Jelaskan proses terjadinya pergerakan otot

Otot dikatakan bergerak atau melakukan fungsinya apabila terjadi kontraksi atau pemendekan Sarcomer. Pada artikel mekanisme kerja otot bagian 1, telah dijelaskan proses-proses penghantaran impuls pada Neuromuscular Junction. Namun proses gerak otot ini tidak berhenti pada tahap itu saja, melainkan hingga adanya pergerakan / pergeseran  antara Thin dan Thick Filamen. Mekanisme ini disebut pula dengan Sliding Filament Theory. Artikel berikut akan menjelaskannya secara sederhana untuk Anda.

Jelaskan proses terjadinya pergerakan otot

Miofilament adalah unit terkecil dari otot yang terdiri dari Thin dan Thick Filament. Thin Filament merupakan serabut penyusun otot yang terdiri dari protein Aktin, Troponin, dan Tropomyosin, sedangkan Thick Filament terdiri dari protein Myosin.

Protein Aktin: protein berbentuk rantai ganda (Double Helical Chain) yang memiliki struktur yang dinamakan Binding Site sebagai tempat melekatnya protein Myosin saat terjadi pergeseran / pergerakan.

Troponin: tiga molekul kompleks yang menjadi satu kesatuan. Troponin merupakan tempat melekatnya kalsium. Kalsium yang melekat pada bagian ini membuat Binding Site yang tertutupi oleh Tropomyosin terbuka.

Tropomyosin: protein yang menyerupai benang dengan fungsi menutupi Binding Site pada Aktin ketika tidak berkontraksi.

Myosin: protein yang berbentuk seperti stik golf/memiliki kepala pada bagian ujungnya yang sering disebut Cross Bridges. Kepala Myosin ini yang memungkinkan adanya pergeseran (ke depan maupun ke belakang) pada Thin Filament sehingga pergerakan pun terjadi. Cross Bridges akan menempel pada Binding Site Thin Filament ketika mengalami Power Stroke (kontraksi Cross Bridges kaya energi).

 

Jelaskan proses terjadinya pergerakan otot

Sliding Filament Theory dimulai dari adanya kalsium yang dilepaskan/dikeluarkan oleh Terminal Cisternae ke Sitosol. Kalsium ini akan menempel pada Troponin sehingga membuat Tropomyosin yang menutupi Binding Site terbuka. Cross Bridges kaya ATP terhidrolisis (ADP) akan mengalami Power Stroke sehingga Myosin akan menempel pada Binding Site dan melakukan geraknya (pergeseran Thin Filament).

Jelaskan proses terjadinya pergerakan otot

Adanya ATP (Adenosine Triphosphate) yang menempel pada Cross Bridges saat Power Stroke akan melepas atau memutus ikatan antara Cross Bridges dengan Binding Site sehingga Myosin kembali ke tempat semula. Kalsium yang menempel pun ikut terlepas sehingga Binding Site Thin Filament tertutup kembali oleh Tropomyosin dan kalsium kembali ke Sarcoplasmic Reticulum, Dengan demikian pergeseran tidak terjadi lagi.

Kontributor : Jansen Ongko

Jelaskan proses terjadinya pergerakan otot

Jelaskan proses terjadinya pergerakan otot
Lihat Foto

lumenlearning.com

Ilustrasi mekanisme kerja otot


KOMPAS.com – Otot merupakan alat gerak aktif yang sangat penting bagi manusia. Otot bekerja dengan cara berkontraksi, menggerakkan tulang dan sendi, membuat manusia dan hewan bisa menggerakkan anggota tubuhnya.

Namun, bagaimana mekanisme terjadinya kontraksi otot? Menurut B. Brenner dan E. Eisenberg dalam jurnal The Mechanism of Muscle Contraction: Biochemical, Mechanical, and Structural Approaches to Elucidate Cross-bridge Action in Muscle (1987) kontraksi otot teradi ketika filament aktin tipis dan filament miosin tebal saling bergesekan.

Berikut adalah tahapan mekanisme kontraksi otot!

Baca juga: Fungsi Tulang dan Otot pada Manusia

Pelepasan ion kalsium

Mekanisme kontraksi otot dimulai dari sistem saraf pusat sebagai pusat kendali tubuh. Sistem saraf pusat, baik otak maupun sumsum tulang belakang mengeluarkan impuls atau potensial aksi ke neuron motorik.

Potensial aksi kemudian akan menjalar hingga ke ujung serat otot memicu pelepasan asetilkolin. Dilansir dari BioNinja, asetilkolin kemudian memulai depolarisasi di dalam sarkolema dan menyebabkan retikulum sarkoplasma melepaskan ion kalsium (Ca2+).

Pembentukan jembatasan silang aktin dan miosin

Setelah pelepasan ion kalsium, mekanisme otot masuk ke tahap selanjutnya yaitu pembentukan jembatan sialng antara aktin dan miosin. Ion kalsium yang dilepaskan kemudian berikatan dengan troponin.

Hal tersebut mengaktifkan aktin dan memberikan jalan untuk berikatan miosin. Miosin yang berikatan dengan aktin membentuk suatu struktur yang dinamakan dnegan jembatan silang.

Baca juga: Mikrofilamen: Pengertian, Struktur, Fungsi, dan Cirinya

Miosin kemudian mengikat aktin dan menariknya ke dalam, tahapan ini mengonsumsi energi dalam bentuk ATP. Ikatan ini melepaskan ADP dan juga fosfat. Kepala miosin kemudian berikatan dengan ATP yang baru, membuatnya melepaskan aktin.

Kepala miosin kemudian berada dalam konfigurasi energi yang tinggi dan siap berikatan dengan aktin selanjutnya.

Jelaskan proses terjadinya pergerakan otot

Jelaskan proses terjadinya pergerakan otot
Lihat Foto

Kompas.com/SILMI NURUL UTAMI

Pergeseran jembatan silang aktin dan miosin yang menyebabkan kontraksi otot

Dilansir dari Medicine Libretexts, kepala miosin bergerak menarik aktin bersamanya menyebakan sarkomer memendek dan otot berkontraksi. Penarikan aktin oleh miosin inilah yang membuat serat otot memendek dan berkontraksi sesuai dengan impuls yang diberikan.

Baca juga: Apa Saja Fungsi Protein di dalam Tubuh?

Pergeseran aktin dan miosin terus berlanjut, membuat otot berkontraksi dan memungkinkan manusia untuk bergerak juga mempertahankan kerja organ. Dilansir dari Lumen Learning, kontraksi otot baru akan berhenti jika sinyal dari neuron motorik berakhir.

Berakhirnya sinyal akan menghentikan retikulum sarkoplasma untuk melepaskan ion kalsium. Dan semua ion kalsium yang masih tersisa dipompa kembali ke dalam retikulum sarkoplasma.
Hal tersebut menyebabkan ikatan kalsium dengan troponin berhenti yang secara otomatis juga menutup situs pengikatan antara aktin dan miosin.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Mekanisme kontraksi otot berperan penting dalam membuat Anda bisa melakukan berbagai aktivitas. Dengan adanya mekanisme kerja otot berkontribusi mulai dari membuat Anda mampu berlari sampai menyokong kinerja sistem pencernaan dan jantung.

Ditinjau olehdr. Anandika Pawitri

Mekanisme kontraksi otot membantu manusia untuk tetap bisa berolahraga dan bergerak secara maksimal

Tubuh manusia terdiri berbagai macam jaringan otot yang Menyusun anatomi tulang dan organ.Dalam sistem gerak manusia, otot tidak hanya berperan sebagai pembentuk organ. Akan tetapi, juga berfungsi dalam membantu Anda untuk bisa bergerak secara leluasa.Cara kerjanya adalah dengan mekanisme kontraksi otot dalam membantu pergerakan dan kinerja dari organ-organ tubuh. Apakah Anda sudah mengetahui mekanisme kontraksi otot? Berikut adalah penjelasan lengkapnya.

Berbagai jenis otot manusia

Mekanisme kerja otot berbeda-beda, tergantung dari jenis ototnya. Berikut adalah berbagai jenis otot dalam anatomi tubuh manusia, di antaranya:Tak afdol rasanya jika membahas mekanisme kerja otot tanpa menyinggung jenis otot ini. Ya, otot lurik atau otot rangka adalah otot yang bisa dikendalikan secara sadar dan merupakan otot yang berfungsi untuk bergerak.Otot-otot lurik menempel pada tulang dan diikat dengan jaringan keras yang dikenal sebagai tendon. Saat otot lurik berkontraksi, tendon ikut bergerak dan menggerakan tulang.Berbeda dengan otot lurik, otot polos adalah otot yang tidak bisa digerakkan secara sadar. Otot polos dapat ditemukan di organ-organ tubuh, seperti organ pencernaan.Mekanisme kontraksi otot polos bekerja secara otomatis, sehingga tidak dapat diatur dan bekerja secara bertahap dibandingkan dengan otot lurik.Sebagai contoh, pergerakan otot pencernaan lebih pelan dan teratur saat makanan masuk ke organ sistem pencernaan daripada pergerakan otot tangan yang cepat.Otot jantung berbeda dengan otot lurik ataupun polos. Meskipun serupa dengan otot polos, Anda tidak dapat mengendalikan otot jantung secara sadar.Mekanisme kontraksinya membuat otot jantung mampu memompa darah ke seluruh tubuh dan mengubah kecepatan mekanisme kerja otot sesuai dengan kebutuhan tubuh.Contohnya, otot jantung akan memompa lebih pelan ketika Anda sedang beristirahat dan memompa lebih cepat ketika Anda sedang beraktivitas.

Baca Juga

Mengenal Biji Rami dan Segudang Manfaatnya untuk Kesehatan6 Cara Menggunakan Bath Salt yang MenyehatkanMengenal Rangka Aksial dan Apendikular yang Menyusun Tubuh Manusia

Mekanisme kontraksi otot dalam tubuh manusia

Mekanisme kontraksi otot sebenarnya merupakan bagian dari mekanisme kerja otot. Otot-otot berkontraksi dan melemas untuk dapat menggerakan tubuh.Perlu Anda ketahui pula bahwa mekanisme gerak otot yang berperan untuk kontraksi otot adalah sliding filamen. Yaitu, ketika filamen titpis bergeser melewati filamen tebal.Lalu, setiap proses kontraksi dan pelemasan yang timbul merupakan respon dari sistem saraf. Kunci dari mekanisme kontraksi otot adalah adanya sinyal dari otak dan energi dari makanan.Mengutip dari Visible Body, mekanisme kontraksi otot dapat dijabarkan menjadi beberapa tahapan, yaitu:Mekanisme kontraksi otot dimulai ketika adanya sinyal dari sistem saraf atau yang dikenal sebagai potensial aksi ke sel-sel dalam otot. Sinyal potensial aksi tersebut berjalan melalui neuron motorik hingga neuromuskular.Sinyal dari sistem saraf akan diterima oleh sebuah zat kimia bernama asetilkolin yang akan memicu berbagai reaksi kimia.Reaksi kimia tersebut memicu keluarnya kalsium dalam otot dan merangsang kinerja senyawa aktin (tipis) dan myosin (tebal). Ini adalah jenis senyawa protein struktural yang dapat memendekkan otot atau kontraksi.Jadi, peranan kalsium dalam kontraksi otot adalah untuk mengikat troponin (keloompok protein) dan mengubah bentuknya.Tak hanya itu saja, selama kontraksi otot berlangsung juga akan terjadi pengurangan karbohidrat yang menjadi sumber energi.Saat sinyal dari sistem saraf sudah berhenti, reaksi kimia dalam otot akan kembali seperti semula dan membuat otot memanjang atau melemas. Ini membalikkan mekanisme kontraksi otot.

Bagaimana menjaga kesehatan otot?

Menjaga kesehatan otot penting agar mekanisme gerak kontraksi otot tetap berjalan dengan baik.Apabila mekanisme kontraksi tidak sesuai, Anda akan mengalami kesulitan dalam bergerak ataupun terjasi masalah di organ-organ tertentu.Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kesehatan otot, seperti:Selain menjaga kesehatan tubuh dan menurunkan berat badan, menerapkan pola makan bergizi imbang dapat memberikan nutrisi yang memadai untuk mekanisme kerja otot.Konsumsilah sayuran, buah-buahan, protein rendah lemak, dan biji-bijian utuh. Anda juga perlu mengonsumsi makanan tinggi zat besi, seperti bayam, ayam, dan sebagainya.Selain itu, sebaiknya konsumsi protein dari makanan daripada suplemen, seperti protein dari daging ayam, tahu, telur, dan sebagainya.Berolahraga memang bisa merusak otot, tetapi tubuh akan memperbaiki kerusakan tersebut dan membuat otot menjadi semakin kuat.Anda tidak perlu memaksakan diri untuk olahraga angkat beban yang berat. Aktivitas atau olahraga ringan, seperti bulutangkis, jalan cepat, berlari, berenang, dan sebagainya juga dapat melatih otot.Sebaiknya, berolahraga selama kurang lebih 30 menit per harinya. Jangan lupa lakukan peregangan sebelumnya agar mekanisme kontraksi otot berkerja dengan baik.

Cara mencegah cedera otot

Cedera otot tidak akan membantu meningkatkan kekuatan otot, tetapi justru dapat merugikan dan mengganggu mekanisme kontraksi otot.Untuk itu, Anda bisa mencoba beberapa cara mencegah cedera otot di bawah ini, seperti:Saat akan mengangkat benda yang berat, terapkan postur mengangkat yang benar, yaitu dengan membiarkan punggung tetap lurus dan menekuk lutut.Postur tersebut mencegah cedera pada otot punggung dengan menyalurkan berat benda ke otot paha yang lebih kuat. Jika Anda tidak mampu mengangkat sendirian, mintalah bantuan orang lain.Saat melakukan olahraga yang berpotensi menimbulkan cedera, gunakan alat pelindung. Sebagai contoh, helm khusus atau pelindung siku dan lutut, untuk mengurangi risiko cedera otot.Hentikan olahraga ketika Anda merasakan nyeri yang tidak dapat ditahan pada area tubuh tertentu. Sebaiknya, istirahatkan otot dan konsultasikan dengan dokter ketika cedera otot terjadi.Sebelum berolahraga, selalu lakukan pemanasan berupa peregangan atau jogging ringan. Seusai olahraga, lakukan pendinginan untuk melemaskan otot-otot yang menegang.Apabila Anda baru akan memulai atau sudah lama tidak berolahraga, lakukan olahraga secara perlahan untuk mencegah cedera pada mekanisme kontraksi otot.Saat berolahraga, jangan lupa untuk meminum air untuk menangkal dehidrasi yang dapat menyebabkan pusing dan meningkatkan peluang terjadinya cedera otot.Mekanisme kontraksi otot merupakan salah satu bagian dari mekanisme kerja otot yang membantu Anda untuk bergerak dan mendukung kinerja organ-organ dalam tubuh. Selalu jaga kesehatan otot dengan menerapkan pola hidup sehat dan menghindari cedera otot. Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar mekanisme grak dan kontraksi otot, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play. 

cedera ototmasalah otothidup sehatfungsi organanatomi manusia

Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/319322.php
Diakses pada 03 Oktober 2019
NIH. https://www.niams.nih.gov/health-topics/kids/healthy-muscles#tab-id-1
Diakses pada 03 Oktober 2019
Visible Body. https://www.visiblebody.com/learn/muscular/muscle-contractions
Diakses pada 03 Oktober 2019

Manfaat kacang panjang bagi kesehatan berasal dari nutrisi yang terkandung. Kandungan kacang panjang inilah yang mampu menurunkan risiko beragam penyakit.

Rambai adalah buah yang memiliki sejumlah manfaat untuk kesehatan tubuh. Manfaat buah rambai untuk kesehatan tubuh sangat banyak, mulai dari meningkatkan sistem imun, hingga mengurangi risiko kanker.

24 Feb 2021|Rhandy Verizarie

Diet golongan darah B diciptakan oleh naturopati bernama dr. Peter D'Adamo pada tahun 1996. Golongan darah B lebih mudah untuk melakukan diet daripada golongan darah lain, khususnya golongan A dan O.

Dijawab Oleh dr. Evelin Kwandang

Dijawab Oleh Tim Dokter Sehatq

Dijawab Oleh dr. Elsinda Eka Sari