Show
07 Jun, 2021
Sebelum membahas lebih dalam, untuk yang baru awal belajar PLTB pasti banyak yang kebingungan dengan penggunaan istilah bayu. Umumnya pertanyaannya seperti ini “Kenapa, sih, gak pakai istilah angin aja?” Jadi, alasan kuat mengapa menggunakan istilah bayu itu juga belum diketahui secara pasti, tetapi kuat kemungkinan karena jika menggunakan “angin” maka akan menjadi PLTA, sedangkan PLTA adalah pembangkit listrik tenaga air. Alhasil digunakannlah bayu sehingga menjadi PLTB. Pengertian PLTB Seperti namanya, PLTB menggunakan angin sebagai sumber energi utama. Jadi, secara sederhana PLTB itu mengkonversi energi angin menjadi energi listrik. PLTB termasuk ke dalam EBT (Energi Baru terbarukan) sehingga lebih ramah lingkungan. Baca Juga: Menelisik Lebih Dalam Potensi PLTB di Indonesia Komponen PLTB Dalam mengkonversi angin menjadi energi listrik, turbin PLTB memiliki beberapa komponen utama yang digunakan, yaitu:
Prinsip kerja PLTB PLTB berkerja berdasarkan angin. Jadi, secara singkat penjelasannya begini, angin menggerakkan sudu-sudu. Kemudian, sudu-sudu yang berputar menggerakkan poros. Selajutnya, poros yang berputar tadi di transmisikan ke gearbox untuk diperbesar lagi putarannya. Dari gearbox, putarannya ditransmisikan lagi ke generator. Generator mengubah putaran menjadi listrik. Listrik dari generator sebagian ada yang digunakan langsung, tetapi sebagian ada yang di simpan pada baterai untuk digunakan pada keadaan tertentu.
Kebutuhan listrik masyarakat selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Pasokan sumber listrik ditopang oleh berbagai jenis pembangkit, salah satunya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Angin yang juga disebut Pembangkit Listrik Tenaga Bayu. Pembangkit listrik dengan sistem kerja ini mampu mengkonversi energi angin atau bayu menjadi listrik dengan memanfaatkan kincir angin sebagai generator. Salah satu contoh PLTB di Indonesia terdapat di Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Angin / BayuPLTB adalah sistem pembangkit listrik dengan memanfaatkan angin untuk memutar kincir yang berfungsi sebagai generator. Sumber energi angin sangat potensial dikembangkan di Indonesia karena murah, ramah lingkungan dan ketersediaannya berkelanjutan. Sejarah PLTBKincir angin atau turbin angin merupakan komponen utama dalam Pembangkit Listrik Tenaga Angin. Awalnya, penggunaan turbin angin difungsikan untuk kegiatan penggilingan padi atau keperluan irigasi para petani. Penggunaan turbin angin sebagai pembangkit listrik pertama kali di temukan di Skotlandia pada tahun 1887. James Blyth merupakan seorang sarjana yang menggunakan turbin angin untuk mengisi baterai yang berfungsi sebagai penerangan rumah. environment-indonesia.comBeberapa bulan kemudian, ilmuan Amerika bernama Charles F. Brush mengembangkan turbin otomatis untuk menghasilkan listrik. Perkembangannya semakin pesat hingga tahun 1900, Denmark mempunyai kurang lebih 2.500 kincir angin yang digunakan untuk memenuhi keperluan penggilingan, pompa, hingga pembangkit listrik. Perkembangan turbin angin modern dimulai pada tahun 1931, yaitu diawali dengan pembangunan kincir angin di Yalta, Uni Soviet. baca juga: Hari Emisi Nol - 21 September, Misi Tekan Polusi Dunia! KomponenPrinsip kerja dasar pembangkit listrik tenaga angin adalah mengubah energi mekanis yang bersumber dari angin menjadi energi kinetik. Putaran pada kincir kemudian dimanfaatkan untuk memutar generator. Namun dalam prosesnya tidak berlangsung semudah itu, terdapat bermacam sub sistem yang berfungsi untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi turbin angin. Berikut adalah komponen yang ada pada turbin angin, antara lain: 1. GearboxKomponen mesin turbin ini berguna untuk mengubah putaran pada kincir yang rendah menjadi putaran tinggi. Gearbox yang banyak digunakan adalah perbandingan 1:60. 2. Brake SystemAlat ini berfungsi untuk menjaga putaran poros setelah gearbox agar pada prosesnya selalu berada di titik aman saat terjadi tiupan angin besar. Saat titik kerja sudah ditentukan, generator ini akan menghasilkan energi listrik secara maksimal. Adanya angin akan menyebabkan putaran cepat pada poros generator. Jika tidak diatasi, maka hal tersebut dapat merusak generator. Putaran yang berlebih akan menimbulkan kerusakan pada komponen, yaitu overheat, rotor breakdown, serta putusnya kawat generator karena tidak mampu menahan arus yang besar. 3. GeneratorKomponen ini adalah bagian terpenting dalam sistem turbin angin. Generator berfungsi untuk mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Prinsip kerja generator menerapkan teori medan elektromagnetik. Ini dikarenakan salah satu cara kerja generator pada bagian porosnya terpasang material ferromagnetic permanan. Selanjutnya, poros tersebut dikelilingi oleh stator yang berbentuk kumparan-kumparan kawat seperti loop. Saat poros generator bergerak, maka perubahan fluks akan terjadi di stator yang kemudian menghasilkan tegangan dan arus listrik. Lalu hasil tersebut dialirkan melalui kabel jaringan dan akhirnya dapat digunakan oleh masyarakat luas. baca juga: 17++ Tanaman Perkebunan Bernilai Tinggi Tegangan dan arus listrik dari generator ini berjenis AC atau Alternating current dan tegangan tersebut membentuk gelombang sinusoidal. 4. Penyimpanan EnergiKomponen ini berfungsi untuk back-up energi listrik ketika tiupan angin mereda. Selain itu, komponen ini juga bermanfaat untuk menyimpan energi ketika terjadi kelebihan daya saat turbin berputar kencang. Alat penyimpanan energi ini cara kerjanya seperti aki mobil demham kapasitas penyimpanan yang cukup besar. Energi yang disimpan pada aki mobil sebesar 12 volt, 65 Ah bisa digunakan untuk kebutuhan listrik rumah tangga sekitar 0,5 jam pada daya 780 watt Namun penggunaan aki mobil memiliki kelemahan. Untuk mengisi energinya aki memerlukan catu daya DC (Dirrect current) sementara daya yang diproduksi dari generator adalah daya AC (Alternating current). Kondisi demikian membuat rectifier inverter diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. mongabay.co.idKeunggulan Pembangkit Listrik Tenaga AnginSebagai salah satu energi alternatif untuk membangkitkan listrik, tentu sumber pembangkit ini memiliki keunggulan dibanding pembangkit listrik lainnya, antara lain:
Sebagai negara dengan garis pantai panjang, potensi energi angin di Indonesia sangat potensial untuk dimanfaatkan. Kementrian ESDM merilis pernyataan bahwa sejumlah wilayah di Indonesia berpotensi menghasilkan energi listrik melalui angin dengan kapasitas lebih dari 100 megawatt. Beberapa daerah denagn potensi tersebut adalah Gunung Kidul, Tanah Laut, Belitung Timur, Buton, Kupang, Ambon, Saumlaki, Kei Kecil, Selayar, hingga Sumba Timur. Lokasi lain juga masih dalam tahap pengembangan seiring dengan dorongan Presiden dalam upaya pengembangan sumber daya listrik untuk memenuhi kebutuhan industri dan masyarakat. Kelemahan Pembangkit Listrik Tenaga AnginMeski memiliki keuntungan dibanding pembangkit listrik lain, namun faktanya PLTB juga memiliki kelemahan, yaitu:
|