Pebisnis harus mampu menghitung nilai dari Break Even Point agar dapat menentukan nilai jual produk yang tepat. Bahkan untuk hal yang lebih besar, Break Even Point bisa menjadi acuan bagi investor sebelum berinvestasi. Siapa sih yang nggak mau bisnisnya berkembang pesat sampai akhirnya investor lirik? Maka dari itu, kamu harus mengetahui seluk beluk tentang Break Even Point dan bisa mempelajarinya di sini.
Pengertian Break Even Point
Apa itu Break Even Point? Menurut Wikipedia, Break Even Point adalah keadaan di mana tingkat penjualan atau pendapatan yang diperoleh dan modal yang digunakan untuk menghasilkan laba berada dalam posisi yang sama. Sehingga, arti Break Even Point juga bisa kamu ibaratkan bahwa ketika perusahaan menyentuh BEP, maka perusahaan tidak mengalami kerugian dan keuntungan. Sehingga jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia, BEP adalah titik impas.
Komponen dalam Break Even Point
Beberapa komponen yang menentukan perhitungan titik impas adalah sebagai berikut:
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya yang tetap selalu terjadi ketika perusahaan sedang berproduksi ataupun tidak berproduksi. Contohnya adalah biaya sewa, biaya perawatan mesin, dan lainnya.
2. Biaya Variabel (Variabel Cost)
Biaya yang nilainya bergantung pada tingkat volume produksi yang perusahaan hasilkan. Komponen ini sangat rentan terhadap permintaan pasar. Contohnya adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan lainnya.
3. Harga Jual (Price)
Harga jual merupakan harga yang akan kamu peroleh dari keseluruhan biaya selama melakukan proses produksi ditambah dengan keuntungan yang ingin kamu peroleh. Pada setiap penjualan bisnis, sekalipun bisnis yang fokus pada penjualan produk grosir, tetap harus menghitung harga jual produknya per unit.
4. Pendapatan (Revenue)
Pemasukan dari adanya kegiatan penjualan produk. Kamu membutuhkan komponen ini untuk dapat mengambil langkah strategi bisnis ke depannya.
5. Laba (Profit)
Keuntungan yang perusahaan dapatkan dengan cara pendapatan dan kurangi biaya tetap dan biaya variabel. Komponen ini menjadi titik fokus dalam BEP.
Tujuan Break Even Point
- Menyokong perusahaan dalam mengetahui proyeksi laba maksimum
- Membantu perusahaan dalam mengetahui komponen mana yang perlu dilakukan efisiensi produksi
- Mengulurkan bantuan pada perusahaan dalam mengantisipasi nilai kerugian yang berpotensi terjadi ketika terjadi penurunan pada penjualan
- Membantu perusahaan dalam langkah mengambil keputusan terkait inovasi bisnis
- Membantu perusahaan untuk mencapai nilai profit yang optimal
Faktor yang Meningkatkan Break Even Point
Sebelum mengetahui cara menghitung Break Even Point, kamu perlu tahu beberapa faktor yang nanti dapat meningkatkan titik impas dalam suatu bisnis. Setelah kamu memiliki sedikit gambaran, harapannya kamu akan lebih mudah memahami bagaimana sistem dari rumus titik impas itu bekerja.
1. Penjualan
Penjualan yang meningkat terjadi karena permintaan pasar yang meningkat pula. Otomatis, perusahaan harus memproduksi produk lebih banyak untuk memenuhi permintaan pasar. Hal ini mengakibatkan biaya variabel perusahaan meningkat. Akibatnya, perusahaan akan cenderung untuk melakukan penyesuaian nilai titik impas agar nilai profit tetap terjaga.
2. Biaya produksi
Biaya produksi yang tidak terduga mengalami kenaikan sewaktu-waktu adalah biaya bahan baku. Ketika biaya bahan baku mengalami kenaikan secara signifikan, tentu akan memengaruhi nilai dari titik impas.
Maka dari itu, kamu harus memulai penghitungan nilai bahan baku berdasar estimasi perubahan pasar yang mungkin akan terjadi dalam satu sampai dua tahun ke depan. Sehingga harga jual produkmu cenderung stabil dan tidak berubah dan dapat membuat konsumen kebingungan.
3. Perbaikan peralatan
Kemungkinan hambatan proses produksi bisa saja terjadi kapan saja meskipun kamu sudah menimalisirnya dengan melakukan perawatan berkala. Alhasil, nilai titik impas akan meningkat sebab proses produksi terhenti dan tidak dapat mencapai target.
Rumus Break Even Point
Terdapat tiga rumus BEP yang bisa kamu jadikan acuan dalam mencari nilai titik impas, yaitu:
1. Metode BEP Per Unit
BEP Per Unit = Biaya Tetap / (Harga Per Unit – Biaya Variabel Per Unit)
2. Metode BEP Per Penjualan
BEP Per Penjualan Biaya Tetap / [1 – (Total Biaya Variabel / Harga Total)]
3. Metode BEP Per Biaya
BEP Per Biaya = (Total Biaya Tetap + Total Biaya Variabel) / Total Unit
Contoh Cara Menghitung Break Even Point
Diketahui,
Perusahaan X mampu menghasilkan produk sebanyak 100.000 unit dalam sekali produksi dan rincian biaya sebagai berikut :
Biaya tetap Rp140 juta rupiah
Biaya variabel per unit Rp50 ribu rupiah
Harga per unit Rp100 ribu rupiah
Dijawab,
BEP Per Unit
= Rp140 juta rupiah / (Rp100ribu rupiah – Rp50 ribu rupiah)
= Rp2.800 rupiah
Nah, setelah kamu sudah mengetahui BEP per unit adalah sebesar Rp2.800 rupiah. Maka langkah selanjutnya adalah dengan menentukan target persentase laba yang kamu inginkan. Nantinya harga per unit ditambah dengan nilai laba akan menghasilkan harga jual per unit.
Aplikasi Terkait Break Even Point
Menghitung nilai titik impas ini sangat penting sebab hasil dari titik impas akan menentukan harga jual produk bisnismu. Setiap harga jual ini akan berdampak pula terhadap besarnya laba yang kamu harapkan. Jadi, kamu nggak mungkin melepaskan diri dari titik impas selama berbisnis.
Untuk memudahkan perjalanan bisnismu, saat ini kamu tidak perlu kerepotan dalam melakukan pencatatan akuntansi yang dapat membantu kamu dalam merumuskan nilai titik impas. Teknologi sudah semakin berkembang. Sudah ada aplikasi Buku Kas yang akan memudahkanmu dalam mengatur segala operasional bisnis perusahaan sampai ke laporan keuangannya.
BukuKas merupakan salah satu aplikasi pengelolaan keuangan digital atau aplikasi akuntansi gratis berbasis mobile yang dapat membantu pebisnis dalam mencatat transaksi penjualan, pengeluaran, dan hutang piutang secara lebih rinci. Apalagi BukuKas bisa kamu gunakan untuk semua jenis bisnis.
Pentingnya Break Even Point dalam Bisnis
Titik impas ternyata bukanlah sekadar istilah dalam dunia bisnis yang bisa kamu abaikan begitu saja. Bahkan jika kamu sampai salah dalam merumuskan nilai dari titik impas. Akibatnya bisa berdampak pada kesalahan dalam menentukan harga jual produk.
Tentunya imbas dari salah menentukan harga jual ini akan mengakibatkan kamu tidak balik modal, tidak mendapat keuntungan sesuai yang kamu harapkan, dan bahkan bisa sampai mengalami kerugian.
Menjadi pebisnis memang harus memikirkan banyak hal secara rinci dan sistematis. Meskipun begitu, bukan berarti kamu harus melakukan one man show. Bentuklah tim untuk melakukan upaya perbaikan bisnis dan merumuskan setiap strategi bisnis. Sebab, berjalan bersama akan membuat perjalalan bisnismu langgeng dan semua beban jadi terasa lebih ringan.