Jelaskan tentang bentuk kandang dengan lantai berlubang

Ada beberapa tipe lantai kandang ayam modern untuk broiler (pedaging/potong) yang dipakai peternak di Indonesia. Yaitu lantai tanah/semen (Deep Litter), berbilah/berlubang (All-Slat) dan kombinasi (Slat and Litter).
Lantai tanah/semen adalah kandang yang lantainya dari tanah dipadatkan atau disemen dan di atasnya ditabur bahan alas lantai seperti sekam. Lantai berbilah, adalah kandang dibuat model panggung yang lantainya dibuat jajaran kayu dengan celah antar kayu sekitar 1-2 cm sehingga kotoran jatuh ke tanah, sedang kombinasi yaitu kandang sebagian lantai tanah dan sebagian panggung biasanya digunakan di pembibit ayam (breeding farm).

Jelaskan tentang bentuk kandang dengan lantai berlubang

Pada kandang berlantai tanah biasanya lantai ditaburi/dialasi dengan sekam. Ketebalan yang diperlukan antara 5 s/d 10 cm, dan digunakan untuk memelihara ayam broiler dari umur 1 hari sampai panen. Jika basah/lembab sekam dibalik atau diganti yang baru. Pada kandang panggung lantai dialasi plastik/terpal dulu. Setelah itu baru ditebar sekam dan digunakan untuk memelihara ayam dari umur 1 s/d 14 hari. Hal ini untuk menghindari kaki ayam terperosok. Setelah itu alas plastik/ terpal dikeluarkan sehingga kotoran jatuh ke tanah. Untuk bahan alas lantai kandang ayam modern yang biasa digunakan peternak adalah sekam. Mungkin alasan utama adalah murah dan mudah didapat. Nmun karena sekam sekarang bersaing dengan usaha industri batu bata, maka harga meningkat. Dan sampai peternak di Kedu Temanggung kesulitan sekam dan mengancam kelangsungan usaha peternakannya.

Bahan Lantai Kandang

Sebenarnya peternak dapat menggunakan bahan alas lantai kandang ayam modern (litter) tidak harus sekam, boleh dari bahan lain karena hakikatnya bahan yang dipakai harus mempunyai daya serap terhadap air tinggi. Menurut Brake (1992) bahwa bahan litter yang baik adalah bahan yang :

  1. bersifat absorben (Absorben adalah mempunyai daya serap terhadap air tinggi sehingga kotoran cepat kering)
  2. bebas debu (Bebas debu maksudnya jika sudah ditempatinya ayam tidak mengeluarkan debu yang dapat menyebabkan iritasi pada mata ayam maupun pekerja)
  3. sukar untuk dimakan ayam (Sukar untuk dimakan ayam maksudnya ukuran partikel bahan litter lebih besar dibanding ukuran partikel pakan terutama di awal pemeliharaan)
  4. tidak beracun (Tidak beracun maksudnya jika bahan litter ada yang termakan oleh ayam tidak akan mematikan ayam)
  5. murah/berlimpah (Murah dan mudah didapat maksudnya bahan yang dipakai tidak menjadikan biaya produksi jadi meningkat tajam dan ketersediaannya kontinyu)
  6. mudah diangkut/diganti (Mudah diangkut/diganti maksudnya jika di dalam kandang litter basah/lembab sekam dibalik atau diganti yang baru)

Jelaskan tentang bentuk kandang dengan lantai berlubang

Sudah banyak penelitian bahan untuk lantai kandang ayam modern seperti, sekam dilaporkan oleh Haque dan Chowdhury (1994), potongan kertas dan tatal kayu halus dilakukan oleh Lien et al (1992), kulit kacang oleh Lien et al (1998) semua hasilnya tidak mempengaruhi karakteristik produksi dan kesehatan, kematian, berat badan, konsumsi pakan, konversi pakan, hasil karkas, kasus lepuh dada ataupun kelainan kaki pada ayam broiler. Bahan selain sekam semestinya dapat digunakan oleh peternak kita untuk bahan litter. Seperti : serbuk gergaji, serpihan kayu, kulit kacang, kulit kedele, tongkol jagung, ampas tebu, potongan jerami, perca kertas dll. Karena bahan ini di Indonesia ada dan berlimpah.

Ini artinya peternak tidak perlu memaksakan memakai sekam untuk bahan litter. Tetapi bisa diganti bahan lain jika sekam sulit dan mahal. Atau peternak dapat menggunakan bahan litter secara bercampur (mixing materials), lebih baik lagi jika ditambah kotoran sapi kering, sebab akan meningkatkan kandungan vitamin B12 karena vitamin tersebut tidak dapat disintesa di dalam tubuh ayam.

Maka sebaiknya dan sudah waktunya jika peternak tidak perlu takut untuk bertanya ke Institusi seperti Perguruan Tinggi, Dinas/lembaga terkait jika mempunyai persoalan di dalam usahanya. Sehingga institusi seperti Universitas Gadjah Mada betul-betul universitas kerakyatan tetap dekat dengan rakyat dan hasil penelitiannya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Kandang sebagai tempat tinggal ternak mempunyai fungsi dan tipe berbeda-beda.

1. Fungsi kandang

kandang dalam pemeliharaan ternak unggas secara intensif dibedakan menjadi 2 fungsi, yaitu fungsi primer dan fungsi sekunder. a. Fungsi Primer secara makro, kandang berfungsi sebagai tempat tinggal bagi ungas agar terlindungi dari pengaruh-pengaruh buruk iklim (hujan,panas, dan angin) serta gangguan lainnya (hewan liar atau hewan buas dan pencurian). Secara mikro, kandang berfungsi menyediakan lingkungan yang nyaman agar ternak terhindar dari cekaman (stress). b. Fungsi Sekunder Kandang berfungsi sebagai tempat bekerja bagi peternak untuk mengendalikan kebutuhan ternak sesuai dengan tujuan pemeliharaan (sebagai pembesaran, pedaging, petelur, atau pembibit). Berdasarkan fungsi tersebut, pembangunan kandang harus memperhatikan tiga faktor penting, yaitu : 1. Faktor biologis ternak.Berkaitan dengan aspek lingkungan dan respon ternak terhadap lingkungan secara fisiologis yang akan dimanifestasi dalam bentuk performa produksi.

2. Faktor teknis/ engineering. Berkaitan dengan aspek teknis bangunan, meliputi kontruksi bangunan, bahan, dan tata letak bangunan.

3. Faktor ekonomis. Berkaitan dengan aspek biaya dan efisiensi pengunaan bangunan.

http://www.wishfulthankingfarm.com/

Selain harus memperhatikan ketiga faktor di atas, pembagunan kandang juga perlu mempertimbangkan modal, skala pemeliharaan, iklim setempat, luas tanah,tujuan pemeliharaan, teknologi yang diterapkan, keterampilan pekerja, dan selera pemilik.

2. Tipe-tipe Kandang

Tipe kandang dapat dibedakan berdasarkan beberapa faktor sebagai berikut. 1. Kontruksi, meliputi   a. Kontruksi atap   b. Kontruksi dinding   c. Kontruksi lantai 2. penempatan ayam dalam kandang 3. Fase pemeliharaan ayam

1. Kontruksi


 a. Kontruksi atap  Terdapat beberaoa tipe kandang berdasarkan kontruksi atap, yaitu : 1. Atap bentuk jongkok 2. Atap bentuk A 3. Atap gabungan bentuk A dan jongkok 4. Atap bentuk monitor 5. Atap bentuk semimonitor

Jelaskan tentang bentuk kandang dengan lantai berlubang

Bentuk atap mempengaruhi sirkulasi udara dari luar kandang ke dalam kandan, dan sebaliknya. Oleh karena itu, atap harus disesuaikan dengan penggunaan kandang dan fase pemeliharaan ayam. Contohnya, kandang yang beratap tipe A, ruangan dalam kandang lebih panas dibandingkan dengan ruangan kandang beratap monitor karena mempunyai kecepatan sirkulasi udara lebih tinggi. Kandang beratap tipr A cocok untuk pemeliharaan anak ayam (fase starter) yang butuh keadaan lebih hangar. Untuk ayam daea dewasa, lebih cocok mengunakan kandang tipe dinding terbuka semua sisi, terutama untuk daerah tropis. b. Konstruksi dinding berdasarkan konstruksi dinding, terdapat beberapa tipe kandang, yaitu: 1. Tipe dinding terbuka satu sisi

2. Tipe dinding terbuka semua sisi (opened house)

3. Tipe tebuka setengah dinding ke atas

4. Tipe tertutup semua sisi (closed house)

Pengunaan tipe kandang perli memperhatikan fase pemeliharaan atam dan lingkungan. Untuk pemeliharaan anak ayam fase starter, kandang yang sesuai yaitu tipe terbuka setengah dinding keatas karena memerlikan tambahan panas. Untuk ayam dara dewasa, leibh cocok mengunakan kandang tipe dinding terbuka semua sisi, terutama untuk saerah tropis. c. Kontruksi lantai Ditinjau dari segi aspek kontruksi lantai, kandang dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu lantai : 1. Kandang tipe lantai rapat Termasuk kedalam tipe ini adalah kandang sistem litter atau deep litter system, yaitu kandang yang mengunakan alat penutup lantai untuk menyerap kotoran agar lantai tidak lembap dan basah serta proses dekomposisi kotoran ayam berlangsing sempurna. Untuk litter, dapat mengunakan bahan organik yang  besifat menyerap air. Contohnya, serbuk jagung yang dihaluskan. Bahan tersebut dapat di campur dengan bahan lain, seperti kapur dan super fosfat. 2. Kandang tipe lantai renggang atau berlubang

1. Cage/ battery system, kandang berupa kotak sangkar yang terbuat dari kawat atau anyaman bambu.


2. Wire floor system, lantai kandang terbuat dari anyaman kawat, biasanya menggunakan kawat ram.
3. Slatt floor system, lantai kandang menggunakan bahan berupa bilah-bilah yang disususn memanjang sehingga lantai kandang bercelah-celah. Bahan yang di gunakan berupa bilah kayu, logam, bambu, atau plastik. Lebar celah 2,5 cm  dan lebar bilah 2,5 cm dengan ketebalan 2,5 cm. Panjang disesuaikan dengan kebutuhan.

2. Berdasarkan penempatan ayam dalam kandang

Berdasarkan jumlah ayam yang ditempatkan dalam kandang, sistem perkandangan dibedakan menjadi 3, yaitu :

a. Kandang tunggal atau single cage/ battery, setiap sangkar berisi 1 ekor.


b. Kandang ganda atau multiple eges, setiap sangkar berisi 2-10 ekor.
c. Kandang koloni atau colony cages, setiap sangkar berisi satu kelompok ayam dalam jumlah besar, lebih       dari 20 ekor.

3. Berdasarkan fase pemeliharaan

Berdasarkan fase pemeliharaan ayam, kandang dibedakan menjadi 3.

a. Kandang indukan (brooder), untuk memelihara anak ayam umur 0-3 minggu.


b. Kandang grower/ pullet, untuk membesarkan anak ayam dan ayam dara umur 4-18 minggu. Biasanya, digunakan kandang lantai litter.
c. Kandang layer, untuk memelihara ayam periode produksi telur, umur 18-afkir. Biasanya, digunakan kandang sangkar, cage, atau battery.

RANGKUMAN 1. KONSTRUKSI  a. Konstruksi atap    - tipe jongkok    - tipe A    - tipe gabungan A dan jongkok    - monitor    - semimonitor  b. Konstruksi dinding    - tipe terbuka 1 sisi

   - tipe terbuka semua sisi/ opened house

   - tipe terrbuka setengah dinding ke atas

   - tipe tertutup semua sisi/ closed house



c. Konstruksi lantai
  - lantai rapat/ deep litter system/ postal   - lantai renggang

    1. cage/ batteray system


    2. wire floor system
    3. slatt floor system
   - kombinasi 2. Penempatan Ayan Dalam Kandang

   1. Kandang tunggal/ single cage/ battery


   2. Kandang ganda/ multiple cage
   3. Kandang koloni/ colony cage 3. Fase Pemeliharaan    1. Kandang indukan/ brooder

   2. Kandang grower/ pullet


   3. Kandang layer