Show The preview shows page 1 - 3 out of 5 pages. Dalam sebuah pidatonya, sesaat sebelum United States memasuki PerangDunia II, Presiden Franklin Delano Roosevelt mengemukakan tentang 4kemerdekaan, yang kemudian dikenal sebagai Roosevelt’s “FourFreedoms” 1945, yaitu :1.Freedom of Speech, kebebasan untuk mengemukakan pendapat, baikpendapat itu pro ataupun kontra terhadap pemerintah.2.Freedom of Worship, kebebasan untuk beribadah, kebebasan untukmemilih agamanya masing-masing ataupun bahkan kebebasan untukberpindah agama.3.Freedom from Fear, kemerdekaan dari rasa takut, kemerdekaan darieksploitasi dan penindasan.4.Freedom from Want, kemerdekaan dari kekurangan, darikemelaratan, sandang pangan papan terpenuhi, pendidikan bagianak-anak sehingga tidak ada anak yang tertinggal, tidak ada anakgadis yang ‘dijual’ menjadi pelacur hanya untuk memenuhi kebutuhanpangan keluarga.Dalam mazhab hukum alam konsepsi dasar HAM meliputi tiga hal, yaituhak hidup atauthe right to life,hak kemerdekaan atauthe right tolibertydan hak milik atauthe right to property.Perkembanganberikutnya HAM terus mengalami transformasi dan penyempurnaan, dansehubungan dengan ini Franklin D. Roosevelt, tepatnya pada tanggal 6Januari 1941 telah memformulasikan empat gagasan baru terkait denganHAM, atau yang lebih dikenal dengan istilahthe four freedoms.Gagasanbaru dari Franklin D. Roosevelt Franklin D. Roosevelt ini kemudiandiusulkan, dan diucapkan di depan Kongres Amerika Serikat, yaitumeliputi: a) bebas untuk berbicara ataufreedom of speech;b) kebebasandalam memeluk agama ataufreedom of religion;c) kebebasan dari rasatakut ataufreedom of fear;dan d) kebebasan terhadap suatu keinginanatau kehendak yang biasa disebutfreedom of from want.Konsepsi hak asasi dari Franklin D. Roosevelt kemudian menginspirasidan menjadi bagian dariDeclaration of Human Right 1948,yangmerupakan pernyataan seluruh umat manusia melalui wakil-wakilnyayang duduk dalam organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Melaluipernyataan ini seluruh umat manisa bertekad untuk memberikan jaminanperlindungan secara yuridis formal terhadap hak-hak asasi, danmerealisasikannya dalam kebijakan nyata oleh negara-negara yangmenyetujui deklarasi ini. Secara teoritis, hak-hak yang terdapatdalamThe Universal Declaration of Human Rightsdapat dikelompokanke dalam tiga bagian, yaitu:pertama,menyangkut hak-hak yangberkaitan dengan hak politik;kedua,menyangkut hak-hak yang berkaitandengan hak atas martabat dan integritas manusia;danketiga,menyangkut hak-hak yang berkaitandengan hak-hak sosial,ekonomi dan hak-hak budaya. Dalam konsepsi hukum nasional Indonesia, HAM ini dapat dilihat didalam ketentuan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentangHAM menyebutkan adanya beberapa HAM yang bersifat mutlak dan Upload your study docs or become a Course Hero member to access this document Upload your study docs or become a Course Hero member to access this document End of preview. Want to read all 5 pages? Upload your study docs or become a Course Hero member to access this document Halaman pertama naskah pidato empat kebebasan Empat Kebebasan (Inggris: Four freedoms) adalah pidato yang dibacakan Franklin D. Roosevelt di Depan Dewan Agen Rakyat Amerika Serikat pada 6 Januari 1941.[1] Pidato tersebut menganjurkan supaya setiap manusia dijamin negara dalam empat kebebasan, yaitu kebebasan mengeluarkan argumen, kebebasan beribadah kepada Tuhan dengan cara masing-masing, hak untuk lepas dari kekurangan dan kemiskinan serta kebebasan dari ketakutan.[1] Ide-ide yang tercantum dalam pidato tersebut adalah prinsip-prinsip dasar yang mengembang menjadi Piagam Atlantik yang diberitahukan oleh Winston Churchill dan Franklin D. Roosevelt pada Agustus 1941, Deklarasi PBB pada tanggal 1 Januari 1942 dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yang diadopsi oleh PBB pada tahun 1948.[2] Dalam membikin pidato empat kebebasan, Franklin D. Roosevelt dibantu oleh penasihatnya Harry L. Hopkins, Samuel I. Rosenman dan Robert Sherwood.[2] Mereka membantu dalam mempersiapkan draft awal.[2] Selain itu, Adolf A. Berle dan Benjamin V. Cohen dari Departemen Luar Negeri juga memberikan masukan terkait isi pidato.[2] Referensiedunitas.com Page 2Halaman pertama naskah pidato empat kebebasan Empat Kebebasan (Inggris: Four freedoms) adalah pidato yang dibacakan Franklin D. Roosevelt di Depan Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat pada 6 Januari 1941.[1] Pidato tersebut menganjurkan supaya setiap manusia dijamin negara dalam empat kebebasan, yaitu kebebasan mengeluarkan pendapat, kebebasan beribadah sebagai Tuhan dengan cara masing-masing, hak sebagai lepas dari kekurangan dan kemiskinan serta kebebasan dari ketakutan.[1] Ide-ide yang tercantum dalam pidato tersebut adalah prinsip-prinsip dasar yang mengembang menjadi Piagam Atlantik yang dibicarakan oleh Winston Churchill dan Franklin D. Roosevelt pada Agustus 1941, Deklarasi PBB pada tanggal 1 Januari 1942 dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yang diadopsi oleh PBB pada tahun 1948.[2] Dalam membikin pidato empat kebebasan, Franklin D. Roosevelt ditolong oleh penasihatnya Harry L. Hopkins, Samuel I. Rosenman dan Robert Sherwood.[2] Mereka menolong dalam mempersiapkan draft awal.[2] Selain itu, Adolf A. Berle dan Benjamin V. Cohen dari Departemen Luar Negeri juga memberikan masukan terkait pokok pidato.[2] Pustakaedunitas.com Page 3Halaman pertama naskah pidato empat kebebasan Empat Kebebasan (Inggris: Four freedoms) adalah pidato yang dibacakan Franklin D. Roosevelt di Depan Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat pada 6 Januari 1941.[1] Pidato tersebut menganjurkan supaya setiap manusia dijamin negara dalam empat kebebasan, yaitu kebebasan mengeluarkan pendapat, kebebasan beribadah sebagai Tuhan dengan cara masing-masing, hak sebagai lepas dari kekurangan dan kemiskinan serta kebebasan dari ketakutan.[1] Ide-ide yang tercantum dalam pidato tersebut adalah prinsip-prinsip dasar yang mengembang menjadi Piagam Atlantik yang dibicarakan oleh Winston Churchill dan Franklin D. Roosevelt pada Agustus 1941, Deklarasi PBB pada tanggal 1 Januari 1942 dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yang diadopsi oleh PBB pada tahun 1948.[2] Dalam membikin pidato empat kebebasan, Franklin D. Roosevelt ditolong oleh penasihatnya Harry L. Hopkins, Samuel I. Rosenman dan Robert Sherwood.[2] Mereka menolong dalam mempersiapkan draft awal.[2] Selain itu, Adolf A. Berle dan Benjamin V. Cohen dari Departemen Luar Negeri juga memberikan masukan terkait pokok pidato.[2] Pustakaedunitas.com Page 4Radang selaput lendir rahim atau endometritis adalah peradangan yang terjadi pada endometrium, adalah lapisan sebelah dalam pada dinding rahim, yang terjadi yang belakang sekali suatu peristiwa infeksi.[1][2] Mempunyai berbagai tipe endometritis, adalah endometritis post partum (radang dinding rahim sesudah melahirkan), endometritis sinsitial (peradangan dinding rahim yang belakang sekali suatu peristiwa tumor jinak ditemani sel sintitial dan trofoblas yang banyak), serta endometritis tuberkulosa (peradangan pada dinding rahim endometrium dan tuba fallopi, biasanya yang belakang sekali suatu peristiwa Mycobacterium tuberculosis. [1]. Anatomi organ reproduksi betina PenyebabMikroorganisme yang menyebabkan endometritis diantaranya Campylobacter foetus, Brucella sp., Vibrio sp. dan Trichomonas foetus. Endometritis juga mampu diakibatkan oleh bakteri oportunistik spesifik seperti Corynebacterium pyogenes, Eschericia coli dan Fusobacterium necrophorum [2]. Organisme penyebab biasanya mencapai vagina pada waktu perkawinan, kelahiran, sesudah melahirkan atau menempuh sirkulasi darah [3]. Mempunyai banyak faktor yang selaras dengan endometritis, adalah retensio sekundinarum, distokia, faktor penanganan, dan siklus birahi yang tertunda [3]. Selain itu, endometritis biasa terjadi setelah peristiwa aborsi, kelahiran kembar, serta kerusakan jalan kelahiran sesudah melahirkan [4]. Endometritis mampu terjadi sbg kelanjutan kasus distokia atau retensi plasenta yang berakibat involusi uterus pada periode sesudah melahirkan menurun. Endometritis juga sering selaras dengan keadaan Korpus Luteum Persisten (CLP) [2]. PatogenesisRahim merupakan organ yang steril sedangkan di vagina mempunyai banyak mikroorganisme oportunistik. Mikroorganisme dari vagina ini mampu secara asenden masuk ke rahim terutama pada waktu perkawinan atau melahirkan. Bila jumlah mikroorganisme terlalu banyak dan kondisi rahim mengalami gangguan maka mampu terjadi endometritis [5]. Peristiwa endometritis probabilitas akbar terjadi pada waktu kawin suntik atau penanganan kelahiran yang kurang higienis, sehingga banyak bakteri yang masuk, seperti bakteri non spesifik (E. coli, Staphilylococcus, Streptococcus dan Salmonella), maupun bakteri spesifik (Brucella sp, Vibrio foetus dan Trichomonas foetus)[3]. Gejala KlinisGejala klinis endometritis adalah lendir vagina yang berwarna keputihan sampai kekuningan yang berlebih-lebih, dan rahim membesar [6]. Penderita mampu nampak sehat, meskipun dengan lendir vagina yang kekuningan dan dalam rahimnya tertimbun cairan [3]. Pengaruh endometritis terhadap kesuburan dalam jangka pendek adalah menurunkan kesuburan sedangkan dalam jangka panjang endometritis menyebabkan gangguan reproduksi karena terjadi perubahan aliran reproduksi [6]. DiagnosisEndometritis mampu terjadi secara klinis dan subklinis. Diagnosis endometritis mampu didasarkan pada riwayat kesehatan, pemeriksaan rektal, pemeriksaan vaginal dan biopsi. Keluhan kasus endometritis biasanya beberapa kali dikawinkan tetapi tidak bunting, siklus birahi diperpanjang kecuali pada endometritis yang sangat ringan. Pemeriksaan vaginal mampu diterapkan dengan memanfaatkan vaginoskop dengan melihat keadaan lendir, lubang leher rahim (serviks) persangkaan membuka dan kemerahan di kawasan vagina dan leher rahim. Pada palpasi per rektal akan teraba dinding rahim persangkaan kaku dan di dalam rahim mempunyai cairan tetapi tidak dirasakan sbg fluktuasi (tergantung derajat infeksi) [3]. TerapiTerapi endometritis, pada hewan, mampu diterapkan menempuh pemberian antibiotik sistemik, irigasi rahim, pemberian hormon estrogen untuk menginduksi respon rahim, dan injeksi prostaglandin untuk menginduksi estrus [2][3]. Pengobatan yang direkomendasikan untuk endometritis yang persangkaan berat adalah memperbaiki vaskularisasi dengan mengirigasi uterus mempergunakan antiseptik ringan seperti lugol dengan konsentrasi yang rendah. Irigasi diulangi beberapa kali dengan interval 2-3 hari. Antibiotik diberikan secara intra uterin dan intra muskular. Leleran mampu dikeluarkan dengan menyuntikkan preparat estrogen. Untuk endometritis ringan cukup diberikan antibiotika intra uterina[3]. Referensi
edunitas.com Page 5Radang selaput lendir rahim atau endometritis adalah peradangan yang terjadi pada endometrium, adalah lapisan sebelah dalam pada dinding rahim, yang terjadi yang belakang sekali suatu peristiwa infeksi.[1][2] Mempunyai berbagai tipe endometritis, adalah endometritis post partum (radang dinding rahim sesudah melahirkan), endometritis sinsitial (peradangan dinding rahim yang belakang sekali suatu peristiwa tumor jinak ditemani sel sintitial dan trofoblas yang banyak), serta endometritis tuberkulosa (peradangan pada dinding rahim endometrium dan tuba fallopi, biasanya yang belakang sekali suatu peristiwa Mycobacterium tuberculosis. [1]. Anatomi organ reproduksi betina PenyebabMikroorganisme yang menyebabkan endometritis diantaranya Campylobacter foetus, Brucella sp., Vibrio sp. dan Trichomonas foetus. Endometritis juga mampu diakibatkan oleh bakteri oportunistik spesifik seperti Corynebacterium pyogenes, Eschericia coli dan Fusobacterium necrophorum [2]. Organisme penyebab biasanya mencapai vagina pada waktu perkawinan, kelahiran, sesudah melahirkan atau menempuh sirkulasi darah [3]. Mempunyai banyak faktor yang selaras dengan endometritis, adalah retensio sekundinarum, distokia, faktor penanganan, dan siklus birahi yang tertunda [3]. Selain itu, endometritis biasa terjadi setelah peristiwa aborsi, kelahiran kembar, serta kerusakan jalan kelahiran sesudah melahirkan [4]. Endometritis mampu terjadi sbg kelanjutan kasus distokia atau retensi plasenta yang berakibat involusi uterus pada periode sesudah melahirkan menurun. Endometritis juga sering selaras dengan keadaan Korpus Luteum Persisten (CLP) [2]. PatogenesisRahim merupakan organ yang steril sedangkan di vagina mempunyai banyak mikroorganisme oportunistik. Mikroorganisme dari vagina ini mampu secara asenden masuk ke rahim terutama pada waktu perkawinan atau melahirkan. Bila jumlah mikroorganisme terlalu banyak dan kondisi rahim mengalami gangguan maka mampu terjadi endometritis [5]. Peristiwa endometritis probabilitas akbar terjadi pada waktu kawin suntik atau penanganan kelahiran yang kurang higienis, sehingga banyak bakteri yang masuk, seperti bakteri non spesifik (E. coli, Staphilylococcus, Streptococcus dan Salmonella), maupun bakteri spesifik (Brucella sp, Vibrio foetus dan Trichomonas foetus)[3]. Gejala KlinisGejala klinis endometritis adalah lendir vagina yang berwarna keputihan sampai kekuningan yang berlebih-lebih, dan rahim membesar [6]. Penderita mampu nampak sehat, meskipun dengan lendir vagina yang kekuningan dan dalam rahimnya tertimbun cairan [3]. Pengaruh endometritis terhadap kesuburan dalam jangka pendek adalah menurunkan kesuburan sedangkan dalam jangka panjang endometritis menyebabkan gangguan reproduksi karena terjadi perubahan aliran reproduksi [6]. DiagnosisEndometritis mampu terjadi secara klinis dan subklinis. Diagnosis endometritis mampu didasarkan pada riwayat kesehatan, pemeriksaan rektal, pemeriksaan vaginal dan biopsi. Keluhan kasus endometritis biasanya beberapa kali dikawinkan tetapi tidak bunting, siklus birahi diperpanjang kecuali pada endometritis yang sangat ringan. Pemeriksaan vaginal mampu diterapkan dengan memanfaatkan vaginoskop dengan melihat keadaan lendir, lubang leher rahim (serviks) persangkaan membuka dan kemerahan di kawasan vagina dan leher rahim. Pada palpasi per rektal akan teraba dinding rahim persangkaan kaku dan di dalam rahim mempunyai cairan tetapi tidak dirasakan sbg fluktuasi (tergantung derajat infeksi) [3]. TerapiTerapi endometritis, pada hewan, mampu diterapkan menempuh pemberian antibiotik sistemik, irigasi rahim, pemberian hormon estrogen untuk menginduksi respon rahim, dan injeksi prostaglandin untuk menginduksi estrus [2][3]. Pengobatan yang direkomendasikan untuk endometritis yang persangkaan berat adalah memperbaiki vaskularisasi dengan mengirigasi uterus mempergunakan antiseptik ringan seperti lugol dengan konsentrasi yang rendah. Irigasi diulangi beberapa kali dengan interval 2-3 hari. Antibiotik diberikan secara intra uterin dan intra muskular. Leleran mampu dikeluarkan dengan menyuntikkan preparat estrogen. Untuk endometritis ringan cukup diberikan antibiotika intra uterina[3]. Referensi
edunitas.com Page 6Radang selaput lendir rahim atau endometritis adalah peradangan yang terjadi pada endometrium, adalah lapisan sebelah dalam pada dinding rahim, yang terjadi yang belakang sekali suatu peristiwa infeksi.[1][2] Mempunyai berbagai tipe endometritis, adalah endometritis post partum (radang dinding rahim sesudah melahirkan), endometritis sinsitial (peradangan dinding rahim yang belakang sekali suatu peristiwa tumor jinak ditemani sel sintitial dan trofoblas yang banyak), serta endometritis tuberkulosa (peradangan pada dinding rahim endometrium dan tuba fallopi, biasanya yang belakang sekali suatu peristiwa Mycobacterium tuberculosis. [1]. Anatomi organ reproduksi betina PenyebabMikroorganisme yang menyebabkan endometritis diantaranya Campylobacter foetus, Brucella sp., Vibrio sp. dan Trichomonas foetus. Endometritis juga mampu diakibatkan oleh bakteri oportunistik spesifik seperti Corynebacterium pyogenes, Eschericia coli dan Fusobacterium necrophorum [2]. Organisme penyebab biasanya mencapai vagina pada waktu perkawinan, kelahiran, sesudah melahirkan atau menempuh sirkulasi darah [3]. Mempunyai banyak faktor yang selaras dengan endometritis, adalah retensio sekundinarum, distokia, faktor penanganan, dan siklus birahi yang tertunda [3]. Selain itu, endometritis biasa terjadi setelah peristiwa aborsi, kelahiran kembar, serta kerusakan jalan kelahiran sesudah melahirkan [4]. Endometritis mampu terjadi sbg kelanjutan kasus distokia atau retensi plasenta yang berakibat involusi uterus pada periode sesudah melahirkan menurun. Endometritis juga sering selaras dengan keadaan Korpus Luteum Persisten (CLP) [2]. PatogenesisRahim merupakan organ yang steril sedangkan di vagina mempunyai banyak mikroorganisme oportunistik. Mikroorganisme dari vagina ini mampu secara asenden masuk ke rahim terutama pada waktu perkawinan atau melahirkan. Bila jumlah mikroorganisme terlalu banyak dan kondisi rahim mengalami gangguan maka mampu terjadi endometritis [5]. Peristiwa endometritis probabilitas akbar terjadi pada waktu kawin suntik atau penanganan kelahiran yang kurang higienis, sehingga banyak bakteri yang masuk, seperti bakteri non spesifik (E. coli, Staphilylococcus, Streptococcus dan Salmonella), maupun bakteri spesifik (Brucella sp, Vibrio foetus dan Trichomonas foetus)[3]. Gejala KlinisGejala klinis endometritis adalah lendir vagina yang berwarna keputihan sampai kekuningan yang berlebih-lebih, dan rahim membesar [6]. Penderita mampu nampak sehat, meskipun dengan lendir vagina yang kekuningan dan dalam rahimnya tertimbun cairan [3]. Pengaruh endometritis terhadap kesuburan dalam jangka pendek adalah menurunkan kesuburan sedangkan dalam jangka panjang endometritis menyebabkan gangguan reproduksi karena terjadi perubahan aliran reproduksi [6]. DiagnosisEndometritis mampu terjadi secara klinis dan subklinis. Diagnosis endometritis mampu didasarkan pada riwayat kesehatan, pemeriksaan rektal, pemeriksaan vaginal dan biopsi. Keluhan kasus endometritis biasanya beberapa kali dikawinkan tetapi tidak bunting, siklus birahi diperpanjang kecuali pada endometritis yang sangat ringan. Pemeriksaan vaginal mampu diterapkan dengan memanfaatkan vaginoskop dengan melihat keadaan lendir, lubang leher rahim (serviks) persangkaan membuka dan kemerahan di kawasan vagina dan leher rahim. Pada palpasi per rektal akan teraba dinding rahim persangkaan kaku dan di dalam rahim mempunyai cairan tetapi tidak dirasakan sbg fluktuasi (tergantung derajat infeksi) [3]. TerapiTerapi endometritis, pada hewan, mampu diterapkan menempuh pemberian antibiotik sistemik, irigasi rahim, pemberian hormon estrogen untuk menginduksi respon rahim, dan injeksi prostaglandin untuk menginduksi estrus [2][3]. Pengobatan yang direkomendasikan untuk endometritis yang persangkaan berat adalah memperbaiki vaskularisasi dengan mengirigasi uterus mempergunakan antiseptik ringan seperti lugol dengan konsentrasi yang rendah. Irigasi diulangi beberapa kali dengan interval 2-3 hari. Antibiotik diberikan secara intra uterin dan intra muskular. Leleran mampu dikeluarkan dengan menyuntikkan preparat estrogen. Untuk endometritis ringan cukup diberikan antibiotika intra uterina[3]. Referensi
edunitas.com Page 7Radang selaput lendir rahim atau endometritis adalah peradangan yang terjadi pada endometrium, adalah lapisan sebelah dalam pada dinding rahim, yang terjadi yang belakang sekali suatu peristiwa infeksi.[1][2] Mempunyai berbagai tipe endometritis, adalah endometritis post partum (radang dinding rahim sesudah melahirkan), endometritis sinsitial (peradangan dinding rahim yang belakang sekali suatu peristiwa tumor jinak ditemani sel sintitial dan trofoblas yang banyak), serta endometritis tuberkulosa (peradangan pada dinding rahim endometrium dan tuba fallopi, biasanya yang belakang sekali suatu peristiwa Mycobacterium tuberculosis. [1]. Anatomi organ reproduksi betina PenyebabMikroorganisme yang menyebabkan endometritis diantaranya Campylobacter foetus, Brucella sp., Vibrio sp. dan Trichomonas foetus. Endometritis juga mampu diakibatkan oleh bakteri oportunistik spesifik seperti Corynebacterium pyogenes, Eschericia coli dan Fusobacterium necrophorum [2]. Organisme penyebab biasanya mencapai vagina pada waktu perkawinan, kelahiran, sesudah melahirkan atau menempuh sirkulasi darah [3]. Mempunyai banyak faktor yang selaras dengan endometritis, adalah retensio sekundinarum, distokia, faktor penanganan, dan siklus birahi yang tertunda [3]. Selain itu, endometritis biasa terjadi setelah peristiwa aborsi, kelahiran kembar, serta kerusakan jalan kelahiran sesudah melahirkan [4]. Endometritis mampu terjadi sbg kelanjutan kasus distokia atau retensi plasenta yang berakibat involusi uterus pada periode sesudah melahirkan menurun. Endometritis juga sering selaras dengan keadaan Korpus Luteum Persisten (CLP) [2]. PatogenesisRahim merupakan organ yang steril sedangkan di vagina mempunyai banyak mikroorganisme oportunistik. Mikroorganisme dari vagina ini mampu secara asenden masuk ke rahim terutama pada waktu perkawinan atau melahirkan. Bila jumlah mikroorganisme terlalu banyak dan kondisi rahim mengalami gangguan maka mampu terjadi endometritis [5]. Peristiwa endometritis probabilitas akbar terjadi pada waktu kawin suntik atau penanganan kelahiran yang kurang higienis, sehingga banyak bakteri yang masuk, seperti bakteri non spesifik (E. coli, Staphilylococcus, Streptococcus dan Salmonella), maupun bakteri spesifik (Brucella sp, Vibrio foetus dan Trichomonas foetus)[3]. Gejala KlinisGejala klinis endometritis adalah lendir vagina yang berwarna keputihan sampai kekuningan yang berlebih-lebih, dan rahim membesar [6]. Penderita mampu nampak sehat, meskipun dengan lendir vagina yang kekuningan dan dalam rahimnya tertimbun cairan [3]. Pengaruh endometritis terhadap kesuburan dalam jangka pendek adalah menurunkan kesuburan sedangkan dalam jangka panjang endometritis menyebabkan gangguan reproduksi karena terjadi perubahan aliran reproduksi [6]. DiagnosisEndometritis mampu terjadi secara klinis dan subklinis. Diagnosis endometritis mampu didasarkan pada riwayat kesehatan, pemeriksaan rektal, pemeriksaan vaginal dan biopsi. Keluhan kasus endometritis biasanya beberapa kali dikawinkan tetapi tidak bunting, siklus birahi diperpanjang kecuali pada endometritis yang sangat ringan. Pemeriksaan vaginal mampu diterapkan dengan memanfaatkan vaginoskop dengan melihat keadaan lendir, lubang leher rahim (serviks) persangkaan membuka dan kemerahan di kawasan vagina dan leher rahim. Pada palpasi per rektal akan teraba dinding rahim persangkaan kaku dan di dalam rahim mempunyai cairan tetapi tidak dirasakan sbg fluktuasi (tergantung derajat infeksi) [3]. TerapiTerapi endometritis, pada hewan, mampu diterapkan menempuh pemberian antibiotik sistemik, irigasi rahim, pemberian hormon estrogen untuk menginduksi respon rahim, dan injeksi prostaglandin untuk menginduksi estrus [2][3]. Pengobatan yang direkomendasikan untuk endometritis yang persangkaan berat adalah memperbaiki vaskularisasi dengan mengirigasi uterus mempergunakan antiseptik ringan seperti lugol dengan konsentrasi yang rendah. Irigasi diulangi beberapa kali dengan interval 2-3 hari. Antibiotik diberikan secara intra uterin dan intra muskular. Leleran mampu dikeluarkan dengan menyuntikkan preparat estrogen. Untuk endometritis ringan cukup diberikan antibiotika intra uterina[3]. Referensi
edunitas.com Page 8Halaman pertama naskah pidato empat kebebasan Empat Kebebasan (Inggris: Four freedoms) adalah pidato yang dibacakan Franklin D. Roosevelt di Depan Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat pada 6 Januari 1941.[1] Pidato tersebut menganjurkan supaya setiap manusia dijamin negara dalam empat kebebasan, yaitu kebebasan mengeluarkan pendapat, kebebasan beribadah sebagai Tuhan dengan cara masing-masing, hak sebagai lepas dari kekurangan dan kemiskinan serta kebebasan dari ketakutan.[1] Ide-ide yang tercantum dalam pidato tersebut adalah prinsip-prinsip dasar yang mengembang menjadi Piagam Atlantik yang dibicarakan oleh Winston Churchill dan Franklin D. Roosevelt pada Agustus 1941, Deklarasi PBB pada tanggal 1 Januari 1942 dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yang diadopsi oleh PBB pada tahun 1948.[2] Dalam membikin pidato empat kebebasan, Franklin D. Roosevelt ditolong oleh penasihatnya Harry L. Hopkins, Samuel I. Rosenman dan Robert Sherwood.[2] Mereka menolong dalam mempersiapkan draft awal.[2] Selain itu, Adolf A. Berle dan Benjamin V. Cohen dari Departemen Luar Negeri juga memberikan masukan terkait pokok pidato.[2] Pustakaedunitas.com Page 9Halaman pertama naskah pidato empat kebebasan Empat Kebebasan (Inggris: Four freedoms) adalah pidato yang dibacakan Franklin D. Roosevelt di Depan Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat pada 6 Januari 1941.[1] Pidato tersebut menganjurkan supaya setiap manusia dijamin negara dalam empat kebebasan, yaitu kebebasan mengeluarkan pendapat, kebebasan beribadah sebagai Tuhan dengan cara masing-masing, hak sebagai lepas dari kekurangan dan kemiskinan serta kebebasan dari ketakutan.[1] Ide-ide yang tercantum dalam pidato tersebut adalah prinsip-prinsip dasar yang mengembang menjadi Piagam Atlantik yang dibicarakan oleh Winston Churchill dan Franklin D. Roosevelt pada Agustus 1941, Deklarasi PBB pada tanggal 1 Januari 1942 dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yang diadopsi oleh PBB pada tahun 1948.[2] Dalam membikin pidato empat kebebasan, Franklin D. Roosevelt ditolong oleh penasihatnya Harry L. Hopkins, Samuel I. Rosenman dan Robert Sherwood.[2] Mereka menolong dalam mempersiapkan draft awal.[2] Selain itu, Adolf A. Berle dan Benjamin V. Cohen dari Departemen Luar Negeri juga memberikan masukan terkait pokok pidato.[2] Pustakaedunitas.com Page 10Eleanor dari Portugal (18 September 1434 – 3 September 1467) yaitu seorang Permaisuri Kekaisaran Romawi Suci. Ia berasal dari Portugal infanta seorang (puteri), putri Raja Edward dari Portugal dan istrinya Leonor dari Aragon. Ia yaitu permaisuri Kaisar Romawi Suci, Frederick III, dan ibu Kaisar Maximilian I. Latar belakangEleanor dilahirkan di Torres Vedras pada tanggal 18 September 1434, salah satu dari sembilan anak Raja Edward dari Portugal dan Eleanor dari Aragon. Ia yaitu putri tertua yang ketiga, namun kedua kakak perempuannya mati muda, membikin Eleanor menjadi putri tertua. Ketika ayahnya Raja Edward wafat lima hari sebelum ulang tahunnya yang keempat, saudara Eleanor Afonso V menggantikannya sebagai raja dengan ibunya sebagai wali. Di bulan Maret berikutnya, ibunya melahirkan seorang putri yang lain, Joan, yang hendak menjadi istri Henry IV dari Kastilia yang terkenal. Pada tahun 1440, ibu Eleanor dipaksa pergi kepengasingan ke Kastilia setelah kehilangan litigasi dengan saudara iparnya, Infante Peter, Raja muda Coimbra, untuk perwalian raja muda Afonso. Ia meninggalkan Eleanor karena ia sakit pada saat itu. Pernikahan dan keturunanPada tanggal 16 Maret 1452 di Roma, ia menikah dengan Raja Jerman Frederick III, dan keduanya dimahkotai sebagai Kaisar dan Maharani Romawi Suci tiga hari akhir, pada tanggal 19 Maret 1452 oleh Paus Nikolas V di Basilika Santo Petrus. Mas kawinnya digunakan oleh suaminya untuk mengatasi problem keuangannya dan mengokohkan kekuasaannya. Frederick III yaitu Kaisar Romawi Suci yang terakhir yang dimahkotai di Roma. Dengan Frederick III ia memiliki 5 orang anak:
Dari Permaisuri Eleanorlah bahwa keturunan Portugis Charles V, Kaisar Romawi Suci, berasal. Eleanor wafat di Wiener Neustadt pada tanggal 3 September 1467, dan dimakamkan di Neukloster, biara Sistersian di kota yang sama dimana pusaranya sedang berada sampai sekarang. MaharaniEneias Silvio Piccolomini (calon Paus Pius II merayakan pernikahan Frederick III dan Leonor. Pernikahan itu sepertinya disarankan oleh Isabella dari Portugal, istri raja muda Burgundia. Pengaturan tersebut dihasilkan oleh paman Eleanor, raja Napoli yang pada tahun 1448, mengirimkan artis-artis dari istananya untuk melukis Eleanor. Eleanor juga disarankan untuk menikah dengan raja Perancis, namun konon, bahwa ia sendiri menentukan untuk menikah dengan Frederick, karena hal tersebut hendak memberinya gelar maharani daripada ratu. Negosiasi praktis dihasilkan di Napoli dan ditamatkan pada tahun 1451. Selama perjalanan laut, armada yang mengawal Eleanor ke Italia disiksa oleh bajak laut dan badai, dan rumor mengatakan bahwa ia hilang di laut. Eleanor dan Frederick berjumpa di Sienna : Frederick pucat ketika ia melihatnya, gembira namun juga khawatir ia hendak menemui kesukaran ketika melahirkan karena penampilannya yang rapuh. Pernikahan itu dilangsungkan di Roma. Setelah koronasinya, ia juga diberikan nama Helena, namun ia tidak pernah menggunakan nama tersebut. Perayaan tersebut dipandu oleh pamannya, raja Napoli. Eleanor dan Frederick tidak memiliki hobi yang sama, dan ketertarikannya hendak dansa, judi dan berburu tidak dibagi dengan Frederick, dan hubungan mereka terpengaruh oleh perbedaan mereka. Frederick mengirim pulang rombongan Portugis Eleanor setelah pernikahan karena biaya, dan ia menderita sakit rindu hendak kampung halamannya; Frederick juga menyalahkannya atas kematian beberapa anak mereka dengan membiarkan mereka memakan makanan Portugis dan akhir mengambil alih pengasuhan sisa anak-anak mereka yang sedang hidup. Selama periode penahanan di Wina, ketika rakyat terpaksa memakan tikus, kucing dan anjing, ia memberikan semangat kepada rakyat. Sejarah mencetuskan bahwa Eleanor diambil dari istana yang bagus di Portugal ke gurun norma budaya istiadat di Wina karena guna sempit ekonomi pasangannya. Silsilah
Referensi
edunitas.com Page 11
Eleanor dari Portugal (18 September 1434 – 3 September 1467) yaitu seorang Permaisuri Kekaisaran Romawi Suci. Dia berasal dari Portugal infanta seorang (puteri), putri Raja Edward dari Portugal dan istrinya Leonor dari Aragon. Dia yaitu permaisuri Kaisar Romawi Suci, Frederick III, dan ibu Kaisar Maximilian I. Latar belakanganEleanor dilahirkan di Torres Vedras pada tanggal 18 September 1434, salah satu dari sembilan anak Raja Edward dari Portugal dan Eleanor dari Aragon. Dia yaitu putri tertua yang ketiga, namun kedua kakak perempuannya mati muda, membikin Eleanor menjadi putri tertua. Ketika ayahnya Raja Edward wafat lima hari sebelum ulang tahunnya yang keempat, saudara Eleanor Afonso V menggantikannya sebagai raja dengan ibunya sebagai wali. Di bulan Maret berikutnya, ibunya melahirkan seorang putri yang lain, Joan, yang hendak menjadi istri Henry IV dari Kastilia yang terkenal. Pada tahun 1440, ibu Eleanor dipaksa pergi kepengasingan ke Kastilia setelah kehilangan litigasi dengan saudara iparnya, Infante Peter, Raja muda Coimbra, untuk perwalian raja muda Afonso. Dia meninggalkan Eleanor karena dia sakit pada saat itu. Pernikahan dan keturunanPada tanggal 16 Maret 1452 di Roma, dia menikah dengan Raja Jerman Frederick III, dan keduanya dimahkotai sebagai Kaisar dan Maharani Romawi Suci tiga hari akhir, pada tanggal 19 Maret 1452 oleh Paus Nikolas V di Basilika Santo Petrus. Mas kawinnya digunakan oleh suaminya untuk mengatasi problem keuangannya dan mengokohkan kekuasaannya. Frederick III yaitu Kaisar Romawi Suci yang terakhir yang dimahkotai di Roma. Dengan Frederick III dia memiliki 5 orang anak:
Dari Permaisuri Eleanorlah bahwa keturunan Portugis Charles V, Kaisar Romawi Suci, berasal. Eleanor wafat di Wiener Neustadt pada tanggal 3 September 1467, dan dimakamkan di Neukloster, biara Sistersian di kota yang sama dimana pusaranya sedang berada sampai sekarang. MaharaniEneias Silvio Piccolomini (calon Paus Pius II merayakan pernikahan Frederick III dan Leonor. Pernikahan itu sepertinya disarankan oleh Isabella dari Portugal, istri raja muda Burgundia. Pengaturan tersebut dihasilkan oleh paman Eleanor, raja Napoli yang pada tahun 1448, mengirimkan artis-artis dari istananya untuk melukis Eleanor. Eleanor juga disarankan untuk menikah dengan raja Perancis, namun konon, bahwa dia sendiri menentukan untuk menikah dengan Frederick, karena hal tersebut hendak memberinya gelar maharani daripada ratu. Negosiasi praktis dihasilkan di Napoli dan ditamatkan pada tahun 1451. Selama perjalanan laut, armada yang mengawal Eleanor ke Italia disiksa oleh bajak laut dan badai, dan rumor mengatakan bahwa dia hilang di laut. Eleanor dan Frederick berjumpa di Sienna : Frederick pucat ketika dia melihatnya, gembira namun juga khawatir dia hendak menemui kesukaran ketika melahirkan karena penampilannya yang rapuh. Pernikahan itu dilangsungkan di Roma. Setelah koronasinya, dia juga diberikan nama Helena, namun dia tidak pernah menggunakan nama tersebut. Perayaan tersebut dipandu oleh pamannya, raja Napoli. Eleanor dan Frederick tidak memiliki hobi yang sama, dan ketertarikannya hendak dansa, judi dan berburu tidak dibagi dengan Frederick, dan hubungan mereka terpengaruh oleh perbedaan mereka. Frederick mengirim pulang rombongan Portugis Eleanor setelah pernikahan karena biaya, dan dia menderita sakit rindu hendak kampung halamannya; Frederick juga menyalahkannya atas kematian beberapa anak mereka dengan membiarkan mereka memakan makanan Portugis dan akhir mengambil alih pengasuhan sisa anak-anak mereka yang sedang hidup. Selama periode penahanan di Wina, ketika rakyat terpaksa memakan tikus, kucing dan anjing, dia memberikan semangat kepada rakyat. Sejarah mencetuskan bahwa Eleanor diambil dari istana yang bagus di Portugal ke gurun norma budaya istiadat di Wina karena guna sempit ekonomi pasangannya. SilsilahReferensi
edunitas.com Page 12
Eleanor dari Portugal (18 September 1434 – 3 September 1467) yaitu seorang Permaisuri Kekaisaran Romawi Suci. Dia berasal dari Portugal infanta seorang (puteri), putri Raja Edward dari Portugal dan istrinya Leonor dari Aragon. Dia yaitu permaisuri Kaisar Romawi Suci, Frederick III, dan ibu Kaisar Maximilian I. Latar belakanganEleanor dilahirkan di Torres Vedras pada tanggal 18 September 1434, salah satu dari sembilan anak Raja Edward dari Portugal dan Eleanor dari Aragon. Dia yaitu putri tertua yang ketiga, namun kedua kakak perempuannya mati muda, membikin Eleanor menjadi putri tertua. Ketika ayahnya Raja Edward wafat lima hari sebelum ulang tahunnya yang keempat, saudara Eleanor Afonso V menggantikannya sebagai raja dengan ibunya sebagai wali. Di bulan Maret berikutnya, ibunya melahirkan seorang putri yang lain, Joan, yang hendak menjadi istri Henry IV dari Kastilia yang terkenal. Pada tahun 1440, ibu Eleanor dipaksa pergi kepengasingan ke Kastilia setelah kehilangan litigasi dengan saudara iparnya, Infante Peter, Raja muda Coimbra, untuk perwalian raja muda Afonso. Dia meninggalkan Eleanor karena dia sakit pada saat itu. Pernikahan dan keturunanPada tanggal 16 Maret 1452 di Roma, dia menikah dengan Raja Jerman Frederick III, dan keduanya dimahkotai sebagai Kaisar dan Maharani Romawi Suci tiga hari akhir, pada tanggal 19 Maret 1452 oleh Paus Nikolas V di Basilika Santo Petrus. Mas kawinnya digunakan oleh suaminya untuk mengatasi problem keuangannya dan mengokohkan kekuasaannya. Frederick III yaitu Kaisar Romawi Suci yang terakhir yang dimahkotai di Roma. Dengan Frederick III dia memiliki 5 orang anak:
Dari Permaisuri Eleanorlah bahwa keturunan Portugis Charles V, Kaisar Romawi Suci, berasal. Eleanor wafat di Wiener Neustadt pada tanggal 3 September 1467, dan dimakamkan di Neukloster, biara Sistersian di kota yang sama dimana pusaranya sedang berada sampai sekarang. MaharaniEneias Silvio Piccolomini (calon Paus Pius II merayakan pernikahan Frederick III dan Leonor. Pernikahan itu sepertinya disarankan oleh Isabella dari Portugal, istri raja muda Burgundia. Pengaturan tersebut dihasilkan oleh paman Eleanor, raja Napoli yang pada tahun 1448, mengirimkan artis-artis dari istananya untuk melukis Eleanor. Eleanor juga disarankan untuk menikah dengan raja Perancis, namun konon, bahwa dia sendiri menentukan untuk menikah dengan Frederick, karena hal tersebut hendak memberinya gelar maharani daripada ratu. Negosiasi praktis dihasilkan di Napoli dan ditamatkan pada tahun 1451. Selama perjalanan laut, armada yang mengawal Eleanor ke Italia disiksa oleh bajak laut dan badai, dan rumor mengatakan bahwa dia hilang di laut. Eleanor dan Frederick berjumpa di Sienna : Frederick pucat ketika dia melihatnya, gembira namun juga khawatir dia hendak menemui kesukaran ketika melahirkan karena penampilannya yang rapuh. Pernikahan itu dilangsungkan di Roma. Setelah koronasinya, dia juga diberikan nama Helena, namun dia tidak pernah menggunakan nama tersebut. Perayaan tersebut dipandu oleh pamannya, raja Napoli. Eleanor dan Frederick tidak memiliki hobi yang sama, dan ketertarikannya hendak dansa, judi dan berburu tidak dibagi dengan Frederick, dan hubungan mereka terpengaruh oleh perbedaan mereka. Frederick mengirim pulang rombongan Portugis Eleanor setelah pernikahan karena biaya, dan dia menderita sakit rindu hendak kampung halamannya; Frederick juga menyalahkannya atas kematian beberapa anak mereka dengan membiarkan mereka memakan makanan Portugis dan akhir mengambil alih pengasuhan sisa anak-anak mereka yang sedang hidup. Selama periode penahanan di Wina, ketika rakyat terpaksa memakan tikus, kucing dan anjing, dia memberikan semangat kepada rakyat. Sejarah mencetuskan bahwa Eleanor diambil dari istana yang bagus di Portugal ke gurun norma budaya istiadat di Wina karena guna sempit ekonomi pasangannya. SilsilahReferensi
edunitas.com Page 13Eleanor dari Portugal (18 September 1434 – 3 September 1467) yaitu seorang Permaisuri Kekaisaran Romawi Suci. Ia berasal dari Portugal infanta seorang (puteri), putri Raja Edward dari Portugal dan istrinya Leonor dari Aragon. Ia yaitu permaisuri Kaisar Romawi Suci, Frederick III, dan ibu Kaisar Maximilian I. Latar belakangEleanor dilahirkan di Torres Vedras pada tanggal 18 September 1434, salah satu dari sembilan anak Raja Edward dari Portugal dan Eleanor dari Aragon. Ia yaitu putri tertua yang ketiga, namun kedua kakak perempuannya mati muda, membikin Eleanor menjadi putri tertua. Ketika ayahnya Raja Edward wafat lima hari sebelum ulang tahunnya yang keempat, saudara Eleanor Afonso V menggantikannya sebagai raja dengan ibunya sebagai wali. Di bulan Maret berikutnya, ibunya melahirkan seorang putri yang lain, Joan, yang hendak menjadi istri Henry IV dari Kastilia yang terkenal. Pada tahun 1440, ibu Eleanor dipaksa pergi kepengasingan ke Kastilia setelah kehilangan litigasi dengan saudara iparnya, Infante Peter, Raja muda Coimbra, untuk perwalian raja muda Afonso. Ia meninggalkan Eleanor karena ia sakit pada saat itu. Pernikahan dan keturunanPada tanggal 16 Maret 1452 di Roma, ia menikah dengan Raja Jerman Frederick III, dan keduanya dimahkotai sebagai Kaisar dan Maharani Romawi Suci tiga hari akhir, pada tanggal 19 Maret 1452 oleh Paus Nikolas V di Basilika Santo Petrus. Mas kawinnya digunakan oleh suaminya untuk mengatasi problem keuangannya dan mengokohkan kekuasaannya. Frederick III yaitu Kaisar Romawi Suci yang terakhir yang dimahkotai di Roma. Dengan Frederick III ia memiliki 5 orang anak:
Dari Permaisuri Eleanorlah bahwa keturunan Portugis Charles V, Kaisar Romawi Suci, berasal. Eleanor wafat di Wiener Neustadt pada tanggal 3 September 1467, dan dimakamkan di Neukloster, biara Sistersian di kota yang sama dimana pusaranya sedang berada sampai sekarang. MaharaniEneias Silvio Piccolomini (calon Paus Pius II merayakan pernikahan Frederick III dan Leonor. Pernikahan itu sepertinya disarankan oleh Isabella dari Portugal, istri raja muda Burgundia. Pengaturan tersebut dihasilkan oleh paman Eleanor, raja Napoli yang pada tahun 1448, mengirimkan artis-artis dari istananya untuk melukis Eleanor. Eleanor juga disarankan untuk menikah dengan raja Perancis, namun konon, bahwa ia sendiri menentukan untuk menikah dengan Frederick, karena hal tersebut hendak memberinya gelar maharani daripada ratu. Negosiasi praktis dihasilkan di Napoli dan ditamatkan pada tahun 1451. Selama perjalanan laut, armada yang mengawal Eleanor ke Italia disiksa oleh bajak laut dan badai, dan rumor mengatakan bahwa ia hilang di laut. Eleanor dan Frederick berjumpa di Sienna : Frederick pucat ketika ia melihatnya, gembira namun juga khawatir ia hendak menemui kesukaran ketika melahirkan karena penampilannya yang rapuh. Pernikahan itu dilangsungkan di Roma. Setelah koronasinya, ia juga diberikan nama Helena, namun ia tidak pernah menggunakan nama tersebut. Perayaan tersebut dipandu oleh pamannya, raja Napoli. Eleanor dan Frederick tidak memiliki hobi yang sama, dan ketertarikannya hendak dansa, judi dan berburu tidak dibagi dengan Frederick, dan hubungan mereka terpengaruh oleh perbedaan mereka. Frederick mengirim pulang rombongan Portugis Eleanor setelah pernikahan karena biaya, dan ia menderita sakit rindu hendak kampung halamannya; Frederick juga menyalahkannya atas kematian beberapa anak mereka dengan membiarkan mereka memakan makanan Portugis dan akhir mengambil alih pengasuhan sisa anak-anak mereka yang sedang hidup. Selama periode penahanan di Wina, ketika rakyat terpaksa memakan tikus, kucing dan anjing, ia memberikan semangat kepada rakyat. Sejarah mencetuskan bahwa Eleanor diambil dari istana yang bagus di Portugal ke gurun norma budaya istiadat di Wina karena guna sempit ekonomi pasangannya. Silsilah
Referensi
edunitas.com |