijma’ lama banyak mengajarkan

BISNIS, Vol. 3, No. 1, Juni 2015

Urgensi Manajemen dalam Bisnis Islam

tentang kehidupan yang serba terarah dan teratur. Dalam

pelaksanaan shalat yang menjadi icon paling sakral dalam Islam

merupakan contoh konkrit adanya manajemen yang mengarah

kepada keteraturan. Puasa, haji dan amaliyah lainnya merupakan

pelaksanaan manajemen yang monomintal.

Rasul Muhammad SAW Sebegai interpretasi riil Al Qur’an

adalah sosok manajer yang handal, mengimplementasikan nilai-

nilai manajemen modern dalam kehidupan dan praktik bisnis

yang mendahului masanya. Jauh sebelum para ahli bisnis modern

seperti Frederick W. Taylor dan Henry Fayol pada abad ke-19

mengangkat prinsip manajemen sebagai sebuah disiplin ilmu,

Berdasarkan prinsip-prinsip manajemen modern, Rasulullah

SAW telah dengan sangat baik mengelola proses transaksi dan

hubungan bisnis dengan seluruh elemen bisnis serta pihak yang

terlihat di dalamnya.

Sebelum Dunia Barat menyebarkan ilmu manajemen

yang mereka temukan terlebih dahulu Islam sudah menjelaskan

manajemen bisnis yang baik yang telah diimplementasikan oleh

baginda Rasullullah. Kesuksesan Rasulullah SAW itu sudah

banyak dibahas dan diulas oleh para ahli sejarah Islam maupun

Barat. Padahal manajemen bisnis yang dijalankan Rasulullah

SAW hingga kini maupun di masa mendatang akan selalu

relevan diterapkan dalam bisnis modern.

Setelah kakeknya yang merawat Muhammad SAW sejak

bayi wafat, seorang pamannya yang bernama Abu Thalib lalu

merawatnya. Abu Thalib yang sangat menyayangi Muhammad

SAW sebagaimana anaknya sendiri adalah seorang pedagang.

Tidak heran jika beliau telah pandai berdagang sejak berusia

belasan tahun. Kesuksesan Rasulullah SAW dalam bisnis tidak

terlepas dari kejujuran yang mendarah daging dalam sosoknya.

Selain itu, Muhammad SAW juga dikenal sangat teguh

memegang kepercayaan (amanah) dan tidak pernah sekali-kali

mengkhianati kepercayaan itu. Menurut sejarah, telah tercatat

bahwa Muhammad SAW melakukan lawatan bisnis ke luar

negeri sebanyak 6 kali di antaranya ke Syam (Suriah), Teori dan

konsep manajemen yang digunakan saat ini sebenarnya bukan

hal yang baru dalam perspektif Islam. Manajemen itu telah

ada paling tidak ketika Allah menciptakan alam beserta isinya.

Unsur-unsur manajemen dalam pembuatan alam serta makhluk-

Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam

Fuad Riyadi

makhluknya lainnya tidak terlepas dengan manajemen langit.

Ketika Nabi Adam sebagai khalifah memimpin alam raya ini

telah melaksanakan unsur-unsur manajemen tersebut.

Tingkatan Manajemen

Bila dilihat dari tingkatan dalam organisasi, manajemen

dibagi menjadi tiga golongan yang berbeda yaitu:

1. Manajer lini garis-pertama (first line) adalah tingkatan

manajemen paling rendah dalam suatu organisasi yang

memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional. Dan

mereka tidak membawahi manajer yang lain.

2. Manajer menengah (middle manager) adalah manajemen

menengah dapat meliputi beberapa tingkatan dalam

suatu organisasi. Para manajer menengah membawahi

dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya

kadang-kadang juga karyawan operasional.

3. Manajer Puncak (top manager) terdiri dari kelompok yang

relatif kecil, manager puncak bertanggung jawab atas

manajemen keseluruhan dari organisasi (Heri Sudarsono,

2002:6-7).

Peran Manajemen

Dalam bisnis Islam, manajemen berperan sebagai elemen-

elemen dasar yang selalu ada dan melekat pada proses bisnis

yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan

kegiatan untuk mencapai tujuan. Urgensi manajemen dalam

bisnis yang dirancang meliputi lima fungsi yaitu perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan, pengawasan dan evaluasi.

Selain lima fungsi tersebut ada yang menambahkan coordination,

motivasion dan leading. Sehingga ada tujuh fungsi dari

manajemen perspektif Islam.

a. Planning (Perencanaan)

Perencanaan adalah memikiran apa yang akan dikerjakan

dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk

menentukan tujuan perusahaan secara seluruh dengan cara yang

terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Oleh karena itu perubahan

hendak dilakukan agar sampai pada tujuan dengan efektif dan

efisien yang harus direncanakan terebih dahulu.

Dalam Bahasa Arab Planning (Perencanaan) disebut

dengan yaitu perencanaan/ gambaran dari sesuatu

BISNIS, Vol. 3, No. 1, Juni 2015

Urgensi Manajemen dalam Bisnis Islam

kegiatan yang akan datang dengan waktu, metode tertentu.

Menurut Becker (2000) Perencanaan sebenarnya adalah

suatu cara “rasional” untuk mempersiapkan masa depan

(Rustiadi, 2008: 339). Sedangkan menurut Alder (1999) dalam

menyatakan bahwa :

“Perencanaan adalah suatu proses menentukan apa

yang ingin dicapai di masa yang akan datang serta menetapkan

tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya. Sebagian

kalangan berpendapat bahwa perencanaan adalah suatu

aktivitas yang dibatasi oleh lingkup waktu tertentu, sehingga

perencanaan, lebih jauh diartikan sebagai kegiatan terkoordinasi

untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam waktu tertentu.

Artinya perencanaan adalah suatu proses menentukan apa

yang ingin dicapai di masa yang akan dating serta menetapkan

tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya.

Dengan demikian, proses perencanaan dilakukan dengan

menguji berbagai arah pencapaian serta mengkaji berbagai

ketidakpastian yang ada, mengukur kemampuan (kapasitas)

kita untuk mencapainya kemudian memilih arah-arah terbaik

serta memilih langkah-langkah untuk mencapainya.” (Rustiadi,

2008: 339)

Setiap apa yang diperbuat oleh manusia maka ia harus

mempertanggung jawabkannya. Agama mengajarkan umatnya

untuk membuat perencanaan yang matang dan itqan, karena

setiap pekerjaan akan menimbulkan sebab akibat. Adanya

perencanaan yang baik akan menimbulkan hasil yang baik

juga sehingga akan disenangi oleh Allah. Tentunya penilaian

yang paling utama hanya penilaian yang datangnya dari Allah

SWT. Sebagaimana firman Allah SWT tentang perubahan yang

maknanya:

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu

kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada

diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki

keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang

dapat menolaknya dan sekali-kali tak ada pelindung

bagi mereka selain Dia.30 (Q.S. Ar-Ra’d: 11)

Perubahan tak akan terjadi jika tidak diawali dari diri

sendiri. Kehidupan baik dalam berbisnis maupun lainnya akan

bertransformasi kea rah positif jika dengan perencanaan yang

Fuad Riyadi

baik.

Di ayat lain Allah berfirman,

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada

Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa

yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan

bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Hasyr: 18)

Di ayat lain Allah berfirman,

Artinya: Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan)

kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

lain. Dan hanya kepada Tuhanlah hendaknya kamu

berharap. (Al Insyirah;7-8)

Selain Al Qur’an ada hadits Nabi SAW secara eksplisit

menekankan adanya planning dalam lima perkara, dalam

riwayat imam Hakim tatkala Nabi SAW menasehati seseorang:









































Artinya: Jagalah olehmu lima perkara sebelum datang

lima perkara yang lainnya, jaga masa mudamu sebelum tuamu,

jaga masa sehatmu sebelum datang waktu sakit, jaga masa

kayamu sebelum jatuh miskin, jaga masa lapangmu sebelum

sempit, dan jaga masa hidupmu sebelum datang kematian”.

(Mustadrok Hakim kitab roqooq :4/306)

Hadits diatas mengisyaratkan agar manusia membuat

planning yang jelas untuk masa depannya.

b. Organizing (organisasi)

Organization atau organisasi dalam bahasa Arab disebut

dengan . Tandhim merupakan wadah tentang fungsi setiap

orang, hubungan kerja baik secara vertikal maupun horizontal.

Organizing (organisasi) juga difahami adanya dua orang atau

lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk

mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) online,

organisasi adalah kesatuan (susunan dan sebagainya) yang

terdiri atas bagian-bagian (orang dan sebagainya) dalam

perkumpulan dan sebagainya untuk tujuan tertentu; 2 kelompok

74 Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam

BISNIS, Vol. 3, No. 1, Juni 2015

Urgensi Manajemen dalam Bisnis Islam

kerja sama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai

tujuan bersama. (http://kbbi.web.id/organisasi)

Dalam surat Ali Imran Allah berfirman:

Artinya: Dan berpeganglah kamu semuanya pada tali (agama)

Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah

akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa

jahiliyah) bermusuh-musuhan… (Q.S. Ali Imran; 103)

Ayat diatas menunjukkan bahwa organisasi merupakan

kumpulan orang-orang yang bisa diorganisir dengan baik. Maka

hendaknya bersatu-padulah dalam bekerja dan memegang

komitmen untuk menggapai cita-cita dalam satu payung

organisasi yang dimaksud. Organisasi yang baik mengayomi

anggotanya sebagai saudara. Allah berfirman:

Artinya: Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara.

Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara

kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah,

supaya kamu mendapat rahmat. (Q.S. Al Hujurat: 10)

Kinerja bersama dalam organisasi disesuaikan dengan

kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing individu.

Menyatukan langkah yang berbeda tersebut perlu ketelatenan

mengorganisir sehingga bisa berkompetitif dalam berkarya.

Disamping ayat di atas, Sayyidina Ali bin Abi Thalib membuat

statemen yang terkenal yaitu:

Artinya: kebenaran yang tidak terorganisasi dengan rapi,

dapat dikalahkan oleh kebatilan yang diorganisasi dengan baik.

Statemen sahabat Ali RA. merupakan pernyataan yang

realistis untuk dijadikan rujukan umat Islam. Hancurnya suatu

institusi yang terjadi saat ini karena belum berjalannya ranah

organisasi dengan menggunakan manajemen yang benar secara

maksimal.

Seorang muslim yang bertauhid berorganisasi ia

selalu mendasarkannya pada perintah Allah SWT. Bahkan

sesungguhnya kaum musim harus tetap bekerja sama. Allah

SWT berfirman:

Artinya: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali

(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan

ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu

dahulu (masa Jahiliyah) bermusuhmusuhan, maka

Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu

Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam

Fuad Riyadi

karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara

dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah

menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah

Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar

kamu mendapat petunjuk. (Q.S. Ali ‘Imron: 103)

c. Actuating (penggerakan)

Merupakan proses manajemen yang mengarahkan dan

memotivasi tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan (Bisri,

2005: 56). Actuating dapat diartikan penggerakan anggota

kelompok demikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan

berusaha untuk mencapai sasaran yang diinginkan.

Actuating merupakan fungsi manajemen secara langsung

berusaha merelasikan keinginan-keinginan organisasi sehingga

dalam aktifitasnya senantiasa berhubungan dengan metode dan

kebijaksanaan dalam mengatur dan mendorong agar bersedia

agar melakukan tindakan yang diinginkan oleh organisasi

tersebut.

Menggerakkan (actuating) menurut Tery berarti

merangsang anggota-anggota kelompok melaksanakan

tugas-tugas dengan antusias dan kemauan yang baik. Tugas

menggerakkan dilakukan oleh pemimpin.

d. Controlling (pengawasan)

Controlling adalah upaya agar tindakan yang

dilaksanakan terkendalikan dan sesuai dengan instruksi,

rencana, petunjuk, pedoman sertaketentuan-ketentuan yang

telah disepakati bersama. Pengendalian atau pengawasan

pelaksanaan bisnis pada hakekatnya dilaksanakan untuk

mengawasi dan mengetahui sampai di mana usaha bisnis yang

sudah dilakukan oleh tiap pelaksana bisnis sejalan dengan tugas-

tugas yang telah diberikan (Akhmad Nur Zaroni, 2007: 176)

Dalam bahasa Arab controlling atau pengawasan disebut

( ), pengamatan dan penelitian terhadap jalannya planning.

Dalam pandangan Islam menjadi syarat mutlak bagi pimpinan

untuk lebih baik dari anggotanya, sehingga kontrol yang ia

lakukan akan efektif. Pelaku bisnis merasa selalu diawasi

Allah, sehingga hal itu yang mengantar pada kejujuran. Allah

berfirman:

BISNIS, Vol. 3, No. 1, Juni 2015

Urgensi Manajemen dalam Bisnis Islam

Artinya: Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan

ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.

(Q.S. Qaaf: 18)

Bahkan dalam Al Qur’an lebih tegas menunjukkan kedekatan

Allah dengan hambanya:

Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia

dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan

Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya

(Q.S. Qaaf: 18).

Dalah hal bisnis, manajer bertanggung jawab untuk

mengontrol pegawainya. Jika pegawai memilik norma dan

etika bisnis secara Islam, tentu memudahkan menajer dalam

controlling.

Apalagi Menjaga keselamatan dan kesuksesan institusi

merupakan tugas utama manajer, baik organisasi keluarga

maupun organisasi secara universal. Bagaimana manajer

bisa mengontrol orang lain sementara dirinya masih belum

terkontrol. Dengan demikian seorang manajer orang terbaik

dan harus mengontrol seluruh anggotanya dengan baik.

Dalam ayat yang lain Allah menjelaskan bahwa kontrol yang

utama ialah dari Allah SWT.

Dalam konteks ayat-ayat dia atas, sebenarnya sangat

cukup sebagai konsep kontrol yang sangat efektif untuk

diaplikasikan. Memahami dan membumikan konteks ayat ini

menjadi hal yang sangat urgen. Para pelaksana institusi akan

melaksanakan tugasnya dengan konsisten sesuai dengan sesuatu

yang diembannya, bahkan lebih-lebih meningkatkan spirit lagi

karena mereka menganggap bahwa setiap tugas pertanggung

jawaban yang paling utama adalah kepada Sang Khaliq yang

mengetahui segala yang diperbuat oleh makhluk-Nya.

e. Evaluating (evaluasi)

Pengevaluasian adalah proses pengawasan dan

pengendalian performa perusahaan untuk memastikan

bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan sebuah

masalah yang ada di dalam operasional perusahaan kemudian

memecahkannya sebelum masalah itu menjadi semakin besar

(Undang Ahmad Kamaludin dan Muhammad Alfan: 34)

Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam

Fuad Riyadi

Evaluasi (bahasa Inggris: Evaluation) adalah proses

penilaian (Curtis, Dan B; Floyd, James J.; Winsor, Jerryl L.,1996:

414). Dalam perusahaan, evaluasi dapat diartikan sebagai proses

pengukuran akan evektivitas strategi yang digunakan dalam

upaya mencapai tujuan perusahaan. Data yang diperoleh dari

hasil pengukuran tersebut akan digunakan sebagai analisis

situasi program berikutnya.

Terdapat urutan atau proses yang mendasari sebelum

melakukan evaluasi, yakni:

1. Mengembangkan konsep dan mengadakan penelitian

awal. Konsep perlu direncanakan secara matang sebelum

diadakan eksekusi pesan dan perlu diadakan uji coba

untuk mengecek kesesuaian antara draft yang dibuat

dengan eksekusi pesannya.

2. Dengan uji coba yang dilakukan, pengevaluasi mencoba

mencari tanggapan dari khalayak. Tanggapan dari

khalayak ini penting untuk mengukur efektifitas pesan

yang disampaikan. (Wikipedia.html)

f. Coordination (koordinasi)

Dalam menggerakkan roda bisni perlu adanya koordinasi

yang baik. Koordinasi dalam bahasa arab di kenal dengan (

), yaitu upaya untuk mencapai hasil yang baik dengan

seimbang, termasuk diantara langkah-langkah bersama untuk

mengaplikasikan planning dengan mengharapkan tujuan yang

diidamkan.

g. Motivation (motivasi)

Dalam Wikipedia, Motivasi adalah proses yang

menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu

untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi

ini diantaranya adalah intensitas, arah, dan ketekunan.

Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow,

teori X dan teori Y Douglas McGregor maupun teori motivasi

kontemporer, arti motivasi adalah ‘alasan’ yang mendasari

sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu.

Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan

orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai

apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya

BISNIS, Vol. 3, No. 1, Juni 2015

Urgensi Manajemen dalam Bisnis Islam

yang sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam pengertian

yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan

dengan ‘semangat’, seperti contoh dalam percakapan “saya ingin

anak saya memiliki motivasi yang tinggi”. Statemen ini bisa

diartikan orang tua tersebut menginginkan anaknya memiliki

semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu dipahami bahwa ada

perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada

yang mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga

yang mengartikan motivasi sama dengan semangat.

Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas,

intensitas terkait dengan seberapa giat seseorang berusaha,

tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang

memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang

menguntungkan organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir,

ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang

dapat mempertahankan usahanya (Motivasi - Wikipedia bahasa

Indonesia, ensiklopedia bebas.html).

Dalam Islam motivation atau motivasi dikenal dengan (

) atau, menggerakan kinerja semaksimal mungkin dengan

hati sukarela. Masalah yang berhubungan dengan motivasi

Allah telah berfirman;

Artinya: Dan bahwasanya mausia tiada memperoleh selain dari

apa yang telah diusahakannya. (Q.S. An-Najm; 39)

Dalam ayat yang lain Allah berfirman:

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengobah sesuatu

kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada

pada diri mereka sendiri. (Q.S. Ar-Ra’du; 11)

Dari dua ayat tersebut di atas berimplikasi adanya motivasi untuk

selalu berusaha dan merobah keadaan. Dengan adanya usaha

dan adanya upaya merobah keadaan ke rarah yang lebih baik

akan mengantarkan kepada tujuan dan kesuksesan yang nyata.

Dalam sebuah kata hikmah disebutkan ( ), maksudnya:

Barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti mendapatkan.

Di samping itu Allah berfirman yang ada kaitannnya dengan

motivasi:

Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan

seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)

nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan

seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)

Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam

Fuad Riyadi

nya pula. (Q.S. Az-Zalzalah; 7-8)

Dari uraian di atas merupakan bentuk anjuran Islam

bagi umat manusia untuk memiliki motivasi dalam menjalani

hidup. Dengan tingginya semangat dan motivasi sebagai modal

awal dalam meraih kehidupan yang lebih cerah dan terarah.

Dengan demikian bahwa planning yang menjadi acuan utama

akan dengan mudah untuk bisa direalisasikan, karena dengan

berdasarkan agama, motivasi manusia tidak sekedar hanya

tumenyelesaikan ntutan duniawi saja, tetapi juga terhadap

pertanggung jawaban ukhrawinya.

h. Leading (khilafah/kepemimpinan)

Yakni mengatur, memimpin segala aktifitas kepada

tujuan. Dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist banyak membahas

tentang kepemimpinan. Diantaranya firman Allah SWT dalam

surat Al-An’am sebagai berikut:

Artinya : Dialah yang menetapkan kamu menjadi penguasa di

muka bumi, dan ditinggikan-Nya sebagian kamu atas

sebagian yang lain berapa derajat, sebagai cobaan bagimu

tentang semua yang diberikan-Nya kepadamu…. (Q.S.

Al-An’am; 165)

Selain dalam Al-Qur’an, Al-Hadist juga banyak yang

membahas tentang kepemimpinan, diantaranya:

Artinya: Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu

akan diminta ertanggungjawaban mengenai orang yangyang

kamu pimpin. (HR Muslim) (Al-Jadid, Al Asri :1968)

Dalam konsep ajaran Islam bahwa pemimpin tidak

hanya terfokus kepada seorang yang memimpin institusi

formal dan non formal. Tuntutan Islam lebih universal bahwa

kepemimpinan itu lebih

spesifik

lagi kepada setiap manusia yang

hidup ia sebagai pemimpin, baik memimpin dirinya maupun

kelompoknya. Dengan demikian, kepemimpinan dalam ajaran

Islam dimulai dari setiap individu. Setiap orang harus bisa

memimpin dirinya dari taqarrub kepada Allah dan menjauhi

larangan-Nya. Apabila manusia sudah bisa memimpin orang

lain. Disamping itu pertanggungjawaban pemimpin dalam

konteks Islam tidak serta merta hanya kepada sesama manusia,

tetapi yang paling utama adalah pertanggungjawaban kepada

Khaliknya. (Zainarti, Jurnal Iqra’, 2014)

BISNIS, Vol. 3, No. 1, Juni 2015

Urgensi Manajemen dalam Bisnis Islam

Tujuan Manajemen Bisnis

Bisnis dalam Islam bertujuan untuk mencapai empat hal

utama : (1) target hasil: profit-materi dan benefit-non materi, (2)

pertumbuhan, (3) keberlangsungan, (4) keberkahan. (Akhmad

Nur Zaroni, 2007: 176)

a. Target hasil: profit-materi dan benefit-nonmateri artinya

bahwa bisnis tidak hanya untuk mencari

profit

(qimah madiyah

atau nilai materi) setinggi tingginya tetapi juga harus dapat

memperoleh dan memberikan benefit (keuntungan atau

manfaat) non materi kepada internal organisasi perusahaan

eksternal (lingkungan), seperti terciptanya suasana

persaudaraan, kepedulian sosial dan sebagainya.

b. Benefit, yang dimaksudkan tidaklah semata memberikan

manfaat kebendaan, tetapi juga dapat bersifat non materi.

Islam memandang bahwa tujuan suatu perbuatan baik

tidak hanya berorientasi pada qimah madiyah. Masih ada tiga

orientasi lainnya, yakni qimah isnaniyah, qimah khuluqiyah

dan qimah ruhiyah. Dengan qimah insaniyah, berarti pengelola

berusaha memberikan manfaat yang bersifat kemanusiaan

melalui kesempatan kerja, bantuan sosial (sedekah) dan

bantuan lainnya. Qimah khuluqiyah, mengandung pengertian

bahwa nilai-nilai akhlak mulia menjadi suatu kemestian

yang harus muncul dalam setiap aktivitas bisnis sehingga

tercipta hubungan persaudaraan yang Islami, bukan sekedar

hubungan fungsional atau profesional. Sementara itu qimah

ruhiyah berarti aktivitas dijadikan sebagai media untuk

mendekatkan diri kepada Allah SWT (Ganjar Isnawan, 2012:

10-11).

c. Pertumbuhan, jika profit materi dan profit non materi telah

diraih, perusahaan harus berupaya menjaga pertumbuhan

agar selalu meningkat. Upaya peningkatan ini juga harus

selalu dalam koridor syariah, bukan menghalalkan segala

cara.

d. Keberlangsungan, target yang telah dicapai dengan

pertumbuhantiaptahunnyaharusdijagakeberlangsungannya

agar perusahaan dapat berkembang dalam rukun waktu

yang lama.

e. Keberkahan, semua tujuan yang telah mencapai tidak akan

Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam

Fuad Riyadi

berarti apa-apa jika tidak ada keberkahan di dalamnya, maka

bisnis Islam menempatkan berkah sebagai tujuan inti, karena

ia merupakan bentuk dari diterimanya segala aktivitas

manusia. Keberkahan ini menjadi bukti bahwa bisnis yang

dilakukan oleh pengusaha muslim telah mendapat Ridha

dari Allah SWT dan bernilai ibadah (Muslich, 2004: 43).

C. Simpulan

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa

pada dasarnya ajaran Islam yang tertuang dalam Al-Qur’an

dan As-Sunnah juga ijma’ ulama banyak mengajarkan tentang

kehidupan yang serba terarah dan teratur. Dalam pelaksanaan

shalat yang menjadi ikon paling sakral dalam Islam merupakan

contoh konkrit adanya manajemen yang mengarah kepada

keteraturan. Puasa, haji dan amaliyah lainnya merupakan

pelaksanaan manajemen yang monomintal. Teori dan konsep

manajemen yang digunakan saat ini sebenarnya bukan hal yang

baru dalam perspektif Islam. Manajemen itu telah ada paling

tidak ketika Allah menciptakan alam beserta isinya. Unsur-unsur

manajemen dalam pembuatan alam serta makhluk-makhluknya

lainnya tidak terlepas dengan manajemen langit.

Dalam bisnis Islam, manajemen berperan sebagai elemen-

elemen dasar yang selalu ada dan melekat pada proses bisnis

yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan

kegiatan untuk mencapai tujuan. Urgensi manajemen dalam

bisnis yang dirancang meliputi lima fungsi yaitu planning

(perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating

(penggerakan), controlling (control), evaluating (evaluasi),

coordinating (koordinasi), motivating (motivasi) dan leading

(kepemimpinan). Sehingga ada tujuh fungsi dari manajemen

perspektif Islam.

Bisnis dalam Islam juga bertujuan untuk mencapai empat

hal utama : (1) target hasil: profit-materi dan benefit-non materi,

(2) pertumbuhan, (3) keberlangsungan, (4) keberkahan.

BISNIS, Vol. 3, No. 1, Juni 2015

Urgensi Manajemen dalam Bisnis Islam

DAFTAR PUSTAKA

M. Manulang, 1981, Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Undang Ahmad Kamaludin dan Muhammad Alfan dan

Muhammad Alfan, 2010, Etika

Manajemen Islam, Bandung: Pustaka Setia.

Agus Sabardi, tt, Manajemen Pengantar, Edisi Revisi, Yogyakarta,

UPP AMP YKN.

Nur Ahmad Fadhil dan Azhari Akmal, 2001, Etika Bisnis Dalam

Islam, Jakarta: Hijri Pustaka Utama.

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 2001, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka.

Nanang Fatah, 2006, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung:

Remaja Rosda Karya.

Heri Sudarsono, 2002, Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar,

Yogyakarta: Ekonisia.

Faisal Afiff, Pendekatan Manajemen Bisnis Berbasis

Profesionalisme dan Kewirausahaan: Menuju Era

Indonesia Baru, Jurnal Universitas Paramadina, Vol. 2 No.

3, Mei 2003.

George R. Terry, 1986, Asas-asas manajemen, alih bahasa Winardi,

Penerbit: Bandung, Alumni.

Curtis, Dan B; Floyd, James J.; Winsor, Jerryl L., 1996. Komunikasi

Bisnis dan Profesional. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Ganjar Isnawan, 2012, Jurus Cerdas Investasi Syariah, Jakarta:

Lascar Aksara,

Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam

Fuad Riyadi

Heri Sudarsono, 2002, Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar,

Yogyakarta: Ekonisia.

Muslich, Etika Bisnis Islam, Landasan Filosofi, Normatif dan

Substansi Implementasi, Yogyakarta: Ekonisiaa Fakultas

Ekonomi UII, 2004.

Zainarti, 2014, Manajemen Islami Perspektif Al-Qur’an, Jurnal Iqra’

Volume 08 No.01 Mei, 2014

Akhamad Nur Zaroni, Bisnis dalam Perspektif Islam, Jurnal

Ekonomi Islam Vol. IV, No. 2, Desember 2007.

Wikipedia bahasa Indonesia, diakses pada tanggal, 6/10/2015.

Pukul 10.30 WIB.