Kedatangan Jepang di Indonesia disambut gembira oleh rakyat karena hal hal berikut ini kecuali

Kedatangan Jepang di Indonesia pada awalnya disambut dengan senang hati oleh rakyat Indonesia. Jepang dielu-elukan sebagai “Saudara Tua” yang dipandang dapat membebaskan bangsa Indonesia dari kekuasaan Belanda. Sikap simpatik bangsa Indonesia terhadap Jepang antara lain juga dipengaruhi oleh kepercayaan ramalan Jayabaya. Tentara Jepang juga mempropagandakan bahwa kedatangannya ke Indonesia untuk membebaskan rakyat dari cengkeraman penjajahan bangsa Barat. Jepang juga akan membantu memajukan rakyat Indonesia. Melalui program Pan-Asia Jepang akan memajukan dan menyatukan seluruh rakyat Asia. Untuk lebih meyakinkan rakyat Indonesia, Jepang menegaskan kembali bahwa Jepang tidak lain adalah “saudara tua”. Dengan demikian, Jepang disambut baik karena adanya kepercayaan lokal (dari ramalan Jayabaya) terkait sosok pembebas dan hal tersebut dimanfaatkan Jepang sebagai alat propaganda.

Kedatangan Jepang disambut baik oleh bangsa Indonesia karena :

  1. Jepang menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia
  2. Jepang mengaku sebagai saudara tua bangsa Indonesia karena berasal dari sama-sama bangsa Asia
  3. Jepang berhasil menaklukkan dan membuat Belanda menyerah tanp syarat di Kalijati Subang dengan perjanjian Kalijati
  4. Jepang berhasil menyerang markas sekutu di Pearl Harbour dan berani menyerukan Perang Asia Timur Raya.
  5. Jepang membentuk Gerakan 3A yang diketuai oleh Mr. Syamsuddin.

Dengan demikian, Jepang disambut oleh bangsa Indonesia dikarenakan Jepang adalah sesama bangsa Asia (saudara tua), Jepang mampu menaklukan Belanda, Jepang membuat gerakan 3A yang diharapkan mampu menghapus penjajahan, dan menjanjikan kemerdekaan.

Jakarta -

Awal kedatangan Jepang ke Indonesia berawal dari keinginan mereka untuk mendirikan Persemakmuran Asia Timur Raya. Keinginan ini ditunjukkan melalui serangan Jepang ke pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbour, Kepulauan Hawaii pada 8 Desember 1941. Jepang bertujuan untuk menaklukkan Asia Pasifik.

Dikutip dari Kemdikbud, pindah tangan penjajahan atas Indonesia dari Belanda kepada Jepang disepakati dalam perjanjian Kalijati. Setelah penyerahan kekuasaan itu, Jepang dapat menarik hati rakyat Indonesia, bahkan disambut gembira. Apa penyebabnya?

Alasan Jepang sempat disambut gembira

Setelah menandatangani penyerahan kekuasaan, Jepang mulai menggunakan data-data intelijen untuk membuat propaganda yang bisa menarik simpati rakyat.

Maka, di awal kedatangannya Jepang bisa dengan cepat mengerti budaya lokal dan menghubungkan segala peristiwa sebagai dampak dari hal-hal yang bersifat metafisis. Contohnya, Jepang menggunakan ramalan Jayabaya tentang datangnya bangsa kulit kuning yang akan mengusir bangsa kulit putih.

Propaganda lainnya adalah, Jepang menyebut diri mereka sebagai saudara tua bagi Indonesia. Setelah itu lahir gerakan 3A, yaitu Jepang Cahaya Asia, Jepang Pelindung Asia, dan Jepang Pemimpin Asia.

Ditambahkan dari buku Sejarah SMP Kelas 2 tulisan Tugiyono dkk., Jepang memberikan pernyataan berikut ini di setiap kesempatan:

1. Indonesia-Nippon berada di kedudukan yang sederajat.

2. Jepang adalah saudara tua bangsa Indonesia.

3. Jepang akan memimpin Asia untuk membangun Asia Timur Raya.

4. Bendera Merah Putih boleh dikibarkan berdampingan dengan bendera Hinomaru. Selain itu, lagu Indonesia Raya boleh dinyanyikan bersama Kimigayo.

Pihak Jepang juga menarik perhatian para pemuda di Indonesia dengan bergabung ke dalam pasukan pembela tanah air (PETA), yang dibentuk untuk melawan Sekutu selama Perang Dunia II.

Itulah sederet alasan mengapa pada awal kedatangan Jepang ke Indonesia, rakyat sempat menyambut mereka dengan gembira. Akan tetapi, tipu muslihat kolonial Jepang juga segera diketahui bangsa Indonesia.

Simak Video "Museum di Belanda Bikin Pameran Tentang Kemerdekaan Indonesia"


[Gambas:Video 20detik]
(nah/row)

KOMPAS.com - Masa pendudukan Jepang pada 1942 sampai 1945 menjadi catatan sejarah kelam dalam perjuangan bangsa Indonesia.

Jutaan rakyat Indonesia kala itu hidup tersiksa dan kelaparan. Mereka dipaksa bekerja dan tak punya kebebasan.

Ironinya, di awal kedatangannya, Jepang disambut gembira oleh rakyat Indonesia. Sebelum sampai ke cerita itu, mari simak dulu latar belakang Jepang datang ke Indonesia.

Negara imperialis

Dikutip dari Masa Pendudukan Jepang (2018), sebelum abad ke-18, Jepang adalah negara yang terbelakang.

Baca juga: PETA, Pasukan Indonesia Bentukan Jepang

Jepang hanya mampu mengekor tetangganya, China dalam berbagai hal. Namun ini semua berubah ketika Amerika datang ke Jepang memaksa Jepang membuka pelabuhannya.

Bangsa Jepang menyadari ketertinggalan mereka jika dibanding dengan negara-negara barat. Mereka pun melakukan revolusi besar-besaran dengan belajar ke barat.

Revolusi ini dikenal dengan Restorasi Meiji yang dimulai pada 1868. Hasilnya, Jepang semakin kuat dan modern.

Bersamaan dengan ilmu dan teknologi, Jepang juga membawa ajaran imperialisme dari barat.

Imperialisme adalah upaya mendominasi dan memperkuat negara dengan menjajah atau menguasai wilayah lain.

Baca juga: Heiho dan PETA, Organisasi Militer Bentukan Jepang

Jepang membawa ideologi fasisme. Fasisme biasanya dicirikan dengan nasionalisme yang berlebihan (ultranasionalisme), mengutamakan kekuatan militer, dan otoriter.

Di Perang Dunia II, Jepang menunjukkan kekuatannya dengan berperang melawan Amerika Serikat. Pada 8 Desember 1941, Jepang mengebom Pearl Harbour, pangkalan militer AS di Samudra Pasifik.

Kemenangan Jepang di Pearl Harbour dan tempat lainnya mendorong Jepang melebarkan sayapnya ke Asia Tenggara. Jepang ingin mengalahkan AS dan sekutu-sekutunya yakni Inggris, Belanda, dan Australia.

Masuknya Jepang ke Indonesia

Dikutip dari Pendudukan Jepang di Indonesia (2009), Jepang pertama kali datang ke Indonesia pada tanggal 11 Januari 1942 lewat Tarakan, Kalimantan Timur.

Baca juga: Kerja Rodi dan Romusha, Kerja Paksa Zaman Penjajahan

Pasukan Hindia Belanda terpukul mundur. Kemudian pada 24 Januari 1942, Balikpapan kembali jatuh ke tangan Jepang. Menyusul Pontianak pada 29 Januari 1942, Samarinda pada 3 Februari 1942, dan Banjarmasikn pada 10 Februari 1942.

Pada 14 Februari 1942, Jepang menurunkan pasukan payung di Palembang dan berhasil menguasai kota itu hanya dalam dua hari.

Di Kalimantan dan Sumatra, Jepang menguasai ladang minyak. Jepang kemudian mulai bergerak ke Jawa yang menjadi pusat kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda.

Pada 1 Maret 1942, tentara ke-16 Jepang mendarat di Teluk Banten, Eretan Wetan di Jawa Barat, dan Kragan di Jawa Tengah.

Pada 5 Maret 1942, Jepang berhasil merebut Batavia dari Hindia Belanda. Gubernur Jenderal Hindia Belanda, komandan dan pasukannya yang terpukul mundur ke Lembang, Jawa Barat, akhirnya dikuasai juga oleh Jepang.

Baca juga: Mengenal Tiga Tokoh Pengibar Bendera Pertama

Pasukan Belanda yang kalah, bersedia menyerahkan Bandung dan daerah-daerah sekitarnya. Namun Letnan Jenderal Hitoshi Imamura yang memimpin invasi, meminta penyerahan total atas semua pasukan di Jawa dan bagian Indonesia lainnya.

Jika Belanda menolak, Jepang akan mengebom Bandung dari udara. Belanda akhirnya memenuhi tuntutan Jepang.

Pada 8 Maret 1942, Gubernur Jenderal Tjarda Starkenborgh Stachouwer dan Panglima Tentara Hindia Belanda Ter Poorten menemui Letnan Jenderal Imamura di Kalijati, Subang, Jawa Barat untuk berunding.

Hasilnya adalah penyerahan Angkatan Perang Hindia Belanda kepada Jepang. Peralihan kekuasaan ini ditandai dengan ditandatanganinya Perjanjian Kalijati antara Jenderal Ter Poorten dengan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Hirohito, Kaisar Terlama di Jepang

Mengapa kedatangan Jepang disambut gembira?

Kedatangan Jepang ke Indonesia disambut dengan gembira rakyat Indonesia. Dikutip dari Di Bawah Matahari Terbit (2016), kedatangan Jepang disambut baik karena Jepang dianggap telah membebaskan Indonesia dari belenggu Pemerintah Hindia Belanda.

Jepang berusaha menampilkan kebenciannya terhadap bangsa kulit putih dengan menyiksa tawanan Belanda di depan umum.

Sebaliknya, Jepang membebaskan rakyat pribumi yang jadi tawanan politik Belanda

Penulis Pramoedya Ananta Toer yang menyaksikan kedatangan pasukan Jepang di Blora, Jawa Tengah pada 1942 menulis, "dengan kedatangan pasukan Jepang, hampir setiap orang di kota memiliki harapan yang tinggi terhadap mereka, kecuali di kalangan orang-orang yang mengabdi kepada Belanda."

Di sepanjang jalan, pasukan Jepang disambut dengan sorak sorai "Banzai, banzai!" serta "Hidup Nippon, hidup Nippon!".

Baca juga: Sejarah BPUPKI dan Perjalanannya

Sebelum bala tentara Jepang mendarat di Indonesia, selama beberapa bulan radio Tokyo telah mendengung-dengungkan propaganda bahwa mereka akan membebaskan rakyat Indonesia dari belenggu penjajahan Belanda.

Di awal kedatangannya pun, Jepang memutarkan lagu Indonesia Raya setiap hari lewat radio. Bendera Merah Putih juga dikibarkan oleh Jepang di samping bendera Jepang.

Jepang mengenalkan diri sebagai "saudara tua" bangsa Indonesia karena sama-sama dari benua Asia.

Jepang melancarkan propaganda yang menunjukkan dirinya seolah-olah pahlawan. Mereka menjanjikan masyarakat bisa membeli barang dengan harga murah karena politik dumping.

Politik dumping Jepang yakni menjual harga barang lebih murah di luar negeri dibanding di negaranya sendiri.

Baca juga: Terbentuknya PPKI dan Detik-detik Proklamasi

Kepada umat muslim, Jepang bahkan menjanjikan akan memfasilitasi naik haji dengan ongkos yang murah.

Di awal, bujuk rayu Jepang berhasil mengelabui rakyat pribumi. Rakyat pribumi makin percaya karena ada ramalan yang ditulis Raja Kediri, Jayabaya, yang memerintah sekitar tahun 1157.

Ramalan Jayabaya kira-kira berbunyi, "Akan datang bangsa berkulit kuning dari Utara, berperawakan tidak tinggi, pendek pun juga tidak. Mereka itu nanti akan menduduki tanah Jawa, tetapi hanya seusia tanaman jagung. Dan akan kembali ke negerinya sendiri, sedangkan tanah Jawa akan kembali dikuasai anak negeri sendiri pula."

Tujuan Jepang menguasai Indonesia

Berbeda dengan janji-janjinya, tujuan Jepang ke Indonesia sebenarnya tak lebih dari untuk kepentingan bangsanya sendiri.

Baca juga: Biografi Soepomo, Perumus Pancasila dan UUD 1945

Berikut beberapa tujuan Jepang datang ke Indonesia:

  1. Menjadikan Indonesia sebagai penghasil dan penyuplai bahan mentah dan bahan bakar bagi industri Jepang.
  2. Menjadikan Indonesia sebagai tempat pemasaran hasil industri Jepang. Banyaknya jumlah penduduk Indonesia bisa menjadi pasar yang menguntungkan bagi Jepang.
  3. Menjadikan Indonesia sebagai sumber tenaga kerja dan buruh yang banyak dengan upah murah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.