Home > Artikel > Potret Riau Selasa, 15 Desember 2015 14:41 WIB KAMPAR, POTRETNEWS.com - Sebelum ini saya telah menulis beberapa kisah-kisah misteri dan mitos semisal perigi tua yang airnya berkhasiat untuk penyembuhan suatu penyakit yang wujud mesjid-mesjid lama yang berusia ratusan tahun di Pulau Jawa. Di daerah Riau, wujud sebuah mesjid bernama Mesjid Jami’ Airtiris yang terletak di Jalan Pasar Usang, Desa Tanjungbarulak, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar. Daerah Kampar beribunegeri di Bangkinang ini juga dikenal sebagai ”Serambi Mekkah”-nya di Provinsi Riau.
Berkaitan Mesjid Jami’ Airtiris ini ada berkembang cerita mistis yang seakan sebuah kepercayaan dan keniscayaan yang tidak dapat lagi untuk dibantah apatah lagi untuk dihapuskan.Sebagian masyarakat percaya, mesjid megah ini menyimpan cerita mistik.Dikisahkan terjadi pada zaman penjajahan Belanda beberapa kali mencoba membakar mesjid ini, justru tidak pernah berjaya. Menjadikan kisah hebat legenda historis mesjid ini.Jika cerita ini benar-benar terjadi sudah tentu kita percaya. Karana Allah Swt memang menjaga dan melindungi masjid dari pada bencana dan malapetaka.Seperti kita pernah saksikan bagaimana Mesjid Baitturahman Banda Aceh terselamat dari terjahan banjir tsunami beberapa tahun lalu. Tetapi tidaklah sampai masjid ini dikeramatkan dan dipuja-puja seperti pemujaan rumah ibadat pada agama lain. Kita hanya dianjurkan bersyukur dan meningkatkan ibadat dan ketaqwaan kita kepada-Nya atas perlindungan Allah Swt atas segala bencana dan malapetaka yang menimpa.Dan yang sangat membimbangkan kita akan kepercayaan masyarakat atas cerita yang berkembang bukan saja untuk menarik pelancong datang ke masjid ini ,malah akan merosakan aqidah umat Islam yang awam keyakinan agamanya.Ketika sebuah kepercayaan dibina berasaskan cerita belaka, dan bukan berdasarkan dalil yang shahih maka jelas itu bukan dari ajaran Islam.Misalnya Mesjid Jami’ Airtiris ini ada sebuah bak-kolam air tempat wudhu’ di dalamnya ada seketul batu berbentuk kepala kerbau yang keadaan letaknya selalu berpindah-pindah dari sudut ke sudut lain.
Masjid Jami Air Tiris di Kampar Riau, Masjid Tertua Dibangun Tanpa Paku TRIBUNPEKANBARUWIKI.COM - Masjid Jami Air Tiris yang berada di Jalan Pasar Usang, Desa Tanjung Barulak, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar Provinsi Riau merupakan masjid tertua yang ada di Kabupaten Kampar. Masjid Jami Air Tiris ini dibangun tahun 1901. Namun, jauh sebelum itu Masjid Jami Air Tiris ini sebelumnya merupakan Mushala. Dulu Masjid Jami Air Tiris ini dikenal dengan nama Masjid Pasar Usang, karena memang letaknya tidak jauh dari sebuah pasar yang tua didaerah tersebut yakni Pasar Usang. Masjid Jami Air Tiris di Kabupaten Kampar ini sangatlah unik dan masih tetap mempertahankan bangunan lama sehingga, Masjid Jami Air Tirs ini bukan hanya menjadi tempat ibadah saja. Namun bisa menjadi wisata sejarah dan wisata religi. Bangunan Masjid Jami Air Tiris ini terbuat dari matrial kayu, yang menarik dalam pembangunannya tidak menggunakan paku sama sekali untuk merangkai balok-balok kayu. dari Pusat Kota Pekanbaru lokasi Masjid Jami Air Tiris ini berjarak sekitar 50 kilometer, membutuhkan waktu sekitar 1 jam 30 menit dengan mengendarai kendaraan bermotor. Baca juga: Masjid Sabilillah di Desa Pedekik Bengkalis Riau, Pernah Dikabar Belanda Baca juga: Mesjid Hibbah di Pelalawan Riau, Masjid Bersejarah Berusia 86 Tahun
Berdinya Masjid Jami Air Tiris tahun 1901 yang terbuat dari matrial kayu dan unik ini ternyata tidak lepas dari orang-orang dermawan kala itu yang menyumbangkan harta dan pemikiranya yakni, Datuk Engku Mudo Songkal. Kemudian untuk proses pembangunan masjid tertua ini dilakukan secara bergotong royong dengan masyarakat dan mempersatukan para ninik mamak (tetua adat) suku-suku yang ada kala itu. Selain umurnya yang tua, Masjid ini dikenal dengan banyaknya kejadian magis terjadi disini. Kejadian yang paling terkenal diseantero para pelancong yang mengunjungi masjid ini yakni adanya batu kepala kerbau yang kerap berpindah-pindah tempat disekitar masjid. Batu tersebut hingga saat ini masih ada di masjid tersebut dengan diletakkan disebuah bak. Ketua Pengurus Majid, Nazarudin beberapa waktu lalu mengatakan dahulunya batu yang mirip bentuk kepala kerbau ini kerap berpindah-pindah tempat. Namun demikian batu ini berpindah tidak pernah jauh dari masjid. Ia menuturkan batu ini dulunya dibawa dari sungai sebagai bantalan untuk mendirikan tiang. "Saat pembangunan ada 40 batu sungai yang dijadikan landasan atau bantalan untuk mendirikan tiang masjid. Namun batu kepala kerbau ini yang paling sulit untuk digunakan sebagai bantalan," ungkapnya. Baca juga: Masjid Jamik Koto Pangean Kuansing, Mimbar Berusia Ratusan Tahun Masih Digunakan Dahulunya masyarakat sampai kesulitan mendirikan tiang diatas batu tersebut, sampai pada akhirnya batu tersebut diasingkan dan tidak digunakan. Berjalan waktu, tanpa ada pindah oleh orang, batu unik ini kerap berpindah-pindah tempat. Batu unik ini kini diletakkan disebuah bak air dan kerap kali masyarakat yang berkunjung ke Masjid Jami Air Tiris yang mengambil air di bak yang berisi batu tersebut. "Banyak pengunjung yang mempercayai bahwa air dari rendaman batu tersebut berkhasiat menghilangkan penyakit," ungkapnya. Selain kejadian magis tesebut, pada tahun 2016 lalu saat Kabupaten Kampar dilanda banjir besar, masjid tua ini sama sekali tidak terendam banjir. Air luapan sungai yang mengalir deras menjadi tenang arusnya ketika melalui bawah masjid yang desainnya seperti panggung tersebut. "Pada 2016 lalu banjir yang melanda Desa Tanjung Berulak bisa mencapai setinggi orang dewasa. Namun tiada kejadian apa-apa di Masjid tersebut," ungkapnya. Tiada sedikitpun kerusakan terjadi di Masjid tersebut. Tidak hanya itu, masjid tersebut hingga sampai saat ini tidak bisa dihitung berapa total kapasitasnya. Menurutnya saat acara besar seperti Kapolda Riau dan Bupati Kampar datang berkunjung dengan membawa ratusan bahkan ribuan orang, masjid yang bangunannya terbuat dari kayu ini selalu sanggup menampung para tamu. Selain cerita magisnya, masjid ini juga dikenal sebagai masjid yang didirikan tanpa menggunakan paku. Masjid ini terbuat dari kayu tanpa ada semen. Namun konsep pasak kayu, masjid ini mampu bertahan hingga satu abad lebih. Baca juga: Masjid Agung Islamic Center Rokan Hulu atau Rohul Baca juga: Melihat Kemegahan Masjid Raya An Nur di Pekanbaru -- (tribunpekanbaruwiki.com/Ikhwanul Rubby) Sumber: Tribun Pekanbaru
MASJID Jami Air Tiris menjadi salah satu masjid tertua di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Meski sudah dibangun sejak 1901, masjid ini masih tetap kokoh berdiri dan dikenal oleh masyarakat akan keunikannya. Berikut sejumlah fakta menarik terkait Masjid Jami Air Tiris sebagaimana dirangkum Okezone. Dibangun tanpa paku Dikutip dari website Pesantren Babussalam, masjid ini dibangun atas prakarsa seorang ulama bernama Engku Mudo Songkal. Dibangun secara gotong royong dan sukarela oleh masyarakat setempat. Panitia pembangunannya sendiri disebut dengan “Ninik Mamak Nan Dua Belas” yaitu para ninik-mamak dari berbagai suku yang ada dalam seluruh kampung. Masjid ini dibangun tanpa menggunakan paku sebijipun melainkan hanya dengan 40 tiang kayu. Tiang tersebut melambangkan jumlah 40 orang sebagai prasyarat mendirikan salat Jumat berjamaah. Masjid ini masuk kategori benda cagar budaya pada 2004 berdasarkan Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata lantaran nilai sejarah dan arsitekturnya yang unik. Baca juga: Salat Subuh Berjamaah, Anies Tinjau Wajah Baru Masjid Keramat Luar Batang Arsitektur bangunan masjid ini memiliki perpaduan antara budaya Melayu dan China, dengan atap tiga tingkat berbentuk limas. Seluruh bangunannya terbuat dari kayu, termasuk atapnya. Tapi sekarang sudah diganti dengan atap seng. Setiap dinding masjid terdapat ukiran yang memiliki makna. Misteri batu kepala kerbau Masjid berusia lebih seabad itu memiliki cerita mistis yang meliputinya. Di antaranya keberadaan batu yang bentuknya menyerupai kepala kerbau. Batu tersebut terletak di dalam bak air di luar masjid. (Foto: Okezone.com/Banda H. Tanjung) Menurut keterangan penjaga masjid, saat Masjid Jami Air Tiris dibangun, warga bergotong royong mencari batu-batu besar sungai untuk tapak tiang masjid. Warga kampung kemudian pergi ke sungai mencari 40 buah batu sondi untuk tapak tiang. Saat semua batu itu dipasang, ada satu batu yang aneh karena tiang tidak bisa ditegakkan di atasnya. Setiap kayu diletakkan, batunya selalu 'mengelak'. Baca juga: Dear Traveler Muslim, Ini 9 Destinasi Wisata Religi di India Lantaran heran, masyarakat pun menanyakan pada datuk yang merupakan tetua di kampung tersebut. Beliau menyarankan untuk mengasingkan batu itu, namun anehnya batu itu selalu berpindah tempat tanpa ada yang memindahkannya hingga sekarang. “Kadang-kadang jumpa (melihat) di tengah-tengah masjid, kadang di tempat wudhu, terakhir batu itu masuk ke dalam sumur tua, lalu pindah ke dalam (bak air) yang sekarang,” kata Amirrudin Khatib, seorang marbot masjid sebagaimana dikutip dari channel YouTube Edison Riau.
Air keramat Di sekitar masjid juga terdapat air dalam bak atau kolam wudhu yang di dalamnya terdapat batu berbentuk mirip kepala kerbau. Air itu dibilang keramat lantaran dipercaya masyarakat setempat sangat ampuh mengobati berbagai macam penyakit. Banyak orang yang datang ke masjid selain untuk beribadah juga mengambil airnya untuk dijadikan wasilah sarana penyembuh penyakit. Ada yang diminum maupun dipakai untuk mandi. Seorang saksi mata, Amirrudin bercerita, dulu pernah ada seorang anak berusia tiga tahun belum bisa berjalan dibawa oleh orangtuanya untuk dimandikan dengan air di bak tersebut. Dan atas izin Allah Subhanahu wa Ta'ala, anak tersebut saat ini sudah bisa berjalan normal. Masyarakat bisa kapan saja berkunjung ke Masjid Jami Air Tiris ini, karena memang buka 24 jam. Di sana juga digelar pengajian rutin yang diprakarsai pengelola dibantu perangkat RT/RW setempat. Masjid ini berjarak 52 kilometer dari Kota Pekanbaru. Untuk sampai ke sana bisa ditempuh menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat. Anda juga bisa menggunakan kendaraan umum taksi online dari Kota Pekanbaru menuju lokasi. |