Kapan sunan gresik tiba di gresik dan memulai dakwahnya

SuaraJogja.id - Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim merupakan wali songo yang pertama kali masuk ke Jawa. Sunan Gresik mulai menyebarkan Islam pada masa akhir Kerajaan Majapahit.

Kedatangannya pada 1371 disambut baik Kerajaan Majapahit, ia diperbolehkan menyebarkan agama Islam di sini. Sunan Gresik memulai dakwah di daerah Sembalo Gresik sekarang bernama Leren. Ia menggunakan cara pendekatan pada masyarakat melalui pergaulan.

Saat pertama datang ke Sembalo ia melihat seorang wanita yang akan dijadikan tumbal meminta hujan. Ia mendekat dan memberitahu bahwa cara mereka salah, Sunan Gresik hampir dihajar massa.

Baru 2 langkah mendekat, kaki mereka melemas tanpa sebab.

Baca Juga: 10 Peninggalan Kerajaan Majapahit Bisa Dilihat Hingga Kini

Setelah itu Sunan Gresik dan 5 muridnya melakukan sholat istisqa, tak berselang lama hujan pun turun. Warga yang senang berniat menyembah Sunan Gresik. Namun Sunan Gresik melarangnya, ia meminta warga untuk bersyukur kepada Allah SWT.

Kapan sunan gresik tiba di gresik dan memulai dakwahnya
Wali Songo. (Youtube Al-Buton)

Waktu itu pula Sunan Gresik membimbing mengucapkan 2 kalimat syahadat. Ia membangun masjid pesucinan untuk pertama kali sebagai tempat ibadah bersama. Selain penyebaran Islam melalui cara bergaul, ia juga menggunakan cara pengobatan gratis.

Ia tak pernah membedakan golongan masyarakat yang ada. Kemampuan Sunan Gresik didengar oleh raja Majapahit, ia diminta menyembuhkan sakit istri raja.

Cara Dakwah lain yang dilakukan Sunan Gresik melalui bercocok tanam, bertani, dan berdagang sehingga warga tidak merasa dipaksa masuk Islam.

Setelah mapan Sunan Gresik melakukan kunjungan ke Raja Majapahit untuk bersilaturahmi. Untuk melanjutkan penyebaran agama Islam, Sunan Gresik mendirikan pesantren di daerah Leren Gresik hingga generasi selanjutnya.

Baca Juga: Ironi Sejarah Bali Kuno Dan Pusat Perdagangan Budak di Badung

Sunan Gresik mempunyai 3 orang istri, Siti Fathimah Binti Ali Nurul Alam Maulana Israil (Putri Raja Champa Dinasti Azmatkhan), Siti Maryam Binti Syaikh Subakir, Wan Jamilah Binti Ibrahim Zainuddin Al Akbar Asmaraqandi. Dari banyaknya keturunan yang dimiliki, ada 3 orang yang termasuk dalam jajaran Wali Songo. Sunan Ampel (anak Sunan Gresik), Sunan Bonang dan Sunan Drajat (cucu Sunan Gresik).

CNN Indonesia

Kamis, 15 Apr 2021 09:00 WIB

Kapan sunan gresik tiba di gresik dan memulai dakwahnya

Ilustrasi Sunan Gresik. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Jakarta, CNN Indonesia --

Sunan Gresik dalam beberapa literatur tak masuk dalam sembilan wali yang lazim dikenal wali songo. Namun ia dikenal sebagai wali pertama yang menyebarkan Islam di tanah Jawa.

Dalam Atlas Walisongo (2017), Agus Sunyoto tak memasukkan Sunan Gresik. Ini lantaran ia masuk Jawa dan hidup sebelum era wali songo dimulai pada abad ke-15 Masehi.

Sunan Gresik adalah ayah dari Raden Rahmat (Sunan Ampel). Nama aslinya Maulana Malik Ibrahim. Dikenal pula dengan Maulana Maghribi. Ada yang bilang ia dari Afrika Utara. Literatur lain menyamakan Sunan Gresik dengan Syaikh Ibrahim Asmarakandi, sehingga diyakini berasal dari Samarkan (Asia Tengah).


Belakangan, sejarawan asal Prancis J.P. Moquette menyebut Sunan Gresik berasal dari Kashan, sebuah daerah di Persia (Iran). Kesimpulan Moquette didapat setelah ia membaca prasasti pada makam Sunan Gresik. Di situ tertulis bahwa Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim meninggal pada Senin, 12 Rabbiul Awwal 822 H (8 April 1419 M), berasal dari Kashan (bi kashan), sebuah tempat di Persia (Iran).

Sri Sumaryoto dalam 9 Sunan (2015), menyebut Maulana Malik adalah saudara dari Maulana Ishak, ulama terkenal di Samudera Pasai (sekarang Aceh), yang merupakan Kerajaan Islam pertama di Nusantara. Maulana Ishak juga ayah dari Sunan Giri. Maulana Ibrahim dan Maulana Ishak, kata Sumaryoto, adalah anak dari seorang ulama di Persia bernama Maulana Jumadil Kubro, yang diyakini sebagai generasi ke-10 dari Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad Saw.

Jalan Dakwah

Babad Ing Gresik menyebut Maulana Malik Ibrahim kali pertama datang ke Gresik pada 1371 M. Ia datang bersama kerabatnya Maulana Mahpur. Menyebarkan Islam sembari berdagang.

Maulana Malik kemudian langsung dipertemukan dengan Raja Majapahit. Dia diperbolehkan menyebarkan Islam ke masyarakat sambil berdagang. Sunan Gresik kali pertama datang ke sebuah desa bernama Sembalo, Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik. Di sana, sambil berdagang ia kemudian mendirikan masjid pertama di desa Pasucinan, Manyar.

Sumaryoto dalam versi lainnya menyebut Sunan Gresik datang ke Pulau Jawa pada paruh abad ke-14 atau pada 1392 M. Sebelumnya, ia sempat menetap selama 13 tahun di Cempa (sekarang Kamboja) mulai 1379-1392 M. Di sana, ia menikah dengan putri Raja Cempa dan dikaruniai dua orang anak, Sunan Ampel dan Sayid Ali Murtadha alias Raden Santri. Selama 13 tahun menetap di Campa, ia kemudian pergi ke Jawa dan meninggalkan keluarganya. 

Sebagai wali generasi awal, Sunan Gresik memberi tonggak penting dalam metode penyebaran Islam di Jawa. Cara itulah yang kemudian diikuti oleh ulama atau wali setelahnya, termasuk anaknya Sunan Ampel.

"Saya kira [Sunan] Gresik yang paling dihormati. Termasuk oleh Demak, karena beberapa konflik di kalangan istana kerajaan di pantai Utara Jawa itu termasuk konflik Demak dengan Pajang, itu diselesaikan dengan tokoh dari Gresik. Selalu begitu," kata Guru Besar sejarah Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Jajat Burhanuddin kepada CNNIndonesia.com.

Rahimsyah dalam Biografi & Legenda Wali Sanga (1997), menyebut Sunan Gresik berdakwah dengan menjauhi pertentangan. Ia tak secara tajam menolak kepercayaan masyarakat yang kala itu masih didominasi Hindu-Budha. Maulana Malik juga dekat dengan masyarakat kelas bawah dan tidak membeda-bedakan golongan.

Namun, selain sebagai ulama, kesuksesan dakwah Sunan Gresik juga didukung oleh perannya sebagai tabib atau dokter. Dia membuka praktik pengobatan gratis untuk masyarakat. Sebagai tabib itulah, kabarnya ia sempat diundang ke Kerajaan Majapahit untuk mengobati istri raja yang diketahui juga beras dari Campa, tempat ia dulu menetap.

(thr/ain)

Saksikan Video di Bawah Ini:

Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik. Foto: Wikipedia

Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik merupakan salah satu wali songo (sembilan wali) yang menyebarkan Islam di Tanah Jawa. Sunan Gresik adalah guru bagi para wali lainnya dan dianggap sebagai ulama pionir yang menyebarkan Islam di Jawa.

Asal-usul Sunan Gresik sendiri masih diperdebatkan. Berbagai sumber menyatakan bahwa beliau dilahirkan di Samarkand, Uzbekistan, Asia Tengah pada awal abad ke-14.

Nur Amin Fatah dalam buku Metode Dakwah Walisongo beranggapan bahwa sang wali berasal dari Arab, kemudian hijrah ke Gujarat, India, lalu berkelana ke Malaka hingga sampai di Pulau Jawa.

Berikut ini adalah kisah Sunan Gresik ketika berdakwah di Jawa:

Sunan Gresik Menyebarkan Islam Pada Abad ke-14

Melansir dari Syeh Maulana Malik Ibrahim: Studi Tentang Islamisasi Islam di Jawa karya Umi Faridah, sejak kecil Sunan Gresik telah mendalami ilmu agama dan dididik sang ayah untuk menjadi pribadi yang berjiwa besar dan santun.

Pada sekitar abad ke-14, Maulana Malik Ibrahim mendapat tugas suci untuk menyiarkan agama Islam ke Asia Tenggara. Beliau berlabuh di Desa Leran, Gresik. Gresik kala itu merupakan bandar kerajaan Majapahit. Mayoritas masyarakat saat itu juga memeluk agama Hindu dan Buddha.

Di Gresik, beliau bekerja sebagai pedagang dan tabib yang membantu mengobati masyarakat secara gratis. Di sela-sela aktivitasnya, Sunan Gresik berdakwah tentang ajaran Islam.

Strategi Dakwah Melalui Perdagangan

Ilustrasi perdagangan. Foto: Freepik

Berdasarkan Babad Gresik I, Sunan Gresik berdakwah menggunakan dua metode, yakni melalui perdagangan dan pendidikan pesantren.

Mula-mula beliau berdagang di tempat terbuka dekat pelabuhan. Ini dilakukan agar masyarakat tidak kaget dengan ajaran baru yang ia bawa. Dukut dalam buku Grissee Tempo Doeloe menulis bahwa kewibawaan dan kecakapan Maulana Malik Ibrahim mengundang simpati dari masyarakat, bahkan Raja Brawijaya.

Beliau akhirnya diangkat sebagai Syahbandar atau kepala pelabuhan. Raja Brawijaya juga mempersilakan Sunan Gresik untuk menyebarkan Islam.

Tidak hanya menjadi pedagang yang andal, Sunan Gresik juga memiliki jiwa sosial tinggi. Beliau mengajarkan cara bercocok tanam kepada masyarakat kelas bawah yang selama ini disisihkan oleh ajaran Hindu.

Karena strategi dakwah dengan cara damai ini, ajaran Islam secara berangsur-angsur dapat diterima oleh masyarakat setempat.

Strategi Dakwah Melalui Pendidikan

Pondok Pesantren. Foto: tebuireng.org

Saat menetap di Desa Sawo, Maulana Malik Ibrahim membangun surau yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat sholat, tetapi juga pesantren sederhana untuk mengajarkan agama Islam.

Kemudian saat Raja Brawijaya memberikan sebidang tanah di pinggiran Kota Gresik, Maulana Malik Ibrahim lantas mendirikan pesantren. Beliau merupakan ulama pertama yang membangun pesantren sebagai model pendidikan Islam.

Sunan Gresik wafat pada 1419 M dan dimakamkan di Gresik, Jawa Timur. Nisan sang wali berisi pujian terhadap karakternya selama hidup.

“Inilah makam al marhum al maghfurlah yang berharap rahmat Tuhan, kebanggan para pangeran, sendi para sultan dan para menteri, penolong para fakir dan miskin, yang berbahagia lagi syahid, cemerlangnya simbol agama dan negara, Malik Ibrahim yang terkenal dengan Kakek Bantal. Semoga Allah meliputinya dengan rahmat dan rida-Nya, dan dimasukkan ke dalam surga-Nya. Telah wafat pada hari Senin, 12 Rabiul Awal 822 H".