Jenis tanah yang berasal dari bahan induk organik seperti dari hutan atau rumput rawa dinamakan

Naskah pantomim tema Sedia payung sebelum hujan. Singkat , pantomim tunggal​.

Daun sirih hidup dengan menempel pada tumbuhan lain tanpa merusak inangnya,yang dimaksud inangnya adalah.

Keuntungan dan kerugian Indonesia menjual Satelit Palapa dan Indosat​.

Tipe pertumbuhan Lichenes berbentuk seperti lembaran daun berwarna hijau dinamai. .  ​.

Lada, kapri, kacang merah adalah berbagai macam tanaman sayuran yang dapat kita manfaatkan bagian tanamannya berupa. A. Bijib. Bungac. Batangd. Akar​.

Peran rumah tangga konsumen yang meliputi penyediaan lahan, tenaga kerja, modal dan keahlian. Rumah tangga konsumen sebagaiHal tersebut menunjukan per … an​.

1. Cahaya memiliki sifat2 khusus yaitu dapat merambat lurua, dipantulkan, dibiaskan dan merupakan gelombang elektro magnetik. Jelaskan masing2. 2. Cah … aya dpt dipantulkan pd cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung. Jelaskan!! 3. Cahaya dpt dibiaskan pd lensa cekung dan lensa cembung. Jelaskan. 4. Jelaskan pembentukan bayangan pd mata manusia mrpkan bentuk pemanfaatan akat optik dlm kehidupan sehari-hari. 5. Apa yg anda ketahui dg seseorang menderita miopi, hipermetropi, buta warna, presbiopi dan astigmatisme itu. 6. Sebutkan dan jelaskan jenis alat optik dlm kehidupan sehari-hari. ​.

Pasangan pola interaksi dan bentuk interaksi yang benar adalah. ….

Bunga yang menjadi daya tarik serangga penyerbuk adalah nomor.

Kota Jakarta terletak pada 180BB, bila di Sorong (Papua) menunjukkan pukul 05. 00, berapa derajatkah letak kota Sorong bila di GMT menunjukkan pukul 0 … 0. 00?.

Jenis tanah yang berasal dari bahan induk organik seperti dari hutan atau rumput rawa dinamakan

Tanah memiliki pengertian yang cukup beragam, tergantung pada siapa pertanyaan mengenai pengertian tanah tersebut ditanyakan. Tanah terdiri atas horison-horison yang terletak di atas batuan induk yang terbentuk dari interaksi berbagai faktor pembentuk tanah. Berikut penjelasannya beserta jenis-jenis tanah di Indonesia.

Tanah memiliki pengertian yang cukup beragam, tergantung pada siapa pertanyaan mengenai pengertian tanah tersebut ditanyakan. Jika Anda bertanya kepada petani tentang apa itu tanah, maka kemungkinan jawabannya tanah adalah tempat tumbuhnya tanaman. Namun jika Anda bertanya kepada produsen batu bata atau genting, maka kemungkinan jawabannya tanah adalah bahan baku pembuatan batu bata atau genting.

Pada saat ilmu kimia sedang berkembang, seorang ahli kimia bernama Berzelius (1803) menyatakan bahwa tanah merupakan laboratorium kimia alam di mana proses dekomposisi dan reaksi sintesis kimia berlangsung secara tenang (Isa Darmawijaya, 1990:4). Pada tahap ini tanah sudah tidak dipandang lagi hanya sebagai alat produksi pertanian, melainkan sebagai tempat berlangsungnya segala reaksi kimia yang terjadi di alam.

Iklan – Artikel dilanjutkan di bawah

Tanah terdiri atas horison-horison yang terletak di atas batuan induk yang terbentuk dari interaksi berbagai faktor pembentuk tanah seperti iklim, organisme, bahan induk dan relief yang terjadi sepanjang waktu. Proses yang berbeda dalam pembentukan tanah akan menghasilkan tanah yang berbeda pula yang dapat diamati dari sifat morfologi tanah.

Berikut pengertian lebih lanjut mengenai apa itu tanah beserta jenis-jenis tanah yang umum tersebar di wilayah Indonesia, mengutip dari Diktat Geografi Tanah Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Yogyakarta.

Pengertian Tanah

Iklan – Artikel dilanjutkan di bawah

Definisi tanah yang menggunakan dasar dari pengertian tanah menyatakan bahwa tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas yang menempati sebagian besar permukaan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula (Isa Darmawijaya, 1990:9).

Dari definisi tersebut nampak bahwa terdapat lima faktor yang berpengaruh dalam pembentukan tanah, yaitu iklim, jasad hidup, bahan induk, relief, dan waktu. Sedangkan geografi tanah mempelajari tentang karakteristik dari berbagai jenis tanah dan sebaran dari berbagai jenis tanah yang ada di muka bumi. Sementara, terdapat beberapa jenis tanah yang umum tersebar di wilayah Indonesia. Berikut penjelasannya;

Jenis-Jenis Tanah: Organosol, Aluvial, Regosol

Iklan – Artikel dilanjutkan di bawah

1. Organosol atau Tanah Gambut atau Tanah Organik

Jenis-jenis tanah yang pertama adalah tanah organosol. Jenis tanah ini berasal dari bahan induk organik seperti dari hutan rawa atau rumput rawa, dengan ciri dan sifat: tidak terjadi diferensiasi horizon secara jelas, ketebalan lebih dari 0,5 meter, warna cokelat hingga kehitaman, tekstur debu lempung, tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat-agak lekat, kandungan organik lebih dari 30% untuk tanah tekstur lempung dan lebih dari 20% untuk tanah tekstur pasir, umumnya bersifat sangat asam (pH 4,0), dan kandungan unsur hara rendah.

Berdasarkan penyebaran topografinya, tanah gambut dibedakan menjadi tiga yaitu:

  • gambut ombrogen: terletak di dataran pantai berawa, mempunyai ketebalan 0,5 – 16 meter, terbentuk dari sisa tumbuhan hutan dan rumput rawa, hampir selalu tergenang air, dan bersifat sangat asam. Contoh penyebarannya di daerah dataran pantai Sumatra, Kalimantan dan Irian Jaya (Papua);
  • gambut topogen: terbentuk di daerah cekungan (depresi) antara rawarawa di daerah dataran rendah dengan di pegunungan, berasal dari sisa tumbuhan rawa, ketebalan 0,5 – 6 meter, bersifat agak asam, kandungan unsur hara relatif lebih tinggi. Contoh penyebarannya di Rawa Pening (Jawa Tengah), Rawa Lakbok (Ciamis, Jawa Barat), dan Segara Anakan (Cilacap, Jawa Tengah); dan
  • gambut pegunungan: terbentuk di daerah topografi pegunungan, berasal dari sisa tumbuhan yang hidupnya di daerah sedang (vegetasi spagnum). Contoh penyebarannya di Dataran Tinggi Dieng.

2. Aluvial

Jenis-jeis tanah yang kedua adalah tanah aluvial. Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan, berasal dari bahan induk aluvium, tekstur beraneka ragam, belum terbentuk struktur, konsistensi dalam keadaan basah lekat, pH bermacam-macam, kesuburan sedang hingga tinggi. Penyebarannya di daerah dataran aluvial sungai, dataran aluvial pantai dan daerah cekungan (depresi).

3. Regosol

Jenis-jenis tanah yang ketiga adalah regosol. Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami diferensiasi horizon, tekstur pasir, struktur berbukit tunggal, konsistensi lepas-lepas, pH umumnya netral, kesuburan sedang, berasal dari bahan induk material vulkanik piroklastis atau pasir pantai. Penyebarannya di daerah lereng vulkanik muda dan di daerah beting pantai dan gumuk-gumuk pasir pantai.

Jenis-Jenis Tanah: Litosol, Latosol, Grumusol

4. Litosol

Jenis-jenis tanah yang keempat adalah tanah litosol. Jenis tanah ini berupa tanah mineral tanpa atau sedikit perkembangan profil, batuan induknya batuan beku atau batuan sedimen keras, dan kedalaman tanah dangkal.

5. Latosol

Jenis-jenis tanah yang kelima adalah latosol. Jenis tanah ini telah berkembang atau terjadi diferensiasi horizon, kedalaman dalam, tekstur lempung, struktur remah hingga gumpal, konsistensi gembur hingga agak teguh, warna coklat merah hingga kuning. Penyebarannya di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 – 1000 meter, batuan induk dari tuff, material vulkanik, dan breksi batuan beku intrusi.

6. Grumusol

Jenis-jenis tanah yang ke enam adalah grumusol. Jenis tanah ini berupa tanah mineral yang mempunyai perkembangan profil, agak tebal, tekstur lempung berat, struktur kersai (granular) di lapisan atas dan gumpal hingga pejal di lapisan bawah, konsistensi bila basah sangat lekat dan plastis, bila kering sangat keras dan tanah retak-retak, umumnya bersifat alkalis, kejenuhan basa, dan kapasitas absorbsi tinggi, permeabilitas lambat, dan peka erosi. Jenis tanah ini berasal dari batu kapur, mergel,batuan lempung atau tuff vulkanik bersifat basa. Penyebarannya di daerah iklim sub humid atau sub arid, dengan curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun.

Jenis-Jenis Tanah: Podsolik Merah Kuning, Podsol, Andosol

7. Podsolik Merah Kuning

Jenis-jenis tanah yang keenam adalah tanah podsolik merah kuning. Jenis tanah ini berupa tanah mineral yang telah berkembang, solum (kedalaman) dalam, tekstur lempung hingga berpasir, struktur gumpal, konsistensi lekat, bersifat agak asam (pH kurang dari 5,5), kesuburan rendah hingga sedang, warna merah hingga kuning, kejenuhan basa rendah, dan peka erosi.

Tanah ini berasal dari batuan pasir kuarsa, tuff vulkanik, dan bersifat asam. Tanah ini tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan kering, dengan curah hujan lebih dari 2.500 mm/tahun.

8. Podsol

Jenis-jenis tanah yang ke delapan adalah tanah podsol. Jenis tanah ini telah mengalami perkembangan profil, susunan horizon terdiri dari horizon albic (A2) dan spodic (B2H) yang jelas, tekstur lempung hingga pasir, struktur gumpal, konsistensi lekat, kandungan pasir kuarsanya tinggi, sangat masam, kesuburan rendah, kapasitas pertukaran kation sangat rendah, peka terhadap erosi, batuan induk batuan pasir dengan kandungan kuarsanya tinggi, batuan lempung dan tuf vulkan masam. Penyebaran di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 2000 mm/tahun tanpa bulan kering, dan topografi pegunungan. Daerahnya di Kalimantan Tengah, Sumatra Utara, dan Irian Jaya (Papua).

9. Andosol

Jenis-jenis tanah yang kesembilan adalah tanah andosol. Jenis tanah ini berupa tanah mineral yang telah mengalami perkembangan profil, solum agak tebal, warna agak cokelat kekelabuan hingga hitam, kandungan organik tinggi, tekstur geluh berdebu, struktur remah, konsistensi gembur dan bersifat licin berminyak (smeary), kadang-kadang berpadas lunak, agak asam, kejenuhan basa tinggi dan daya absorpsi sedang, kelembapan tinggi, permeabilitas sedang dan peka terhadap erosi. Tanah ini berasal dari batuan induk abu atau tuff vulkanik.

Jenis-Jenis Tanah: Mediteran Merah Kuning, Hodmorf Kelabu, & Tanah Sawah

10. Mediteran Merah – Kuning

Jenis-jenis tanah yang kesepuluh adalah tanah mediteran merah kuning. Jenis tanah ini mempunyai perkembangan profil, solum sedang hingga dangkal, warna coklat hingga merah, mempunyai horizon B argilik, tekstur geluh hingga lempung, struktur gumpal bersudut, konsistensi teguh dan lekat bila basah, pH netral hingga agak basa, kejenuhan basa tinggi, daya absorbsi sedang, permeabilitas sedang dan peka erosi, berasal dari batuan kapur keras (limestone) dan tuff vulkanis bersifat basa.

Penyebaran di daerah beriklim sub humid dan bulan kering nyata dengan curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun, di daerah pegunungan lipatan, topografi Karst dan lereng vulkan ketinggian di bawah 400 m. Khusus tanah mediteran merah – kuning di daerah topografi Karst disebut terra rossa.

11. Hodmorf Kelabu (Gleisol)

Jenis tanah ini perkembangannya lebih dipengaruhi oleh faktor lokal, yaitu topografi merupakan dataran rendah atau cekungan, hampir selalu tergenang air, solum tanah sedang, warna kelabu hingga kekuningan, tekstur 90 geluh hingga lempung, struktur berlumpur hingga masif, konsistensi lekat, bersifat asam (pH 4,5 – 6,0), dan kandungan bahan organik.

Ciri khas tanah ini adanya lapisan glei kontinu yang berwarna kelabu pucat pada kedalaman kurang dari 0,5 meter akibat dari profil tanah selalu jenuh air. Penyebaran di daerah beriklim humid hingga sub humid, dengan curah hujan lebih dari 2.000 mm/tahun.

12. Tanah Sawah (Paddy Soil)

Jenis-jenis tanah yang terakhir adalah tanah sawah. Tanah sawah ini diartikan tanah yang karena sudah lama (ratusan tahun) dipersawahkan memperlihatkan perkembangan profil khas, yang menyimpang dari tanah aslinya. Penyimpangan antara lain berupa terbentuknya lapisan bajak yang hampir kedap air disebut padas olah, sedalam 10 – 15 cm dari muka tanah dan setebal 2 – 5 cm.

Di bawah lapisan bajak tersebut umumnya terdapat lapisan mangan dan besi, tebalnya bervariasi antara lain tergantung dari permeabilitas tanah. Lapisan tersebut dapat merupakan lapisan padas yang tak tembus perakaran, terutama bagi tanaman semusim. Lapisan bajak tersebut nampak jelas pada tanah latosol, mediteran dan regosol, samar-samar pada tanah aluvial dan grumusol.