Revolusi Rusia 1917 adalah sebuah gerakan politik di Rusia yang memuncak pada 1917 dengan penggulingan pemerintahan provinsi yang telah mengganti sistem Tsar Rusia, dan menuju ke pendirian Uni Soviet, yang berkesudahan mencapai keruntuhannya pada 1991. Show Revolusi ini dapat dilihat dari dua fase berbeda:
Pengaruh Revolusi RusiaRevolusi Rusia telah sukses menumbangkan kekuasaan Tsar Nicholas II yang memerintah secara diktator. Rakyat Rusia yang merasakan kehidupan di berbagai aspek belakang suatu peristiwa kediktatoran Tsar Nicholas II, penghabisannya sukses menghimpun daya dan menentang kekuasaannya dalam bentuk revolusi. Revolusi Rusia telah sukses menumbangkan kediktatoran Rusia. Di samping itu, Revolusi Rusia yang berpaham komunis penghabisannya sukses mengubah haluan negara tersebut ke arah negara komunis. Seperti revolusi-revolusi lain, Revolusi Rusia juga membawa belakang suatu peristiwa adun untuk Rusia sendiri maupun untuk negara-negara di daerah di dunia termasuk Indonesia. Pengaruh Revolusi Rusia terhadap perkembangan pergerakan nasional di Indonesia tampak jelas dengan berkembangan mengerti Marxis yang belakang melahirkan Partai Komunis Indonesia. Benih-benih Marxisme dimasukkan ke Indonesia oleh seorang Belanda yang bernama H.J.F.M. Sneevliet. Atas dasar Marxisme inilah pada tanggal 9 Mei 1914 di Semarang, Sneevliet bersama-sama dengan J.A. Brandsteder, H.W. Dekker, dan P. Bersgma sukses membangun Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV). Sneevliet belakang memainkan infiltrasi (penyusupan) kader-kadernya ke dalam tubuh SI dengan menjadikan anggota-anggota ISDV untuk anggota SI, dan sebaliknya anggota-anggota SI menjadi anggota ISDV. Dengan cara ini Sneevliet dan kawan-kawannya telah mempunyai pengaruh yang kuat di kalangan SI, lagi pula setelah sukses mempengaruhi beberapa pemimpin SI, seperti Semaun dan Darsono. Akibatnya, SI Cabang Semarang yang sudah berada dibawah pengaruh ISDV lebih jelas warna Marxismenya sehingga mengakibatkan perpecahan dalam tubuh SI. Pada tahun 1919 ISDV diubah menjadi Partai Komunis Hindia dan selanjutnya pada bulan Desember 1920 menjadi Partai Komunis Indonesia. Dengan demikian, Revolusi Prancis, Revolusi Amerika, dan Revolusi Rusia berpengaruh terhadap munculnya pergerakan nasional Indonesia. Bedanya, jika Revolusi Prancis dan Revolusi Amerika berpengaruh terhadap munculnya organisasi pergerakan nasional yang berpaham nasional dan demokratis. Sebaliknya, Revolusi Rusia berpengaruh terhadap munculnya organisasi pergerakan yang berpaham komunis. Sumber : id.wikipedia.org, sepakbola.biz, p2k.ggkarir.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. Page 2Revolusi Rusia 1917 adalah sebuah gerakan politik di Rusia yang memuncak pada 1917 dengan penggulingan pemerintahan provinsi yang telah mengganti sistem Tsar Rusia, dan menuju ke pendirian Uni Soviet, yang berkesudahan mencapai keruntuhannya pada 1991. Revolusi ini dapat dilihat dari dua fase berbeda:
Pengaruh Revolusi RusiaRevolusi Rusia telah sukses menumbangkan kekuasaan Tsar Nicholas II yang memerintah secara diktator. Rakyat Rusia yang merasakan kehidupan di bermacam aspek belakang suatu peristiwa kediktatoran Tsar Nicholas II, penghabisannya sukses menghimpun daya dan menentang kekuasaannya dalam bentuk revolusi. Revolusi Rusia telah sukses menumbangkan kediktatoran Rusia. Di samping itu, Revolusi Rusia yang berpaham komunis penghabisannya sukses mengubah haluan negara tersebut ke arah negara komunis. Seperti revolusi-revolusi lain, Revolusi Rusia juga membawa belakang suatu peristiwa adun untuk Rusia sendiri maupun untuk negara-negara di daerah di dunia termasuk Indonesia. Pengaruh Revolusi Rusia terhadap perkembangan pergerakan nasional di Indonesia tampak jelas dengan berkembangan mengerti Marxis yang belakang melahirkan Partai Komunis Indonesia. Benih-benih Marxisme dimasukkan ke Indonesia oleh seorang Belanda yang bernama H.J.F.M. Sneevliet. Atas dasar Marxisme inilah pada tanggal 9 Mei 1914 di Semarang, Sneevliet bersama-sama dengan J.A. Brandsteder, H.W. Dekker, dan P. Bersgma sukses membangun Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV). Sneevliet belakang memainkan infiltrasi (penyusupan) kader-kadernya ke dalam tubuh SI dengan menjadikan anggota-anggota ISDV untuk anggota SI, dan sebaliknya anggota-anggota SI menjadi anggota ISDV. Dengan cara ini Sneevliet dan kawan-kawannya telah mempunyai pengaruh yang kuat di kalangan SI, lagi pula setelah sukses mempengaruhi beberapa pemimpin SI, seperti Semaun dan Darsono. Akibatnya, SI Cabang Semarang yang sudah berada dibawah pengaruh ISDV lebih jelas warna Marxismenya sehingga mengakibatkan perpecahan dalam tubuh SI. Pada tahun 1919 ISDV diubah menjadi Partai Komunis Hindia dan selanjutnya pada bulan Desember 1920 menjadi Partai Komunis Indonesia. Dengan demikian, Revolusi Prancis, Revolusi Amerika, dan Revolusi Rusia berpengaruh terhadap munculnya pergerakan nasional Indonesia. Bedanya, jika Revolusi Prancis dan Revolusi Amerika berpengaruh terhadap munculnya organisasi pergerakan nasional yang berpaham nasional dan demokratis. Sebaliknya, Revolusi Rusia berpengaruh terhadap munculnya organisasi pergerakan yang berpaham komunis. Sumber : id.wikipedia.org, sepakbola.biz, p2k.ggkarir.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. Page 3Revolusi Rusia 1917 adalah sebuah gerakan politik di Rusia yang memuncak pada 1917 dengan penggulingan pemerintahan provinsi yang telah mengganti sistem Tsar Rusia, dan menuju ke pendirian Uni Soviet, yang berkesudahan mencapai keruntuhannya pada 1991. Revolusi ini dapat dilihat dari dua fase berbeda:
Pengaruh Revolusi RusiaRevolusi Rusia telah sukses menumbangkan kekuasaan Tsar Nicholas II yang memerintah secara diktator. Rakyat Rusia yang merasakan kehidupan di bermacam aspek belakang suatu peristiwa kediktatoran Tsar Nicholas II, penghabisannya sukses menghimpun daya dan menentang kekuasaannya dalam bentuk revolusi. Revolusi Rusia telah sukses menumbangkan kediktatoran Rusia. Di samping itu, Revolusi Rusia yang berpaham komunis penghabisannya sukses mengubah haluan negara tersebut ke arah negara komunis. Seperti revolusi-revolusi lain, Revolusi Rusia juga membawa belakang suatu peristiwa adun untuk Rusia sendiri maupun untuk negara-negara di daerah di dunia termasuk Indonesia. Pengaruh Revolusi Rusia terhadap perkembangan pergerakan nasional di Indonesia tampak jelas dengan berkembangan mengerti Marxis yang belakang melahirkan Partai Komunis Indonesia. Benih-benih Marxisme dimasukkan ke Indonesia oleh seorang Belanda yang bernama H.J.F.M. Sneevliet. Atas dasar Marxisme inilah pada tanggal 9 Mei 1914 di Semarang, Sneevliet bersama-sama dengan J.A. Brandsteder, H.W. Dekker, dan P. Bersgma sukses membangun Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV). Sneevliet belakang memainkan infiltrasi (penyusupan) kader-kadernya ke dalam tubuh SI dengan menjadikan anggota-anggota ISDV untuk anggota SI, dan sebaliknya anggota-anggota SI menjadi anggota ISDV. Dengan cara ini Sneevliet dan kawan-kawannya telah mempunyai pengaruh yang kuat di kalangan SI, lagi pula setelah sukses mempengaruhi beberapa pemimpin SI, seperti Semaun dan Darsono. Akibatnya, SI Cabang Semarang yang sudah berada dibawah pengaruh ISDV lebih jelas warna Marxismenya sehingga mengakibatkan perpecahan dalam tubuh SI. Pada tahun 1919 ISDV diubah menjadi Partai Komunis Hindia dan selanjutnya pada bulan Desember 1920 menjadi Partai Komunis Indonesia. Dengan demikian, Revolusi Prancis, Revolusi Amerika, dan Revolusi Rusia berpengaruh terhadap munculnya pergerakan nasional Indonesia. Bedanya, jika Revolusi Prancis dan Revolusi Amerika berpengaruh terhadap munculnya organisasi pergerakan nasional yang berpaham nasional dan demokratis. Sebaliknya, Revolusi Rusia berpengaruh terhadap munculnya organisasi pergerakan yang berpaham komunis. Sumber : id.wikipedia.org, sepakbola.biz, p2k.ggkarir.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. Page 4Revolusi Rusia 1917 adalah sebuah gerakan politik di Rusia yang memuncak pada 1917 dengan penggulingan pemerintahan provinsi yang telah mengganti sistem Tsar Rusia, dan menuju ke pendirian Uni Soviet, yang berkesudahan mencapai keruntuhannya pada 1991. Revolusi ini dapat dilihat dari dua fase berbeda:
Pengaruh Revolusi RusiaRevolusi Rusia telah sukses menumbangkan kekuasaan Tsar Nicholas II yang memerintah secara diktator. Rakyat Rusia yang merasakan kehidupan di berbagai aspek belakang suatu peristiwa kediktatoran Tsar Nicholas II, penghabisannya sukses menghimpun daya dan menentang kekuasaannya dalam bentuk revolusi. Revolusi Rusia telah sukses menumbangkan kediktatoran Rusia. Di samping itu, Revolusi Rusia yang berpaham komunis penghabisannya sukses mengubah haluan negara tersebut ke arah negara komunis. Seperti revolusi-revolusi lain, Revolusi Rusia juga membawa belakang suatu peristiwa adun untuk Rusia sendiri maupun untuk negara-negara di daerah di dunia termasuk Indonesia. Pengaruh Revolusi Rusia terhadap perkembangan pergerakan nasional di Indonesia tampak jelas dengan berkembangan mengerti Marxis yang belakang melahirkan Partai Komunis Indonesia. Benih-benih Marxisme dimasukkan ke Indonesia oleh seorang Belanda yang bernama H.J.F.M. Sneevliet. Atas dasar Marxisme inilah pada tanggal 9 Mei 1914 di Semarang, Sneevliet bersama-sama dengan J.A. Brandsteder, H.W. Dekker, dan P. Bersgma sukses membangun Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV). Sneevliet belakang memainkan infiltrasi (penyusupan) kader-kadernya ke dalam tubuh SI dengan menjadikan anggota-anggota ISDV untuk anggota SI, dan sebaliknya anggota-anggota SI menjadi anggota ISDV. Dengan cara ini Sneevliet dan kawan-kawannya telah mempunyai pengaruh yang kuat di kalangan SI, lagi pula setelah sukses mempengaruhi beberapa pemimpin SI, seperti Semaun dan Darsono. Akibatnya, SI Cabang Semarang yang sudah berada dibawah pengaruh ISDV lebih jelas warna Marxismenya sehingga mengakibatkan perpecahan dalam tubuh SI. Pada tahun 1919 ISDV diubah menjadi Partai Komunis Hindia dan selanjutnya pada bulan Desember 1920 menjadi Partai Komunis Indonesia. Dengan demikian, Revolusi Prancis, Revolusi Amerika, dan Revolusi Rusia berpengaruh terhadap munculnya pergerakan nasional Indonesia. Bedanya, jika Revolusi Prancis dan Revolusi Amerika berpengaruh terhadap munculnya organisasi pergerakan nasional yang berpaham nasional dan demokratis. Sebaliknya, Revolusi Rusia berpengaruh terhadap munculnya organisasi pergerakan yang berpaham komunis. Sumber : id.wikipedia.org, sepakbola.biz, p2k.ggkarir.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. Page 5Revolusi Rusia 1917 adalah sebuah gerakan politik di Rusia yang memuncak pada 1917 dengan penggulingan pemerintahan provinsi yang telah mengganti sistem Tsar Rusia, dan menuju ke pendirian Uni Soviet, yang berkesudahan mencapai keruntuhannya pada 1991. Revolusi ini dapat dilihat dari dua fase berbeda:
Pengaruh Revolusi RusiaRevolusi Rusia telah sukses menumbangkan kekuasaan Tsar Nicholas II yang memerintah secara diktator. Rakyat Rusia yang merasakan kehidupan di berbagai aspek belakang suatu peristiwa kediktatoran Tsar Nicholas II, penghabisannya sukses menghimpun daya dan menentang kekuasaannya dalam bentuk revolusi. Revolusi Rusia telah sukses menumbangkan kediktatoran Rusia. Di samping itu, Revolusi Rusia yang berpaham komunis penghabisannya sukses mengubah haluan negara tersebut ke arah negara komunis. Seperti revolusi-revolusi lain, Revolusi Rusia juga membawa belakang suatu peristiwa adun untuk Rusia sendiri maupun untuk negara-negara di daerah di dunia termasuk Indonesia. Pengaruh Revolusi Rusia terhadap perkembangan pergerakan nasional di Indonesia tampak jelas dengan berkembangan mengerti Marxis yang belakang melahirkan Partai Komunis Indonesia. Benih-benih Marxisme dimasukkan ke Indonesia oleh seorang Belanda yang bernama H.J.F.M. Sneevliet. Atas dasar Marxisme inilah pada tanggal 9 Mei 1914 di Semarang, Sneevliet bersama-sama dengan J.A. Brandsteder, H.W. Dekker, dan P. Bersgma sukses membangun Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV). Sneevliet belakang memainkan infiltrasi (penyusupan) kader-kadernya ke dalam tubuh SI dengan menjadikan anggota-anggota ISDV untuk anggota SI, dan sebaliknya anggota-anggota SI menjadi anggota ISDV. Dengan cara ini Sneevliet dan kawan-kawannya telah mempunyai pengaruh yang kuat di kalangan SI, lagi pula setelah sukses mempengaruhi beberapa pemimpin SI, seperti Semaun dan Darsono. Akibatnya, SI Cabang Semarang yang sudah berada dibawah pengaruh ISDV lebih jelas warna Marxismenya sehingga mengakibatkan perpecahan dalam tubuh SI. Pada tahun 1919 ISDV diubah menjadi Partai Komunis Hindia dan selanjutnya pada bulan Desember 1920 menjadi Partai Komunis Indonesia. Dengan demikian, Revolusi Prancis, Revolusi Amerika, dan Revolusi Rusia berpengaruh terhadap munculnya pergerakan nasional Indonesia. Bedanya, jika Revolusi Prancis dan Revolusi Amerika berpengaruh terhadap munculnya organisasi pergerakan nasional yang berpaham nasional dan demokratis. Sebaliknya, Revolusi Rusia berpengaruh terhadap munculnya organisasi pergerakan yang berpaham komunis. Sumber : id.wikipedia.org, sepakbola.biz, p2k.ggkarir.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. Page 6Revolusi Rusia 1917 adalah sebuah gerakan politik di Rusia yang memuncak pada 1917 dengan penggulingan pemerintahan provinsi yang telah mengganti sistem Tsar Rusia, dan menuju ke pendirian Uni Soviet, yang berkesudahan mencapai keruntuhannya pada 1991. Revolusi ini dapat dilihat dari dua fase berbeda:
Pengaruh Revolusi RusiaRevolusi Rusia telah sukses menumbangkan kekuasaan Tsar Nicholas II yang memerintah secara diktator. Rakyat Rusia yang merasakan kehidupan di berbagai aspek belakang suatu peristiwa kediktatoran Tsar Nicholas II, penghabisannya sukses menghimpun daya dan menentang kekuasaannya dalam bentuk revolusi. Revolusi Rusia telah sukses menumbangkan kediktatoran Rusia. Di samping itu, Revolusi Rusia yang berpaham komunis penghabisannya sukses mengubah haluan negara tersebut ke arah negara komunis. Seperti revolusi-revolusi lain, Revolusi Rusia juga membawa belakang suatu peristiwa adun untuk Rusia sendiri maupun untuk negara-negara di daerah di dunia termasuk Indonesia. Pengaruh Revolusi Rusia terhadap perkembangan pergerakan nasional di Indonesia tampak jelas dengan berkembangan mengerti Marxis yang belakang melahirkan Partai Komunis Indonesia. Benih-benih Marxisme dimasukkan ke Indonesia oleh seorang Belanda yang bernama H.J.F.M. Sneevliet. Atas dasar Marxisme inilah pada tanggal 9 Mei 1914 di Semarang, Sneevliet bersama-sama dengan J.A. Brandsteder, H.W. Dekker, dan P. Bersgma sukses membangun Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV). Sneevliet belakang memainkan infiltrasi (penyusupan) kader-kadernya ke dalam tubuh SI dengan menjadikan anggota-anggota ISDV untuk anggota SI, dan sebaliknya anggota-anggota SI menjadi anggota ISDV. Dengan cara ini Sneevliet dan kawan-kawannya telah mempunyai pengaruh yang kuat di kalangan SI, lagi pula setelah sukses mempengaruhi beberapa pemimpin SI, seperti Semaun dan Darsono. Akibatnya, SI Cabang Semarang yang sudah berada dibawah pengaruh ISDV lebih jelas warna Marxismenya sehingga mengakibatkan perpecahan dalam tubuh SI. Pada tahun 1919 ISDV diubah menjadi Partai Komunis Hindia dan selanjutnya pada bulan Desember 1920 menjadi Partai Komunis Indonesia. Dengan demikian, Revolusi Prancis, Revolusi Amerika, dan Revolusi Rusia berpengaruh terhadap munculnya pergerakan nasional Indonesia. Bedanya, jika Revolusi Prancis dan Revolusi Amerika berpengaruh terhadap munculnya organisasi pergerakan nasional yang berpaham nasional dan demokratis. Sebaliknya, Revolusi Rusia berpengaruh terhadap munculnya organisasi pergerakan yang berpaham komunis. Sumber : id.wikipedia.org, sepakbola.biz, p2k.ggkarir.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. Page 7Revolusi Rusia 1917 adalah sebuah gerakan politik di Rusia yang memuncak pada 1917 dengan penggulingan pemerintahan provinsi yang telah mengganti sistem Tsar Rusia, dan menuju ke pendirian Uni Soviet, yang berkesudahan mencapai keruntuhannya pada 1991. Revolusi ini dapat dilihat dari dua fase berbeda:
Pengaruh Revolusi RusiaRevolusi Rusia telah sukses menumbangkan kekuasaan Tsar Nicholas II yang memerintah secara diktator. Rakyat Rusia yang merasakan kehidupan di berbagai aspek belakang suatu peristiwa kediktatoran Tsar Nicholas II, penghabisannya sukses menghimpun daya dan menentang kekuasaannya dalam bentuk revolusi. Revolusi Rusia telah sukses menumbangkan kediktatoran Rusia. Di samping itu, Revolusi Rusia yang berpaham komunis penghabisannya sukses mengubah haluan negara tersebut ke arah negara komunis. Seperti revolusi-revolusi lain, Revolusi Rusia juga membawa belakang suatu peristiwa adun untuk Rusia sendiri maupun untuk negara-negara di daerah di dunia termasuk Indonesia. Pengaruh Revolusi Rusia terhadap perkembangan pergerakan nasional di Indonesia tampak jelas dengan berkembangan mengerti Marxis yang belakang melahirkan Partai Komunis Indonesia. Benih-benih Marxisme dimasukkan ke Indonesia oleh seorang Belanda yang bernama H.J.F.M. Sneevliet. Atas dasar Marxisme inilah pada tanggal 9 Mei 1914 di Semarang, Sneevliet bersama-sama dengan J.A. Brandsteder, H.W. Dekker, dan P. Bersgma sukses membangun Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV). Sneevliet belakang memainkan infiltrasi (penyusupan) kader-kadernya ke dalam tubuh SI dengan menjadikan anggota-anggota ISDV untuk anggota SI, dan sebaliknya anggota-anggota SI menjadi anggota ISDV. Dengan cara ini Sneevliet dan kawan-kawannya telah mempunyai pengaruh yang kuat di kalangan SI, lagi pula setelah sukses mempengaruhi beberapa pemimpin SI, seperti Semaun dan Darsono. Akibatnya, SI Cabang Semarang yang sudah berada dibawah pengaruh ISDV lebih jelas warna Marxismenya sehingga mengakibatkan perpecahan dalam tubuh SI. Pada tahun 1919 ISDV diubah menjadi Partai Komunis Hindia dan selanjutnya pada bulan Desember 1920 menjadi Partai Komunis Indonesia. Dengan demikian, Revolusi Prancis, Revolusi Amerika, dan Revolusi Rusia berpengaruh terhadap munculnya pergerakan nasional Indonesia. Bedanya, jika Revolusi Prancis dan Revolusi Amerika berpengaruh terhadap munculnya organisasi pergerakan nasional yang berpaham nasional dan demokratis. Sebaliknya, Revolusi Rusia berpengaruh terhadap munculnya organisasi pergerakan yang berpaham komunis. Sumber : id.wikipedia.org, sepakbola.biz, p2k.ggkarir.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. Page 8Revolusi Rusia 1917 adalah sebuah gerakan politik di Rusia yang memuncak pada 1917 dengan penggulingan pemerintahan provinsi yang telah mengganti sistem Tsar Rusia, dan menuju ke pendirian Uni Soviet, yang berkesudahan mencapai keruntuhannya pada 1991. Revolusi ini dapat dilihat dari dua fase berbeda:
Pengaruh Revolusi RusiaRevolusi Rusia telah sukses menumbangkan kekuasaan Tsar Nicholas II yang memerintah secara diktator. Rakyat Rusia yang merasakan kehidupan di berbagai aspek belakang suatu peristiwa kediktatoran Tsar Nicholas II, penghabisannya sukses menghimpun daya dan menentang kekuasaannya dalam bentuk revolusi. Revolusi Rusia telah sukses menumbangkan kediktatoran Rusia. Di samping itu, Revolusi Rusia yang berpaham komunis penghabisannya sukses mengubah haluan negara tersebut ke arah negara komunis. Seperti revolusi-revolusi lain, Revolusi Rusia juga membawa belakang suatu peristiwa adun untuk Rusia sendiri maupun untuk negara-negara di daerah di dunia termasuk Indonesia. Pengaruh Revolusi Rusia terhadap perkembangan pergerakan nasional di Indonesia tampak jelas dengan berkembangan mengerti Marxis yang belakang melahirkan Partai Komunis Indonesia. Benih-benih Marxisme dimasukkan ke Indonesia oleh seorang Belanda yang bernama H.J.F.M. Sneevliet. Atas dasar Marxisme inilah pada tanggal 9 Mei 1914 di Semarang, Sneevliet bersama-sama dengan J.A. Brandsteder, H.W. Dekker, dan P. Bersgma sukses membangun Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV). Sneevliet belakang memainkan infiltrasi (penyusupan) kader-kadernya ke dalam tubuh SI dengan menjadikan anggota-anggota ISDV untuk anggota SI, dan sebaliknya anggota-anggota SI menjadi anggota ISDV. Dengan cara ini Sneevliet dan kawan-kawannya telah mempunyai pengaruh yang kuat di kalangan SI, lagi pula setelah sukses mempengaruhi beberapa pemimpin SI, seperti Semaun dan Darsono. Akibatnya, SI Cabang Semarang yang sudah berada dibawah pengaruh ISDV lebih jelas warna Marxismenya sehingga mengakibatkan perpecahan dalam tubuh SI. Pada tahun 1919 ISDV diubah menjadi Partai Komunis Hindia dan selanjutnya pada bulan Desember 1920 menjadi Partai Komunis Indonesia. Dengan demikian, Revolusi Prancis, Revolusi Amerika, dan Revolusi Rusia berpengaruh terhadap munculnya pergerakan nasional Indonesia. Bedanya, jika Revolusi Prancis dan Revolusi Amerika berpengaruh terhadap munculnya organisasi pergerakan nasional yang berpaham nasional dan demokratis. Sebaliknya, Revolusi Rusia berpengaruh terhadap munculnya organisasi pergerakan yang berpaham komunis. Sumber : id.wikipedia.org, sepakbola.biz, p2k.ggkarir.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. |