Khittah berasal dari bahasa Arab yang berarti

Persekutuan orang-orang yang percaya kepada tuhan yesus kristus sebagai tuhan dan juru selamat disebut ….  a. Ekklesiab. Gerejac. Kuriaked. Igreja​.

Apa wae pidhato kang asring dilakokake ana ing dinten pengetan nasional​.

Mengapakah berlaku tahap pencapaian dan kemajuan manusia zaman prasejarah semakin berkembang.

Sebutkan dan jelaskan macam-macam komoditas ternak yang dapat dikembangkan pada tiap daerah !​.

Dalil tentang hari akhir dibagi menjadi 2, yaitu dalil aqli dan naqli. Dalil aqli adalah. . . . * 10 poin A. Dalil yang berasal dari Al-Qur'an B. Dali … l yang berasal dari firman-firman Allah SWT C. Dalil yang bertentangan dengan akal fikiran manusia D. Dalil yang tidak bertentangan dengan akal fikiran manusia​.

mengapa pancasila di tetapkan sbg dasar negara pada tanggal 18 Agustus 1945?...​

Muhammadiyah Adalah Arti Dari MuhammadiyahMuhammadiyah Didirikan Oleh Siapa? !! ​

Q. (Cari teman) siapa orang yang pertama menginjakkan kaki di bulan?nt: saya sedang mencari teman ​

asal paham komunisme!​

Hidung berfungsi untuk mencium kan, tapi kenapa ada yang mencium pake mulut? bukannya mulut berfungsi untuk bicara​

Risalah khittah nahdliyyah telah ditelaah dan didiskusikan secara mendalam oleh berbagai kalangan di dalam NU. Risalah ini kemudian disambut hangat oleh tokoh-tokoh muda Nahdlatul Ulama seperti Abdurrahman Wahid, Dr. Fahmi, Umar Basalim, Slamet Efendi Yusuf, Ikhwan Sam, Said Budairi, Zamrani, Mahbub Junaidi, serta beberapa tokoh muda lainnya. Mereka menyelenggarakan pertemuan yang kemudian dikenal dengan nama “Majelis 24” yang akhirnya mem- bentuk ”Tim Tujuh”. Tim inilah yang merancang masa depan Nahdlatul Ulama dengan khittah. Agar mendapat formulasi yang sesuai dengan harapan, rancangan yang dibuat Tim Tujuh dipadukan dengan rancangan lain oleh ulama sepuh. Konsep hasil perpaduan ini kemudian diramu kembali pada perhelatan Munas Alim Ulama 1983 yang diselenggarakan di Asembagus Situbondo. Puncaknya kemudian dimatangkan di Muktamar NU ke-27 di Situbondo pada bulan Desember 1984, dengan hasil final berupa keputusan untuk kembali ke Khittah 1926.

Khittah Nahdliyyah sesungguhnya telah dipraktikkan dan diamalkan oleh para ulama’ dan warga NU. Para ulama sebagai panutan umat merumuskan nilai-nilai khittah secara tertulis sebagai pedoman amalan dan pembelajaran terhadap generasi penerus. Khittah dirumus- kan sebagai landasan berfikir, bersikap, dan bertindak warga NU yang harus terwujud dalam kehidupan pribadi maupun organisasi serta dalam setiap penentuan kebijakan.

Rumusan khittah NU dilandasi oleh mukaddimah yang mencermin- kan latar belakang dan tujuan NU didirikan. Hal itu diketahui melalui Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga NU. Dalam pasal 2 Statuten Poerkoempoelan Nahdlatoul Oelama, tujuan NU adalah sebagai berikut:

Adapoen maksoed perkoempoelan ini jaitoe: “Memegang dengan tegoeh pada salah satoe dari madzhabnja Imam ampat, jaitoe Imam Moehammad bin Idris, Asj-Sjafi’i, Imam Malik bin Anas, Imam Aboehanifah An-Noe’man, atau Imam Ahmad bin Hambal, dan mengerdjakan apa sadja jang mendjadikan kamaslahatan agama Islam.” (Adapun maksud perkumpulan ini yaitu: “Memegang dengan teguh pada salah satu dari mahzab empat imam, yaitu Imam Muhammad bin Idris Asy Syafi’I (Imam Syafi’i), Imam Malik bin Anas (Imam Maliki), Imam Abu Hanifah An Nu’man (Imam Hanafi) atau Imam Ahmad bin Hambal (Imam Hambali).

Guna mencapai tujuan tersebut dirumuskan pula rincian usaha yang hendak dijalankan yaitu melalui pasal 3 sebagai berikut:

Oentoek mentjapai maksoed perkoempoelan ini maka diadakan ichtiar:

  1. Mengadakan perhoeboengan diantara ‘Oelama’-’Oelama’ jang

    memadzhab terseboet dalam fatsal 2;

  2. Memeriksa kitab-kitab sebeloemnja dipakai oentoek mengadjar,

    soepaja dikatahoei apakah itoe dari pada kitab-kitabnja Ahli Soennah wal Djama’ah atau kitab-kitabnja Ahli Bid’ah.

  3. Menjiarkan Agama Islam di atas madzhab sebagai tersebut dalam fatsal 2, dengan djalanan apa sadja jang baik.

  1. Berichtiar memperbanjakkan Madrasah-Madrasah jang berdasar Agama Islam.

  2. Memperhatikan hal-hal jang berhoeboengan dengan masdjid2, langgar2 dan pondok2, begitoe djoega dengan hal-ahwalnja anak- anak jatim dan orang-orang jang fakir miskin.

  3. Mendirikan badan-badan oentoek memadjoekan oeroesan pertanian, perniagaan dan peroesahaan, jang tiada dilarang oleh sjara’ Agama Islam.

Dari rumusan tujuan dan rincian usaha yang dilakukan NU dapat ditarik kesimpulan bahwa usaha-usaha NU mencakup: komunikasi antarulama, kegiatan di bidang keilmuan pengkajian dan pendidikan, peningkatan penyiaran Islam (dakwah), pembangunan sarana prasarana peribadatan dan pelayanan sosial, serta peningkatan kualitas hidup masyarakat. Dengan kata lain, tujuan dan program awal NU memang berwatak sosial keagamaan, bukan sosial politik.

Kembali ke Khittah

Oleh Bani Saksono

Wartawan Harian Ekonomi Neraca

Secara etimologis, kata khittah berasal dari bahasa Arab- yang berarti rencana, jalan, atau garis Itu tertera dalam kamus Al-Munawwir. Khittah dapat diartikan sebagai rencana, jalan, atau garis perjuangan dalam mewujudkan misi dan cita-citanya.

Istilah khittah banyak dijumpai di kalangan organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam, seperti Mhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah  pada 1932 yang khittahnya adalah untuk memerangi umat Islam dari perbuatan yang menjurus pada bid’ah, syirik, dan khurafat.,  Artinya, Muhammaiyah kembali ke khittahnya, maka Muhammadiyah kembali ke ajaran Islam seperti yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.

Ketika dalam kepengurusan pengganti KHA Dahlan terdapat banyak program kegiatan yang menyimpang dari ajaran awalnya, Muktamar, yaitu forum tertinggi organisasi itu pun mengingatkan agar Muhammadiyah kembali ke khittahnya sebagai ormas pembaharu ajaran Islam.

Istilah khittah juga lazim di kalangan Nahdlatul Ulama (NU) yang artinya Kebangkitan Ulama. Ormas itu lahir pada 31 Januari 1926 di Jombang dengan para pendiri antara lain KH Hasyim Asyari dan KH Wahab Hasbullah. Pada 1955, NU tergiur dengan kegiatan politik praktis hingga menjadi partai politik dan ikut pemilihan umum yang pertama kali di Indonesia.

Partai NU mengadakan fusi bersama partai Islam lainnya menjadi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di era 1970an. Para tokoh NU pun mengingatkan agar NU kembali ke khittahnya 1926, yaitu menjadi ormas kembali.

Pengurus NU di bawah kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid pun diingatkan agar kembali ke khittah saat banyak tokoh NU hendak mendirikan partai yang belakangan bernama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada 21 Mei 1998.  

Kini, di era reformasi jilid kedua, para penyelenggara Negara Indonesia pun diingatkan akan kembali ke khittahnya, karena sudah melenceng dari cita-cita luhur para founding fathernegeri ini. Melenceng, karena banyak aturan perundangan yang justru menyengsarakan rakyat, dan sebaliknya memakmurkan bangsa asing yang datang ke negeri ini.

Cita-cita kemerdekaan Indonesia itu dituangkan dalam empat alenia Pembukaan UUD 1945. Salah satu alenia yang penting itu adalah, “Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah pada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.”  Di bidang ekonomi, utamanya tercantum dalam Pasal 33. ()