Menentukan langkah interpretasi dalam penelitian sejarah

Menentukan langkah interpretasi dalam penelitian sejarah

Menentukan langkah interpretasi dalam penelitian sejarah
Lihat Foto

Shutterstock/Triff

Ilustrasi sejarah, pelajaran sejarah

KOMPAS.com - Sebagai sebuah ilmu, sejarah memiliki metode penelitian agar dapat dipertanggunjawabkan dan diukur kebenarannya.

Dalam buku Metodologi Sejarah (2007) karya Helius Sjamsudin, metode merupakan suatu prosedur, proses, atau teknik yang sistematis dalam penyidikan suatu disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan obyek (bahan-bahan) yang diteliti.

Dalam Historian’s Handbook : A Key to Study and Writing of History (1964) karya Wood Gray, berikut tahapan-tahapan dalam metode penelitian sejarah :

Pemilihan topik adalah tahap pertama dalam penelitian sejarah. Dalam pemilihan topik, peneliti harus memperhatikan aspek, berikut:

  1. Orisinalitas
  2. Kemanfaatan
  3. Rencana durasi penelitian
  4. Ketersediaan sumber dan data sejarah

Baca juga: Sejarah sebagai Seni

Heuristik secara harfiah berasal bahasa Yunani “heurishein” yang artinya memperoleh atau mendapat. Heuristik merupakan tahap pengumpulan sumber-sumber sejarah. Dalam tahap ini peneliti mengumpulkan seluruh sumber yang berkaitan dengan topik penelitian.

Kritik merupakan tahapan untuk menguji kebenaran (validitas) dari sumber sejarah. Kritik dibagi menjadi dua, yaitu:

  1. Kritik ekstern merupakan kegiatan untuk menguji autentisitas (keaslian) sumber. Kritik ekstern cenderung menguji keaslian sumber sejarah dari bentuk fisiknya.
  2. Kritik intern adalah tahap dalam penelitian sejarah yang bertujuan untuk menguji kredibilitas dan realibilitas dari sumber sejarah. Dalam tahap ini, peneliti melakukan kritik secara kritis terhadap konten dan substansi isi dari sumber sejarah.

Baca juga: Sejarah sebagai Ilmu

Interpretasi adalah tahap penafsiran data dan fakta sejarah yang telah diperoleh. Interpretasi fakta sejarah harus dilakukan dengan obyektif.

Dalam buku Metodologi Sejarah (1994) karya Kuntowijoyo, interpretasi sejarah dibagi menjadi 2 macam yaitu, interpretasi analisis dan interpretasi sintesis.

Historiografi merupakan cara penulisan atau pelaporan penelitian sejarah dengan merangkai fakta-fakta menjadi kisah sejarah berdasarkan data-data yang telah dianalisa.

Dalam tahap historiografi, peneliti menuliskan hasil pemahaman dan interpretasi atas fakta-fakta sejarah dalam bentuk analisis naratif deskriptif yang menarik, logis dan dapat dipertanggunjawabkan.

Baca juga: Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Penelitian sejarah perlu dilakukan dengan mengikuti aturan dalam metode penelitian sejarah itu sendiri. Berdasarkan metode penelitian sejarah, secara umum suatu penelitian sejarah dilakukan dalam 4 tahapan, yaitu:

  • Heuristik (Pengumpulan Sumber)
  • Verifikasi (Kritik Sumber)
  • Interpretasi (Penafsiran)
  • Historiografi (Penulisan Sejarah)

Pembahasan

Penelitian sejarah merupakan kegiatan yang dilakukan dengan tujuan membangun kembali suatu peristiwa di masa lampau sesuai dengan berbagai fakta yang terkait dengan peristiwa tersebut. Fakta sendiri merupakan sesuatu yang sesuai dengan kejadian yang sebenarnya. Namun, dalam ilmu sejarah yang dimaksud dengan fakta adalah sesuatu yang mendekati mendekati peristiwa yang sebenarnya terjadi.

Untuk mendapat hasil yang sesuai denga fakta tersebut, seorang peneliti sejarah perlu menerapkan metode penelitian sejarah saat menjalankan penelitiannya. Metode penelitian sejarah tersebut merangkum proses penelitian sejarah dalam beberapa tahapan. Terkait dengan tahapan penelitian sejarah tersebut, terdapat dua pendapat, yaitu:

Pendapat pertama mengatakan bahwa terdapat empat tahapan penelitian sejarah yang terdiri atas heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi.

Pendapat kedua, tepatnya yang dipaparkan oleh Kuntowijoyo dalam buku “Pengantar Ilmu Sejarah” bahwa terdapat lima tahapan dalam penelitian sejarah, yaitu pemilihan topik, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi.

Secara umum, kedua pendapat tersebut memiliki pendapat yang sama dan hanya berbeda pada proses pemilihan topik saja. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tahapan penelitian sejarah terdiri dari heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Berikut ini penjelasan dari keempat tahapan penelitian sejarah tersebut.

  • Heuristik (Pengumpulan Sumber)

Pada proses ini merupakan tahapan yang cukup penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu penelitian sejarah. Hal tersebut disebabkan karena pemilihan sumber yang tepat akan menggiring peneliti pada fakta dari terjadinya suatu peristiwa. Sumber sejarah dapat berupa sumber tertulis, sumber benda, maupun sumber lisan.

Sumber sejarah sendiri terdiri dari dua jenis, yakni sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer berasal dari para pelaku peristiwa sejarah itu sendiri, misalnya prasasti, artefak, naskah, foto, catatan harian, bangunan, foto, video, ataupun hasil wawancara. Sementara itu, sumber sekunder yang asalnya bukan dari pelaku sejarah itu sendiri, contohnya adalah buku, laporan penelitian, dan ensiklopedia.

  • Verifikasi (Kritik Sumber)

Tahapan ini dilakukan untuk menguji keaslian (autentikasi) dan kebenaran (kredibilitas) dari suatu sumber. Untuk dapat membuktikan keaslian dari suatu sumber sejarah, dilakukan proses kritik eksternal. Pada kritik eksternal terdapat  beberapa hal yang dapat dikaji, yaitu bahan atau media pembuatan sumber, penanggalan, dan pembuktian keaslian. Sementara itu, untuk membuktikan kebenaran dari suatu sumber sejarah dilakukan dengan kritik internal. Kritik internal dilakukan dengan menguji isi dan informasi yang disajikan dalam sumber sejarah.

  • Interpretasi (Penafsiran)

Tahapan interpretasi ini dilakukan untuk menyatukan dan memberikan makna pada kumpulan sumber sejarah yang telah mengalami proses kritik sumber. Dalam proses ini, akan berlangsung proses imajinasi sejarah. Imajinasi tersebut diperlukan untuk mempermudah prose perangkaian berbagai fakta yang telah ditemukan.

  • Historiografi (Penulisan Sejarah)

Historiografi merupakan tahap akhir dari tahapan penelitian sejarah. Pada tahap ini berbagai fakta yang ditemukan akan dirangkai menjadi suatu tulisan sejarah.

Pelajari lebih lanjut

Materi tentang tahapan dalam metode penelitian sejarah brainly.co.id/tugas/9526956                                                            

Materi tentang metode penelitian sejarah menurut Gilbert J. Garraghan brainly.co.id/tugas/20339239

Materi tentang konsep berpikir dalam sejarah brainly.co.id/tugas/18369073                                                                      

Detail Jawaban

Kelas: 10

Mapel: Sejarah

Bab: Bab 1 – Cara Berpikir Sejarah

Kode: 10.3.1

#TingkatkanPrestasimu

Hai, Quipperian!

Ilmu pengetahuan memiliki beberapa ciri. Ilmu pengetahuan harus merupakan seperangkat pengetahuan yang sistematis, memiliki metode yang efektif, memiliki objek, memiliki rumusan kebenaran-kebenaran umum, bersifat objektif, dan dapat memberikan perkiraan.

Lalu, bagaimana cara menyusun sebuah pengetahuan secara sistematis? Dengan metode di dalamnya! Metode sendiri adalah langkah-langkah yang wajib ditempuh agar dapat menjelaskan objek yang dikajinya.

Bicara tentang sejarah, objek yang diteliti adalah manusia. Hmm, bagaimana ya metode penelitian sejarah yang digunakan dalam ranah ilmu pengetahuan? Quipper Blog punya ulasannya di bawah ini.

1. Pemilihan Topik

Topik tentu saja adalah hal paling penting yang harus ditentukan sebelum melakukan penelitian itu sendiri. Eits, tapi topik tidak bisa ditentukan dengan asal, lho

Topik yang diteliti harus layak untuk dijadikan penelitian, bukan pengulangan atau duplikasi dari penelitian yang sudah ada. Untuk mengukur kelayakan topik yang dipilih, kamu dapat melihat ketersediaan sumber penelitian.

Menurut Gray dalam buku Metodologi Sejarah karya Helius Sjamsudin, ada empat kriteria yang harus kamu perhatikan saat memilih topik penelitian, yaitu:

Apakah kajian yang akan diangkat memiliki nilai yang berarti bagi masyarakat pada umumnya?

Apakah topik, kajian, atau subjek penelitian belum diteliti sebelumnya? Jika sudah pernah diteliti sebelumnya, apakah ada fakta-fakta baru yang substansial dan signifikan? Apakah ada interpretasi baru dari fakta-fakta yang akurat dan dapat dibuktikan?

  • Kepraktisan (Practicality)

Apakah penelitian menunjang sumber-sumber yang diperoleh tanpa adanya kesulitan yang tidak rasional? Latar belakang pendidikan peneliti dan ruang lingkup penelitian juga jadi poin penting.

Apakah subjek penelitian memiliki elemen-elemen dengan kesatuan ide?

2. Heuristik atau Pengumpulan Sumber

Jika kamu sudah menetapkan topik dalam penelitianmu, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan sumber. Dalam tahapan langkah penelitian sejarah, heuristik berperan penting karena merupakan tahap pengumpulan fakta-fakta baru. Ada dua jenis sumber, yaitu:

Sumber yang dapat diperoleh di perpustakaan, kantor arsip, kantor pemerintah, dan tempat lainnya. Misalnya, gedung Arsip Nasional di Jakarta yang menyimpan begitu banyak arsip yang dikumpulkan sejak zaman kolonial! Sumber seperti ini dapat kita sebut sebagai sumber primer. Sementara itu, data yang bersumber dari perpustakaan biasa disebut sebagai sumber sekunder.

Sumber yang dapat diperoleh dengan cara wawancara.

3. Verifikasi atau Kritik Sumber

Metode penelitian sejarah selanjutnya ialah verifikasi atau kritik sumber. Verifikasi adalah tahap yang memiliki tujuan untuk menyeleksi sumber-sumber yang telah dikumpulkan pada tahap sebelumnya. Dalam tahap ini, kamu harus memastikan bahwa setiap sumber yang telah terkumpul sifatnya valid dan sesuai dengan subjek yang dikaji. Ada dua kritik sumber, yaitu:

Kritik yang menguji keaslian sumber dengan merujuk pada bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sumber. Ada tiga pertanyaan yang harus diungkap dalam kritik eksternal:

      • Autentitas: apakah sumber tersebut sesuai?
      • Orisinalitas: apakah sumber tersebut asli atau turunan?
      • Integritas: apakah sumber tersebut masih utuh atau sudah berubah?
  • Kritik internal

Kritik yang menguji keaslian sumber dengan merujuk pada isinya. Ada tiga pertanyaan yang harus diungkap dalam kritik internal:

    • Sifat sumber: apakah sumber tersebut resmi atau tidak resmi?
    • Latar belakang penulis/pengarang sumber: apakah penulis berperan dalam peristiwa yang diteliti?
    • Membandingkan: apakah isi sumber tersebut memiliki fakta yang sejajar dan objektif bila dibandingkan dengan sumber lainnya?

4. Interpretasi atau Penafsiran Fakta Sejarah

Penafsiran fakta sejarah dalam tahap ini diperoleh dari analisis terhadap data-data, fakta-fakta, serta sumber-sumber yang telah dihimpun. Proses melakukan interpretasi harus bersifat objektif, deskriptif, dan selektif. Ada dua jenis interpretasi sejarah, yaitu:

Berkaitan dengan upaya menjelaskan sumber-sumber yang dihimpun untuk menyusun fakta sejarah.

Menyatukan analisis-analisis terhadap sumber yang dihimpun untuk memperoleh penulisan karya sejarah.

5. Historiografi atau Penulisan Sejarah

Tahap terakhir dalam metode penelitian sejarah ialah historiografi atau penulisan sejarah. Paul Veyne dalam buku Metodologi Sejarah menjelaskan bahwa menulis sejarah merupakan suatu kegiatan intelektual. Historiografi adalah cara utama untuk memahami sejarah.

Peneliti tidak hanya menuliskan laporan semata, melainkan bekerja keras dengan hasil pemikirannya. Sehingga, hasil akhir yang diperoleh adalah buah pemikiran kritis peneliti yang didapatkannya dari analisis sumber.

Ada cukup banyak hal yang harus diperhatikan untuk melakukan sebuah penelitian, ya, Quipperian! Semoga artikel ini dapat membantumu dalam memahami metode penelitian sejarah!

Penulis: Evita