Proses penjadwalan untuk merencanakan kegiatan maintenance engineer setiap hari. Dalam menjalankan program ini, diperlukan manajemen administrasi dalam pembagian shift selama 31 hari dalam 1 bulan atau setiap bulan di setiap tahunnya.
2. Break down the facilities into logical parts
Proses dalam pembuatan pencatatan aktifitas pekerjaan dan kerangka kerja guna menciptakan proses intruksi kerja preventive maintenance.
3. Develop an equipment list and assign equipment number
Dalam program ini akan berfungsi sebagai struktur dalam melacak aktifitas dalam maintenance equipment. Dalam program ini dibutuhkan number system baik dalam task list maupun equipment. Tujuan dari program ini akan mencapai langkah dengan mengeluarkan perintah kerja untuk mengumpulkan data (misalnya, S/N,model, ukuran, pabrikan, usia) pada setiap peralatan di daerah yang baru dipetakan.
4. Develop and issue preventive maintenance (PM) instructions
Pada langkah ini, proses pengembangan instruksi perintah kerja PM untuk semua bagian peralatan yang diidentifikasi sebelumnya melangkah. Perintah kerja PM harus mencakup semua yang diperlukan kegiatan untuk setiap interval (misalnya, mingguan, bulanan, triwulanan). Manual peralatan yang ada dan milik penulis pengalaman individu akan menjadi sumber informasi untuk PM awal ini.
5. Locate and/or develop equipment manuals
Langkah ini mengembangkan informasi pemecahan masalah yang melengkapi maintenance management yang berhasil. Setiap organisa maintenance menjalankan dengan sistem “manual” dan kualitas “manual” ini yang bersifat penting dengan meliputi prosedur operasi, pemecahan masalah panduan, skema, program PLC (jika ada), spare part list, dan item lainnya.
6. Develop a manage inventory
Langkah ini berfokus pada pembuatan inventory management yang berisi spare part list yang diperlukan untuk meminimalkan downtime tanpa menggunakan biaya yang besar. Invetory management akan men-track repair parts dan menyusun ulang laporan.
Program ini juga akan memungkinkan untuk history track repair dan cost yang telah dilakukan. Langkah ini akan memerlukan rencana ke mana harus letakkan spare parts, cara menyimpan spare parts, spare parts apa yang harus dilepas, spare parts yang harus ditambahkan, dan how to maintain the inventory.
7. Monitor the program’s effectiveness and make improvements.
Dalam mengsukseskan langkah – langkah ini program PM dan invetory tidak akan berjalan dengan sendirinya, Keberhasilan program ini tergantung pada komitmen dan manajemen yang berkelanjutan. Selain itu, saat pengelolaan program, hal yang akan dibutuhkan untuk memodifikasi item yang tidak berfungsi atau diabaikan.
Sebuah mesin pabrik merupakan bagian yang penting untuk memperlancar proses produksi, salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran proses produksi adalah mesin. Itulah sebabnya mengapa perawatan mesin adalah hal yang tidak boleh dilewatkan, mengingat mesin merupakan salah satu faktor terpenting dalam suatu eksistensi perusahaan, oleh karena itu kita harus melakukan maintenance (pemeliharaan). Salah satu sistem pemeliharaan dalam sebuah industri yaitu dan .
merupakan suatu pengamatan secara sistematik yang disertai dengan analis teknis – ekonomis untuk menjamin berfungsinya suatu peralatan produksi dan memperpanjang umur peralatan industri. Tujuan dari Preventive Maintenance adalah untuk mencapai suatu tingkat pemeliharaan terhadap seluruh pralatan produksi agar memperoleh suatu kualitas produk yang optimum, kegiatan pada Preventive biasanya meliputi :
- Inspeksi, Inspeksi adalah kegiatan pemeliharaan periodik untuk memeriksa kondisi komponen peralatan produksi.
- Pemeliharaan berjalan / sering disebut Running maintenance, merupakan kegiatan pemeliharaan tanpa menghentikan peralatan yang sedang beroperasi.
- Penggantian komponen yang kecil, merupakan pemeliharaan yang menggantikan komponen kecil saja.
- Shutdown Maintenance, adalah pemeliharaan yang dilakukan ketika mesin produksi sedang offline / sedang berhenti memproduksi.
Tujuan dari adalah untuk menemukan suatu tingkatan yang menunjukan gejala kerusakan sebelum alat – alat produksi mengalami kerusakan yang sangat fatal, maka sudah kita ketahui Preventive Maintenance berfungsi menangani langsung hal – hal yang bersifat mencegah terjadinya kerusakan pada alat produksi dengan beratur dan berkala serta memperbaiki kerusakan kecil yang ditemukan saat pemeriksaan.
1. Memonitoring minyak pelumas dengan cara mengambil sebuah sample oli dari peralatan produksi untuk mengecek tingkat kekentalannya / untuk melihat kualitas oli yang tersimpan di tangki oli.
2. Monitoring Visual Metode ini menggunakan pancaindra yang meliputi indra penglihatan, indra perasa, dan indra pendengaran guna mengetahui kondisi mesin.
3. Monitoring kinerja merupakan teknik dalam memonitoring kondisi mesin produksi dengan cara memeriksa dan mengukur parameter kinerja kemudian dibandingkan dengan standardnya.
4. Monitoring geometris diharapkan penyimpangan geometris yang terjadi pada peralatan produksi dapat kita ketahui dan dapat dilakukan kegiatan pengukuran leveling dan pengukuran posisi (alignment)
5. Monitoring getaran, pada monitoring ini memeriksa dan mengukur letak getaran secara rutin dan terus menerus.
merupakan cara terbaik dalam melakukan perawatan mesin produksi, dengan adanya Predictive Maintenance anda dapat memprediksi kapan waktu memperbaiki mesin anda. Dengan demikian, kinerja mesin anda tetap berjalan dengan lancar sehingga proses produksi tidak akan terhambat.
Testindo sebagai perusahaan yang bergerak dibidang control & measurement system menyediakan layanan predictivie dan preventice maintanance untuk berbagai industri. Informasi pemesanan dan konsultasi silakan hubungi kami di nomor Telepon : 021 29563045 dan email : sales@testindo.com atau bisa juga melalui chat interaktif kami yang ada di pojok kanan bawah website ini.