Lembaga asean yang bertujuan meningkatkan kerjasama disektor pariwisata adalah

buatlah kesimpulan dari kegiatan tersebut.​

Tolong dibantu ya kak (yang no 5)maaf kalau ada yang terpotong itu tulisannya berikutいつも健康になりますように Δ(semoga sehat selalu) …

tuliskan dua pertanyaan jika topik wawancara adalah dampak buruk pemanfaatan sumber daya alam​

hitunglah debit air jika 30 L dan mengalir selama 1 menit dalam (liter/detik)pake cara ya​

1. tutup botol bekas minuman masih dapat dimanfaatkan untuk dibuat....A. tutup botol air mineralB. kipasC. mainan berbentuk bonekaD. hiasan taplak mej … ajangan ngasal ya ka​

bang tolong cepet Jagan lama ​

mengapa telur ulat harus berada di daun​

boleh bantu gk kak? (rangkumin ceritanya) hehe :DMAKASIH MUAHH.. JANGAN NGASAL YA ​

Setelah pasir kering berilah.......pada gambar

sila ketiga Pancasila berbunyi persatuan Indonesia yang memiliki makna persatuan dan kesatuan yang dapat membuat bangsa Indonesia tetap utuh dan tidak … terpecah-belah Tuliskan tiga contoh perilaku di sekolah yang menerapkan nilai-nilai sila ketiga Pancasila​

Jakarta, CNN Indonesia --

Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mengusulkan lima komitmen kerja sama tingkat regional dalam upaya penanggulangan Covid-19 pada sektor pariwisata di ajang The 52nd ASEAN NTOs Meeting and Related Meetings, yang dilaksanakan pada 15, 21, dan 28 September 2020.

Direktur Hubungan Antarlembaga Kemenparekraf/Baparekraf, K. Candra Negara mewakili Sekretaris Kemenparekraf/Sekretaris Utama Barekraf Ni Wayan Giri Adnyani menjelaskan, rangkaian pertemuan ini menunjukkan komitmen negara-negara anggota ASEAN untuk terus mempererat kerja sama kawasan, khususnya dalam penanggulangan dampak Covid-19 di wilayah ASEAN.

"Ada lima poin yang kami usulkan dalam penanggulangan dampak Covid-19. Yang pertama, adalah Indonesia mengusulkan penghapusan ASEAN Single Aviation Market (ASAM) atau pasar tunggal penerbangan," kata Candra Negara dalam pembukaan kegiatan The 52nd ASEAN National Tourism Organisations (NTOs) and Related Meetings yang digelar secara virtual pada Selasa (15/9).


Ia memaparkan, ASAM merupakan open sky agreement yang bertujuan meningkatkan konektivitas domestik dan kawasan ASEAN melalui integrasi jaringan produksi dan liberalisasi pelayanan. Nantinya, maskapai dari negara anggota ASEAN dapat terbang secara bebas di dalam wilayah ASEAN.

Dalam perhelatan yang juga dihadiri oleh kepala NTOs dari negara anggota ASEAN, serta negara rekanan ASEAN yang tergabung dalam ASEAN +3 and ASEAN +1, Candra melanjutkan pada poin kedua yang berkaitan mengenai Kamboja yang meminta agar keketuaan mereka dapat diperpanjang hingga 2022.

Menurut Candra, hal ini akan memengaruhi posisi Indonesia dalam keketuaan ASEAN pada 2022. Oleh karena itu, Indonesia akan menyampaikan sejumlah solusi yang menguntungkan kedua belah pihak kepada Kamboja agar keketuaan ASEAN 2022 tetap menjadi milik Indonesia.

"Ketiga, Indonesia mengusulkan agar Progress of Draft Protocol to Amend the MRA-TP (Mutual Recognition Agreement on Tourism Professional) atau pengaturan antara negara-negara ASEAN yang dirancang untuk memfasilitasi pergerakan bebas dan pekerja yang berkualitas dan bersertifikat antara negara anggota ASEAN segera dijalankan. Di pertemuan NTOs sebelumnya, beberapa negara anggota," kata Candra.

Keempat, lanjut Candra, terkait pembahasan HCA (Host Country Agreement) pada Regional Secretariat for the Implementation of MRA-TP. HCA ini merupakan komponen penting untuk menetapkan dasar hukum dan standar pendapatan bagi berdirinya Sekretariat Regional.

Kelima, bahwa Indonesia mendukung adanya inisiatif Development of ASEAN Framework to Facilitate the Tourist Travel Bubble Schemes. Oleh karena itu, Indonesia terus berupaya menekan laju Covid-19 sehingga dapat memunculkan rasa percaya dari negara lain ketika membahas kemungkinan kerja sama travel bubble di masa depan.

Dalam pertemuan tersebut, terdapat hal-hal yang menjadi agenda pembahasan pada rangkaian pertemuan ini, di antaranya adalah Mid-Term Review ASEAN Tourism Strategic Plan (ATSP) 2016-2025, ASEAN Tourism Marketing Strategy (ATMS) 2017-2020, dan ASEAN Tourism Professional Monitoring Committee (ATPMC). Candra menegaskan, sebagai tuan rumah Indonesia memiliki beberapa isu strategis yang menjadi fokus pembahasan pada pertemuan ini.

(rea/rea)

Kerja sama yang kuat dibutuhkan untuk menangani dampak Covid-19 di sektor pariwisata.

Jumat , 01 May 2020, 14:07 WIB

Antara/Nova Wahyudi

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Herliani Tanoesoedibjo. Negara-negara anggota ASEAN menyepakati tujuh upaya kerja sama di bidang pariwisata. Kesepakatan sebagai mitigasi terhadap sektor yang paling terpukul akibat pandemi Covid-19.

Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Negara-negara anggota ASEAN menyepakati tujuh upaya kerja sama di bidang pariwisata. Kesepakatan sebagai mitigasi terhadap sektor yang paling terpukul akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga

  • Kemenparekraf Siapkan Pelatihan Online Gratis Pengusaha Spa

"Kerja sama yang kuat dibutuhkan dalam upaya menangani bersama dampak Covid-19 di sektor pariwisata di ASEAN. Saatnya kita semua bersama. Dengan bersama kita bisa kuat," kata Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif [Wamenparekraf] Angela Tanoesoedibjo dalam keterangan resminya, Jumat [1/5].

Kerja sama tersebut disepakati setelah adanya pertemuan Special Meeting of the ASEAN Tourism Ministers [M-ATM] on Covid-19 pada Rabu [29/4] lalu. Pertemuan itu menghasilkan joint statement yang memuat tujuh poin.

Pertama, para menteri sepakat membina koordinasi ASEAN dalam mempercepat pertukaran informasi tentang perjalanan, terutama terkait standar kesehatan dan langkah-langkah lain yang diperlukan anggota ASEAN dalam mengendalikan penyebaran Covid-19 melalui peningkatan operasi Tim Komunikasi Krisis Pariwisata ASEAN [ATCCT].

Kedua, mengintensifkan kolaborasi Organisasi Pariwisata Nasional [NTOs] ASEAN dengan sektor-sektor ASEAN lain yang relevan. Terutama di bidang kesehatan, informasi, transportasi, dan imigrasi serta dengan mitra eksternal ASEAN dalam mitigasi dan mengurangi dampak Covid-19 serta krisis lain di masa depan.

Ketiga, para menteri juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama yang lebih erat dalam berbagi informasi dan praktik terbaik dalam mendukung sektor pariwisata ASEAN. Keempat, kerja sama ini juga mencakup penerapan kebijakan dan langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan kepercayaan antara pengunjung domestik dan internasional ke Asia Tenggara. Termasuk standar dan pedoman dalam meningkatkan faktor keamanan dan kesehatan di industri lainnya terkait pariwisata.

Kelima, para menteri pariwisata juga sepakat untuk mendukung pengembangan dan implementasi rencana pemulihan krisis pasca Covid-19, membangun kemampuan pariwisata ASEAN, serta upaya promosi dan pemasaran pariwisata bersama dengan tujuan memajukan ASEAN sebagai single tourism destination. Keenam, para menteri sepakat untuk mempercepat penerapan kebijakan mikro dan makro ekonomi, memberikan dukungan teknis dan stimulus pariwisata.

Ketujuh, mempercepat kerja sama dengan mitra dialog ASEAN, organisasi internasional dan industri yang relevan untuk membangun Asia Tenggara yang tangguh dan siap untuk secara efektif menerapkan dan mengelola pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif setelah krisis.

Angela menyatakan, Indonesia berkomitmen bersama seluruh negara anggota ASEAN untuk mendorong visi bersama melakukan mitigasi dan pemulihan sektor pariwisata, baik selama maupun usai pandemi Covid-19.

"Beberapa studi menyatakan sedikitnya butuh waktu lima tahun bagi sektor pariwisata untuk kembali normal dari Covid-19. Tapi saya percaya ASEAN bisa lebih baik dari itu," kata Angela.

  • Kemeparekraf
  • ASEAN
  • Covid-19

Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo mewakili Indonesia dalam pertemuan para menteri pariwisata negara-negara ASEAN dalam “Special Meeting of the ASEAN Tourism Ministers [M-ATM] on Coronavirus Disease 2019 [COVID-19]” pada Rabu malam [29/4/2020]. ANTARA/HO-Birkom Kemenparekraf

Suseno, Wahyu Bambang [2020] Peran ASEAN NTO Dalam Meningkatkan Sektor Pariwisata di Kamboja Melalui ASEAN Tourism Marketing Strategy. Diploma thesis, Universitas Andalas.

Abstract

Penelitian ini membahas bagaimana ASEAN [Association of South East Asia Nations] berperan melalui NTO [ASEAN National Tourism Organizations] dengan program ASEAN Tourism Marketing Strategy [ATMS] dalam meningkatkan industri pariwisata Kamboja pada periode 2017-2019. Dengan berbagai permasalahan yang dimiliki Kamboja, pembentukan dari program ATMS juga patut untuk dikaji kembali mengingat sektor pariwisata juga memiliki daya saing tersendiri bagi negara-negara Asia Tenggara. Selain itu, ATMS merupakan kerangka kerja dan program dalam meningkatkan kerjasama ekonomi negara-negara ASEAN terutama di bidang pariwisata. Penelitian ini mengunakan teori fungsi organisasi internasional dan kerangka kerja dari program ATMS untuk menganalisa peran dari NTO melalui programnya ATMS dalam meningkatkan sektor pariwisata Kamboja pada periode 2017-2019. Bergabungnya Kamboja dengan ASEAN yang dinaungi oleh negara-negara berkembang bahkan maju, bertujuan untuk mempertahankan eksistensinya di dunia internasional maupun untuk mencapai kepentingan dalam berbagai sektor. Selain itu bergabungnya Kamboja dengan ASEAN sebagai negara yang berada di kawasan Asia tenggaera, dapat membantu perkembangan negara Kamboja dalam meningkatkan kualitas standar dari program ATMS dan dapat menjalankan visi dan misi ASEAN sebagai organisasi kawasan. Kata Kunci : ASEAN, NTO, ATMS, Fungsi Organisasi Internasional, Pariwisata, Kamboja

Actions [login required]

Jakarta, CNN Indonesia --

Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif [Kemenparekraf/Baparekraf] mengusulkan lima komitmen kerja sama tingkat regional dalam upaya penanggulangan Covid-19 pada sektor pariwisata di ajang The 52nd ASEAN NTOs Meeting and Related Meetings, yang dilaksanakan pada 15, 21, dan 28 September 2020.

Direktur Hubungan Antarlembaga Kemenparekraf/Baparekraf, K. Candra Negara mewakili Sekretaris Kemenparekraf/Sekretaris Utama Barekraf Ni Wayan Giri Adnyani menjelaskan, rangkaian pertemuan ini menunjukkan komitmen negara-negara anggota ASEAN untuk terus mempererat kerja sama kawasan, khususnya dalam penanggulangan dampak Covid-19 di wilayah ASEAN.

"Ada lima poin yang kami usulkan dalam penanggulangan dampak Covid-19. Yang pertama, adalah Indonesia mengusulkan penghapusan ASEAN Single Aviation Market [ASAM] atau pasar tunggal penerbangan," kata Candra Negara dalam pembukaan kegiatan The 52nd ASEAN National Tourism Organisations [NTOs] and Related Meetings yang digelar secara virtual pada Selasa [15/9].


Ia memaparkan, ASAM merupakan open sky agreement yang bertujuan meningkatkan konektivitas domestik dan kawasan ASEAN melalui integrasi jaringan produksi dan liberalisasi pelayanan. Nantinya, maskapai dari negara anggota ASEAN dapat terbang secara bebas di dalam wilayah ASEAN.

Dalam perhelatan yang juga dihadiri oleh kepala NTOs dari negara anggota ASEAN, serta negara rekanan ASEAN yang tergabung dalam ASEAN +3 and ASEAN +1, Candra melanjutkan pada poin kedua yang berkaitan mengenai Kamboja yang meminta agar keketuaan mereka dapat diperpanjang hingga 2022.

Menurut Candra, hal ini akan memengaruhi posisi Indonesia dalam keketuaan ASEAN pada 2022. Oleh karena itu, Indonesia akan menyampaikan sejumlah solusi yang menguntungkan kedua belah pihak kepada Kamboja agar keketuaan ASEAN 2022 tetap menjadi milik Indonesia.

"Ketiga, Indonesia mengusulkan agar Progress of Draft Protocol to Amend the MRA-TP [Mutual Recognition Agreement on Tourism Professional] atau pengaturan antara negara-negara ASEAN yang dirancang untuk memfasilitasi pergerakan bebas dan pekerja yang berkualitas dan bersertifikat antara negara anggota ASEAN segera dijalankan. Di pertemuan NTOs sebelumnya, beberapa negara anggota," kata Candra.

Keempat, lanjut Candra, terkait pembahasan HCA [Host Country Agreement] pada Regional Secretariat for the Implementation of MRA-TP. HCA ini merupakan komponen penting untuk menetapkan dasar hukum dan standar pendapatan bagi berdirinya Sekretariat Regional.

Kelima, bahwa Indonesia mendukung adanya inisiatif Development of ASEAN Framework to Facilitate the Tourist Travel Bubble Schemes. Oleh karena itu, Indonesia terus berupaya menekan laju Covid-19 sehingga dapat memunculkan rasa percaya dari negara lain ketika membahas kemungkinan kerja sama travel bubble di masa depan.

Dalam pertemuan tersebut, terdapat hal-hal yang menjadi agenda pembahasan pada rangkaian pertemuan ini, di antaranya adalah Mid-Term Review ASEAN Tourism Strategic Plan [ATSP] 2016-2025, ASEAN Tourism Marketing Strategy [ATMS] 2017-2020, dan ASEAN Tourism Professional Monitoring Committee [ATPMC]. Candra menegaskan, sebagai tuan rumah Indonesia memiliki beberapa isu strategis yang menjadi fokus pembahasan pada pertemuan ini.

[rea/rea]

Video yang berhubungan