Mengapa dalam khazanah intelektual Islam kita tidak menemukan ilmuwan terkemuka dari Turki Usmani

ASPEK PENDIDIKAN DALAM BANGUNAN PERADABAN TURKI USMANI

Mengapa dalam khazanah intelektual Islam kita tidak menemukan ilmuwan terkemuka dari Turki Usmani
Istana Turki sekarang

Sesudah runtuhnya pemerintahan Abbasiyah di Baghdad, maka  naiklah kekuasaan bangsa Mongol dan Tartar untuk menumbangkan kekuatan Islam. Luasnya daerah Islam yang tidak terorganisir membuat Islam  terpecah belah menjadi kerajaan-kerajaan kecil. Kekuasaan Islam mengalami kemajuan kembali, setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar, yaitu: Utsmani di Turki, Mughal di India, dan Shafawi di Persia.

Kerajaan Turki Usmani merupakan kerajaan terbesar dan paling lama bertahan dibanding dua kerajaan lainnya. Daerah kekuasaannya sangat luas yang membentang dari Eropa ke Asia dan Afrika. Kerajaan ini mempunyai pertahanan yang tangguh, sehingga menjadikan kerajaan ini semakin kuat dan perkasa.

Makalah ini berusaha memberikan pemaparan yang mendalam terkait aspek pendidikan pada masa kerajaan Turki Usmani. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peradaban mempengaruhi kehidupan bangsa Turki. Sekaligus sebagai bahan pelajaran bagi kita.

      SEKILAS KERAJAAN TURKI USMANI

Garis keturunan Bani Utsmani bersambung pada kabilah Turkamaniyah, yang pada permulaan abad ketujuh Hijriyah atau tiga belas Masehi. Akibat serangan bangsa Mongol di bawah pimpinan Jengis Khan, Sulaiman selaku pemimpin pasukan kabilah Orghuz melakukan Hijrah bersama dengan kabilahnya meninggalkan Kurdistan menuju Anatolia.

Sebelum sampai Anatolia, Sulaiman meninggal, dan kepemimpinan digantikan anaknya, Ortoghul, yang terus beranjak menuju Anatolia. Pertengahan perjalanan, Ortoghul melihat sebuah keributan sengit antara kaum muslimin dan orang-orang Kristen. Ortoghul dan kabilahnya maju menolong saudara-saudaranya kaum muslimin, dan berakhir dengan kemenangan.

Sultan Alaudin, Raja Seljuk meminta Orthoghul datang ke Istana dan diberinya hadiah berupa tanah dan wilayah kekuasaan. Kemudian wilayah tersebut dibina dengan sebaik-baiknya. Setelah Ortoghul meninggal, kepemimpinan dilanjutkan oleh putranya, Utsman yang dianggap sebagai pendiri kerajaan Turki Utsmani sebenarnya.

Kesetiaan dan kegagah perkasaan Utsman membuat Sultan Alaudin berbangga, dan memberikan daerah kekuasaan yang luas dari sebelumnya, dan mengijinkan memakai mata uang sendiri. Setelah Sultan Alauddin meninggal, Utsman menjadi penggantinya, dan merupakan raja terbesar saat itu.Oleh karena Usman dianggap sebagai pendiri kerajaan Turki Usmani yang sebenarnya. Lahirnya kerajaan Turki Usmani membuat kekuatan Islam bangkit kembali dengan gagah perkasa hingga sekitar abad ke-20.



     CAPAIAN PERADABAN MASA TURKI USMANI

      1.  Bidang Militer
     Para pemimpin kerajaan Turki Usmani adalah orang-orang yang kuat, sehingga kerajaan dapat melakukan ekspansi dengan cepat dan luas. Kerajaan ini mencapai masa kejayaan karena sikap keberanian, keterampilan, ketangguhan, dan kekuatan militer yang terorganisir dengan taktik dan strategi tempur yang teratur.
      Pada masa pemerintahan Orkhan, berhasil membentuk tiga pasukan utama tentara yaitu:1) tentara Sipahi, 2) tentara Hazed, 3) dan tentara Jennisery, yaitu tentara yang direkrut sejak berumur 12 tahun, kebanyakan tentara ini adalah anak-anak kristenyang dibimbing Islam dengan disiplin yang kuat.
     Selain itu, Orkhan juga membenahi angkatan laut, Turki mencapai puncak kejayaan karena dengan cepat dapat menguasai wilayah yang amat luas, baik di Asia, Afrika, maupun Eropa.

     Pengelolaan wilayah yang luas para Raja-rajanTurki senantiasa bertindak tegas dalam struktur pemerintahan. Sultan sebagai penguasa tertinggi, dibantu oleh Perdana Menteri, dibawahnya terdapat Gubernur yang mengepalai daerah tingkat-tingkat di bawahnya terdapat beberapa orang (bupati).
     Salah satu konsep yang diterapkan oleh Usmani adalah perbedaan antara askeri dan re’aya yaitu antara kalangan elit penguasa dan yang dikuasai, elit pemerintahan dan warga Negara, antar tentara dan pedagang, antara petugas pemungut pajak dan pembayar pajak. Seorang dapat menjadi elit Usmani melalui kelahiran atau melalui pendidikan sekolah-sekolah kerajaan, kemiliteran, atau pendidikan seolah keagamaan.
3.  Bidang Ilmu Pengetahuan
     Pada bidang ilmu pengetahuan tidaklah begitu menonjol, oleh karena itu dalam khazanah intelektual Islam kita tidak menemukan ilmuwan terkemuka. Namun mereka banyak berkiprah dalam pengembangan seni arsitektur Islam berupa bangunan masjid yang indah, seperti masjid al-Muhammadi atau masjid jami’ Sultan Muhammad al-Fatih, masjid agung Sulaiman, dan masjid Abi Ayyub al-Anshari. Masjid tersebut dihiasi dengan kaligrafi yang indah, yang terkenal keindahan kaligrafinya adalah masjid yang dulunya adalah Gereja Aya Sopia.
4.  Bidang Keagamaan
     Masyarakat di golongkan berdasarkan agamanya, dan kerajaan sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa Ulama menjadi hukum yang berlaku. Tarekat pada masanya mengalami kemajuan, tarekat yang paling terkenal adalah tarekat Bektasyi dan Tarekat Maulawi. Kedua tarekat banyak dianut oleh kalangan sipil dan militer.
    Kajian-kajian ilmu keagamaan seperti fikih, ilmu kalam, tafsir, dan hadis boleh dikatakan tidak mengalami perkembangan yang berarti. Para penguasa lebih cenderung untuk menegakkan suatu paham (madzab) keagamaan dan menekan madzab lainnya.
5. Bidang Budaya
     Pengaruh dari ekspansi wilayah Turki Usmani yang sangat luas adalah kebudayaannya. Merupakan macam-macam kebudayaan, di antaranya adalah kebudayaan Persia, Byzabtyum, dan Arab.
     Kebudayaan Persia, mereka darinya mengambil ajaran-ajaran tentang etika, dari Byzantyum tata krama dalam Istana Kerajaan, dan dari Arab mereka banyak menyerap ajaran-ajaran tentang prinsip-prinsip ekonomi, sosial kemasyarakatan, keilmuan, dan bahasa.



     ASPEK PENDIDIKAN MASA TURKI USMANI

     1.  Perkembangan Pendidikan pada Masa Kerajaan Turki

Sultan Orkhan melakukan pembangunan masjid-masjid dan akademi ilmu pengetahuan. Akademi itu dipimpin oleh ulama-ulama terkemuka yang sangat dihormati pemerintah. Pada setiap desa terdapat sekolah, dan di setiap kota terdapat fakultas yang mengajarkan tata bahasa, logika, metafisika, fikih bahasa, balaghah, arsitektur, falak, hafalan quran, ilmu-ilmunya, fikih dan akidahnya.
    Sultan Mahmud II (1839 M) memperkenalkan berbagai lembaga pembaharuan yang banyak diilhami dari barat, termasuk pendidikan, militer, ekonomi dan hukum, periode ini dikenal sebagai periode “reorganiasi”. Berbagai usaha pembaharuan terus dilakukan, baik dari kalangan ulama, cendekiawan, maupun birokrat hingga abad ke-20.
    Pada masa Turki Utsmani, pendidikan dan pengajaran mengalami kemunduran di beberapa wilayah Islam. Sultan Utsmani banyak mendirikan masjid dan madrasah, terutama di Istambul dan Mesir. Banyak juga perpustakaan yang berisi kitab-kitab, yang tiap orang bebas membaca dan mempelajari isi kitab itu. Banyak pula ulama, guru, ahli sejarah dan ahli syair.
    Sistem pengajaran yang dikembangkan pada Turki Utsmani adalah menghafal matan-matan meskipun murid tidak mengerti maksudnya. Setelah menghafal matannya, barulah mempelajari syarahnya dan kasiyahnya. Tahun 1805 M telah dilakukan pembaharuan pendidikan di sekolah-sekolah, sedang di masjid tetap sama.
    Pada masa pertengahan kepemerintahan, Turki Utsmani lebih memerintahkan kemajuan bidang politik dan kemiliteran, sedang perhatian mereka dalam pengembangan pengetahuan tidak menonjol. Kecuali dalam bidang arsitektur. Pendidikan lebih banyak dikonsentrasikan pada kemiliteran, sehinga mampu membentuk negara Utsmani menjadi mesin perang yang tangguh.
    Ilmu pengetahuan keislaman seperti fikih, tafsir, ilmu kalam, dan lain-lain, tidak mengalami perkembangan. Kebanyakan penguasa Utsmani cenderung bersikap taqlid dan fanatik terhadap sesuatu madzab dan menentang madzab yang lain. Fazlurrahman melukiskan sebagian besar kurikulum akademisnya adalah buku-buku tentang sufi. Pada masa itu lapangan ilmu pengetahuan semakin sempit. Madrasah adalah satu-satunya lembaga pendidikan umum dan di dalamnya hanya diajarkan pendidikan agama.
    Pada masa Sultan Mahmud II melakukan pembaharuan dalam bidang pendidikan dengan mengubah pola madrasah tradisional disesuaikan dengan zamannya, dan mengikis buta aksara. Dalam kurikulum baru dimasukkan pelajaran umum, yang melalui proses sosialisasi kepada masyarakatnya dengan tidak mudah. Maka ia mulai mendirikan madrasah pengetahuan umum dan sastra.
    Di kedua madrasah tersebut diajarkan bahasa prancis, ilmu bumi, ilmu ukur, sejarah, dan ilmu politik di samping bahasa arab. Selain itu, Sultan Mahmud II juga mendirikan sekolah teknik, sekolah kedokteran, dan sekolah pembedahan.
     Pada masa Sultan Abdul Halim, didirikanlah perguruan-perguruan tinggi, Sekolah Hukum Tinggi, Sekolah Tinggi Keuangan, Sekolah Tinggi Kesenian, Sekolah Tinggi Dagang, Sekolah Tinggi Teknik, Sekolah Dokter Hewan, Sekolah Tinggi Polisi, dan Universitas Istambul.
     Pada pemerintahan Sultan Mahmud V, sekolah-sekolah dasar dan menegah baru didirikan. Untuk mengatasi kebutuhan tenaga guru, dibuka pula sekolah guru. Surat kabar dicetak sejumlah 60.000 kopi, dan majalah baru timbul dalam berbagai bidang, seperti sastra, politik, dan sebagainya.
     Pendidikan yang diberikan Sultan Murad II kepada anaknya adalah, mengirimkan sejumlah guru untuk mengajari membaca dan mengkhatamkan al-Quran. Masing-masing guru diberikan tongkat yang dipergunakan untuk memukul Muhammad II jika tidak mau belajar.
     Pada masa Sultan Murod II, guru merupakan seseorang yang tinggi pengaruhnya. Guru dijadikan sebagai penasehat Sultan dan jabatan guru merupakan jabatan yang dihormati oleh semua kalangan.
     Pada masa pemerintahan Muhammad II, sekolah dan akademi mendapat perhatian khusus. Seorang siswa tidak boleh naik kelas ke kelas yang lebih tinggi, kecuali telah benar-benar menguasai ilmu pada kelas sebelumnya dan mampu mengikuti ujian sebaik-baiknya. Pendidikan diberikan secara gratis kepada murid-murid. Sedangkan materi yang diajarkan adalah meliputi tafsir, hadis, sastra, balaghah, ilmu-ilmu kebahasaan, arsitektur, dan lain-lain. Dalam sekolah dibuat asrama, lengkap dengan tempat tidur dan makan. Sistem sekolah-sekolah Utsmani adalah sistem jurusan. Ilmu-ilmu yang bersangkut paut dengan ilmu-ilmu naqliyah dan teori memiliki jurusan khusus, demikian juga ilmu terapannya.
2.  Perkembangan Pendidikan Masa Republik Turki
Pada tahun 1924 disahkan undang-undang tentang penyatuan pendidikan yang berisikan: 1) menghapus segala bentuk pengawasan atas sekolah-sekolah dan lembaga Islam, tugas pengawasan diserahkan kepada kementrian pendidikan, 2) sedikit demi sedikit pelajaran agama dikurangi dari kurikulum pendidikan sampai akhirnya dihapus total pada tahun 1935, selain itu dilakukan pula penutupan madrasah-madrasah, penghapusan pelajaran bahasa arab yang terdapat dalam kurikulum sekolah dan diatur dengan latin.
     Materi yang diajarkan di sekolah adalah: bahasa Turki, Matematika, Fisika, Chemistry, Biologi, Geometry, Sejarah Turki, Geografi, Bahasa Inggris, Bahasa Asing (Jerman, Perancis, Italia, Jepang, Arab, Rusia), Keamanan nasional, Studi kesehatan, Electives, Profesi Pelajaran (hanya di Sekolah Tinggi Kejuruan), Kursus Agama (hanya dalam Anatolian Imam Hatip-SMA dan Imam-Hatip SMA).
     Setelah tahun 1939, kecuali sekolah-sekolah untuk mengaji Al-Qura’an, semua lembaga pendidikan formal agama menjadi hilang semua. Reformasi-reformasi sekuler sebenarnya memainkan peranan penting dalam kebangkitan Islam di Turki yang mempunyai tujuan memberikan dorongan yang kuat untuk membuka usaha-usaha yang baru dari pihak orang-orang muslim terpelajar untuk melahirkan literatur tentang berbagai macam aspek Islam pada tahun 1940an.
     Pada tahun 1952, kemenangan diperoleh oleh partai demokrat. Kekuasaannya dapat mengembalikan adzan ke dalam bahasa Arab, dan adanya pembacaan al-Quran melalui radio. Selain itu, mewajibkan pendidikan agama di sekolah-sekolah rendah. Tujuan kebijaksanaan tersebut dimaksudkan untuk mempertahankan ajaran Islam sebagai elemen integral dari kebudayaan Turki. Selain itu kegiatan-kegiatan keagamaan terus meningkat dikalangan kelompok-kelompok agama dan tarekat membawa meletusnya demokrasi-demokrasi anti sekularis dan penghancuran patung-patung diberbagai tempat.
     Presiden saat ini, Erdogan memulai masa jabatannya dengan perbaikan besar-besaran pada sistem pendidikan. Erdogan mewajibkan pendidikan agama Islam dari tingkat sekolah dasar dan menengah. Reformasi lain adalah memberikan pengajaran bahasa arab, bahkan sebagai bahasa kedua untuk memahami al-Quran.
     Pendidikan nasional Turki memiliki beberapa tujuan akhir, hal ini telah ditetapkan dalam hukum dasar Pendidikan Nasional Nomor 1739 yaitu: 1) Untuk meningkatkan individu yang berkomitmen dan memiliki prinsip, konsep Nasionalisme seperti yang ditetapkan dalam konstitusi, yang mengadopsi, melindungi dan meningkatkan nilai-nilai nasional, moral, manusia, spiritual dan budaya bangsa Turki, yang menyadari tugas dan tanggung jawab mereka terhadap Republik Turki, yang demokratis, sekuler, dan negara sosial diatur oleh hukum berdasarkan hak asasi manusia dan prinsip-prinsip dasar yang ditetapkan pada awal konstitusi. 2) Untuk memunculkan individu yang secara fisik, mental, moral, spiritual dan emosional memiliki kepribadian yang moderat, sehat dan mentalitas, daya berfikir independen dan ilmiah, pandangan seluruh dunia, yang menghormati hak asasi manusia, menghargai enterprice dan individualitas, yang jatuh tanggung jawab terhadap masyarakat. 3) Untuk mempersiapkan individu untuk hidup dengan memastikan bahwa mereka memiliki profesi yang akan membuat mereka bahagia dan memberikan kontribusi pada kesejahteraan masyarakat melalui melengkapi mereka dengan pengetahuan yang diperlukan, keterampilan, sikap dan kebiasaan bekerja secara kooperatif sejalan dengan kepentingan mereka sendiri, bakat dan kemampuan.
     Rekruitmen murid dilakukan secara selektif dengan mengutamakan potensi akademik dan kesediaan orangtua untuk membantu semua program-program sekolah, tenaga-tenaga pendidik yang ada juga melalui proses seleksi yang ketat tidak sembarang orang bisa menjadi guru disekolah ini, sehingga guru yang mengajar betul-betul ahli dalam bidangnya dan memiliki kompetensi yang digariskan oleh lembaga pendidikan tersebut.
     Proses pembelajaran yang dilakukan penuh dengan kedisplinan yang tinggi, semua guru yang mengajar harus mengacu kepada silabus yang telah ditentukan dan membuat persiapan mengajar sebelum PBM dimulai. Selain itu semua guru juga dihimbau untuk berprestasi dalam bidang yang diampu, baik prestasi akademik maupun non akademik. Maka sangatlah wajar bilamana dari sekolah ini muncul output (alumni) yang berkualitas. Sehingga dapat kita lihat juara-juara olimpiade dunia dalam bidang sains banyak datang dari sekolah ini.
     Sistem pendidikan modern itu bersifat sangat konstruktif. Murid dilatih untuk dapat berpikir kritis dan lebih berkembang. Itu ditujukan untuk membuat murid mampu mencerna ide-ide yang dapat membantunya menciptakan pemahaman baru. Mereka juga dipandang sebagai poros utama dan lebih dikedepankan. Karena setiap orang mempunyai tingkat dan cara belajar yang berbeda, murid tidak akan terpaku pada silabus. Kualitas murid lebih dikedepankan. Disetiap pekerjaan selalu ada sebuah perkembangan yang dapat diamati melalui evaluasi, proses dan kemudian hasil.
     Sistem modern, posisi guru tidak selalu di depan. Kelas tersebut bentuknya akan lebih baik jika bentuknya melingkar. Metode-metode yang diterapkan adalah metode yang dianggap paling cocok. Dalam sekolah-sekolah modern, masa pendidikan agama ada namun hanya berdasarkan keinginan dan lebih dikaitkan dengan kultur.                                                                                       

Komponen Pembelajaran pada Masa Pendidikan Kerajaan Turki dan Republik Turki

Pendidikan Kerajaan Turki

Pendidikan Republik Turki

Zaman Klasik: pendidikan keagamaan sama dengan sebelumnya dan tidak mengalami perkembangan. Pendidikan militer dan arsitektur lebih dikedepankan. Meluasnya sufisme dan buku-buku tentangnya.

Berkembangnya pelajaran-pelajaran umum, tetapi pelajaran agama dikurangi dari kurikulum pendidikan sampai akhirnya dihapus total. penghapusan pelajaran bahasa arab yang terdapat dalam kurikulum sekolah dan diatur  dengan latin

Zaman Modern: memasukkan pelajaran umum seperti bahasa perancis, ilmu bumi, ilmu ukur, imu politik.teknik, kedokteran.

Guru dipandang sebagai poros utama. Jika guru bilang A, itu akan terus menjadi A

Rekruitmen murid dilakukan secara selektif, mengutamakan potensi akademik dan kesediaan orangtua untuk membantu semua program sekolah, tidak sembarang orang bisa menjadi guru di sekolahi, sehingga guru yang mengajar betul-betul ahli dalam bidangnya dan memiliki kompetensi yang digariskan oleh lembaga pendidikan tersebut.

Ceramah, menghafal baru mempelajari, Hukuman dan pujian adalah sesuatu yang mutlak. Pembelajaran secara tekstual.

Metode pembelajaran modern sesuai kebutuhan murid.

Masjid dan madrasah, pada masa Sultan Hamid II didirikan Sekolah Tinggi/ Perguruan Tinggi, bahkan dibuka sekolah guru.

Sekolah (SD, SMP, SMA/K, Perguruan Tinggi), setelah tahun 1939 Pendidikan formal agama dihapuskan kecuali sekolah mengaji.

Sumber: Dari berbagai sumber



Umat Islam pada masa Turki Usmani mengalami zaman keemasan yang gemilang. Umat Islam mampu berdiri, bangkit dari keterpurukan yang mendalam akibat berbagai serangan-serangan dunia Barat. Kejayaan Islam ini dapat kita lihat pada kerajaan Turki Usmani yang dipimpin oleh Muhammad al-Fatih dengan pasukan militernya yang sangat kuat. Pada masa kepemimpinannya mampu menakhlukkan kota Konstantinopel yang telah diidamkan dengan gejolak semangat yang mendalam oleh raja-raja sebelumnya. Dengan penakhlukan ini, dakwah dan perluasan wilayah Islam semakin gencar dan meluas.

Adanya perbedaan yang cukup signifikan pada aspek pendidikan antara kerajaan Turki dan Republik Turki. Pada aspek kerajaan turki, pendidikan hanya sebagai bentuk “taqlid” terhadap pola pendidikan sebelumnya. Proses pembelajaran yang terjadi hanya menggunakan metode-metode yang telah dilakukan oleh guru terdahulu, tempat pendidikan masih berkisar seputar masjid dan rumah-rumah, serta hanya memuat materi-materi keagamaan. Sedang pendidikan pada masa republik Turki, pola pendidikan yang digunakan adalah mengadopsi dari pola pendidikan Barat dengan metode-metode baru yang mudah serta penggunaan tempat pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan tingkat pemahaman. Hal ini dilakukan karena pola pendidikan Barat semakin lama semakin berkembang, sedang pendidikan Islam sudah tertinggal jauh. Pendidikan Barat mampu mengkreasikan metode-metode dengan cukup baik untuk terbentuknya pemahaman-pemahaman yang memudahkan.



Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa Turki Usmani merupakan kerajaan terlama dari pada dua kerajaan lainnya. Jangka waktu yang lama memberikan proses kebudayaan yang semakin bergeser. Oleh karena itu pada perkembangan selanjutnya Turki Usmani berubah menjadi Republik Turki.

Lamanya kerajaan, membuat Turki Usmani mencapai berbagai bidang, baik pemerintahan, perekonomian, keagamaan, dan lain-lain. Aspek pendidikan yang dianut pada masa Turki klasik masih sama dengan sebelumnya, relatif tidak ada perubahan, sedang pada masa Republik Turki pendidikan dan pengajaran dapat diolah sesuai dengan kebutuhan anak didiknya dengan mengadopsi teori-teori dari Barat.