Memanfaatkan kembali barang bekas menjadi barang kerajinan disebut

Hampir setiap tempat tinggal sempurna mempunyai barang bekas. Barang bekas adalah barang yg telah tidak terpakai, tetapi sebenarnya masih mampu dipergunakan pulang.

contohnya, kardus bekas sepatu bisa dipergunakan buat daerah tisu, baju yg sudah sobek dapat dimanfaatkan menjadi kain perca, botol bekas gunakan mampu digunakan buat daerah sabun pencuci piring, serta masih banyak lagi.
Sayangnya, masih banyak orang yang tidak memakai barang-barang bekas serta malah membuangnya. Padahal, Jika dimanfaatkan semaksimal mungkin, barang-barang itu masih bisa dipergunakan lagi. Lantas, mengapa kita perlu memanfaatkan barang bekas? Mengapa Kita Perlu Memanfaatkan Barang Bekas?

Mengapa Kita Perlu Memanfaatkan Barang Bekas? Ini karena (1)

Daur ulang atau recycle adalah cara mengolah sampah yang lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia daripada tahapan reduce (kurangi) atau reuse (gunakan kembali). Masyarakat bahkan mengenal recycle (daur ulang) sebagai cara utama mengolah sampah non organik. Padahal, sebenarnya bukan.

Recycle (daur ulang) adalah tahapan ketiga dari mengolah sampah non organik, setelah reduce dan reuse tidak berhasil. Uniknya, oleh masyarakat Indonesia, recycle dikenal dengan membuat karya baru hand made, atau kerajinan tangan, dari sampah non organik. 

Tidak jarang, daur ulang seperti menghasilkan sampah non organik jenis baru tapi diletakkan di tempat yang lebih istimewa. Kok bisa? Ya, sampah non organik sebelumnya diletakkan di tempat sampah. 

Daur ulang hand made menjadi payung

Setelah didaur ulang menjadi karya jadi diletakkan di lemari. Tapi, hasil karya itu tidak pernah (jarang) digunakan. Jadinya seperti menghasilkan sampah non organik jenis baru yang diistimewakan di tempat layak.

Seharusnya, daur ulang tidak hanya hand made atau kerajinan tangan. Sebab, produksi barang baru oleh industri jumlahnya sangat banyak setiap jamnya. Dengan hand made, maka sampah non organik yang diolah hanya dalam jumlah sedikit. Bagaimana dengan sampah yang masih menumpuk?

Tahapan daur ulang secara industri. Sampah plastik dipilah berdasarkan jenisnya

Daur ulang yang efektif adalah melalui proses industri. Yaitu mendaur ulang sampah non organik menjadi produk baru melalui proses di pabrik. Biasanya ada penurunan kualitas bahan. Di Indonesia, daur ulang melalui industri biasanya dimulai dengan proses bank sampah.

Tantangannya, bagaimana semua sampah non organik di Indonesia bisa didaur ulang melalui hand made atau industri? Sebab, masih sangat mudah didapati sampah non organik di saluran air, sungai dan lautan di negeri ini. Bagaimana setiap anggota masyarakat mau menjadi nasabah bank sampah?

Keterangan foto utama: daur ulang secara handmade. Sumber instagram: estetia.shani

Penulis: Mochamad Zamroni

Ilustrasi pemanfaatan barang bekas. Foto: iStock

Hampir setiap rumah pasti memiliki barang bekas. Barang bekas adalah barang yang sudah tidak terpakai, tetapi sebenarnya masih bisa digunakan kembali.

Misalnya, kardus bekas sepatu bisa digunakan untuk tempat tisu, baju yang sudah sobek dapat dimanfaatkan sebagai kain perca, botol bekas pakai bisa digunakan untuk tempat sabun pencuci piring, dan masih banyak lagi.

Sayangnya, masih banyak orang yang tidak memakai barang-barang bekas dan malah membuangnya. Padahal, jika dimanfaatkan semaksimal mungkin, barang-barang itu masih bisa digunakan lagi. Lantas, mengapa kita perlu memanfaatkan barang bekas?

Mengapa Kita Perlu Memanfaatkan Barang Bekas?

Ilustrasi pemanfaatan barang bekas. Foto: iStock

Ada banyak alasan mengapa kita perlu memanfaatkan barang bekas. Berikut beberapa di antaranya.

Alasan utama mengapa kita perlu memanfaatkan barang bekas adalah untuk menjaga lingkungan. Dengan menggunakan kembali barang-barang yang masih dipakai, tentu saja sampah yang dihasilkan masyarakat akan jauh berkurang dan lingkungan pun bebas dari pencemaran.

Ini merupakan cara sederhana dalam pengelolaan sampah yang disebut prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Pemanfaatan barang bekas termasuk prinsip reuse dan recycle.

Mengutip buku Menumbuhkan Ekonomi Kreatif dengan Pemanfaatan Barang Bekas oleh Gunartin dan Denok Sunarsi, reuse adalah memakai kembali. Artinya, menggunakan kembali barang-barang yang masih bisa dipakai.

Sementara itu, recycle adalah mendaur ulang sampah menjadi barang yang bernilai. Dengan menerapkan prinsip ini, masyarakat dapat berhemat sekaligus menjaga lingkungan dari pencemaran yang berdampak buruk bagi kehidupan.

Selain mengurangi sampah, jika diterapkan, prinsip recycle pada 3R dapat membantu masyarakat menambah penghasilan. Barang hasil daur ulang yang memiliki nilai guna tinggi bisa dijual kepada orang yang membutuhkan.

Tentunya, agar memiliki nilai jual, barang bekas tersebut harus dikreasikan sedemikian rupa sehingga terlihat lebih menarik dan tampak seperti barang baru.

Saat ini, mulai banyak masyarakat yang memanfaatkan barang bekas sebagai sumber penghasilan. Contohnya, menjual baju bekas, membuat kerajinan dari sedotan, tempat pensil dari bungkus kopi, dan lain-lain.

Memanfaatkan barang bekas juga dapat mengurangi pengeluaran membeli barang-barang baru. Uangnya pun dapat dipakai untuk kebutuhan lain yang lebih mendesak.

Misalnya, daripada membeli tempat sendok dan garpu yang baru, gunakanlah botol atau kaleng bekas untuk menggantikannya. Agar terlihat lebih indah dan rapi, botol atau kaleng bekas tersebut dapat dilapisi dengan kertas atau kain bekas berwarna.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA