Makalah masalah bangsa yang dapat diantisipasi melalui PENDIDIKAN kewarganegaraan

The preview shows page 1 - 3 out of 4 pages.

TUGAS KELOMPOKMATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAANKelompok 1Nama anggota :Cristian Pramana Putra(1302190645)Debby Febrynati Silaban(1302190366)Fauzi Erlangga(2301190362)Grace Johanna(2301190235)Muhammad Ervan Varahi(1302191152)Rifandi Arif(2302190313)Riska Nabila Anggraini(4301190153)Kelas : 2-01 DIII PKN STAN1.Mengidentifikasi sebuah masalah bangsa yang dapat diantisipasi melaluiPendidikan Kewarganegaraan.Banyak masalah bangsa yang dapat diantisipasi melalui PendidikanKewarganegaraan, baik masalah dari sisi perkembangan IPTEK, tuntutan dankebutuhan masyarakat, maupun tantangan global saat ini. Contoh dari yangkami ketahui mengenai masalah tersebut kami jabarkan sebagai berikut.a.Perkembangan IPTEKTeknologi yang dibuat untuk menguntungkan salah satu pihak danmerugikan pihak lain.Penyalahgunaan dalam memanfaatkan teknologi.Pengembangan IPTEK yang sudah tidak memikirkan asas kemanusiaan.b.Tuntutan dan kebutuhan masyarakatDemonstrasi yang berlebihan atau melewati batas.Kecanduan mengonsumsi narkoba dan meminum minuman keras.

c.Tantangan globalisasiMudahnya penyebaran informasi tidak benar (hoax).Tenaga kerja yang mudah bermalas-malasan, tidak mempunyai semangatbela negara.

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

End of preview. Want to read all 4 pages?

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

You're Reading a Free Preview
Page 4 is not shown in this preview.

Oleh : Irwan

Di era modern seperti ini dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat banyak sekali membawa kemudahan dalam kehidupan. Namun, tidak sedikit juga memberikan dampak negatif terhadap kehidupan bangsa Indonesia. Permasalahan yang terjadi pada bangsa Indonesia muncul dari berbagai faktor. Permasalahan ini muncul karena salah satunya arus globalisasi. Masalah yang sering terjadi pada bangsa Indonesia yaitu kenakalan remaja, kriminalitas, terorisme ,masalah sosial budaya dan lain sebagainya.

Globalisasi membuat sikap para remaja lebih memilih dan meniru budaya luar ketimbang budaya sendiri. Seperti cara berpakaian ala korea dan menyukai lagunya. Hal ini sering dijumpai dimana para remaja tidak hapal dengan lagu wajib bahkan lagu daerah Indonesia yang merupakan ciri khas setiap daerah yang ada di Indonesia. Arus globalisasi ini pun membawa dampak yang bisa dikatakan buruk terhadap prilaku generasi muda saat ini, seperti seks bebas, hedonisme, narkoba dan prilaku lain yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila dan norma agama.

Perilaku remaja yang tidak sejalan dengan norma ini banyak ditemukan dan dipengaruhi dari media sosial yang ditontonnya. Pelanggaran moral sudah menjadi pemandangan yang biasa terlihat dalam kehidupan remaja saat ini beredar luas di media. Bahkan tidak sedikit yang menyalahgunakan media tersebut untuk mempertontonkan perilaku yang tidak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku di Indonesia. Hal ini salah satu faktor yang mengakibatkan menurunnya moral generasi muda kita. Mereka sudah tidak memikirkan dampak dari apa yang mereka lakukan di media sosial. Bahkan dengan bangga memamerkan kekayaan bahkan gaya hidup mewah di media sosial. Hal ini sudah pasti dapat menimbulkan kecemburuan sosial dan tidak sedikit untuk melakukan tindak kriminal untuk kebutuhan media sosial.

Kita selama ini lupa dan belum memahami sepenuhnya bahwa pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan atau PPKn adalah mata pelajaran yang memberikan tuntunan dalam kehidupan kita sebagai warga negara. PPKn memberikan rambu dan cara bagaimana kita harus berperilaku sebagai warga negara yang baik. Bukan hanya menganggap PPKn itu sebagai mata pelajaran hapalan atau konseptual semata mengenai Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia dan Pancasila. Justru PPKn adalah mata pelajaran aplikatif, karena negara tidak butuh seseorang warga negara yang hanya pintar dari segi intelektual akan tetapi negara butuh generasi muda yang memiliki karakter religius, nasionalisme, patriotisme,tanggung jawab dan berahlak mulia.

Lantas bagaimana PPKn mengantisipasi permasalahan itu? Hal pertama yaitu jadikan PPKn mata pelajaran yang menyenangkan dengan cara penyampaian yang inovatif, bisa dengan media yang interaktif ataupun dengan cara penyampaian yang kontekstual. PPKn tidak lagi menjadi pelajaran dengan kesan membosankan. Metode dan media belajar sudah banyak perkembangan serta didukung dengan perkembangan teknologi. Hal ini harusnya dapat dimanfaatkan untuk proses pembelajaran PPKn. Dengan cara ini diharapkan peserta didik tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran.

Kedua PPkn bisa berjalan beriringan secara integratif dengan mata pelajaran lain disini tentunya pelajaran pendidikan agama. pengenalan butir-butir nilai Pancasila seperti nilai ketuhanan, kemanusiaan ,persatuan, kerakayatan dan keadilan diperkenalkan dengan contoh langsung dan diperaktekan dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian seorang pendidik bisa memberikan contoh dan ajakan yang sejalan dengan nilai Pancasila dan agama yang baik melalui proses pembelajaran online. Seperti mengajarkan peserta didik untuk saling bertoleransi dan menghargai perbedaan ketika dalam proses pembelajaran.

Ketiga PPkn dijadikan mata pelajaran yang benar-benar mampu membina dan menyadarkan kita dan para remaja sebagai generasi penerus bangsa akan hak dan kewajiban sebagai diri pribadi , masyarakat dan warga negara.

Pada kesimpulannya PPKn adalah mata pelajaran yang ada pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia tujuannya adalah untuk menciptakan warga negara yang baik. PPKn ini sebagai bagian dari kehendak negara dalam menciptakan dan membina warga negara yang memiliki jiwa Religius,patriotisme, dan nasionalisme.

Semua akan berjalan dengan baik dan diterima oleh peserta didik jika kita sebagai seorang pendidik mengajarkan nilai-nilai kebaikan pada PPKn berlandaskan dari hati. Apapun yang disampaikan dari hati maka akan diterima oleh hati.

“Seorang guru adalah pengajar dan pendidik. Namun seorang pengajar belum tentu bisa menjadi seorang guru“

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA