Kitab zabur yang diturunkan kepada berisi kumpulan dari mazmur yaitu nyanyian-nyanyian yang berisi

Jawaban:

Isi ajaran yang terkandung dalam kitab zabur adalah kumpulan nyanyian atau pujian-pujian yang berisi zikir, doa, nasihat, dan hikmah atas segala nikmat yang diberikan Allah.

Pembahasan

Kitab Zabur adalah kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Daud as dalam bahasa Qibti yang menjadi pegangan bagi bangsa Bani Israel atau umat Yahudi. isi Kitab Zabur adalah tentang kisah kehidupan Nabi Daud as. Tetapi isi kitab Zabur tidak berisi hukum-hukum atau syariat (peraturan agama), karena Nabi Daud as diperintahkan oleh Allah swt untuk mengikuti peraturan yang dibawa oleh Nabi Musa as.

Arti zabur dari segi bahasa yaitu

Kata zabur (bentuk jamaknya zubur) berasal dari zabara-yazburu-zabr yang artinya adalah menulis. Makna aslinya adalah kitab yang tertulis. Zabur dalam bahasa Arab dikenal dengan sebutan mazmur (jamaknya mazamir). Dalam bahasa Ibrani disebut mizmar, yaitu nyanyian rohani yang dianggap suci. Sebagian ulama menyebutnya Mazmur, yaitu salah satu kitab suci yang diturunkan sebelum Alquran (selain Taurat dan Injil). Dalam bahasa Ibrani, istilah zabur berasal dari kata zimra, yang berarti “lagu atau musik”. Zamir (lagu) dan mizmor (mazmur), merupakan pengembangan dari kata zamar, artinya “nyanyi, nyanyian pujian”.

Jakarta -

Salah satu rukun iman yang wajib diyakini dalam Islam adalah beriman kepada kitab-kitab Allah SWT. Terdapat 4 kitab yang wajib diimani, salah satunya Kitab Zabur.

Perintah beriman kepada kitab-kitab Allah SWT tertuang dalam QS. An-Nisa ayat 136. Allah SWT berfirman sebagai berikut:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ ءَامِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَٱلْكِتَٰبِ ٱلَّذِى نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ وَٱلْكِتَٰبِ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ مِن قَبْلُ ۚ وَمَن يَكْفُرْ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَٰلًۢا بَعِيدًا

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya." (QS. An-Nisa: 136).

Dikutip dari buku 'Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti' Kelas V SD/MI edisi revisi 2017 oleh Feisal Ghozaly dan Achmad Buchori Ismail, kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS. Nabi Daud AS adalah nabi dari kalangan Bani Israil, dari Sibith Yahuda. Ia merupakan keturunan ke-13 Nabi Ibrahim AS dan hidup pada masa Raja Talut yang beriman dan Raja Jalut yang kafir.

Nabi Daud AS adalah nabi yang amat taat kepada Allah SWT. Semasa hidupnya ia gemar berpuasa dan bertasbih kepada Allah SWT. Bahkan, ia dikaruniai suara yang merdu. Saat ia bertasbih dengan suara indahnya itu, gunung dan burung ikut bertasbih bersamanya.

Diceritakan pada suatu ketika Allah SWT memberikan kerajaan dan ilmu pengetahuan kepada Nabi Daud AS. Sepeninggalan Raja Talut, Nabi Daud AS diangkat menjadi raja. Setelah itu, Allah SWT mengangkatnya menjadi rasul dan memberikan salah satu karunia-Nya, kitab Zabur.

Turunnya Kitab Zabur dijelaskan dalam Al Quran Surat Al Isra ayat 55 sebagai berikut:

وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِمَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۗ وَلَقَدْ فَضَّلْنَا بَعْضَ ٱلنَّبِيِّۦنَ عَلَىٰ بَعْضٍ ۖ وَءَاتَيْنَا دَاوُۥدَ زَبُورًا

Artinya: "Dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Daud." (QS. Al Isra: 55).

Kitab Zabur diturunkan pada abad 10 SM di Tanah Kanaan. Pada saat itu Nabi Daud AS tengah bertahta sebagai Raja Bani Israil.

Kitab Zabur ditulis dalam bahasa Qibti. Kitab ini berisikan 150 nyanyian rohani (dalam bahasa Arab disebut mazmur) dari Nabi Daud AS. Secara garis besar Zabur berisi pengalaman yang terjadi pada Nabi Daud AS. Di antaranya pengakuan dosa dan pengampunan dari Allah SWT, kemenangan atas musuh, dan kemuliaan-kemuliaan.

Terdapat lima jenis nyanyian dalam kitab Zabur, antara lain liturgi kebaktian dalam memuji Allah SWT, nyanyian individu sebagai ucapan syukur, ratapan jamaah, ratapan dan doa individu, dan nyanyian untuk raja.

Kitab Zabur itulah yang kemudian menjadi salah satu mukjizat Nabi Daud AS.

(nwy/nwy)

Jakarta -

Allah SWT menurunkan kitab-kitab-Nya kepada para rasul agar disampaikan kembali kepada umatnya sebagai pedoman hidup yang utama. Salah satu kitab yang diturunkan-Nya dan wajib kita imani keberadaannya adalah kitab Zabur.

Menurut jumhur ulama yang dikutip dari buku Pengantar Ilmu Tauhid karya A. Muzammil Alfan Nasrullah, M. Ag, wahyu-wahyu Allah yang diturunkan kepada para rasul berjumlah sebanyak 104 kitab. Dari total 104 wahyu tersebut, 50 buah diberikan kepada Nabi Isa AS, 30 buah kepada Nabi Idris AS, 10 buah masing-masing kepada Nabi Ibrahim AS dan Nabi Musa AS.

100 wahyu Allah tersebut diturunkan dalam bentuk suhuf. Sementara itu, 4 sisanya sudah dalam berbentuk kitab atau dibukukan yakni, kitab Taurat pada Nabi Musa AS, kitab Zabur untuk Nabi Daud AS, kitab Injil untuk Nabi Isa, dan terakhir adalah Al Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Kitab Zabur dan Isi Pokok Ajarannya

Berikut ini penjelasan lengkap mengenai kitab Zabur beserta isi pokok ajaran di dalamnya.

Secara bahasa, Zabur berasal dari kata zahara yang berarti menulis dengan sempurna atau mengukir di atas batu.

Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS di Yerussalem pada sekitar abad 10 sebelum Masehi. Hal ini dikisahkan dalam firman Allah QS Al Isra ayat 55 yang berbunyi:

وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِمَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۗ وَلَقَدْ فَضَّلْنَا بَعْضَ النَّبِيِّينَ عَلَىٰ بَعْضٍ ۖ وَآتَيْنَا دَاوُودَ زَبُورًا

Artinya: "Dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Daud." (QS. Al Isra: 55)

Kitab Zabur juga dikenal dengan sebutan kitab Mazmur yang berisikan tulisan dalam bahasa Qibty. Kitab ini juga masih diamalkan oleh umat Yahudi dengan nama yang berbeda, yaitu Tehilim.

Menurut orang-orang Yahudi dan Nasrani, kitab Zabur terdiri dari 150 pasal yang berisi doa, zikir, nyanyian, dan pujian kepada Allah tentang nikmat yang dikaruniai-Nya. Doa, zikir, nyanyian, dan pujian tersebut seringkali disenandungkan oleh Nabi Daud AS. Selain itu, kitab Zabur juga berisikan nasihat, dan hikmah.

Namun, kitab Zabur masih belum mengandung peraturan agama dan hukum-hukum syariat, sebab pada zaman itu umatnya masih mengikuti ajaran Nabi Musa AS.

Secara lebih lengkapnya, dirangkum dari buku Akidah karya Dewi Mulyani dan buku Pasti Bisa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/MA Kelas XI, isi pokok ajaran kitab Zabur ini adalah sebagai berikut:

1. Pujian dan penghormatan kepada kemuliaan Allah SWT beserta sifat-sifatnya;

2. Nasihat-nasihat kebaikan;

3. Kisah para nabi dan rasul yang akan datang;

4. Kisah tentang umat atau kaum terdahulu;

5. Ungkapan hidup Nabi Daud AS;

6. Permohonan ampun kepada Allah yang diungkapkan Nabi Daud atas dosanya;

7. Suka cita yang dirasakan Nabi Daud AS setelah meraih kemenangan atas musuh; dan

5. Zikir dan doa.

Itulah penjelasan mengenai kitab Zabur dan isi pokok ajarannya dalam Islam. Semoga bermanfaat!

Simak Video "Silaturahmi Senior Golkar Usai Peresmian Masjid Baru di Markas Partai"



(erd/erd)

Selasa , 19 Dec 2017, 23:07 WIB

Aditya Pradana Putra/Republika

Dua anak membaca kitab suci Alquran. (ilustrasi)

Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Nabi Daud AS merupakan nabi pertama yang mendapatkan kitab suci bernama Zabur. Kata zabur berasal dari kata verbal, zabara-yazburu-zabr, yang berarti menulis. Jadi, Zabur menurut arti asalnya, berarti kitab yang tertulis dengan bentuk jamaknya zubur. Alquran banyak berkisah mengenai Zabur.

Dalam Alquran kata Zabur dalam bentuk jamak zubur disebutkan pada sembilan ayat, yaitu surah asy- Syu‘ara’ ayat 196, surah Ali Imran ayat 184, surah an-Nahl ayat 44, Fatir ayat 25, al-Qamar ayat 43 dan 52, al-Isra’ ayat 55, an-Nisa’ ayat 163, dan surah al-Anbiya’ ayat 105.

Dalam bentuk mufrad (tunggal) Zabur disebutkan pada tiga ayat dalam Alquran, yaitu surah al-Isra’ ayat 55, surah an-Nisa’ ayat 163, dan surah al-Anbiya’ ayat 105. Ayat ini menunjukkan bahwa Zabur merupakan kitab yang khusus diberikan kepada Nabi Daud AS.

Alquran dan terjemahannya yang dikeluarkan Departemen Agama menerjemahkan kata zabur dalam surah al-Anbiya’ ayat 105 dengan seluruh kitab yang diturunkan Allah kepada nabi-nabi- Nya. Terjemahan ini tidak mengkhususkan Zabur kepada Nabi Daud AS saja. Arti dan penjelasan ini diberikan karena pada surah al- Anbiya’ ayat 105 ini kata zabur tidak dihubungkan dengan Nabi Daud AS.

Berbeda dengan surah al- Isra’ ayat 55 dan surahan-Nisa’ ayat 163 yang menghubungkan Zabur dengan Nabi Daud AS. Dalam bentuk jamak zubur, menurut Alquran, merupakan nama umum bagi semua kitab suci yang diwahyukan kepada nabi-nabi terdahulu (QS asy-Syu’ra’ [26]: 196, QS Ali Imran [3]: 184, QS an-Nahl [16]: 44, QS Fathir [35]: 25, dan QS al-Qamar [54]: 43). Sedangkan dalam surah al-Qamar ayat 52, kata zubur diartikan dengan kitab-kitab perbuatan manusia, yakni buku- buku catatan yang ada di tangan malaikat yang mencatat amal perbuatan manusia.

Zabur dengan arti kitab yang diwahyukan kepada Nabi Daud AS juga disebut dalam bahasa Arab dengan mazmur dan jamaknya mazamir. Menurut Shorter Encyclopaedia of Islam, mazmur dalam bahasa Ibrani disebut mizmor, dalam bahasa Suriani disebut mazmor, dan pada bahasa Ethopia disebut mazmur.

Jadi, sebenarnya Zabur Nabi Daud AS dengan definisi tersebut menerangkan bahwa kitab suci ini sebenarnya merupakan kumpulan mazmur, yakni nyanyian rohani yang dianggap suci (Psalms dalam bahasa Inggris) yang berasal dari Nabi Daud AS.

Zabur berisi 150 nyanyian (mazmur) yang dise nan dungkan Nabi Daud AS dengan mengungkapkan semua pengalaman yang dialaminya pada masa hidupnya. Pengalaman tersebut, seperti pengakuan dosanya, kisah kejatuhannya, pengampunan dosanya oleh Allah, sukacitanya tentang kemenangannya atas musuh Allah, kemuliaan Allah seperti dinyatakan oleh alam dan hukuman Allah, dan kemuliaan Messiah (Nabi Muhammad) yang akan datang.

Zabur yang merupakan mazmur berisi lima tipe nyanyian, yaitu, nyanyian liturgi kebaktian untuk memuji Allah, nyanyian perorangan sebagai ucapan syukur, ratapan- ratapan jamaah, ratapan dan doa individu, serta nyanyian untuk raja.

Ada pendapat mengatakan, tidak semua mazmur dalam Perjanjian Lama merupakan Zabur Nabi Daud AS. Dari 150 nyanyian kudus yang kini masuk bagian Perjanjian Lama diperkirakan 73 saja, di antaranya dinisbahkan (berasal) dari Nabi Daud AS.

Tentang penetapan Zabur bahwa Allah akan mewariskan bumi kepada manusia yang saleh, seperti dinyatakan oleh Alquran, dapat dilihat bukti penetapan itu dalam Mazmur Daud pada Perjanjian Lama. Alquran mengatakan, “Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuz bahwasanya bumi ini dipusakai oleh hamba-hamba-Ku yang saleh.” (QS al-Anbiya’ [21]: 105).

Sebutan Lauh Mahfuz ternyata juga tercantum di dalam Zabur sebagaimana dikisahkan dalam Alquran. Lauh Mahfudz, menurut Zabur, adalah catatan tentang ketentuan yang telah ditetapkan Allah SWT. Sedangkan pernyataan Alquran tentang bumi yang dipusakai oleh orang-orang yang saleh, hal ini juga ternyata terdapat dalam Zabur.

Dalam Perjanjian Lama, Mazmur 25:12-13, disebutkan, “Siapakah orang yang takut kepada Tuhan, Kepadanya Tuhan menunjukkan ja lan yang harus dipilihnya. Orang itu sendiri akan menetapkan dalam kebahagiaan dan anak cucunya akan mewarisi bumi.”

Ayat ini menjadi satu referensi bahwa tidak ada perbedaan akidah dan tauhid antara Nabi Daud AS hingga Nabi Muhammad SAW. Umat mereka sama-sama disebut sebagai orang-orang saleh dan dipusakai untuk menjadi khalifah di muka bumi. Baik orang-orang saleh pada zaman terdahulu seperti umat Nabi Daud AS hingga orang-orang saleh masa kini yang menjadi umat Nabi Muhammad SAW.

Baik dalam kitab Zabur maupun Alquran, keduanya menyebutkan bahwa bumi beserta isinya diwariskan kepada orang saleh, yakni mereka yang beriman kepada Allah SWT dan tidak mempersekutukannya dengan sesuatu apa pun. 

Disarikan dari Dialog Jumat Republika

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA