Jenis gempa yang mengakibatkan kerusakan paling parah adalah

Merdeka.com - Bencana alam kadang datang tanpa diduga. Salah satu bencana alam yang sulit diprediksi yaitu gempa bumi.

Gempa bumi memiliki beberapa jenis. Berdasarkan penyebabnya, gempa bumi dibedakan menjadi beberapa jenis. Berikut ulasan lengkapnya.

2 dari 8 halaman

shutterstock.com

Jenis gempa bumi yang pertama yaitu gempa vulkanik. Gempa bumi vulkanik yaitu gempa yang terjadi akibat dari aktivitas magma atau letusan gunung berapi.

Gempa ini biasanya terjadi ketika aktivitas gunung berapi mengalami kenaikan. Gempa ini akan dirasakan oleh orang-orang yang berada di sekitar gunung berapi dalam radius tertentu.

Beberapa gempa yang terjadi karena aktivitas gunung berapi di antaranya: gempa Gunung Krakatau hingga gempa Gunung Bromo.

3 dari 8 halaman

2013 Merdeka.com/Shutterstock/JonesHon

Selanjutnya adalah gempa tektonik. Gempa tektonik merupakan gempa yang terjadi akibat dari pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak di mana kekuatannya mulai dari sangat kecil hingga besar. Gempa ini pernah terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Gempa tektonik dikenal sebagai salah satu gempa yang ganas. Hal ini karena gempa tersebut dapat menimbulkan kerusakan.

Beberapa kerusakan yang diakibatkan gempa tektonik di antara nya seperti rusaknya jalanan, rumah hingga fasilitas-fasilitas umum.

4 dari 8 halaman

REUTERS

Gempa bumi runtuhan merupakan gempa bumi yang terjadi akibat runtuhan nya material-material bumi. Gempa ini bersifat lokal dan biasanya terjadi di daerah pertambangan atau di daerah kapur. Gempa bumi runtuhan biasanya dirasakan oleh warga sekitar atau lokal. Hal ini karena kekuatan gempa ini tidak terbilang besar.

Gempa Bumi Buatan

Gempa bumi buatan merupakan gempa bumi yang terjadi karena aktivitas buatan manusia. Gempa bumi buatan dapat berupa peledakan nuklir, dinamit dan lainnya.

5 dari 8 halaman

2014 Merdeka.com/www.oncallinternational.com

Dilansir dari bmkg.go.id, terdapat beberapa cara untuk mengantisipasi terjadinya gempa.

Kenali Lingkungan Sekitar Tempat Bekerja

Kenali di mana lokasi pintu darurat, alat-alat P3K, alat pemadam kebakaran hingga nomor penting yang dapat dihubungi jika gempa bumi terjadi.

Persiapan di Tempat Tinggal

Pastikan perabot seperti almari di atur menempel di dinding. Hal ini untuk menghindari benda tersebut jatuh atau bergeser jika gempa bumi terjadi.

Pastikan juga listrik, gas dan alat-alat elektronik mati jika tidak digunakan.

6 dari 8 halaman

Beberapa benda yang menggantung dapat membahayakan ketika gempa sedang terjadi. Oleh sebab itu, pastikan benda-benda yang berat berada di bawah. Selain itu, pastikan kondisi kestabilan barang yang menggantung di atas, seperti lampu, hiasan, dll.

Alat-Alat yang Harus Selalu Ada

Pastikan Anda telah menyiapkan kotak P3K, air, makanan suplemen, radio hingga senter setiap saat. Benda-benda tersebut harus selalu di rumah Anda.

7 dari 8 halaman

2012 Shutterstock/A.S. Zain

Selain cara mengantisipasi terjadinya gempa, BMKG juga memberikan informasi terkait cara berlindung jika gempa bumi terjadi.

Jika Berada di Area Terbuka

Apabila gempa bumi terjadi dan Anda sedang berada di area terbuka, pastikan Abda menghindari bangunan, gedung, pohon, tiang listrik dan lainnya. Selain itu, pastikan Anda berpijak di tempat yang aman. Hindari berpijak di tempat yang terjadi rekahan tanah.

Jika Berada di Dalam Ruangan

Jika Anda berada di dalam ruangan saat gempa terjadi, segeralah berlindung di bawah meja atau segera cari tempat yang aman untuk menghindari reruntuhan.

8 dari 8 halaman

Apabila berada di dekat pantai, sebaiknya segera menghindar dari wilayah tersebut. Hal ini untuk menghindari bahaya tsunami.

Jika Berada di Dalam Mobil

Jika gempa terjadi dan Anda sedang berada di dalam mobil, segera turun dan menjauh lah dari mobil.

Jika Tinggal di Daerah Pegunungan

Apabila Anda tinggal di daerah pegunungan, segera hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

JAKARTA - Indonesia merupakan negara rawan gempa. Hal itu dikarenakan letak Indonesia, negara yang terdiri dari gugusan pulau, berada di antara tiga lempeng, yaitu Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Indo-Australia.

Gempa bumi terjadi ketika ada bagian dari kulit bumi yang bergeser, melansir dari situs Nasa. Titik lapisan yang mengalami pergeseran bernama litosfer. Litosfer terdiri dari susunan lempeng tektonik yang terus bergerak sepanjang tahun.

Melansir dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hampir seluruh kepulauan di Indonesia, baik pulau besar maupun kecil, memiliki ancaman gempa bumi yang besar.

Wilayah yang paling rawan di Indonesia, di antaranya Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Bengkulu, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Aceh, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.

Sementara itu, Kalimantan Tengah, Barat, dan Selatan, tidak ditemukan adanya sumber gempa bumi. Kalaupun ada gempa, getaran itu adalah efek dari gempa di Sulawesi.

Sepanjang 2020, Indonesia diguncang gempa sebanyak 8.264 kali. Keterangan tersebut disampaikan oleh Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dr. Daryono, dalam kaleidoskop kebencanaan 2020, Selasa, 9 Desember.

Berdasarkan topografi dan lokasi bencana, gempa bumi bisa diidentifikasikan menjadi beberapa jenis. Berikut tiga jenis gempa yang umum terjadi di Indonesia:

Gempa Vulkanik

Gempa bumi vulkanik merupakan gempa yang disebabkan oleh letusan gunung berapi. Gempa jenis ini disebabkan oleh aktivitas magma pada gunung berapi. ketika Seperti Gempa Sinabung, Gempa Kelud, Gempa Tambora, dan sebagainya.

Gempa Tektonik

Gempa bumi tektonik terjadi karena  adanya pergeseran lempeng bumi akibat energi di zona penunjaman terlepas. Pada umumnya kekuatan gempa tektonik lebih dahsyat dibanding gempa vulkanik. Seperti gempa Aceh, gempa Pangandaran, gempa Padang, dan sebagainya.

Gempa Runtuhan/terban

Gempa runtuhan atau terban merupakan gempa yang disebabkan oleh terjadinya longsor pada tanah, runtuhnya gua, dan sejenisnya. Gempa jenis ini hanya berdampak pada wilayah yang kecil.

Diketahui, gempa bumi bermagnitudo 6,2 mengguncang wilayah Majene, Sulawesi Barat. Berdasarkan data Pusat Pengendali Operasi BNPB, mencatat sekitar 637 warga mengalami luka-luka dan 3.000 lainnya mengungsi di Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat. 

Sedangkan kerusakan bangunan di Kabupaten ini mencakup 62 unit rumah rusak, 1 unit puskesmas rusak berat, 1 kantor danramil Maluda rusak berat, jaringan listrik padam,  komunikasi selular tidak stabil dan longsor 3 titik sepanjang jalan poros Majene – Mamuju.  

Tag: nusantara pengetahuan bencana alam gempa bumi gempa majene

Jakarta -

Gempa tektonik merupakan salah satu jenis gempa bumi yang sering terjadi. Gempa tektonik disebabkan oleh pergeseran lempeng tektonik secara mendadak.

Gempa tektonik biasanya menimbulkan banyak kerusakan atau bencana alam di bumi. Berikut rangkuman detikcom terkait informasi gempa tektonik.

Gempa Tektonik Akibat Pergeseran Lempeng Bumi

Gempa tektonik terjadi akibat pergeseran lempeng-lempeng tektonik bumi. Menurut situs BPBD NTB, pergeseran lempengan tersebut memiliki kekuatan dari yang paling kecil hingga sangat besar.

Gempa tektonik diketahui mampu merembet ke seluruh bagian permukaan bumi. Pelepasan tenaga pada pergeseran lempeng bumi seperti gelang karet yang ditarik dan dilepaskan secara tiba-tiba.

"Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di Bumi, getaran gempa Bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian Bumi," demikian keterangan di situs tersebut, seperti yang dilihat oleh detikcom, Jumat (28/1/2022).

Gempa Tektonik: Proses Pergeseran Lempeng Bumi

Gempa Tektonik karena pergeseran lempengan bumi disertai pelepasan sejumlah energi dalam jumlah besar. Selain pergeseran lempeng bumi, gerak lempeng bumi yang saling menjauhi satu sama lain juga dapat mengakibatkan gempa bumi.

Pergeseran lempeng bumi terjadi saat dua lempeng bumi yang bergerak saling menjauh, akan membentuk lempeng baru di antara keduanya. Lempeng yang baru terbentuk memiliki berat jenis yang jauh lebih kecil dari berat jenis lempeng yang lama.

Lempeng baru tersebut mendapatkan tekanan yang besar dari dua lempeng lama sehingga akan bergerak ke bawah dan menimbulkan pelepasan energi yang juga sangat besar. Gerak lempeng yang saling mendekat juga dapat mengakibatkan gempa bumi.

Jenis Gempa Berdasarkan Kedalaman Gempa

Selain gempa tektonik, ada beberapa jenis gempa berdasarkan kedalaman dan sumber gempa tersebut. Berikut jenis-jenis gempa bumi berdasarkan situs BPBD NTB berdasarkan kedalaman gempa:

  1. Gempa Bumi Dangkal
    Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang kedalamannya kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.
  2. Gempa Bumi Menengah
    Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang kedalamannya antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi. Gempa bumi menengah umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.
  3. Gempa Bumi Dalam
    Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang kedalamannya lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi ini biasanya tidak terlalu berbahaya.

Adapun gempa tektonik merupakan jenis gempa berdasarkan sumbernya. Simak penjelasan di halaman selanjutnya.

(izt/imk)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA