Manakah kerajaan yang dimanfaatkan oleh Portugis untuk menancapkan kekuasaannya di Maluku

Melalui Abu Muslim Al-khurasani, gerakan Abbasiyah dapat menarik banyak pengikut..a. KUffahb. Khurasanc. Mesird. DamaskusTOLONG JAWAB YG BETULL YAA PA … KE PENJELASAN NYA​

tolong dijawab buat nya harus 15 mohon dibantu​

kenapa pki masih ada setelah pemberontakan madiun?​

1. jelaskan sejarah pembukuan hadis pada masa Umar bin Khattob2. Tuliskan urutan pembukuan hadis 3. sebutkan 3 fungsi hadis​

bumi itu datar apa bulat?​

surat al fatihah disebut ummul qur'an. Ummul qur'an artinya induk al Qur'an.mengapa surah Al-Fatihah disebut induk al Qur'an​

Mengapa hanya memohon kepada Allah​

sumber sejarah lisan (15), tertulis (15), benda (15) ___________________________________SENIN, 22 Agustus 2022 MAU DIKUMPUL, TOLONG DIBANTU JAWAB, JAN … GAN NGASAL JAWAB​

1. di bawah ini yang bukan termasuk ciri-ciri pemerintahan Bani Abbasiyah adalah...A. jauh dari pengaruh ArabB. adanya ketentaraan profesionalC. ada j … abatan Wazir (menteri)D. berorientasi dengan pengaruh Arab2. pada masa pemerintahan ar-rasyid, era pemerintahan Islam dikenal dengan...A. era agresif IslamB. masa keemasan IslamC. zaman jahiliyahD. masa tabi' tabi'in3. perkembangan peradaban pada masa dinasti Abbasiyah mengalami masa keemasan di antara kemajuan tersebut meliputi berbagai bidang baik yang bersifat fisik maupun non fisik, salah satunya perpustakaan yang dibangun oleh kalangan bangsawan sebagai lembaga kajian untuk umum yang menyimpan koleksi sejumlah buku.ibrah yang dapat diambil dari keberhasilan yang dicapai dinasti Abbasiyah tersebut adalah...A. memakmurkan rakyat adalah tanggung jawab pemerintahB. kesungguhan para khalifah mengajukan ilmuC. sikap toleransi para khalifahD. memaafkan orang-orang yang berbuat salah4. Khalifah Al Makmun menjadikan Baghdad sebagai kota metropolis dunia Islam sekaligus pusat ilmu pengetahuan, pusat kebudayaan, peradaban Islam, dan pusat perdagangan terbesar di dunia selama berabad-abad lamanya. berikut yang bukan bukti kecintaan para khalifah terhadap ilmu adalah...A. membangun lembaga penerjemahan kitabB. mengalokasikan keuangan untuk membangun madrasah dan universitasC. memberi banyak hadiah kepada kerajaan jika mau mengirimkan para ilmuwanD. mau menerima kitab sebagai tebusan terhadap tentara yang ditawan5. kota peradaban ilmu pengetahuan dinasti Abbasiyah yang berdiri universitas Al Azhar dan masjid Quatul adalah...A. MesirB. samarraC. karkhD. Anhar6. berikut faktor utama penyebab tumbuhnya peradaban ilmu pengetahuan pada masa dinasti Abbasiyah adalah...A. khalifah haruslah orang yang mencintai dan mengembangkan ilmu pengetahuanB. mewajibkan belajar dan menulis ilmu dan kitabC. mendirikan tempat-tempat pendidikanD. dukungan pemerintah7. kekhalifahan dinasti Abbasiyah merupakan kelanjutan dari kekhalifahan dinasti Umayyah di mana pendiri dinasti Abbasiyah adalah keturunan Al Abbas, Paman nabi Muhammad SAW. yaitu Abdullah Al saffah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Al Abbas. permulaan lahirnya dinasti Abbasiyah adalah...A. terjadinya perang shiffinB. kemenangan abu Abbas dalam perang al-zabC. melemahnya kekhalifahan dinasti UmayyahD. keserakahan para pemimpin dinasti Umayyah8. menjelang akhir dinasti Umayyah terjadi berbagai kekacauan. kekacauan yang terjadi menjelang akhir dinasti Umayyah salah satunya disebabkan oleh...A. terlalu besarnya kesempatan yang diberikan kepada kaum muslimin yang bukan berasal bangsa Arab dalam pemerintahanB. penguasa wilayah oleh pengikut Ali dan Bani HasyimC. terjadinya pelanggaran terhadap ajaran Islam dan hak-hak asasi manusia dengan cara terang-teranganD. kurangnya sumber daya alam pada masa itu9. terdapat karakteristik yang berbeda antara pemerintahan dinasti Abbasiyah dengan dinasti Umayyah. karakteristik dinasti Abbasiyah yang berbeda itu adalah...A. memiliki wilayah kekuasaan yang luasB. memiliki militer yang kuatC. menjauh dari pengaruh ArabD. membangun infrastruktur yang baik10. dinasti Umayyah tumpang setelah berkuasa selama kurang lebih...A. 70 tahunB. 80 tahunC. 90 tahunD. 100 tahun11. pada masa kekhalifahan Harun ar-rasyid, didirikan Baitul hikmah yang merupakan sebuah institusi kebudayaan pada masa itu. Baitul hikmah menjadi rujukan para pelajar yang belajar dari Islam. keberhasilan dalam mendirikan Baitul hikmah tersebut memberikan ibrah yaitu...A. peduli terhadap sesamaB. saling menolongC. menjaga ukhuwah islamiyahD. peduli terhadap pendidikan12. di bawah kendali abu Muslim Al khurasani, gerakan Abbasiyah dapat menarik banyak pengikut di wilayah...A. kufahB. khurasanC. MesirD. damaskus13. kota ini pernah menjadi pusat ibukota Abbasiyah selama 4 tahun pada masa Khalifah abu Abbas. selain itu, juga menjadi salah satu pusatnya pengembangan ilmu pengetahuan saat dinasti Abbasiyah mengalami puncak kejayaan. kota yang menjadi salah satu peradaban dinasti Abbasiyah yang dimaksud adalah...A. bukharaB. SamarkandC. AnharD.karkh14. wilayah pada masa pada masa dinasti Abbasiyah berkuasa sangat luas meliputi daerah-daerah berikut, kecuali...A. Yaman UtaraB. Yaman SelatanC. OmanD. Madinah15. lahirnya dinasti Abbasiyah adalah peran besar bagi keturunan Hasyim yang bernama abu Abbas. proses lahirnya dinasti Abbasiyah dimulai dengan kemenangan yang diraih abu Abbas dalam perang...A. shiffinB. JamalC. al-ZabD. khandaq16. di bawah ini yang menjadi penyebab hancurnya dinasti Abbasiyah adalah...A. timbulnya stratifikasi sosialB. timbulnya kerajaan-kerajaan kecilC. perlawanan dari kelompok syiahD. meruncingnya pertentangan etnis​

Seseorang yang mendapat karamah dengan berilmu tinggi dan memahami kitab taurat serta injil adalah.... A. Uwais B. Asif C. Maryam D. Ula

Perang Ternate-Portugis adalah peperangan antara Kesultanan Ternate dan Portugis yang dilancarkan oleh Sultan Baabullah untuk membalas pembunuhan Sultan Hairun dan mengusir Portugis dari Ternate.[1]

Manakah kerajaan yang dimanfaatkan oleh Portugis untuk menancapkan kekuasaannya di Maluku
Perang Ternate-Portugis
Tanggal1550–1588[1]
LokasiTernate,maluku utara,maluku selatan, sulawesi utara
Hasil Kemenangan Kesultanan Ternate.
Perubahan
wilayah
Kesultanan Ternate berhasil mengusir Portugis dari Ternate dan sebagian besar kepulauan di maluku.
Pihak terlibat Imperium Portugal
sekutu sekutu pribumi
Manakah kerajaan yang dimanfaatkan oleh Portugis untuk menancapkan kekuasaannya di Maluku
Kesultanan Ternate kerajaan tanah hitu Kerajaan Kalinyamat
Manakah kerajaan yang dimanfaatkan oleh Portugis untuk menancapkan kekuasaannya di Maluku
Kesultanan TidoreTokoh dan pemimpin
  • Lopez de Mesquita 
  • Nuno De Lecerda
  • Antonio Pimental
  • Sancho Nasconcellos
  • Pareira Marramaque
  • Sultan Khairun 
  • Sultan Baabullah
  • laksamana Kaicili Leliato
  • kapita Rubohangi 
  • Kapita Kapalaya
  • kaicil toro
  • Kekuatan
  • pasukan sekitar 500 sampai 900 orang tersebar di berapa benteng di kepulauan
  • tidak diketahui berapa jumlah total pasukan pribumi
  • lebih dari 10.000Korban hampir tidak tersisa Tidak diketahui

    Untuk mencukupi kebutuhan di negaranya, Portugis melakukan pelayaran ke timur dengan maksud untuk mencari rempah-rempah. Pada 15 Agustus 1511, mereka berhasil merebut Malaka,[2] dan kemudian mengalihkan perhatiannya ke Maluku karena mereka telah mengetahui bahwa Maluku merupakan penghasil rempah-rempah besar. Setelah itu, mereka membangun kerja sama dagang dengan Kesultanan Ternate ketika kesultanan Ternate dan Tidore saling bermusuhan. Bersamaan dengan itu, Armada Laut Spanyol datang ke Maluku pada tahun 1521. Spanyol yang sedang bersaing dengan Portugis diterima di Tidore. Karena diangap melanggar perjanjian Tordesillas, maka Armada Spanyol pergi dari Maluku dan menetap di Filipina.

    Ternate yang merupakan pusat utama perdagangan cengkeh memiliki ketergantungan erat pada Portugis sejak mereka mendirikan benteng di sana pada tahun 1522. Pada awalnya, elit Ternate menganggap bahwa Portugis yang memegang kuasa atas bandar persinggahan di Melaka serta memiliki persenjataan yang relatif lebih unggul dapat dijadikan sebagai sekutu yang berguna. Namun, setelah beberapa waktu, perilaku para serdadu Portugis yang tidak disukai masyarakat setempat memicu penolakan. Hubungan antara Sultan Khairun dan kapten-kapten Portugis tidak begitu mulus, walaupun mereka tetap membantunya mengalahkan negeri-negeri lain di Maluku, seperti Kesultanan Tidore dan Jailolo.[3]

    Konflik antara Ternate dan Portugis pecah pada tahun 1560-an, ketika Muslim di Ambon meminta bantuan dari Sultan untuk mencegah orang-orang Eropa yang mencoba mengkristenkan daerah tersebut. Sultan Khairun pun mengirimkan sebuah armada di bawah pimpinan Kaicili Baab untuk mengepung desa Kristen Nusaniwi pada tahun 1563. Namun, pengepungan ini dibatalkan setelah tiga kapal Portugis datang.[4] Selama beberapa waktu setelah tahun 1564, orang-orang Portugis terpaksa meninggalkan Ambon secara keseluruhan, walaupun mereka kembali menetap di sana pada tahun 1569. Baab juga ikut andil dalam sebuah ekspedisi ke bagian utara Sulawesi pada 1563 untuk membawa wilayah tersebut ke dalam kuasa kesultanan pimpinan ayahnya. Petinggi Portugis memahami bahwa penaklukan semacam ini akan diikuti dengan penyebaran agama Islam yang dapat menggoyahkan posisi mereka di Nusantara, sehingga mereka pun berusaha mendahuluinya dengan usaha pengkristenan penduduk Manado, Pulau Siau, Kaidipang, dan Toli-Toli, antara lain.[5]

    Selepas perselisihan mengenai kepemilikan Pulau Ambon, Khairun semakin meningkatkan kekuatan Ternate hari demi hari. Perkembangan ini membuat pemimpin-pemimpin Portugis khawatir. Wilayah pengaruh Portugis di Halmahera diserang oleh pasukan-pasukannya. Sebagai penguasa jalur laut, Khairun juga dapat menghentikan pengiriman suplai bahan pangan yang vital dari Moro di Halmahera ke pemukiman Portugis di Ternate.[6] Pada tahun 1570 Kapten Diogo Lopes de Mesquita (1566-1570) secara resmi melakukan rekonsiliasi dengan sang Sultan, tetapi hal ini tidak menurunkan ketegangan antar kedua pihak.[7]

    Kematian Sultan Khairun memicu kemurkaan orang-orang Ternate serta raja-raja Maluku lainnya. Dewan diraja Ternate, yang didukung oleh para kaicili dan sangaji (penguasa daerah), mengadakan musyawarah di Pulau Hiri dan menetapkan Kaicili Baab sebagai Sultan Ternate berikutnya, dengan gelar Sultan Baabullah Datu Syah. Menurut satu riwayat yang tercatat di kemudian hari, pada pertemuan itu mereka berikrar: "Apa yang mesti kita segani dari Portugis jika kita menyadari kekuatan kita sendiri? Apa yang mesti kita takuti, apa yang dapat membuat kita putus asa? Bangsa Portugis memuliakan orang yang merampok paling banyak, dan yang bergelimang kejahatan serta dosa-dosa besar ... Negeri kita adalah tanggungan kita, dan begitu pula perlindungan akan orang tua, istri, anak-anak dan kemerdekaan kita.[8] Sultan bermaksud untuk berperang demi menegakkan kembali agama Islam di Maluku, membawa Kesultanan Ternate menjadi kekuatan utama, dan mengusir orang-orang Portugis dari negerinya."[9][10]

    Di Ternate, terjadi pertempuran antara tentara Portugis melawan tentara Sultan Hairun dari tahun 1550. Pada tahun 1570, Sultan Hairun dibunuh oleh Portugis.[1] Akibatnya, pengganti Sultan Hairun, yaitu Sultan Baabullah, bersumpah akan terus memusuhi Portugis[1] Sebagai balasan atas pembunuhan Khairun, Baabullah meminta agar Lopes de Mesquita dibawa ke hadapannya untuk diadili. Benteng-benteng Portugis di Ternate, yaitu Tolucco, Santa Lucia, dan Santo Pedro jatuh dalam waktu singkat, menyisakan São João Baptista (kediaman Mesquita) sebagai pertahanan terakhir. Di bawah komando Baabullah, pasukan Ternate mengepung São João Baptista dan memutuskan hubungan benteng tersebut dengan dunia luar; suplai makanan dari luar tidak diperbolehkan masuk kecuali sejumlah kecil sagu yang hampir-hampir tidak dapat membantu penduduk benteng bertahan hidup. Walaupun begitu, pasukan Ternate sesekali memperbolehkan pertemuan antara penduduk benteng yang dikepung dengan masyarakat pulau lainnya—sebab banyak penduduk asli Ternate kala itu yang memiliki hubungan kekerabatan dengan Portugis melalui pernikahan. Dalam kondisi tertekan seperti ini, orang-orang Portugis mengangkat Alvaro de Ataide sebagai kapten baru mereka menggantikan Lopes de Mesquita. Namun, pergantian kepemimpinan ini tidak menggoyahkan niat Baabullah untuk mengusir orang-orang Eropa[11] Tersisa hanya 400 orang dengan keadaan mengenaskan. Portugis tidak dapat mengirim bala bantuan karena Malaka sedang dikepung oleh Kesultanan Aceh.[1] Sultan Baabullah tidak membantai dan menyiksa para tawanan portugis, tetapi ia memberikan kesempatan selama 24 jam untuk pergi ke Malaka dan Ambon. Bila masih ada orang Portugis di Ternate, mereka akan dijadikan budak.[12]

    Selagi pengepungan tersebut berlangsung, pasukannya menyerang wilayah-wilayah yang menjadi pusat misi Yesuit di Halmahera, dan memaksa penguasa Bacan yang sudah dibaptis untuk beralih kembali ke Islam pada sekitar tahun 1571.[13] Pada tahun 1571 sebuah armada Ternate dengan enam kora-kora besar di bawah pimpinan Kapita Kalasinka menyerbu Ambon.[14] Pasukan Ternate juga berhasil menaklukkan wilayah Hoamoal (di Seram), Ambelau, Manipa, Kelang dan Boano. Tentara Portugis yang dikomandoi Sancho de Vasconcellos berusaha dengan susah payah untuk mempertahankan benteng-benteng mereka, dan kehilangan kuasa mereka di laut atas perdagangan cengkeh.[15]

    Pada tahun 1575 sebagian besar tanah Portugis di Maluku telah diambil alih oleh Ternate, dan suku-suku serta negeri-negeri yang mendukung Portugis telah benar-benar tersudut. Hanya São João Baptista saja yang masih dalam pengepungan. Selama lima tahun sebelumnya orang Portugis beserta keluarga mereka mengalami kesulitan hidup di dalam benteng yang terputus dari dunia luar tersebut. Sultan Baabullah menuntut agar orang-orang Portugis di dalam benteng segera menyerahkan diri untuk meninggalkan Ternate, dan berjanji akan memberikan kapal serta suplai agar mereka dapat mencapai Ambon. Sementara itu penduduk benteng yang berasal dari Ternate diperbolehkan tinggal selama mereka mengakui pemerintahan kesultanan. Kapten Nuno Pereira de Lacerda menerima persyaratan tersebut.[16][17]

    • Sultan Hairun
    • Sultan Baabullah
    • Kesultanan Ternate

    == Catatan kaki == Ternate yang merupakan pusat utama perdagangan cengkeh memiliki ketergantungan erat pada Portugis sejak mereka mendirikan benteng di sana pada tahun 1522.[13] Pada awalnya, elit Ternate menganggap bahwa Portugis yang memegang kuasa atas bandar persinggahan di Melaka serta memiliki persenjataan yang relatif lebih unggul dapat dijadikan sebagai sekutu yang berguna. Namun, setelah beberapa waktu, perilaku para serdadu Portugis yang tidak disukai masyarakat setempat memicu penolakan. Hubungan antara Sultan Khairun dan kapten-kapten Portugis tidak begitu mulus, walaupun mereka tetap membantunya mengalahkan negeri-negeri lain di Maluku, seperti Kesultanan Tidore dan Jailolo.

    1. ^ a b c d e Phillips, Charles, and Alan Axelrod. "Portuguese War against Ternate." Encyclopedia of Wars, vol. 2. New York: Facts On File, Inc., 2005. Modern World History Online. Facts On File, Inc. http://www.fofweb.com/activelink2.asp?ItemID=WE53&iPin=EWAR1216&SingleRecord=True (diakses 1 Oktober 2013).
    2. ^ Bosworth, Clifford Edmund (2007). Historic cities of the Islamic world. BRILL. hlm. 317. ISBN 978-90-04-15388-2. Diakses tanggal 23 August 2011. 
    3. ^ Andaya, BW; Andaya, LY (2017). ‘A New World is Created’, 1819–74. London: Macmillan Education UK. hlm. 122–164. 
    4. ^ Hermentrude (1887-11-19). ""Way" in Shakspeare". Notes and Queries. s7-IV (99): 405–405. doi:10.1093/nq/s7-iv.99.405e. ISSN 1471-6941. 
    5. ^ Momann, Imke (2018-02-06). IV. Les cités HLM – lieux de flâneurs ?. Hermann. hlm. 139–144. 
    6. ^ Frank, Gisela (1990). Netzwerküberwachungungsprogramme. Wiesbaden: Vieweg+Teubner Verlag. hlm. 86–87. 
    7. ^ Marconot, Jean-Marie (1990). "Le français parlé dans un quartier HLM". Langue française. 85 (1): 68–81. doi:10.3406/lfr.1990.6178. ISSN 0023-8368. 
    8. ^ "Leonardo de Argensola, Agustin". Benezit Dictionary of Artists. Oxford University Press. 2011-10-31. 
    9. ^ Fraassen, Bas C. van (1980-12-11). Arguments Concerning Scientific Realism. Oxford University Press. hlm. 6–40. 
    10. ^ Andaya, BW; Andaya, LY (2017). "A History of Malaysia". doi:10.1057/978-1-137-60515-3. 
    11. ^ Marconot, Jean-Marie (1990). "Le français parlé dans un quartier HLM". Langue française. 85 (1): 68–81. doi:10.3406/lfr.1990.6178. ISSN 0023-8368. 
    12. ^ Raditya, Iswara N. "Keruwetan Perang Ternate-Portugis vs Tidore-Spanyol". tirto.id. Diakses tanggal 2021-06-18. 
    13. ^ Andaya, BW; Andaya, LY (2017). "A History of Malaysia". doi:10.1057/978-1-137-60515-3. 
    14. ^ Westphal, E. (1958-04). "Temas de linguística Banta: dos cliques em geral. By Rodrigo de Sá Nogueira. Lisboa: Agência Geral do Ultramar, 1957. Pp. 230, ill". Africa. 28 (2): 177–178. doi:10.2307/1157143. ISSN 0001-9720.  Periksa nilai tanggal di: |date= (bantuan)
    15. ^ Knaap, Gerrit (2004-01-01). Kruidnagelen en christenen. BRILL. ISBN 978-90-04-45447-7. 
    16. ^ Marconot, Jean-Marie (1990). "Le français parlé dans un quartier HLM". Langue française. 85 (1): 68–81. doi:10.3406/lfr.1990.6178. ISSN 0023-8368. 
    17. ^ Andaya, BW; Andaya, LY (2017). "A History of Malaysia". doi:10.1057/978-1-137-60515-3. 

    [[Kategori:

    Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perang_Ternate-Portugal&oldid=21014528"