Kelainan-kelainan yang diturunkan oleh pewarisan sifat dari kedua orang tua adalah

Sedangkan DNA, menyumbang sebanyak 23 pasang kromosom untuk masing-masing tubuh anak. Dengan kata lain, ayah dan ibu akan menyumbang masing-masing 23 kromosom, yang akhirnya membentuk 46 buah kromosom total alias 23 pasang kromosom.

Di dalam setiap kromosom tersebut ada beragam informasi dari gen yang berperan untuk menentukan tampilan fisik seorang anak. Oleh karena tubuh memiliki dua pasang kromosom berbeda dari ayah dan ibu, otomatis pasangan gennya juga tidak sama.

Sepasang gen tersebutlah yang nantinya bertanggung jawab terhadap pembentukan ciri atau tampilan fisik khas seseorang. Alhasil, anak pun memiliki ciri khas tertentu karena diturunkan dari orangtua.

Itulah mengapa sebagian ciri fisik seorang anak biasanya mirip dengan ibu, sementara beberapa bagian tubuh lainnya menyerupai ayah.

Bahkan, bisa saja seorang anak lebih cenderung serupa dengan ayah atau ibunya saja. Lagi-lagi, hal ini dikarenakan DNA anak merupakan kombinasi dari kedua orangtuanya.

Akibatnya, warna rambut, warna bola mata, bentuk hidung, ketebalan alis, lentiknya bulu mata, dan hal lainnya pada anak mirip sekali dengan orangtuanya.

3. Tinggi badan

Mengutip dari Genetics Home Reference, para peneliti meyakini bawah sekitar 80 persen tinggi badan seorang anak dipengaruhi oleh faktor keturunan. Atau dengan kata lain, tubuh anak bisa tinggi atau pendek yakni karena mewarisi “bakat” dari orangtuanya.

Begini, ada berbagai variasi gen yang bertugas untuk menentukan ukuran tinggi badan anak. Itu sebabnya, tidak mengherankan ketika melihat ada anak yang sangat yang tinggi, sementara ada juga yang biasa saja atau cenderung pendek.

Hal tersebut biasanya akan dengan mudah terjawab ketika melihat postur tubuh orangtuanya. Dalam arti, fisik tubuh anak yang tinggi sebenarnya diperoleh karena diturunkan dari orangtua dengan fisik yang serupa.

Namun, lain lagi ceritanya ketika antar saudara kandung ternyata memiliki tinggi badan yang berbeda. Ini bisa dikarenakan adanya kombinasi gen kedua orangtua yang berbeda, sehingga ukuran tinggi badan antara kakak dan adik biasanya juga tidak sama.

Pewarisan Sifat Pada Manusia dan Kelainan Sifat yang Diturunkan

Amongguru.com. Pewarisan sifat pada manusia dapat memengaruhi bentuk fisik. Selain itu, pewarisan sifat pada manusia juga berdampak pada menurunnya suatu penyakit cacat kepada keturunannya.

Pewarisan sifat pada manusia ditentukan oleh gen dan kromosom yang dimiliki oleh individu yang melakukan persilangan.

Berikut adalah beberapa contoh bentuk pewarisan sifat pada manusia yang dapat diamati.

1. Warna kulit

Warna kulit manusia berbeda-beda karena dipengaruhi oleh gen. Gen dapat disederhanakan menjadi tiga gen. Misalnya, tiga gen tersebut yaitu gen A, B, C yang mengkode pembentukan pigmen kulit, yaitu melanin. Pigmen ini menyebabkan kulit menjadi gelap.

Variasi atau alternatif gen lain pada kulit (alela), yaitu gen a, b, c. Orang yang memiliki gen AABBCC akan memiliki kulit sangat gelap, sedangkan yang memiliki gen aabbcc akan memiliki kulit sangat terang.

Orang yang memiliki gen AaBbCc akan memiliki warna kulit sawo matang (tengah-tengah antara sangat gelap dan sangat cerah).

Selain akibat gen faktor lingkungan, faktor lain seperti paparan sinar matahari juga berpengaruh pada fenotip warna kulit.

2. Bentuk Rambut

Bentuk rambut dipengaruhi oleh gen. Terdapat dua macam gen yang mengendalikan rambut, yaitu gen C (dominan) untuk rambut keriting dan gen s (resesif) untuk rambut lurus.

Bentuk rambut merupakan kasus menarik, yang dinenal dengan dominansi tidak sempurna. Artinya jika kita memiliki salah satu dari kedua gen tersebut (gen C dan gen s), akan mendapatkan campuran dari keduanya, yaitu rambut akan menjadi berombak (Cs).

Jadi, orang yang berambut keriting, memiliki genotip CC, orang yang rambutnya berombak memiliki genotip Cs, dan orang dengan rambut lurus memiliki genotip ss.

3. Tipe Perlekatan Cuping Telinga

Ketika kita mengamati beberapa bentuk telinga, maka akan terlihat cuping telinganya melekat dan ada yang cuping telinganya terlepas.

Ttipe perlekatan cuping telinga ini juga dikontrol oleh gen, yaitu gen G untuk cuping telinga terpisah atau terlepas dan gen g untuk cuping telinga melekat.

Jadi, seseorang yang memiliki gen G (baik bergenotip GG atau Gg) akan memiliki tipe perlekatan cuping telinga terpisah, sedangkan yang memiliki tipe perlekatan cuping melekat memiliki gen gg.

4. Penentuan Jenis Kelamin

Jenis kelamin dapat ditentukan berdasarkan susunan  kromosom di dalam sel tubuh. Manusia (baik lakilaki maupun perempuan), memiliki 46 kromosom atau 23 pasang komosom yang terdiri dari 22 pasang autosom dan sepasang gonosom.

Kariotipe susunan kromosom pada manusia adalah sebagai berikut.

  • Wanita memiliki kariotipe 44A +  atau 22AA + XX. JIka mengalami meiosis akan menghasilkan sel telur dengan kariotipe 22A + X
  • Pria memiliki kariotipe 44A + XY atau 22AA + XY. Jika mengalami meiosis akan menghasilkan dua macan sel gamet dengan kariptipe 22A + X dan 22A + Y.

Berdasarkan kariotipe tersebut, dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin anak ditentukan oleh sel sperma. Hal ini disebabkan sel telur akan memberikan jenis kromosom kelamin yang sama, baik pada anak laki-laki maupun pada anak perempuan.

Sedangkan sel sperma akan memberikan kromosom A pada anak perempuan dan kromosom Y pada anak laki-laki.

5. Penentuan Golongan Darah

Golongan darah ditentukan oleh alel yang berada pada lokus tunggal, yaitu lokus imunoglobin (I). Gen tersebut memiliki tiga alel berbeda, IA, IB, dan IO.

Alel IA dan IB bersifat kodominan, sehingga kombinasi keduanya akan menghasilkan golongan darah AB.

Sementara itu, alel IO bersifat resesif, baik terhadap IA  maupun IB. Berikut tabel hubungan antara genotip dan fenotip golongan darah manusia.

Kelainan Sifat Manusia Yang Diturunkan

Selain mewariskan karakter dan bentuk tubuh, gen yang diturunkan dari orangtua kepada anaknya juga dapat menimbulkan cacat atau penyakit menurun.

Ciri utama dari cacat atau penyakit menurun adalah tidak menular atau bahkan tidak dapat disembuhkan.

Meskipun demikian, cacat atau penyakit menurun tersebut dapat dicegah dengan cara menghindari pernikahan dengan orang yang memiliki hubungan kerabat dekat atau keluarga dekat.

Berikut ini adalah beberapa kelainan sifat manusia yang diturunkan kepada keturunannya.

1. Albino

Istilah albino berasal dari bahasa Latin, albus, yang artinya putih. Albino merupakan kelainan yang disebabkan tidak adanya zat warna (pigmen) yang disebut zat melanin. Penderita albinoa tidak dapat membentuk melamin di kuklit, rambut, dan mata.

Orang yang menderita kelainan ini pada umumnya akan mengalami fotofobia atau takut cahaya.

Pigmen melanin berfungsi untuk melindungi kulit dari sinar ultraviolet. Tidak adanya pigmen kulit membuat penderita lebih rentan terserang kanker kulit dan kulit mudah melepuh akibat terpapar sinar matahari.

Gen albino dikendalikan oleh gen resesif a dan gen A yang menentukan sifat kulit normal. Dengan demikian, orang yang menderita kelainan ini memiliki genotip homozigot resesif (aa), orang yang memiliki kulit normal memiliki genotip homozigot dominan (AA), sedangkan yang menjadi carrier atau pembawa memiliki genotip heterozigot (Aa).

Seorang anak albino dapat lahir dari :

  • pasangan suami istri normal yang kedua geterozigot (pembawa karir albino);
  • pasangan suami istri yang salah satunya albino dan yang lainnya normal heterozigot; dan
  • pasangan suami istri albino

2. Buta Warna

Penyakit buta warna adalah cacat menurun yang menyebabkan seseorang tidak dapat membedakan warna tertentu oleh orang dengan mata normal.  Buta warna dibedakan menjadi dua, yaitu buta warna parsial dan buta warna total.

Penyakit buta warna parsial tidak dapat membedakan warna tertentu, misalnya warna merah dan hijau. Sedangkan buta warna total tidak dapat membedakan sama sekali semua jenis warna, sehingga tampak hitam dan putih saja.

Buta warna disebabkan oleh gen resesif c (dari kata colour blind) yang menempel atau terpaut pada kromosom .

Seorang perempuan akan menderita buta warna jika kedua kromosom X mengandung gen buta warna (XcXc).

Akan tetapi jika hanya salah satu kromosom X yang mengandung gen buta warna (XcX), maka perempuan tersebut akan menjadi pembawa (carrier) gen buta warna tanpa menjadi penderita.

Pada laki-laki jika kromosom X mengandung gen buta warna maka akan langsung menderita buta warna (XcY).

Susunan genotip orang normal dan buta warna dapat dituliskan sebagai berikut.

XCY = laki-laki normal

XcY = laki-laki buta warna

XCXC = wanita normal

XCXc = wanita normal pembawa sifat buta warna (carrier)

XcXc = wanita buta warna

3. Hemofilia

Hemofilia adalah kelainan  dimana darah sulit untuk menggumpal saat terjadi luka pada bagian tubuh tertentu yang disebabkan tidak dihasilkannya faktor penggumpalan darah dalam tubuh seseorang.

Saat penderita hemofilia mengalami luka disertai pecahnya pembuluh darah, maka darah akan terus mengalir keluar dan sukar membeku, sehingga penderita dapat mengalami kekurangan darah dan dapat menyebabkan kematian.

Gen hemofilia terletak pada kromosom X dan sering ditandai dengan lambang Xh (huruf X sebagai penanda jenis kromosom, huruf h sebagai penanda hemofilia).

Jika wanita memiliki salah satu kromosom X yang mengandung gen hemofila (memiliki genotip (XhX), maka dia akan menjadi pembawa (carrier) kelainan hemofilia.

Wanita dengan kedua kromosom X mengandung gen hemofilia (XhXh) akan langsung meninggal (letal) pada saat dilahirkan.

Orang laki-laki memiliki satu kromosom X saja, sehingga laki-laki yang menderita hemofilia adalah laki-laki yang memiliki kromosom X yang mengandung gen hemofilia (XhY).

Dengan demikian, susunan genotip pada orang normal dan hemofilia dapat dituliskan sebagai berikut.

XHXH = wanita normal

XhXh =wanita hemofilia letal (menyebabkan kematian sebelum lahir)

XHXh = wanita normal pembawa sifat hemofilia (carrier)

XHY = pria normal

XhY = pria hemofilia

4. Kanker

Setiap sel akan mengalami pembelahan. Pembelahan secara normal merupakan suatu proses yang disusun dan dilakukan secara hati-hati serta dikontrol oleh berbagai gen.

Kanker sebenarnya merupakan perkembangan dari sel tumor, yaitu sel yang terus membelah diluar kendali.

Pembelahan diluar kendali ini terjadi akibat adanya mutasi atau kerusakan pada gen pengontrol pembelahan sel.

Mutasi ini dapat disebabkan oleh sinar X, sinar UV, sinar gamma, zat kimia berbahaya, atau akibat infeksi virus.

Sebenarnya, mutasi yang terjadi pada satu gen saja sebenarnya tidak cukup untuk menghasilkan sel tumor.

Hal ini disebabkan tubuh memiliki mekanisme perbaikan gen yang rusak. Akan tetapi, sejalan dengan bertambahnya waktu, jika semakin banyak mutasi yang terjadi, maka mutasi tersebut akan terakumulasi menjadi banyak dan menyebabkan gen pengontrol pembelahan rusak akibatnya sel-sel membelah tanpa henti.

Jika sel tumor ini tidak segera diatasi maka sel-sel tumor dapat terus berkembang dan mampu untuk menyebar ke seluruh tubuh membentuk berbagai jenis kanker, misalnya kanker kulit, kanker rahim, kanker payudara, dan kanker prostat.

5. Gangguan Mental

Beberapa gejala gangguan mental dapat diwariskan dari orangtua kepada anak-anaknya. Gangguan mental yang dapat diturunkan, antara lain debil, imbisil, dan idiot.

Ciri-ciri gangguan mental adalah adanya gejala kebodohan, refleks lambat, dan kekurangan pigmen. Sifat menurun ini dikendalikan oleh gen resesif yang tidak terpaut kelamin, sehingga dapat terjadi pada pria maupun wanita.

Baca :

Kemungkinan susunan genotip pada orang normal dan penderita gangguan mental dapat dituliskan sebagai berikut.

PP = orang normal

Pp = orang normal pembawa sifat gangguan mental (carrier)

pp = orang dengan gangguan mental

6. Polidaktili

Polidaktili berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu polus, yang artinya banyak dan daktulos, yang berarti jari.

Polidaktili merupakan suatu kelainan bawaan yang menyebabkan seseorang memiliki jari tangan atau jari kaki lebih dari lima.

Dengan kata lain, penderita polidaktili akan memiliki jari tambahan, misalnya jari tangan atau jari kaki berjumlah enam buah.

Tempat jari tambahan tersebut berbeda-beda, ada yang dekat dengan ibu jari dan ada yang dekat dengan kelingking.

Polidaktili disebabkan oleh gen dominan P, sehingga penderita polidaktili mempunyai genotip PP (homozigot dominan) atau Pp (heterozigot). Sedangkan orang yang berjari normal akan memiliki genotip pp (homozigot resesif).

Demikian ulasan mengenai pewarisan sifat pada manusia dan kelainan sifat yang diturunkan. Terimakasih sudah berkunjung dan semoga bermanfaat.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA