Kapanlagi Plus - Dalam agama Islam kita mengenal istilah asmaul husna untuk menyebut sifat-sifat wajib Allah SWT. Setiap umat muslim wajib tahu sifat-sifat wajib yang dimiliki Allah SWT. Sebab dengan begitu, kita bisa senantiasa termotivasi untuk terus beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Dari sekian banyak asmaul husna, Ar Rahim adalah salah satunya. Lantas, apa arti Ar Rahim?
Sebagai salah satu dari bagian asmaul husna, Ar Rahim tentu mempunyai arti yang sangat mulia. Bahkan dalam kitab suci Al quran, kata Ar Rahim disebutkan berulang kali. Selain itu, sifat Ar Rahim juga muncul dalam bacaan Basmallah yang diucapkan umat muslim sebagai doa saat akan memulai sesuatu. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui arti Ar Rahim berikut maknanya.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ulasan tentang arti Ar Rahim yang perlu umat muslim ketahui.
(credit: unsplash)
Arti Ar Rahim secara umum dalam bahasa Indonesia adalah Maha Penyayang. Dengan sifat yang dimiliki ini, Allah SWT menyayangi seluruh hamba terutama yang beriman kepada-Nya. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya nikmat, rezeki, berkah, dan hidayah yang Allah SWT berikan kepada hamba-Nya yang berserah.Sebagai salah satu sifat Allah SWT, Ar Rahim sering kali disandingkan dengan Ar Rahman seperti dalam bacaan Basmallah. Keduanya sama-sama mempunyai arti yang tinggi dan mulia. Meski terdengar mirip, terdapat perbedaan arti Ar Rahim dan Ar Rahman.
Hal ini berlandaskan pada arti Ar Rahman sendiri yaitu Allah SWT sebagai Maha Pemberi. Sehingga jika diartikan secara harfiah, Allah SWT menjadi Tuhan yang memberikan segala rezeki pada setiap makhluknya. Namun, secara khusus Allah SWT akan memberikan memberikan rahmat secara khusus kepada muslim yang beriman di akhirat kelak.
(credit: unsplash)
ifat Allah SWT sebagai sosok Tuhan yang mempunyai sifat Ar Rahim atau Maha penyayang memang tak perlu diragukan lagi. Dan seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwa sifat Allah SWT yang Maha Penyayang ini berulang kali telah disebutkan dan dijelaskan di Al quran. Berikut beberapa ayat Al quran yang menjelaskan arti Ar Rahim yang dimiliki Allah SWT.1) Surat Al-A'raaf ayat 151, yang bunyi artinya:
"Dia (Musa) berdoa, 'Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang dari semua penyayang'." (QS. Al-A'raaf ayat:15)
2) Surat surat Yusuf ayat 64, yang bunyi artinya:
Dia (Yakub) berkata, 'Bagaimana aku akan mempercayakannya (Bunyamin) kepadamu, seperti aku telah mempercayakan saudaranya (Yusuf) kepada kamu dahulu?' Maka Allah adalah penjaga yang terbaik dan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang."
3) Surat Mu'minun ayat 109, yang bunyi artinya:
"Sesungguhnya ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa, 'Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat, Engkau adalah pemberi rahmat yang terbaik'."
4) Surat Al Kahfi ayat 58, yang bunyi artinya:
"Dan Tuhanmu Maha Pengampun, memiliki kasih sayang. Jika Dia hendak menyiksa mereka karena perbuatan mereka, tentu Dia akan menyegerakan siksa bagi mereka."
(credit: unsplash)
Selain Ar Rahim, Allah SWT masih mempunyai 98 sifat mulia lain yang tergabung dalam asmaul husna. Nah, selain arti Ar Rahim, tentu penting bagi setiap muslim untuk tahu arti dari 98 asmaul husna yang lain. Berikut adalah daftar dan arti dari asmaul husna.Ar Rahman : Yang Maha Pengasih
Ar Rahiim : Yang Maha Penyayang
Al Malik : Yang Maha Merajai
Al Quddus : Yang Maha Suci
As Salaam : Yang Maha Memberi Kesejahteraan
Al Mu`min : Yang Maha Memberi Keamanan
Al Muhaimin : Yang Maha Mengatur
Al Aziz : Yang Maha Perkasa
Al Jabbar : Yang Memiliki Mutlak Kegagahan
Al Mutakabbir : Yang Maha Megah
Al Khaliq : Yang Maha Pencipta
Al Baari : Yang Maha Melepaskan
Al Mushawwir : Yang Maha Membentuk Rupa
Al Ghaffaar : Yang Maha Pengampun
Al Qahhaar : Yang Maha Memaksa
Al Wahhaab : Yang Maha Pemberi Karunia
Ar Razzaaq : Yang Maha Pemberi Rezeki
Al Fattaah : Yang Maha Pembuka Rahmat
Al 'Aliim : Yang Maha Mengetahui
Al Qaabidh : Yang Maha Menyempitkan
Al Baasith : Yang Maha Melapangkan
Al Khaafidh : Yang Maha Merendahkan
Ar Raafi : Yang Maha Meninggikan
Al Mu'izz : Yang Maha Memuliakan
Al Mudzil : Yang Maha Menghinakan
Al Samii : Yang Maha Mendengar
Al Bashiir : Yang Maha Melihat
Al Hakam : Yang Maha Menetapkan
Al 'Adl : Yang Maha Adil
Al Lathiif : Yang Maha Lembut
Al Khabiir : Yang Maha Mengenal
Al Haliim : Yang Maha Penyantun
Al 'Azhiim : Yang Maha Agung
Al Ghafuur : Yang Maha Pemberi Pengampunan
As Syakuur : Yang Maha Pembalas Budi
Al 'Aliy : Yang Maha Tinggi
Al Kabiir : Yang Maha Besar
Al Hafizh : Yang Maha Memelihara
Al Muqiit : Yang Maha Pemberi Kecukupan
Al Hasiib : Yang Maha Pembuat Perhitungan
Al Jaliil : Yang Maha Luhur
Al Kariim : Yang Maha Pemurah
Ar Raqiib : Yang Maha Mengawasi
Al Mujiib : Yang Maha Mengabulkan
Al Waasi : Yang Maha Luas
Al Hakiim : Yang Maha Arif atau Bijaksana
Al Waduud : Yang Maha Mengasihi
Al Majiid : Yang Maha Mulia
Al Baa'its : Yang Maha Membangkitkan
As Syahiid : Yang Maha Menyaksikan
Al Haqq : Yang Maha Benar
Al Wakiil : Yang Maha Memelihara
Al Qawiyyu : Yang Maha Kuat
Al Matiin : Yang Maha Kokoh
Al Waliyy : Yang Maha Melindungi
Al Hamiid : Yang Maha Terpuji
Al Muhshii : Yang Maha Menghitung
Al Mubdi : Yang Maha Memulai
Al Mu'iid : Yang Maha Mengembalikan Kehidupan
Al Muhyii : Yang Maha Menghidupkan
Al Mumiitu : Yang Maha Mematikan
Al Hayyu : Yang Maha Hidup
Al Qayyuum : Yang Maha Mandiri
Al Waajid : Yang Maha Penemu
Al Maajid : Yang Maha Mulia
Al Wahid : Yang Maha Tunggal
Al Ahad : Yang Maha Esa
As Shamad : Yang Maha Dibutuhkan
Al Qaadir : Yang Maha Menentukan
Al Muqtadir : Yang Maha Berkuasa
Al Muqaddim: Yang Maha Mendahulukan
Al Mu'akkhir : Yang Maha Mengakhirkan
Al Awwal : Yang Maha Awal
Al Aakhir : Yang Maha Akhir
Az Zhaahir : Yang Maha Nyata
Al Baathin : Yang Maha Ghaib
Al Waali : Yang Maha Memerintah
Al Muta'aalii : Yang Maha Tinggi
Al Barru : Yang Maha Penderma
At Tawwaab : Yang Maha Penerima Taubat
Al Muntaqim : Yang Maha Pemberi Balasan
Al Afuww : Yang Maha Pemaaf
Ar Ra'uuf : Yang Maha Pengasuh
Malikul Mulk : Yang Maha Penguasa Kerajaan
Dzul Jalaali Wal Ikraam : Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
Al Muqsith : Yang Maha Pemberi Keadilan
Al Jamii' : Yang Maha Mengumpulkan
Al Ghaniyy : Yang Maha Kaya
Al Mughnii : Yang Maha Pemberi Kekayaan
Al Maani : Yang Maha Mencegah
Ad Dhaar : Yang Maha Penimpa Kemudharatan
An Nafii : Yang Maha Pemberi Manfaat
An Nuur : Yang Maha Bercahaya
Al Haadii : Yang Maha Pemberi Petunjuk
Al Badii' : Yang Maha Pencipta
Al Baaqii : Yang Maha Kekal
Al Waarits : Yang Maha Pewaris
Ar Rasyiid : Yang Maha Pandai
As Shabuur : Yang Maha Sabar
Itulah di antaranya penjelasan tentang arti Ar Rahim sebagai salah satu sifat Allah SWT. Semoga bermanfaat dan bisa menambah keimanan kalian sebagai seorang muslim. Amiin.
Baca artikel lainnya:
Kedua nama Allah subhanahu wa ta’ala ini disebutkan dalam banyak ayat dan hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Di antaranya,
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (al-Fatihah: 1)
ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
“Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (al-Fatihah: 3)
Arti Nama Allah Ar-Rahman & Ar-Rahim
Syaikh Muhammad Khalil Harras mengatakan,
“Ar-Rahman dan ar-Rahim adalah nama yang mulia dari nama-nama Allah subhanahu wa ta’ala. Kedua nama ini menunjukkan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala memiliki sifat rahmat dan kasih sayang, yang merupakan sifat hakiki bagi Allah dan sesuai dengan kebesaran-Nya.”
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin menerangkan,
“Arti (nama Allah) ar-Rahman ialah Yang memiliki rahmat dan kasih sayang yang luas. Sebab, wazan (bentuk kata) fa’laan dalam bahasa Arab menunjukkan makna luas dan penuh. Semisal dengan kata ‘Seorang lelaki ghadhbaan,’ artinya penuh kemarahan.[1]
Sementara itu, ar-Rahim adalah nama Allah yang memiliki makna kata kerja dari rahmat (yakni Yang merahmati, Yang mengasihi). Sebab, wazan fa’iil (فَعِيْلٌ) bermakna faa’il (فَاعِلٌ, pelaksana)[2] sehingga kata tersebut menunjukkan perbuatan (merahmati, mengasihi).
Oleh karena itu, paduan antara nama ar-Rahman dan ar-Rahim bermakna bahwa rahmat Allah itu luas dan kasih sayang-Nya akan sampai kepada makhluk-Nya.”
Perbedaan Ar-Rahman dan Ar-Rahim
Nama Allah ar-Rahman dan ar-Rahim tentu ada sisi perbedaannya. Sebab, setiap nama punya makna yang khusus. Berikut ini penjelasan sebagian ulama tentang perbedaan keduanya.
Al-Arzami rahimahullah mengatakan, “Ar-Rahman artinya Yang Maha Pengasih terhadap seluruh makhluk, sedangkan ar-Rahim artinya Yang Maha Pengasih terhadap kaum mukminin.” (Tafsir Ibnu Jarir ath-Thabari, Tafsir Basmalah)
Dengan demikian, yang dimaksud dengan ar-Rahman adalah Dzat yang rahmat-Nya meliputi segala sesuatu di dunia. Sebab, bentuk kata/wazan fa’laan itu menunjukkan penuh dan banyak. Adapun nama ar-Rahim adalah Dzat yang rahmat-Nya khusus terhadap kaum mukimin di akhirat.
Akan tetapi, ada pula yang mengatakan sebaliknya.
Ibnul Qayyim memandang bahwa ar-Rahman menunjukkan sifat kasih sayang pada Dzat Allah (yakni Allah subhanahu wa ta’ala memiliki sifat kasih sayang), sedangkan ar-Rahim menunjukkan bahwa sifat kasih sayang-Nya terkait dengan makhluk yang dikasihi-Nya.
Jadi, seakan-akan nama ar-Rahman adalah sifat bagi-Nya, sedangkan nama ar-Rahim mengandung perbuatan-Nya, yakni menunjukkan bahwa Dia memberikan kasih sayang kepada makhluk-Nya dengan rahmat-Nya. Jadi, ini adalah sifat perbuatan bagi-Nya.
Apabila Anda hendak memahami hal ini, perhatikanlah firman Allah subhanahu wa ta’ala,
وَكَانَ بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ رَحِيمًا
“Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (al-Ahzab: 43)
إِنَّهُۥ بِهِمۡ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
“Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka.” (at-Taubah: 117)
Allah subhanahu wa ta’ala tidak menyebutkan dengan nama ar-Rahman sama sekali. Berdasarkan hal itu, Anda mengetahui bahwa makna ar-Rahman adalah Yang memiliki sifat kasih sayang, sedangkan makna ar-Rahim adalah Yang mengasihi dengan kasih sayang-Nya. (Syarah Nuniyyah, Ahmad Isa)
Al-Harras mengatakan bahwa ini adalah pendapat yang terbaik tentang perbedaan kedua nama tersebut.
Berikut ini penjelasan Syaikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah dalam kitab Tafsir Asma`illah al-Husna tentang keagungan nama Allah ar-Rahman dan ar-Rahim.
Ar-Rahman dan ar-Rahim adalah dua nama yang menunjukkan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala memiliki kasih sayang yang luas dan agung. Kedua nama ini meliputi segala sesuatu dan meliputi segala makhluk. Allah subhanahu wa ta’ala telah menetapkan kasih sayang yang sempurna bagi orang-orang bertakwa yang mengikuti para nabi dan rasul-Nya. Oleh karena itu, mereka mendapatkan kasih sayang sempurna yang bersambung dengan kebahagiaan yang abadi.
Orang-orang yang selain mereka, terhalang dari kasih sayang yang sempurna ini. Sebab, orang-orang itu sendiri yang menolaknya dengan cara tidak memercayai berita (Ilahi) dan berpaling dari perintah. Oleh karena itu, janganlah mereka mencela siapa pun selain diri mereka sendiri.
Mereka (yang bertakwa) mengimani bahwa Allah subhanahu wa ta’ala adalah Maharahman dan Maharahim, memiliki rahmat yang agung dan rahmat-Nya terkait dengan makhluk-Nya yang dirahmati. Jadi, seluruh nikmat adalah buah dari rahmat-Nya.
Orang yang memperhatikan nama Allah ar-Rahman, bahwa Allah itu Mahaluas rahmat-Nya, mengetahui bahwa Allah memiliki kasih sayang yang sempurna, yang telah memenuhi alam semesta, baik yang atas maupun yang bawah, mengenai seluruh makhluk-Nya, serta mencakup dunia dan akhirat, menadaburi ayat-ayat yang menunjukkan semacam makna ini,
وَرَحۡمَتِي وَسِعَتۡ كُلَّ شَيۡءٍۚ
“Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu.” (al-A’raf: 156)
إِنَّ ٱللَّهَ بِٱلنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَّحِيمٌ
“Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.” (al-Hajj: 65)
فَٱنظُرۡ إِلَىٰٓ ءَاثَٰرِ رَحۡمَتِ ٱللَّهِ كَيۡفَ يُحۡيِ ٱلۡأَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِهَآۚ إِنَّ ذَٰلِكَ لَمُحۡيِ ٱلۡمَوۡتَىٰۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٍ قَدِيرٌ
“Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi yang sudah mati. Sesungguhnya (Dzat yang berkuasa seperti) demikian benar-benar (berkuasa) menghidupkan orang-orang yang telah mati. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (ar-Rum: 50)
أَلَمۡ تَرَوۡاْ أَنَّ ٱللَّهَ سَخَّرَ لَكُم مَّا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِ وَأَسۡبَغَ عَلَيۡكُمۡ نِعَمَهُۥ ظَٰهِرَةً وَبَاطِنَةًۗ
“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin.” (Luqman: 20)
وَمَا بِكُم مِّن نِّعۡمَةٍ فَمِنَ ٱللَّهِۖ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ ٱلضُّرُّ فَإِلَيۡهِ تَجَۡٔرُونَ
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudaratan, hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.” (an-Nahl: 53)
وَإِن تَعُدُّواْ نِعۡمَةَ ٱللَّهِ لَا تُحۡصُوهَآۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (an-Nahl: 18)
juga ayat-ayat setelahnya yang menunjukkan pokok-pokok nikmat dan cabangnya, yang mengandung salah satu dari sekian banyak buah rahmat Allah sehingga Dia berfirman di akhirnya,
كَذَٰلِكَ يُتِمُّ نِعۡمَتَهُۥ عَلَيۡكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تُسۡلِمُونَ
“Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).” (an-Nahl: 81)
Dia juga menadaburi surah ar-Rahman dari awal hingga akhir, karena surah itu adalah ungkapan dari penjabaran rahmat Allah subhanahu wa ta’ala; maka semua ragam makna dan corak nikmat yang ada padanya adalah rahmat dan kasih sayang-Nya. Oleh karena itu, Allah subhanahu wa ta’ala mengakhiri surah tersebut dengan menyebutkan kenikmatan abadi yang sempurna, yang Dia siapkan untuk orang-orang yang taat di dalam surga, yang merupakan buah dari rahmat-Nya.
Oleh sebab itu, Allah subhanahu wa ta’ala menamai surga dengan rahmat, sebagaimana dalam ayat-Nya,
وَأَمَّا ٱلَّذِينَ ٱبۡيَضَّتۡ وُجُوهُهُمۡ فَفِي رَحۡمَةِ ٱللَّهِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ
“Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya.” (Ali Imran: 107)
Dalam hadits disebutkan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala mengatakan kepada surga,
أَنْتِ رَحْمَتِي أَرْحَمُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ مِنْ عِبَادِي
“Engkau adalah rahmat-Ku yang denganmu Aku merahmati siapa yang Kukehendaki dari hamba-Ku.”
Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman,
وَهُوَ أَرۡحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ
“Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang.” (Yusuf: 64)
Dalam hadits sahih disebutkan,
اللهُ أَرْحَمُ بِعِبَادِهِ مِنَ الْوَالِدَةِ بِوَلَدِهَا
“Allah lebih penyayang terhadap hamba-Nya daripada seorang ibu terhadap anaknya.”
Dalam hadits lain,
إِنَّ اللهَ كَتَبَ كِتَاباً عِنْدَهُ فَوْقَ عَرْشِهِ إِنَّ رَحْمَتِي سَبَقَتْ غَضَبِي
Sesungguhnya Allah telah menuliskan sebuah tulisan di sisi-Nya, di atas Arsy-Nya, “Sesungguhnya rahmat-Ku mendahului kemurkaan-Ku.”
Ringkas kata, Allah subhanahu wa ta’ala telah menciptakan makhluk dengan rahmat-Nya. Allah mengutus para rasul kepada mereka karena rahmat-Nya pula. Dia subhanahu wa ta’ala memerintah dan melarang mereka serta menetapkan syariat untuk mereka karena rahmat-Nya. Allah melingkupi mereka dengan kenikmatan lahir dan batin karena rahmat-Nya. Dia subhanahu wa ta’ala mengatur mereka dengan berbagai aturan dan melindungi mereka dengan berbagai perlindungan karena rahmat-Nya. Dia juga memenuhi dunia dan akhirat dengan rahmat-Nya.
Oleh karena itu, urusan ini tidak akan menjadi baik dan mudah, begitu pula tujuan dan berbagai tuntutan tidak akan terwujud, kecuali karena rahmat-Nya. Bahkan, kasih sayang-Nya melebihi semua itu, lebih agung dan lebih tinggi.
Apatah lagi, orang-orang baik dan bertakwa akan mendapatkan bagian terbesar dan kebaikan terbanyak dari rahmat-Nya.
إِنَّ رَحۡمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ
“Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (al-A’raf: 56)
Buah Mengimani Nama Allah Ar-Rahman & Ar-Rahim
Mengimani nama Allah ar-Rahman dan ar-Rahim akan menambah rasa syukur kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Sebab, kita menyadari bahwa berbagai nikmat yang Allah kepada kita, baik yang ada dalam organ tubuh, kebutuhan keseharian, alam sekitar kita, maupun alam semesta ini semuanya, adalah semata-mata buah dari kasih sayang-Nya. Ini semua mengharuskan kita untuk tunduk dan bersyukur kepada-Nya. Selain itu pula, mengharuskan kita untuk membalasnya dengan ketaatan, bukan dengan kemaksiatan dan kerusakan.
Wallahu a’lam.
Catatan Kaki
[1] Wazan فَعْلَانُ fa’laan; kata yang sesuai dengan timbangan ini misalnya رَحْمَانُ ,غَضْبَانُ عَطْشَانُ, dll.
[2] Wazan فَعِيلٌ fa’iil; kata yang sesuai dengan timbangan ini misalnya رَحِيمٌ, حَلِيمٌ, كَرِيمٌ, dll.