Menerapkan hasil penghayatan sehingga mampu menciptakan ide ide baru disebut dengan

326 5 Merefleksikan berbagai karakter sehingga mampu menghargai karya sendiri dan karya orang lain. 7 Mampu membuat hubungan antara seni rupa dengan bidang atau disiplin lain secara terpadu. Standar di atas dalam pengembangannya akan dikaitkan dengan kebutuhan anak didik secara makro dan mikro dalam wilayah pendidikan seni.

b. KTSP Seni Rupa

Kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing masing satuan pendidikan. Acuan operasional pada KTSP yaitu untuk peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta. Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional, spritual, dan kinestetik peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya. KTSP Pendidikan Seni Budaya di SMP dan SMA memiliki tiga ranah yaitu kognitif dengan kata kunci rumusan mengidentifikasi, ranah afektif dengan kata kunci mengapresiasi, dan ranah psikomotor dengan kata kunci mengekspresikan diri. Ke tiga ranah tersebut sebaiknya disajikan secara berurutan dari kompetensi dasar atau satu dan seterusnya, tidak disusun secara tumpang tindih. Masalahnya pada pembelajaran seni budaya, guru dan sekolah selalu kekurangan waktu. Untuk mengatasi terbatasnya jam pelajaran Pendidikan Seni Budaya di SMA dan SMP, sebaiknya disediakan kegiatan ekstra kurikuler, atau memilih sub bidang studi pendidikan seni tertentu yang tersedia dan sesuai dengan sumber daya gurunya, serta disesuaikan dengan minat peserta didik di sekolah masing masing. Agar KTSP Pendidikan Seni Budaya dapat dilaksanakan dengan baik dan benar, diharapkan setiap guru memahami Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, dan dapat merumuskan indikator yang benar, memilih materi yang relevan, serta memilih pendekatan yang menarik. Di dalam mengklasifikasikan materi pembelajaran di SMP dan di SMA guru perlu menentukan klasifikasi sebagai berikut; Klasifikasi Berdasarkan Wilayah yang terdiri dari materi pendidikan Seni Daerah Setempat , Seni Daerah Lain, Seni Nasional, Seni Mancanegara Asia atau materi Pendidikan Seni Mancanegara Luar Asia. Selain itu kalsifikasi dapat 327 berdasarkan Zaman berupa materi Pendidikan Seni Tradisional dan materi Pendidikan Seni Modern. Khusus untuk pembelajaran seni rupa dapat diklasifikasikan berdasarkan dimensi dan klasifikasi seni rupa berdasarkan fungsi. Klasifikasi berdasarkan dimensi, terbagi atas 2 jenis yaitu seni rupa 2 dimensi, dan seni rupa 3 dimensi, sedangkan klasifikasi berdasarkan fungsi terbagi atas 2 jenis juga yaitu seni rupa terapan dan seni rupa murni. Selain itu guru harus membantu siswa mengidentifikasi potensi daerah setempat yang dapat dikembangkan melalui kegiatan seni rupa dan kerajinan dan pemanfaatan teknologi sederhana. Dengan demikian tingkat penguasaan di tingkat SMPSMA diharapkan siswa bisa mendalami untuk dasar berwirausaha yang menekankan bahwa dengan belajar seni rupa bisa menjadikan bekal untuk berkreasi. Seni rupa merupakan salah satu cabang seni. Yaitu mengamati seni dan keindahan yang terkandung pada objek serta melahirkan pengalaman estetik bagi seseorang. Cabang cabang seni yang terpadu pada mata pelajaran seni budaya tetap disajikan secara tersendiri dengan porsi dan sistematika yang serempak. Fokus pembelajaran seni rupa memberikan kemampuan kepada peserta didik untuk memiliki apresiasi dan pengalaman berkarya. Kemampuan mengapresiasi merupakan kemampuan seseorang untuk dapat menikmati, mengamati, menanggapi dan menilai karya seni rupa melalui kesanggupan seseorang dalam menemukan makna yang terkandung pada karya tersebut. Kegiatan apresiasi dengan pendekatan multikultural dapat menumbuhkan apresiasi terhadap beragam budaya nusantara dan mancanegara untuk pembentukan sikap demokratis, beradab, toleran. Sedangkan secara multidimensional peserta didik dapat memahami konsepsi, apresiasi, dan kreasi dengan memadukan unsur estetika,logika, kinestetika, dan etika. Berdasarkan pendekatan mutilingual peserta didik dap mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran. Landasan pemberian materi pembelajaran Seni Rupa bagi peserta didik secara sadar guru sekaligus memberikan kompetensi berupa Ragam Dimensi Kompetensi Pengetahuan. Ragam kompetensi pengetahuan tersebut disampaikan dengan cara mengkaji tentang terminologi, fakta, trends dan tata urutan kronologi, simbol dan makna, klasifikasi dan kategori, tentang metodologi dan tentang kriteria pada objek karya dan aktivitas seni rupa. 328 Materi pembelajaran seni rupa di sekolah sejalan dengan pengetahuan dan paraktik yang berkembang di masyarakat, sebagaimana peta konsep kelompok seni rupa baru. Seperti halnya Seni Rupa terdiri dari cabang cabang; seni lukis, seni patung, seni keramik, seni grafis, seni kriya, dan desain. Demikian pula pada pendidikan seni rupa perkembangan psikologis anak dan dewasa, unsur usia, sikap dan persepsi siswa menjadi dasar dalam membina dan menilai karya seni peserta didik. Demikian pula berdasarkan sosiologis bahwa interaksi seni rupa dalam induvidu, masyarakat dan kebudayaan menjadi perhatian dalam penyusunan pembelajaran seni rupa. Gambar 5.1. Peta Konsep Kelompok Seni Rupa. 329 Tabel 5.2. Pohon Seni Rupa yang terinci dengan cabang dan rantingnya. NO BIDANG SENI CABANG RANTING 1 RANTING 2 AKTIVITAS 1 Seni Murni Seni lukis Seni grafis Naturalis Realis Dekoratip Ekspresif Cetak dalam Cetak tinggi Cetak datar Corak Teknik Medium Corak Teknik Medium 1. Wawasan 2. Berkarya 3. Penyajian 4. Apresiasi 2 Seni Terapan Seni Kriya Desain Kriya bambu Kriya kayu Kriya rotan Kriya tekstil Dua dimensional Tiga dimensional Corak Teknik Medium Corak Teknik Medium 1. Wawasan 2. Berkarya 3. Penyajian 4. Apresiasi c. Konsep dan Teori Seni Rupa Seni Rupa memiliki arti sebagai kerja dan proses membuat karya kreatif serta pekerjaan yang memberikan nilai intelektual dan kultural pada manusia. Dengan demikian fungsi seni rupa adalah mendorong terjadinya proses kerja kreatif melalui pematangan intelektual dimensi pengetahuan untuk memberikan makna bagi nilai kemanusiaan dalam konteks kultural. Bidang studi seni rupa merupakan kelompok mata pelajaran estetika yang dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan ini mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individu maupun masyarakat, sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup dalam bermasyarakat untuk menciptakan kebersamaan yang harmonis. Per.Mendiknas no. 22 tahun 2006. Pada paradigma modern maupun kontemporer membuat karya seni rupa didasarkan pada kaidah kaidah ilmu modern yang bersifat akademik, yaitu berdasarkan pada konsep, menggunakan metoda, mengandalkan pada kemampuan kreativitas serta mengikuti hokum hukum komposisi. Sedangkan pada seni rupa tradisional konsep berkarya seni umumnya terikat pada aturan aturan ritual yang merupakan bentuk ungkapan nilai 330 religi yang dianut, yaitu konsep penciptaan karya seni merupakan pola pengulangan dari nilai ungkapan yang berlaku tradisi. Dengan demikian mempelajari seni rupa tradisi hakekatnya adalah usaha konservasi dan preservasi yang bila dikuasai dengan baik yang dapat dijadikan titik tolak untuk menghasilkan ekspresi seni rupa yang baru. Seni rupa sebagai aktivitas seni terkait dengan wujud perilaku dan produk budaya. Sebagai produk budaya karya seni rupa terkait pula dengan budaya lainnya, misalnya teknologi. Berikut ini adalah peta konsep seni rupa dalam kaitannya dengan budaya. Hasil yang ingin dicapai oleh pendidikan seni rupa yaitu pemahaman terhadap seni budaya, sikap apresiatip terhadap seni budaya, kreativitas melalui seni budaya, memahami dan berperan serta dalam aktivitas seni budaya. Peta konsep seni rupa tidak semata mata bersifat teknis, tetapi harus dipahami sebagai upaya menanamkan aspek aspek nilai kreativitas, intelektual dan nilai kultural yang bisa dibangun. Konteks Seni Rupa dalam budaya menempatkan seni rupa sebagai bagian dari kebudayaan yang terlahir dari adanya gagasan secara abstrak yang mendasari perilaku dan menghasilkan produk. Gagasan sebagai pengetahuan menjadi pemenuhan kebutuhan, apakah itu kebutuhan akan produk untuk memenuhi keperluan hidup sehari hari atau kebutuhan pemenuhan batin berupa hiburan dan rasa keindahan. Produk berupa karya seni murni dan seni terapan menjadi cabang cabang di dalam seni rupa, yaitu berupa seni lukis, seni grafis, seni patung, seni keramik, seni kriya dan berbagai bidang desain. 331 Gambar 5.2. Peta Konsep Konteks Seni Rupa dalam Budaya. Karya seni rupa dari produk budaya tersebut terbagi menjadi karya dua dimensional dwi matra dan karya tiga dimensional trimatra. Pada dasarnya semua karya seni rupa bila diimplementasikan pada pembelajaran seni rupa di sekolah dapat dielaborasi menjadi beberapa konsep, prinsip dan konstruksi dalam kegiatan berkarya dan berekspresi. Agar peserta didik dapat melakukan kegiatan berbagai cabang seni rupa, peserta didik perlu mendapatkan pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman melakukan kegiatan seni rupa yang akan menjadi kompetensi yang dimiliki peserta didik. Konteks Seni Rupa yang terinci pada konsep konsep yang disusun dalam alur piker seni rupa yang bersifat makro terdiri dari aspek konteks seni, seni rupa tradisi nusantara, seni rupa lokal dan apresiasi seni rupa modern. Dari konteks yang ada seni rupa terbentuk secara abstrak terbentuk sebagai gagasan, selanjutnya gagasan dijadikan kegiatan berkarya, dan lahirlah produk berupa karya. KEBUDAYAAN GAGASAN PERILAKU PRODUK NILAI ATURAN PENGETAHUAN PRANATA SOSIAL KARYA SENI RUPA KARYA TEKNOLOGI PRODUK INDUSTRI abstrak konkrit konkrit mendasari menghasilkan Terwujud dalam Terwujud dalam Terdiri dari Peta Konsep Konteks Seni Rupa dalam Budaya SENI GRAFIS SENI PATUNG SENI LUKIS SENI KERAMIK DESAIN Terdiri dari SENI PATUNG 332 Gambar 5.3. Peta Konsep Seni Rupa Gagasan terwujud dengan adanya kematangan imajinasi, sedangkan pada saat berkarya perupa wajib menggunakan unsur,dan prinsip seni rupa untuk melahirkan komposisi karya. Namun produk karya seni secara konkrit sesuai konsep, tujuan dan fungsinya akan menjadi karya seni murni, seni kriya atau karya desain. Konsep perkembangan kemampuan peserta didik usia 13 sampai 19 tahun berdasarkan tahapan usianya terletak pada masa remaja dan masa pubertas. Pada masa ini terjadi perubahan sikap yang secara psikologis sebagai anak remaja dapat menunjukkan tingkat kemampuan dan perkembangan berkarya. Objek pada karyanya menggambarkan tentang intelektual pengetahuan dan petualangan. Kebebasan beraktivitas sudah mulai ke wilayah luar ruang yang menjadi perhatiannya, karena anak mulai meninggalkan identitas lama dan mulai memerlukan sahabat. Sebagai anak yang masuk ke masa pubertas mulai muncul kehidupan batinnya sendiri, mulai adanya pertentangan batin dan bersifat kontras. Sering merasa cemas dan bingung dalam memutuskan sesuatu, namun minatnya secara religius dan luhur mulai diminat Anak mulai minat terhadap sesuatu yang konkrit dan objektif, serta meminati guru yang baik dan simpatik atau berminat kepada bintang dan selebriti. Oleh karena itu pada masa remaja anak mengalami perubahan 333 dunia dari dunia khayal ke dunia petualang melalui pentokohan tertentu, misalnya ceritera kepahlawanan. Upaya melepaskan diri dari identitas lama memerlukan adanya kedekatan dengan orang lain. 1 Peta konsep Pendidikan Seni Rupa Secara garis besar keterkaitan antara konsep seni rupa dan kompetensi SMP dan SMA dijabarkan dalam berbagai kegiatan sebagai pengalaman belajar yang meliputi Konsep, proposisi yang terbentuk dan jenis kegiatan sebagai berikut: a Mempelajari jenis jenis karya dua dan tiga dimensi. b Mempelajari beberapa prinsip seni rupa dan menerapkannya pada komposisi sederhana. c Mempelajari konsep seni rupa d Mengapresiasi karya seni rupa melalui media visual e Mengeksplorasi beberapa unsur seni rupa menjadi elemen estetik. f Praktik menyiapkan unsur seni rupa menjadi karya ragam hias dengan motif, pola dan ornamen sesuai dengan daerah setempat dan mancanegara. g Latihan dan Tugas analisis bentuk pada karya seni rupa. Tabel 5.3. Garis besar keterkaitan antara peta konsep dan kompetensi No Konsep Proposisi yang ter- bentuk Sasaran Jenis Kegiatan 1 Unsur Seni Rupa Terdiri atas titik, garis, bidang , volumeruang, warna, tekstur, Memahami unsur-unsur seni rupa dan penataan untuk menghasilkan karya seni rupa - Menggambar - Sketsa - Desain dasar 2 Prinsip Seni rupa Terdiri atas harmoni, keseimbangan, aksentuasi, proporsi, irama pengulangan Penataan unsur rupa melalui prinsip seni rupa Desain dwimatra Desain trimatra Membentuk Mematung Menganyam Mengukir Membatik Keramik 334 3 Apresiasi Seni Rupa Mengetahui, memahami dan menilai Memahami teori yang meliputi sejarah, makna, simbol dan menilai karya seni rupa Mendeskripsikan hasil pengamatan Menanggapi karya seni rupa Pameran Kelas Sekolah Keterkaitan konsep seni rupa dengan kompetensi siswa memberikan kemampuan kepada siswa untuk memiliki Wawasan Seni Rupa yang terdiri dari penguasaan terhadap. Konteks Seni Rupa, kelompok seni rupa, kurun waktu seni rupa dan peran seni rupa. Pada kompetensi Berkarya, siswa dapat mengungkap gagasannya melalui medium sesuai dengan Periodisasi Ungkapan Berkarya. Pada penyajiannya siswa terfokus pada Tema dan Gaya yang akan tampak pada karyanya. Sedangkan pada Apresiasi kompetensi meliputi pengamatan pada Konteks Seni Rupa, Kelompok Seni Rupa, Kurun Waktu Seni Rupa, Peran Seni Rupa, Periodisasi Ungkapan Berkarya, serta pengamatan pada Tema dan Gaya. Tabel 5.4. Garis Besar Implementasi Pendidikan Seni Rupa di SMP dan SMA No Konsep Proposisi yang terbentuk Sasaran Jenis Kegiatan 1 Kreasi Seni Rupa 1.Komposisi Visual Unsur Seni Rupa Terdiri atas: • titik • garis • bidang • volumeruang • warna • tekstur Prinsip Seni Rupa Terdiri atas: • harmoni • keseimbangan • aksentuasi • proporsi • irama Kemampuan membuat komposisi visual: • Memahami unsur unsur seni rupa dan penataannya melalui penerapan prinsip prinsip rupa untuk menghasilkan karya seni rupa yang memiliki makna yang ingin diwujudkan. • Mampu malakukan Pembuatan komposisi yang bersifat kreatif Penataan unsur rupa melalui unsur dan prinsip seni rupa untuk menghasilkan: • Komposisi dwimatra • Komposisi trimatra • Membuat komposisi dasar bentuk dwimatra dan trimatra • Mengolah komposisi bentuk dasar geometris dan organis • Mengolah komposisi bentuk dasar dan warna 335 Menggambar • Cara Menggambar • Metoda • Ungkapan • Pendekatan Teknik • Nilai gambar Kemampuan menggambar dengan menerapkan aspek yang ada secara benar dan berhasil baik, meliputi: • Kemampuan menguasai teknik dan media, • Kemampuan mengekspresikan bentuk dan karakter obyek secara benar, • Kemampuan membuat komposisi yang baik dari obyek yang digambar Mampu menggambar dengan baik dan benar dengan menerapkan kaidah kaidah teknik, cara ungkap, pemakaian media, dan menciptakan nilai yang baik dan kreatif. Gambar bebas: • Gambar alam benda, • Gambar suasana • Gambar dekoratif ornamen • Gambar ekspresif, • Gambar fantasi, • Gambar proyeksi • Gambar ortogonal, • Gambar axonometri, • Gambar perspektif. 2 Apresiasi Seni Rupa • Kemampuan memahami berbagai aspek teori yang berkaitan dengan seni rupa. • Kemampuan mengamati dan menilai karya seni rupa. • Mampu membuat konsep pameran karya seni rupa. • Memahami teori teori seni rupa. • Membuat penilaian atas suatu karya seni rupa, • Mampu menyusun konsep dan melaksanakan pameran seni rupa. Mendeskripsikan hasil pengamatan Menanggapi karya seni rupa Pameran KelasSekolah 3 Ekspresi • Mampu menggambar obyek alam benda, suasana dan obyek seni rupa lainnya, • Mampu membuat karya seni rupa tiga dimensional, • Mampu membuat karya seni rupa terapan kriya dan desain, • Mampu menyelenggarakan pameran. • Kemampuanm menggambar • Dasar Komposisi Visual 336 4 Kerajinan 1.Mengapresiasi benda kerajinan dengan teknik celup ikat dan atau teknik batik 2. Membuat benda kerajinan dengan teknik celup ikat dan atau teknik batik • Menyiapkan bahan dan prosedur kerja pembuatan kerajinan dengan bahan alami • Menggambar rancangan kerajinan 2 Teori Seni Rupa Pembahasan teori seni rupa meliputi estetika bentuk, seperti dikatakan oleh Etienne Spurian yang menyatakan bahwa keindahan dapat dilihat dari segi seni adalah seperti ilmu teoretis yang dipandang dari ilmu praktis, yaitu sebagai Ilmu Bentuk, yaitu ilmu bentuk bentuk keindahan. Berdasarkan pendapat di atas maka nilai keindahan dapat dikatakan sebagai kemampuan suatu benda untuk menimbulkan pengalaman estetik pada seseorang yang mengamati benda tersebut. Hanya benda benda yang memiliki kualitas seni yang dapat memberikan kesenangan dan kepuasan bagi pengamatnya. Berikut ini terdapat beberapa teori yang dapat memberikan wawasan tentang teori keindahan. a Teori Empati Empati merupakan keadaan ketika pengamat dapat merasakan apa yang diamatinya, dan keindahan yang dirasakan itu muncul sejak pandangan pertama. Pengamat jatuh cinta pada objek yang diamatinya. Selanjutnyapengamat merasa hanyut ke dalam lingkungan karya feeling in b Teori Jarak Psikis Pengalaman estetik harus mengadakan jarak dengan hal hal yang memengaruhi dirinya, yaitu dalam menilai suatu keindahan kita harus mengosongkan pikiran dengan berbagai prasangka. c Teori Objektif Keindahan atau ciri ciri estetik adalah sifat atau kualitas yang telah melekat pada benda itu sendiri. Dimana keindahan merupakan limpahan emanasi dari idea yang terdapat di dunia cipta. Maka keindahan ialah hasil cipta yang konkrit dan visual. 337 d Teori Subjektif Keindahan merupakan tanggapan seseorang terhadap karya yang diamatinya. Keindahan yang ada ditentukan oleh pengalaman estetik si pengamat, dimana keindahan atau keburukan suatu karya bukan karena adanya benda itu sendiri. Tetapi karena cara pengkhayalannya dalam pikiran kita. Indah atau tidaknya suatu karya tergantung dari diri kita sendiri. Pada teori bentuk estetik, bahwa benda benda sebagai hasil karya yang dibuat dengan sentuhan estetik mempunyai sesuatu segi yang menyenangkan, enak untuk disaksikan dapat juga disebut sebagai karya seni yang indah. Lebih lebih bila dalam penciptaannya disusun dengan memperhatikan prinsip prinsip penyusunan menjadi bentuk yang estetik aesthetic form. Ciri bentuk estetik secara teoretis Monroe Beardsley Aesthetic: Problems in the Philosophy of Criticsm menjelaskan ada tiga ciri dalam menciptakan bentuk estetik, yaitu: a Kesatuan unity Ini berarti bahwa benda estetik itu tersusun secara baik atau sempurna bentuknya. b Kerumitan complexity Benda estetik atau karya seni yang bersangkutan tidak lagi sederhana sekali, melainkan kaya aka nisi maupun unsur unsur yang saling berlawanan ataupun mengandung perbedaan yang halus. c Kesungguhan intensity Suatu benda estetik yang baik harus mempunyai suatu kualitas tertentu yang menonjol dan bukan sekedar sesuatu yang kosong. Yaitu merupakan sesuatu atau suasana yang intensif atau sungguh sungguh. Komposisi Visual Bagus atau indahnya karya seni rupa dapat dilihat pada komposisi visual yang ada pada karya. Komposisi visual merupakan hasil dari pengorganisasian unsur rupa dengan menggunakan prinsip seni rupa berupa: a Unsur seni rupa titik, garis, bentukbidang, warna, tekstur dan ruang. b Medium seni rupa bahan dan alat serta teknologi c Prinsip seni rupa kesatuan, keseimbangan, irama, proporsi dan fokus. 338 Unsur Seni Rupa a Titik, sebagai bentuk awal dari adanya bentuk visual. b Garis, sebagai unsur seni rupa garis memiliki jenis garis, kualitas garis, ekspresikarakter garis dan arah garis. c Bentuk , terdiri dari bentuk organik, an organik dan bentuk geometris. Perubahan bentuk yang direncanakan disebut transformasi bentuk, yang terdiri dari transformasi dimensional, subtraktif, dan tranformasi aditif. d Warna, terdiri dari Skema Warna yaitu menjelaskan jenis warna Hue berupa warna primer, warna skunder dan warna tersier. Warna, selain itu teori warna menjelaskan tentang Skala Warna intensitasvalue, value tint, tone, shade, dan intensitas monokromatikpolikromatik. Selain itu teori warna menjelaskan tentang Skala Warna intensitasvalue, value tint, tone, shade, dan intensitas monokromatikpolikromatik. Selain skema warna, pada teori warna terdapat skala warna, yaitu mengatur value dan intensitas gelap terangnya warna, sehingga dikenal warna tuasuram atau warna muda, yaitu terjadinya denganadanya campuran cat hitam atau putih dan abu abu. Gambar 5.4. Warna Primer Sumber: Prang,e-dukasi.net 339 Gambar 5.5. Lingkaran Warna Sumber: Munsell, Fauzi.99.inf.wordpress.com Gambar 5.6. Konfigurasi Skala Warna Sumber: Foto Eddy Fauzi, 2005 Konfigurasi warna yang diatur dengan menggunakan percampuran putih dan hitam, sehingga hue warna pokok menjadi tint, tone dan shade. e Tekstur, merupakan sifat pandang dan sifat raba pada permukaan benda. Untuk mengenali dan merasakan tekstur terdapat Jenis tekstur, Kualitas tekstur, Bahan tekstur dan Corak tekstur. 340 Gambar 5.7 : Contoh Corak Tekstur dibuat dengan teknik yang berbeda Sumber: Foto Eddy Fauzi, 2005 f Ruang tidak lepas dengan pembahasan tentang volume. Volume merupakan unsur seni rupa yang terdapat pada karya trimatra,yaitu merupakan kedalaman suatu persepsi keruangan. Bila gambar disebut bervolume maka yang terpikirkan adalah adanya persepsi bahwa gambar tersebut dibuat untuk mencapai kedalaman ruang tertentu.Volume dapat dibentuk dengan penggunaan warna dan garis. Biasanya dipakai dalam seni lukis realis atau dalam arsitektur dan desain interior Susanto, 2002: 112 Gambar 5.8.Karya Trimatra dengan skema warna bergradasi Sumber: http:com.kompas.comimage 341 Prinsip Seni Rupa Menata sebuah komposisi karya seni rupa untuk menjadi karya yang bagus dan indah diperlukan cara cara yang disebut prinsip seni rupa. Prinsip seni rupa dapat dikatakan sebagai prinsip desain terdiri dari kesatuan, keseimbangan, irama, proporsi dan fokus sehingga mencapai keserasian. Keserasian dapat dicapai bila komposisi tampak sederhana, pas, tidak berlebihan dan tampak tidak kurang. Keserasian susunan unsur unsur rupa pada komposisi harus saling mendukung dan kompak. Berikut ini adalah prinsip seni rupa: Kesatuan pada komposisi yang bagus dan serasi harus tampak utuh, serasi dan kompak. Setidaknya dalam komposisi terdapat unsur unsur rupa yang sama atau berbeda, tetapi unsur unsur itu disatupadukan dengan penuh pertimbangan, sehingga komposisi menjadi satu kesatuan yang enak untuk dipandang. Keseimbangan merupakan usaha untuk mencapai ketenangan rasa, yaitu adanya keserasian akibat adanya keseimbangan antara bagian kiri dengan bagian kanan, keserasian antara bagian atas dengan bagian bawah. Keseimbangan terdiri dari keseimbangan simetris dan keseimbangan asimetris. Irama adalah susunan dari adanya pengulangan unsur unsur rupa. Susunan unsur rupa yang berirama dapat bersifat statis atau dinamis. Irama yang sistematik dan bagus yaitu susunan unsur yang cara meletakkannya dibedakan atau divariasikan letaknya, yaitu divariasikan tinggi rendahnya dalam peletakan, atau jauh dekatnya jarak antar unsur. Dalam penyusunan Irama ada tiga cara dalam pengulangan, yaitu pengulangan sejenis repetitive, pengulangan alternative dan pengulangan progresif , atau campuran dari ketiganya. Proporsi pada karya seni rupa merupakan adanya kesebandingan dari bagian bagian pada sosok bentuk yang tampak wajar dan tampak utuh. Misalnya adanya kesebandingan antara bagian atas dengan bagian bawah, serta adanya kesesuaian dari suatu kriteria. Fokus merupakan adanya penekanan atau dominasi dari salah satu unsur atau kelompok unsur yang letakkan untuk menjadi pusat perhatian centre point. Fokus yang menonjol akan menimbukan rasa kuat atau adanya kekuatan yang menjadi pemanis dan sebagai peran utama. Penonjolan dilakukan misalnya dengan meletakkan warna atau bentuk yang berbeda 342 atau meletakkan sesuatu yang kontras, namun didukung oleh unsur unsur di sekitarnya. Tabel 5.5. Implikasi Prinsip Seni Rupa prinsip desain pada karya dwimatra dan Trimatra: Prinsip Seni Rupa Indikator Alternatif Kesatuan : Penggabungan unsur agar menjadi suatu kesatuan dilakukan dengan menyusun unsur yang saling mendukun antarunsur. Berdampingan Berkaitan sisi Berkaitan sudut Tumpang tindih Irama : susunan dengan adanya perulangan dari unsur unsur yang disusun secara bervariasi Perulangan repetitif Perulangan alternatif Perulangan progresif Keseimbangan Keseimbangan simetri Keseimbangan asimetri Proporsi Objek bentuk yang disusun harus memenuhi keserasian atau kewajaran disbanding dengan latarnya, dan serasi ketika beberapa unsur bentuk menjadi unit form, serasi antara satu dan lainnya. Penekanan Adanya unsur yang menonjol sebagai pusat perhatian, agar komposisi menjadi menarik. Keselarasan dalam pola susunan Pola linier Pola sentral Pola radial Pola kisi kisi Pola berkelompok Konsep Pendidikan Seni Rupa Pendidikan seni rupa dapat menjadikan peserta didik memiliki sikap apresiatif dengan terjadinya perubahan sikap yang terdiri dari Sikap empati dan Sikap ekspresif. Pendidikan seni rupa memiliki peranan dalam pembentukan pribadi dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak didik dalam mencapai kecerdasan interpersonal, intrapersonal, visual spasial, kreativitas, spiritual, emosional, dan moral. Dalam pendidikan seni rupa aktivitas berkesenian harus memberikan pengalaman mengembangkan konsepsi, apresiasi dan kreasi. Sedangkan 343 cara pembelajaran disandarkan pada konsep seni modern, hal ini nampaknya lebih mudah diajarkan disbanding dengan cara tradisional, yang bersumber pada aktivitas tradisi yang cenderung sudah baku. Namun pemahaman dan apresiasi terhadap karya tradisional tetap perlu diberikan sebagai sumber ungkapan dalam berkarya. Manfaat lain dari belajar seni rupa adalah belajar menyelesaikan masalah melalui model artistik, yaitu latihan membuat keputusan pada situasi relatif yang tidak ada pada standar, tetapi dapat mengomunikasikan pikiran dalam bentuk ekspresi diri yang memiliki kekuatan. Di dalam pembelajaran seni rupa guru diminta untuk memahami Standar Isi yang terdiri dari: a. Mengerti posisi seni rupa di dalam relasinya dengan sejarah dan peranannya dalam kebudayaan nusantara dan mancanegara. b. Mengerti, menguasai dan mampu menggunakan media, teknik dan proses seni rupa. c. Mampu memilih dan menggunakan sejumlah subject matter, sebagai simbol dan gagasan dalam seni rupa. d. Mampu menerapkan dan memilih pengetahuan yang bersifat struktural, misalnya prinsip dan unsur visual dan fungsinya dalam seni rupa. e. Merefleksikan berbagai karakter ungkapan seni rupa sehingga mampu menghargai karya sendiri dan karya orang lain. Dalam pendidikan seni rupa peserta didik juga diberi pengalaman untuk mempresentasikan dan menyajikan karyanya dengan menyelenggarakan pameran kelas atau pameran sekolah. Untuk itu peserta didik dibekali dengan pengetahuan tentang organisasi pameran yang termasuk di dalam manajemen seni rupa. Kegiatan pameran membutuhkan pengetahuan dalam penataan display, kuratorial dan pembuatan katalogus. Pengalaman yang didapat di dalam mempersiapkan dan menyelenggarakan pameran menjadi unsur keterampilan, apresiasi seni dan penilaian seni. Sebagaimana sebuah organisasi yang mempunyai visi, misi dan tujuan serta sasaran, manajemen seni juga mengurusi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian di dalam penataandisplay, kuratorial, katalogus dan publikasi. Pendekatan pembelajaran seni rupa disesuaikan dengan materi yang terdiri dari karya dua dan tiga dimensi, jenis Seni Rupa murni atau Seni Rupa terapan, dan Seni rupa modern. Untuk mengungkapkan ekspresi siswa dibekali dengan teknik berkarya dengan mengenal terlebih dahulu 344 tentang cara mengungkapkan gagasan, memilih bahan dan alat, teknik dan corak, serta mengenal tempat berkarya berupa studio. Selain itu obyek seni rupa dapat mengembangkan sikap kritis bagi peserta didik yang meliputi persoalan seni rupa, struktur seni rupa, manfaat seni rupa bagi manusia serta lingkungan. Menurut Herbert Read 1958 ada tiga kategori aktivitas pengajaran seni, yaitu: a. Aktivitas ekspresi diri, yaitu keinginan untuk mengomunikasikan pikiran, perasaan, dan emosi kepada orang lain. b. Aktivitas pengamatan, yaitu keinginan mencatat kesan dari perasaan untuk menjelaskan pengetahuan konsepsionalnya, untuk membangun memori, menyusun sesuatu yang dibantu melalui aktivitasnya. c. Aktivitas apresiasi, yaitu tanggapan dari individu pada bentuk ekspresi yang ditujukan kepada orang lain atau untuk diri sendiri yang umumnya berupa tanggapan pribadi atas obyek yang diamati. Pada usia SMP dan SMA siswa berada pada tahap kebangkitan kembali nilai artistiknya , yaitu merupakan awal masa dewasa. Pada tahap ini gambar merupakan kegiatan pertama berkembangnya ke dalam aktivitas artistik yang murni. Biasanya gambar mulai berceritera, dan perbedaan seksual antara laki dan perempuan menjadi lebih jelas. Pada usia masa remaja 13–19 tahun secara psikologis siswa memiliki ciri ciri antara lain; Intelektualitas siswa berkembang, mencari pengetahuan baru, menyukai petualangan, kebebasan dan tanggung jawab mulai nampak, memerlukan sahabat, terjadi pertentangan batin, dan berminat pada dunia obyektif dan konkrit, sehingga sudah memungkinkan diberikannya pengetahuan dan pemahaman tentang bidang seni rupa, baik berupa wacana teoritis maupun keterampilan menguasai aspek teknis dalam berkarya seni rupa. Konsep Pendidikan Seni Rupa dan Kompetensi Dasar Seni Rupa memetakan konsep, teori, dan keterampilan. Hal ini dimaksudkan agar anak didik memeroleh pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang seni rupa, khususnya dalam membuat karya yang didasarkan pada kreativitas. Pembelajaran berbasis kompetensi menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan pada setiap jenjang pendidikan, yang mencakup pengetahuan, keterampilan, kecakapan, kemandirian, kreativitas, dan kematangan sosial. Oleh karena itu materi ajar yang tepat dalam pembelajaran seni rupa adalah materi yang dapat mengembangkan potensi kreatif pada peserta didik, yaitu mengandung prinsip kebebasan dalam berekspresi yang dapat mengembangkan pergaulan dan 345 berkomunikasi, yang dalam prosesnya siswa melakukan pengkajian materi dengan cara yang menyenangkan. Dalam penyampaian materi seni rupa secara umum siswa diberi peluang untuk mengembangkan wawasan, pengetahuan, kepekaan, kepedulian, penghargaan dan penghormatan terhadap seni. Agar penyampaian materi dapat berhasil, banyak cara yang bervariasi dapat dilakukan oleh guru. Pada pembelajaran seni rupa guru dapat mengunakan pendekatan dan metode pembelajaran yang dapat diplihnya sesuai taraf usia anak dan sesuai karakteristik mata ajar yang akan diberikan. Terdapat beberapa pendekatan dalam pembelajaran seni rupa yang dapat dilakukan oleh guru, antara lain: a. Pendekatan Multikultural, merupakan gerakan reformasi pendidikan yang mempedulikan kepada kesetaraan dalam bidang pendidikan terhadap beragam kelompok etnis. Dalam strategi pembelajaran seni berdasarkan pendekatan multikultural dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu pengenalan, pengalaman, dan perombakan. b. Pendekatan Tematik, merupakan pendekatan terpadu yang menggunakan tema, dengan karakteristik pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan siswa, yaitu dengan kegiatan yang dipilih bertolak dari minat dan keinginan siswa, sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Perencanaan pembelajaran seni rupa harus merunut pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar seni rupa, termasuk di dalam merancang evaluasi hasil belajar. Guru perlu mengenali dan melaksanakan jenis penilaian berupa tes dan nontes. Bentuk tes terdiri dari tes tertulis, tes lisan, pengamatan dalam proses berkarya, pengukuran sikap, pengukuran hasil karyatugas, penilaian portofolio atau penilaian diri. Dalam pembelajaran Seni Rupa guru disarankan untuk menggunakan Pembelajaran Kontekstual CTL, dimana guru mengutamakan ”strategi memperoleh” dalam batas tertentu secara mengkonstruksi konstruktivisme, dibanding seberapa banyak siswa memperoleh apa yang diingatnya. Pada pembelajaran kontekstual aktivitas bertanya questioning lebih diaktifkan sebagai usaha guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. Media Pembelajaran Seni Rupa yang harus dipersiapkan guru untuk pembelajaran pengetahuan dasar dan apresiasi seni rupa perlu disesuaikan 346 dengan apakah itu untuk memberikan pengertian tentang seni rupa dan jenis jenis karya seni rupa, atau untuk menjelaskan tentang unsur unsur dan prinsip prinsip seni rupa. Demikian pula media untuk pembelajaran apresiasi dan pengalaman studio, secara spesifik perlu memperhatikan tingkat satuan pendidikannya, ketersediaan di lingkungan siswa, dan media yang terdiri dari sumber belajar, alat peraga, serta bahan dan alat tersebut diharapkan dapat memberikan peluang menjadikan kegiatan menjadi menarik, merangsang kreativitas, praktis dan memanfaatkan potensi muatan lokal dan memudahkan dalam penyediaannya. Evaluasi pembelajaran Seni Rupa memiliki perbedaan pandangan dalam meninjau evaluasi dari behaviouristik dan konstruktivistik. Berdasarkan behaviouristik tujuan evaluasi yaitu bahwa siswa diharapkan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya apa yang dipahami oleh pengajar itulah yang harus dipahami oleh si belajar. Sedangkan secara konstruktivistik siswa akan memiliki pemahaman yang berbeda terhadap pengetahuan tergantung pada pengalamannya, dan perspektif yang dipakai dalam mengin- trospeksikannya. Selanjutnya dalam pembelajaran seni rupa pandangan terhadap evaluasi yakni; merupakan bagian utuh dari belajar dengan cara memberikan tugas-tugas yang menuntut aktifitas belajar yang bermakna serta menerapkan apa yang dipelajari dalam konteks nyata. Evaluasi hasil belajar akan menekankan pada keterampilan dan proses individual maupun keberhasilan dalam kelompok. Penilaian ini ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi, menentukan acuan kriteria, penentuan keberlanjutan dan penentuan tindak lanjut. Melalui tindakan analisis, menafsirkan data dan pengamatan proses, hasil penilaian guru akan menjadi informasi dari setiap individu untuk mengambil keputusan yang bermakna. Terdapat beberapa ragam teknik Penilaian Pembelajaran Seni Rupa. Antara lain Tes tulis Tes isian , Tes uraian, Tes pilihan ganda, Tes menjodohkan, Tes lisan Daftar Pertanyaan, Tes unjuk kerja Tes identifikasi dan Tes simulasi , Tes Penugasan tugas proyek atau tugas rumah. Selain itu adalah Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen observasi lembar observasi, Wawancara pedoman wawancara, Portofolio dokumen pekerjaan, karya, danatau prestasi peserta didik, Angket kuesioner, Penilaian diri lembar penilaian diri. Khusus pada Penilaian Porto folio, yang dinilai adalah: Penilaian Konsep Penilaian terhadap ungkapan tertulis sebagai representasi belajar segi 347 konseptual dan apresiasi, Penilaian Kinerja Penilaian terhadap proses sebagai representasi belajar penguasaan teknis, eksplorasi media dan demonstrasi serta penyajian proses kreatif, Penilaian Produk Penilaian karya atau produk sebagai representasi belajar berkaitan dengan keterampilan dan kreativitas. Pada kegiatan pembelajaran disusun rencana dan langkah langkah belajar berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, dan format penilaian. Agar terjadi keterkaitan antara peta konsep dengan kompetensi siswa dalam pembelajaran, berbagai konsep seni rupa dan pendekatan dirancang agar dapat diimplementasikan di sekolah dengan memperhatikan porsi materi ajar bagi siswa. Demikian pula dalam pembelajaran Seni Budaya pengorganisasian materi perlu dipilah pilah atas dasar sifat pola dasarnya, esensial, dan pemilihan isi yang diperlukan siswa, atau dengan memberikan pengayaan. Kompetensi dasar dalam Standar Isi pembelajaran seni budaya substansinya mencakup kemampuan berkreasi dan berapresiasi. Untuk bisa berkreasi dengan baik sesuai dengan standar isi kurikulum siswa harus menguasai dasar dasar keterampilan berkarya baik dalam menggambar maupun membuat karya yang lain. Keterampilan itu antara lain pemahaman tentang cara dan prinsip menggambar, menggunakan media, memahami dasar dasar bentuk, warna, tekstur dan menyusunnya pada sebuah komposisi. Sedangkan untuk mampu melakukan apresiasi siswa harus memahami aspek aspek pengetahuan teoritis bidang seni rupa dan budaya. Kemampuan apresiasi harus didukung oleh kemampuan mengamati dengan teliti, memahami nilai dari obyek yang diamati dan mampu membuat pernyataan yang konsepsional atas pengamatan dan menyatakan pendapatnya tentang karya seni yang diapresiasinya. Apresiasi Seni Rupa Pembelajaran apresiasi memberikan latihan pada kemampuan pengamatan, kemampuan mengobservasi, mengeksplorasi media dan teknik untuk mempertajam kepekaan inderawi dan perasaan. Hasil dari pengalaman tersebut akan memberikan sikap sebagai kemampuan berempati atau penghayatan terhadap apa yang diamati. Selanjutnya kepekaan rasa dapat mengasah kemampuan merasakanmenghayati dalam merespons stimulus dengan sensitivitas, yang akan mempertajam dalam persepsi dan perasaan yang mendalam. Pengamatan yang mendalam saat mengapresiasi karya seni rupa pada pandangan pertama, dan menyiapkan diri untuk merasa suka disebut sikap Empati. Selain 348 pengamatan kegiatan apresiasi juga dapat memberikan kemampuan penikmatan. Kemampuan penikmatan terhadap pengalaman dan kualitas estetik suatu karya seni akan memberikan kesenangan dan kepuasan batin. Kegiatan apresiasi seni merupakan aktivitas yang dilakukan guru dan peserta didik di dalam mengembangkan kemampuan pengamatan, kemampuan berempati atau penghayatan dan kemampuan penikmatan. Kemampuan pengamatan, meliputi aktivitas yang menghasilkan kemampuan mengobservasi, mengeksplorasi media dan teknik untuk mempertajam kepekaan inderawi dan perasaan. Kemampuan berempati atau penghayatan, meliputi kemampuan merasakanmenghayati dalam merespons stimulus dengan sensitivitas persepsi dan perasaan yang mendalam. Pada apresiasi pengamat akan merasa lebih dapat menikmati ketika empatinya dan proses berpikirnya dibekali oleh pengetahuan mengenal jenis karya seni, dan memahami asal usul serta coraknya. Misalnya pada karya seni rupa tradisional banyak ditemukan corak hiasan, ornamen yang dibuat dari berbagai motif dan tema dengan stilasi yang ditujukan untuk hiasan semata, atau sebagai fungsi simbolik. Secara hierarkhi pembuatan karya seni hias tidak terlepas dari Motif, Pola, Ornamen dan Ragam Hias. Karya tradisional yang sarat dengan bentuk hias atau dekoratip, diapresiasi sebagai wawasan terhadap karya seni rupa secara khas berdasarkan karya seni setempat, karya nusantara, dan karya mancanegara. Kegiatan apresiasi dapat dilatih melalui cara seseorang melakukan penilaian terhadap karya seni. Untuk menilai dengan baik dan benar diperlukan pengetahuan tentang unsur dan prinsip desain. Dalam sikap akan tampak ketika seseorang dapat menghargai karya seni, yaitu dengan menyimpan dan memeliharanya dengan baik. Lebih jauh menilai karya seni akan berdampak pada cara menghargai karya itu sendiri. Kreasi dan Ekspresi Kreasi merupakan aktivitas atau usaha seseorang untuk menciptakan sendiri karya yang diinginkannya. Pada hasil kreasi seni akan tampak nilai kreativitas seseorang. Yaitu kemampuan mencipta kombinasi, keunikan gagasan dan nilai kebaruan dari bentuk ekspresi suatu karya seni dengan lancar. Tetapi seseorang akan lancer mengungkapkan idenya menjadi karya yang terlebih dahulu telah memiliki keterampilan mengolah bahan dan teknik, sehingga dalam proses tidak mengalami kesulitan yang sangat 349 berarti. Keterampilan merupakan kemampuan psikomotorik yang berkaitan dengan penguasaan teknik dalam pengolahan dan penyajian media seni secara optimal melalui kegiatan eksplorasi dan eksperimentasi. Aktivitas membuat karya dilakukan untuk mengungkapkan kreativitas menjadi sebuah kreasi. Dengan segenap daya seseorang meciptakan karya seni dengan kemampuan mencipta kombinasi, menuangkan keunikan gagasan dan nilai kebaruan dari bentuk ekspresi suatu karya seni. Keterampilan seni dilatihkan melalui kemampuan psikomotorik berkaitan dengan penguasaan teknik dalam pengolahan dan penyajian media seni secara optimal melalui kegiatan eksplorasi dan eksperimentasi. Dalam SKKD hanya dua hal yang dicakup yaitu kemampuan ekspresi dan apresiasi. Untuk ini perlu dua pengelompokan yaitu kemampuan ekspresi berkarya dan kemampuan apresiasi yang mencakup kemampuan pengamatan dan penghargaan. Kemampuan kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu ungkapan yang baru dan orisinal didasarkan pada proses kemampuan berpikir bawah sadar. Kemampuan ini dikaitkan dengan proses berpikir lateral yang menggunakan belahan otak sebelah kanan, berlawanan dengan proses rasional yang menggunakan belahan otak sebelah kiri. Kreativitas dalam limas citra manusia Primadi, 2005 digambarkan sebagai suatu kesatuan dari kemampuan manusia yang terdiri dari kemampuan fisik, kreatif, rasio dan imajinasi, perasaan serta gerak. Keenam unsur kemampuan tersebut membentuk sebuah limas segi tiga dengan alasnya mencakup unsur kemampuan imajinasi, perasaan dan gerak. Ketiga rusuk berdiri dari limas tersusun atas kemampuan fisik, kreatif dan rasio. Secara kejiwaan kemampuan kreativitas akan membentuk kepribadian dan emosi seseorang yang kelak akan memengaruhi perilaku kejiwaan ketika dewasa. Oleh karena itu untuk memelihara keseimbangan ketiga kemampuan tersebut dan kemampuan gerak, perasaan dan imajinasi, kreativitas perlu diasah terus melalui pendidikan seni. Kata kreativitas creativity bermakna mempunyai sifat kreatif creative yang berasal dari kata to create mencipta. Berdasarkan etimologi kemampuan kreativitas berarti kemampuan menciptakan sesuatu ide cara produk yang baru. Jadi, konotasi kreativitas berhubungan dengan sesuatu yang baru yang sifatnya orisinal. Kajian kreativitas merupakan kajian yang kompleks sehingga bisa menimbulkan berbagai pandangan pendapat, 350 tergantung dari sisi mana mereka membahasnya dan teori yang menjadi acuannya. Kemampuan kreativitas menurut Munandar dalam Reni, 2001 berkenaan dengan tiga hal, yaitu mengkombinasi, memecahkan masalah, dan operasional. Kemampuan mengkombinasikan berdasarkan data atau unsur unsur yang ada,kemampuan memecahkan masalah berdasarkan informasi yang ada menemukan keragaman solusi dengan penekanan pada aspek kualitas dan efektivitas, kemampuan operasional berdasarkan pada\aspek kelancaran keluwesan orisinalitas. 7. Pengalaman Berkarya Seni Rupa Pengalaman berkarya bagi peserta didik dapat diberikan mulai dari yang mudah berangsur ke yang lebih sulit secara bertahap. Latihan keterampilan dimulai dari menggambar. Misalnya mulai dengan membuat sketsa dan menggambar bentuk. Praktik menggambar perlu mengenalkan peserta didik pada teknik menggambar, cara ungkap, aspek pendekatan dan aspek nilai pada hasil menggambar. Perhatikanlah peta konsep menggambar di bawah ini: MENGGAMBAR CARA MENGGAMBAR Tangan bebas Sketsa Gambar proyeksi NILAI GAMBAR Impresi tentang kehidupan Menjelaskan obyek lingkungan Memahami menyelesaikan persoalan Kesadaran thd. Bentuk detil Mengkomunikasikan yang dipahami Eksplorasi visual ide Mengembangkan konsep melalui bahasa visual CARA PENDEKATAN Cara pengukuran Cara grid Cara axis Cara pergerakan METODA UNGKAPAN Mimesis Formalis Ekspresif Simbolis Abstrak teknik aspek nilai cara ungkap aspek pendekatan Peta Konsep Kemampuan Menggambar Gambar 5.9. Peta Konsep Kemampuan Menggambar. Sumber: Eddy Fauzi, Widihardjo, 2011 351 Peta konsep ini menjelaskan pelbagai aspek yang bisa diberikan secara teori untuk dipraktikkan. Cara menggambar, metoda pengungkapan, cara pendekatan dan nilai gambar yang dihasilkan secara komprehensif akan memberikan pengetahuan teknik kepada anak agar bisa mengikuti pelajaran seni rupa, khususnya melalui gambar. Pada tahap selanjutnya untuk bisa membuat komposisi bentuk perupaan yang benar dan baik bisa dipelajari melalui pengetahuan seni rupa seperti tergambarkan pada peta berikut. Berikut ini adalah beberapa contoh jenis gambar: Gambar 5.10. Contoh Gambar Ilustrasi Sumber : jiunkpensmedia.2000 0000271 Contoh Karya Seni Rupa Murni Gambar 5.11. Contoh Sketsa karya Liem Keng Sumber: jiunkpensmedia.2000na.0000271 352 Gambar 5.12. Lukisan Naturalis karya Soebroto. Sumber: reproduksi foto Eddy Fauzi, 2006 Gambar 5.13. Gambar Anak hasil lomba menggambar poster dengan tema ”Pemanasan Gobal” Sumber: Pusat Kebudayaan Jepang, Jakarta , foto eddy fauzi, 2009 Jenis karya seni murni terdiri dari yaitu seni lukis, seni grafis dan seni patung dengan berbagai corak atau gaya, antara lain naturalis, realis, dekoratif, ekspresif. Gaya dan corak ini akan terwujud bila didukung oleh 353 corak, teknik dan medium yang sama atau berbeda, namun memperlakukannya menemukan kekhasan tersendiri. Pelukis seni murni akan berhasil bila dibekali pengetahuan dan wawasan tentang seni luskis, pengetahuan dan wawasan membantu dalam menentukan pengungkapan dan teknik yang digunakan. Hasil karya disajikan kepada masyarakat sebagai apresiasi. Dengan demikian perupa pada dasarnya memiliki apresiasi, mengungkapkan idenya menjadi ekspresi yang diwujudkan dengan keterampilan yang dimilikinya. Jenis karya seni grafis antara lain catak dalam, cetak tinggi dan cetak datar. Sedangkan seni patung sangat tergantung pada gagasan pepatung itu sendiri yang didukung oleh corak, teknik dan medium. Seni Terapan dikenal sebagai karya seni yang dibuat atas dasar adanya kebutuhan seseorang atau maasyarakat uuntuk kepentingan sehari hari. Seni terapan terdiri dari seni kriya, yang dipecah lagi sesuai bahan yang digunakan, seperti kriya bambu, kriya kayu, kriya rotan, kriya tekstil. Karya seni rupa yang dimasukkan pada kelompok desain adalah karya desain dua dimensional dan karya desain tiga dimensional. Karya tersebut dapat berupa desain komunikasi visual, desain tekstil dan desi produk. Karya desain didukung oleh adanya kemajuan di bidang teknologi, sehingga konsep berkarya dalam seni rupa modern berdasarkan pada pelbagai konsep, misalnya konsep cara mengungkapkan, cara membuat komposisi, cara mengapresiasi, cara menafsirkan termasuk cara memaknai. Manajemen Seni Rupa Pengetahuan pameran merupakan bagian penting dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian aktivitas seni rupa. Kegiatan pameran sangat membutuhkan pengetahuan dalam penataandisplay, kuratorial, penulisan dan kritik, dan pembuatan katalogus. Mempelajari pengelolaan pameran dengan praktik dan latihan penyelenggaraan pameran, secara tidak langsung guru memberikan pengalaman kepada peserta didik untuk mempelajari manajemen seni, karena di dalam mempersiapkan dan menyelenggarakan pameran terdapat unsur keterampilan, apresiasi seni dan penilaian seni. Sebagaimana sebuah organisasi yang mempunyai visi, misi dan tujuan dan saaran, manajemen seni mengurusi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian di dalam penataandisplay, kuratorial, penulisan dan kritik, katalogus dan publikasi. Manajemen seni dalam seni rupa sangat erat kaitannya dengan pameran. Pameran merupakan serangkaian aktivitas penyajian karya seni rupa yang akan berhasil dan mencapai tujuan bila didukung oleh unsur kurator, atau 354 tim manajemen yang bukan perupa. Faktor lain pendukung manajeme seni adalah faktor keuangan, promosi, sumber daya manusia, dan pengetahuan dasar tentang pasar dan publik. Dikatakan bahwa; manajemen secara umum adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang ke arah dan tujuan tujuan organisasi atau maksud maksud tertentu. Tujuan manajemen yaitu agar pengelolaan pameran dapat mencapai tujua secara efektif dan efisien. Efektif berarti menghasilkan dan memamerkan karya seni yang berkualitas sesuai dengan keinginan, baik perupa atau pasar yang mengikutinya. Efesien berarti men menggunakan sumber daya manusia secara rasional dan hemat, tak ada pemborosan atau penyimpangan. Karena manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian, dengan memperhatikan situasi dan kondisi lingkungan yang ada. Susanto, 2004: 26 27. Beberapa faktor yang terdapat pada proses pengelolaan; a. Perencanaan planning: menentukan kegiatan, mengurutkan kegiatan, melakukan penjadualan, mengintegrasikan antara tuas-tugas yang akan dijalankan. b. Pengarahan motivating: memimpin, mengembangkan kemampuan anggota tim, meningkatkan mlotivasi, mengkondisikan situasi dan lingkungan, dan melakukan pengawasan. c. Pengendalian controlling: melakukan evaluasi proyek, menetapkan standar dan metode pengukuran prestasi, mengukur hasil yang ada dan membandingkan hasil dengan standar, mengambil tindakan jika terjadi penyimpangan atau hal yang tidak standar. Pekerjaan manajemen seni rupa utamannya adalah mengurusi pameran yang terdiri dari perencanaan dalam menentukan jenis atau model pameran apa yang akan diselenggarakan, menyiapkan konsep tujuan dan sasaran pameran, menyiapkan kurasi pameran, memilih strategi teknis pameran dan menyusun strategi untuk menyiasati publik demi keberhasilan pameran. Sumber Mikke Susanto, 2004: 38 Peran Kurator Seni Rupa Awalnya kurator adalah seseorang yang secara profesional bekerja di museum sebagai ahli dan birokrasi, penataan, pengatur dan pengelola pameran. Tetapi kini pekerjaan kurator lebih berkembang, selain menjadi birokrasi pameran juga menjadi kreator pameran. Pekerjaan curator 355 melakukan kurasi, mengkolaborasi antarperupa dengan menggabungkan gagasan dalam pameran dan utamanya adalah membangun wacana dan mempresentasikan ide dan wacana yang dibuat. Jadi kurator dalam pekerjaannya mengedepankan unsur pleasuring yang mengacu kepada pada topik, tema, kecenderungan atau persoalan persoalan, baik yang berkaitan dengan hal hal visual maupun yang bersifat idealgagasan. Secara umum kewajiban kurator pameran antara lain: a. Pengurusan katalogus b. Pemeliharaan koleksi c. Penelitian koleksi. d. Menentukan koleksi yang akan dipamerkan. e. Mengawasi kerja staf dan volunter f. Mengkhususkan diri dalam wacana dan menginterpretasi kajian dalam pameran. g. Konsultasi dengan pihak pihak professional di masyarakat penyangga. h. Menjadi penghubung perupa dengan lembaga, komunitas, sponsor, publikasi dan yang diperlukan dalam pameran. Secara garis besar manajemen seni rupa mengurusi tentang seluk beluk dan konsep manajemen seni meliputi manajemen produksi, manajemen pameran, dan manajemen pemasaran serta merencanakan, menyelenggarakan, mengevaluasi dan mengembangkan berbagai produksi seni seni murni, disain dan kria pada pameran dan pemasaran karya seni pada berbagai event dan kolaborasinya dengan berbagai aktifitas seni, sosial, budaya, dan pendidikan. Penilaian hasil belajar seni rupa Beragam teknik untuk menilai karya seni rupa, setiap jenis penilaian harus disiapkan bentuk instrumennya. Jenis teknik penilaian dapat berupa tes tulis untuk teoritik, sejarah dan apresiasi seni. Sedangkan untuk penilaian unjuk kerja dilakukan dengan; tes identifikasi, tes simulasi, penugasan proyek atau tugas rumah. Selain itu evaluasi pada pembelajaran seni dilakukan dengan portofolio untuk penilaian konsep, penilaian ungkap tertulis, penilaian kinerja yaitu penilaian terhadap penguasaan teknik, eksplorasi dan unjuk kreativitas. Penilain produk dilakukan untuk menilai karya atau produk sebagai representasi belajar yang berkaitan dengan keterampilan dan krerativitas. 356 Rangkuman Melalui pembelajaran seni budaya peserta didik diharapkan dapat memahami seni yang berbasis budaya, melalui kegiatan estetika yang terdiri dari tujuan memahami konsep dan pentingnya budaya. Estetika menyatakan sesuatu yang berkaitan dengan keindahan. Demikian pula ada yang merumuskan estetika sebagai filsafat seni, yang bersama etika dan logika membentuk apa yang disebut tritunggal imu pengetahuan normatif. Pembelajaran seni budaya bertujuan mengembangkan karakter peserta didik menjadi manusia yang humanistis. Sifat mata pelajaran seni budaya memiliki muatan pembelajaran tentang konsepsi, apresiasi dan kreasi yang berorientasi pada tiga pendekatan, yaitu pendekatan multidimensional, multiligual dan pendekatan multikultural.Pendekatan multi-lingual menunjukkan aspek dalam mengekspresikan diri yang dilakukan melalui media atau unsur seni untuk mengekspresikan dengan berbagai cara, yaitu dengan menggunakan media atau bahasa rupa, bunyi, gerak, dan peran Konsep pembelajaran seni tersebut mengaitkan faktor visual, kreatif, rasio, spiritual dan intuisi, komponen komponen ini terdapat disebut pendekatan multidimensional. Selain itu pendekatan pembelajaran seni menggunakan pendekatan Belajar Melalui Seni, Belajar dengan Seni, dan Belajar tentang Seni. Konsep pembelajaran seni rupa terdiri dari materi pemahaman tentang Seni Rupa, Komposisi Vis tiga kategori aktivitas pengajaran seni, yaitu Aktivitas ekspresi diri, Aktivitas pengamatan, Aktivitas apresiasi. Menampilkan ekspresi melalui kreativitas berkarya seni rupa. Kreasi dalam pembuatan karya menggunakan kreativitas dalam mencipta kombinasi, keunikan gagasan dan nilai kebaruan dari bentuk ekspresi suatu karya seni. Didukung oleh latihan keterampilan berupa kemampuan psikomotorik berkaitan dengan penguasaan teknik dalam pengolahan dan penyajian media seni secara optimal melalui kegiatan eksplorasi dan eksperimentasi. Untuk dapat mengekspresikan diri melalui karya seni rupa dengan membuat lukisan atau gambar yang terpenting adalah dengan memanfaatkan gagasan dan teknik. Apresiasi seni rupa dilakukan dengan memberikan pengalaman tentang kemampuan pengamatan berupa kegiatan mengobservasi, mengeksplorasi media dan teknik untuk mempertajam kepekaan inderawi dan perasaan. Kemampuan penikmatan berupa kemampuan penikmatan terhadap pengalaman dan kualitas estetik suatu karya seni yang memberikan kesenangan dan kepuasan batin. Pada saat siswa berolah seni secara langsung ia pun melibatkan pengalaman dan intelektualnya, hal ini disebut sebagai proses apresiasi. Pengamatan yang mendalam saat mengapresiasi karya seni rupa pada pandangan pertama, dan menyiapkan diri untuk merasa suka disebut sikap Empati. 357 Wawasan dalam apresiasi pembelajaran seni rupa di SMP dan SMA, karya seni rupaberorientasi pada karya seni setempat, karya seni nusantara dan karya seni mancanegara. Di antaranya Merancang karya seni kriya dengan teknik dan corak seni rupa terapan Nusantara antara lain dapat diterapkan pada jenis –jenis seni kriya seperti pada kriya tekstil, kriya kulit dan kriya logam. Konsep pendidikan Seni Rupa mengisyaratkan bahwa dalam pendidikan seni rupa aktivitas berkesenian harus memberikan pengalaman mengembangkan konsepsi, apresiasi dan kreasi. Sedangkan cara pembelajaran disandarkan pada konsep seni modern, yaitu dengan mempelajari unsur unsur seni rupa dan prinsip seni rupa. Sedangkan pada Seni Rupa Tradisional, mengenalkan dan memberikan pemahaman tentang corak hiasan dan memahami ornamen yang dibuat dari berbagai motif dan tema dengan stilasi yang ditujukan untuk hiasan semata atau sebagai fungsi simbolik. Secara hierarki tahap pembentukan hiasan dimulai dari Motif, Pola, Ornamen dan Ragam Hias, sebagaimana konsep dan teori seni rupa diimplementasikan pada pembelajaran seni rupa di SMP dan SMA. Implementasi Pendidikan Seni Budaya di SMP dan SMA memberikan konsep dan teori Seni Rupa. Teori Seni Rupa meliputi unsur unsur seni rupa yang diperlukan untuk menyusun komposisi visual, yang disususun merupakan hasil dari pengorganisasian unsur rupa dengan menggunakan prinsip seni rupa. Prinsip Seni Rupa digunakan agar tidak ada pemahaman yang berbeda dalam menata atau menilai karya seni rupa pada perupa maupun bagi pengamat. Menata sebuah komposisi karya seni rupa untuk menjadi karya yang bagus dan indah diperlukan cara cara yang disebut prinsip seni rupa. Prinsip seni rupa dapat dikatakan sebagai prinsip desain terdiri dari kesatuan, keseimbangan, irama, proporsi dan fokus sehingga mencapai keserasian. Keserasian dapat dicapai bila komposisi tampak sederhana, pas, tidak berlebihan dan tampak tidak kurang. Keserasian susunan unsur unsur rupa pada komposisi harus saling mendukung dan kompak. Penilaian pembelajaran seni rupa merupakan unsur penting bagi kelengkapan pendidikan seni rupa secara menyeluruh, guru rupa diharapkan mampu memilih dan menggunakan Ragam teknik penilaian berupa Tes tulis, Tes lisan, Tes unjuk kerja, dan tes dalam bentuk Penugasan. Demikian pula dalam pelaksanaan penilaian guru harus mahir menggunakan teknik penilaian dan bentuk Instrumen berupa observasi. Wawancara, portofolio, angket dan penilaian diri. Sebagai pengayaan guru dapat melakukan penilaian dalam bentuk Penilaian Portofolio, yaitu dengan 358 melakukan penilaian pada konsep, penilaian kinerja, dan penilaian Produk. Manajemen Seni Rupa secara tidak langsung diberikan sebagai pengalaman peserta didik dalam melaksanakan perencanaan pelaksanaapengendalian sebuah pameran, yaitu dengan latihan penataan display, mengenal dan memahami bidang kuratorial, latihan membuat penulisan dan kritik secara terbatas, membuat katalogus, dan merancang publikasi pameran. Manajemen seni rupa yang diaplikasikan pada pembelajaran pameran memberikan pengetahuan tentang sebuah organisasi yang mempunyai visi, misi dan tujuan serta sasaran, manajemen seni juga mengurusi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian di dalam penataandisplay, kuratorial, katalogus dan publikasi. Latihan

a. Latihan 1