Mengapa durhaka terhadap orang tua termasuk akhlak tercela

Salah satu dosa besar yang harus dihindari dalam ajaran Islam adalah durhaka kepada orangtua. Rasulullah pernah bersabda, “Kedua orangtua itu adalah pintu surga yang paling tengah. Jika kalian mau memasukinya, maka jagalah orangtua kalian. Jika kalian enggan memasukinya, silakan sia-siakan orangtua kalian.” (HR. Tirmidzi).

Dalam artikel ini, IDN Times akan menyebutkan 5 sikap durhaka kepada orangtua yang patut kita hindari. Simak baik-baik artikelnya, ya!

pexels.com/@longkg2000

Ketika masih kecil, orangtua dengan sabar membimbing dan mengajari kita untuk bisa lancar berbicara. Kebaikan tersebut harus kita balas dengan kesabaran juga di masa tuanya.

Karena itu, di dalam ajaran agama Islam sendiri, telah diriwayatkan hadis untuk menjaga perasaan orangtua. Dalam hadis riwayat Bukhari disebutkan, "Tangisan kedua orangtua termasuk kedurhakaan besar."

Oleh karena itu, sebaiknya kita juga menjaga lisan dan perbuatan kita agar jangan sampai menyakiti hatinya. Dari mulai menghindari kalimat kasar hingga menggunakan nada yang tinggi dan keras, jangan sampai dilakukan.

pexels.com/@rodnae-prod

Rasulullah SAW pernah bersabda:

 ولعَن اللهُ مَنْ لعَن والديهِ

Artinya:

"... Allah melaknat orang yang melaknat kedua orangtuanya." 

Dalam hadis tersebut, kita bisa belajar bahwa laknat terbesar yang diberikan Tuhan YME adalah ketika kita melaknat kedua orangtua kita. Dari mulai mengeluarkan kalimat cacian sampai mendoakan hal buruk kepada mereka, jangan dicoba ya!

pexels.com/@pixabay

Sebagai seorang anak, ada baiknya kita menjaga nama baik orangtua. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara gak mencela perbuatan mereka, baik secara langsung atau pun gak langsung.

Kita gak perlu merasa malu dengan keberadaan atau kondisi mereka sebab perbuatan ini juga termasuk bentuk kedurhakaan yang ditentang dalam ajaran Islam.

Tertulis dalam sabda Nabi Muhammad SAW:

إِنَّ مِنْ أَكْبَرِ الْكَبَائِرِ أَنْ يَلْعَنَ الرَّجُلُ وَالِدَيْهِ». قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ يَلْعَنُ الرَّجُلُ وَالِدَيْهِ قَالَ: «يَسُبُّ الرَّجُلُ أَبَا الرَّجُلِ، فَيَسُبُّ أَبَاهُ، وَيَسُبُّ أَمَّهُ

Artinya:

"Termasuk dosa besar, (yaitu) seseorang mencela dua orangtuanya." Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, adakah orang yang mencela dua orangtuanya?" Beliau SAW menjawab, "Ya, seseorang mencela bapak orang lain, lalu orang lain itu mencela bapaknya. Seseorang mencela ibu orang lain, lalu orang lain itu mencela ibunya." (HR al-Bukhari-Muslim).

Baca Juga: 6 Sikap yang Bikin Kamu Masuk Golongan Anak Durhaka, Jauhi Ya!

pexels.com/@bertellifotografia

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:

مَن أصْبحَ مُطيعًا لله في والِدَيه أصْبحَ له بابانِ مَفتوحانِ مِن الجنَّة، وإنْ أمسى فمِثْل ذلك، ومَن أصْبحَ عاصيًا لله في والِدَيه أصْبحَ له بابانِ مَفتوحانِ إلى النَّار، وإنْ أمْسى فمِثْل ذلك، وإنْ كان واحدًا فواحدٌ، قال رجل: وإنْ ظَلَماه؟ قال: وإنْ ظَلَماه، وإنْ ظَلَماه، وإنْ ظَلَماه

Artinya:

"... Dan, barang siapa pagi-pagi membuat marah kedua orangtuanya maka baginya dua pintu yang terbuka menuju neraka, dan jika ia sore-sore berbuat demikian maka baginya seperti itu dan kalau orangtua seorang maka ia mendapatkan satu pintu meskipun keduanya menganiaya, meskipun keduanya menganiaya, meskipun keduanya menganiaya." (HR Baihaqi).

Dari hadis tersebut telah dijelaskan bahwa seorang anak sebaiknya tidak memancing rasa kemarahan dari orangtuanya. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara tak melakukan perbuatan buruk yang sudah diatur dalam ajaran agama.

pexels.com/@expect-best-79873

Rida orangtua adalah berkat yang utama. Oleh karena itu, dalam ajaran islam, diajarkan untuk memprioritaskan kepentingan orangtua.

Apabila seorang anak lebih mementingkan pasangannya dibandingkan orangtua dan perbuatan tersebut menyinggung hati mereka, maka itu sudah jadi bentuk perbuatan durhaka.

Itu dia 5 bentuk sikap durhaka kepada orang tua yang harus kita hindari. Semoga artikel ini bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua. Amin.

Baca Juga: Dongeng 'Malin Kundang' untuk Pengantar Tidur Anak Agar Tidak Durhaka

Baca Artikel Selengkapnya

AKURAT.CO  Perbedaan pandangan dengan orangtua mungkin menjadi satu hal yang sulit untuk dihindari. Hal yang sering terjadi ketika anak memiliki pendapat berbeda kemudian ingin meluruskan pandangan orangtuanya.

Namun dalam kenyataannya, seorang anak lebih memilih mengurungkan niatnya untuk meluruskan pandangan orangtua. Alasannya, karena takut durhaka dan termasuk dalam sifat tercela.

Oleh karena itu, apakah benar perbuatan tersebut termasuk durhaka dan su'ul adab ?

Syekh M Ibrahim Al-Baijuri mengatakan bahwa upaya menjelaskan atau meluruskan masalah meskipun dari anak terhadap orang tua merupakan tindakan terpuji menurut syariat. Kalau pun meminjam istilah durhaka terhadap orang tua, maka tindakan anak terhadap kedua orang tuanya ini merupakan “durhaka terpuji.”

وأما إذا كان لإحقاق حق وإبطال باطل أي لإظهار حقيقة الحق وإظهار بطلان الباطل فممدوح شرعا ولو من ولد لوالده فيكون عقوقا محمودا

Artinya: "Adapun bila itu bersifat mengungkapkan yang hak dan menyatakan kebatilan, yaitu menjelaskan hakikat yang hak danmenjelaskan kebatilan sesuatu yang batil, maka itu terpuji menurut syariat, sekali pun itu dilakukan oleh anak terhadap kedua orang tuanya, maka itu terbilang ‘durhaka’ yang terpuji,”. (Lihat Syekh M Ibrahim Al-Baijuri, SyarahTuhfatul Muridala Jauharatut Tauhid, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa catatan tahun] halaman 124). 

Tindakan berdebat, menyanggah, membantah, mengkritik, meluruskan, menjelaskan duduk perkara, atau menyatakan yang hak, dan memisahkannya dari yang batil menjadi tercela menurut agama kalau berisi konten yang merendahkan orang lain dan mengangkat diri kita. Ini membuat tindakan tersebut menjadi tercela sebagaimana keterangan berikut ini:

كالمراء) هو لغة الاستخراج يقال ما روى فلان فلانا إذا استخرج ما عنده وعرفا منازعة الغير فيما يدعي صوابه ومحل كونه مذموما إذا كان لتحقير غيرك وإظهار مزيتك عليه

Artinya: “[Jauhi tindakan tercela] (seperti berdebat), secara bahasa artinya mengeluarkan sebagaimana kalimat, ‘Fulan mengeluarkan fulan,’ yaitu ketika si fulan meminta mengeluarkan sesuatu yang ada pada fulan. Secara adat, debat itu berselisih [debat atau sanggah] orang lain perihal sesuatu yang didakwakan kebenarannya. Tindakan ini menjadi tercela karena terletak pada sikap meremehkan orang lain dan menyatakan keistimewaan kita atas orang lain itu” (Lihat Syekh M Ibrahim Al-Baijuri, Syarah Tuhfatul Murid ala Jauharatut Tauhid, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa catatan tahun] halaman 124).

Kita harus hati-hati melihat persoalan ini karena selama ini perbedaan sikap durhaka (melawan orang tua) dan upaya mendudukkan persoalan secara proporsional oleh anak sangat tipis di masyarakat. 

Jika kembali ke masalah awal, maka yang perlu diberikan catatan adalah bahwa tindakan anak meluruskan pandangan orang tua tidak menyalahi norma sosial dan norma agama seperti durhaka, melawan orang tua, tidak sopan, su’ul adab, dan seterusnya. Dengan kata lain, tindakan anak meluruskan pandangan orang tua boleh menurut agama. Wallahu A'lam. []

Muslimahdaily - Sikap durhaka banyak ragamnya. Bisa jadi, tanpa sadar, kita pernah melakukannya. Padahal sikap durhaka sangat berat dosanya lagi dimurkai Allah. Untuk bertaubat pun tak cukup beristighfar memohon ampun kepada Allah, namun juga harus meminta maaf kepada orangtua dan membuat mereka bahagia.

Berikut beberapa bentuk sikap durhaka kepada ayah dan ibu yang harus dihindari dan jangan pernah sekali pun melakukannya.

1. Membuat orang tua sedih dan sakit hati.

Setiap perbuatan ataupun perkataan yang melukai hati orangtua, maka termasuk sifat durhaka. Karena itu, berhati-hatilah dalam bersikap dan berkata di hadapan mereka. Terutama ayah ibu yang telah berusia lanjut, hati mereka lebih sensitif dan lebih mudah tersinggung.

2. Berkata “ah”

Berkata ‘aah’, ‘ciis’, atau kata apapun itu yang nampak sepele, juga merupakan sikap durhaka kepada ayah dan ibu. Larangan ini bahkan disebut detail dalam Al-Qur’an Al Karim. Termasuk dalam hal ini yakni mendesah kepada mereka.

3. Tidak memenuhi panggilan mereka

Ketika orangtua memanggil, maka segeralah menghampiri. Bahkan meski kesibukan melanda, panggilan orangtua tetaplah yang utama.

4. Pelit kepada orangtua

Sikap durhaka lainnya yakni enggan mengurus orangtua dan pelit memberikan sesuatu untuk mereka. Padahal keduanya sangat membutuhkan, namun si anak enggan memberikannya. Jika memberi pun, dilakukan dengan sangat perhitungan. Hal ini dapat mengakibatkan seseorang menjadi anak durhaka.

(Baca juga : Sifat Durhaka yang Turun Temurun)

5. Bermuka masam di hadapan orangtua

Menampilkan wajah cemberut juga dapat menyebabkan kedua orangtua berduka. Termasuk durhaka pula jika merendahkan mereka, mengejek keduanya, mengatakan bahwa mereka kuno, kolot, tak tahu zaman sekarang, dan lain sebagainya.

6. Menyuruh orangtua

Seharusnya orangtua lah yang menyuruh anak, bukan sebaliknya. Karena itulah, termasuk perbuatan durhaka yakni memerintah atau menyuruh orangtua meski untuk perkara sepele seperti menyiapkan makanan.

7. Menjelekkan keduanya

Menyebutkan kejelekan kedua orangtua kepada orang lain, baik kerabat ataupun sahabat, juga termasuk sikap durhaka. Perbuatan tersebut dapat mencemarkan nama orangtua dan membuat mereka nampak buruk. Hal ini tidaklah pantas diakukan oleh seorang anak jika tak ingin disebut sebagai anak durhaka.

8. Malu terhadap ayah ibu

Yakni merasa malu mengakui orangtua, malu keberadaan mereka, baik karena orangtuanya miskin, atau berpendidikan rendah, atau apapun alasannya. Hal ini sering kali terjadi saat seorang anak bersama dengan teman-temannya, atau si anak telah bekerja dan naik status sosialnya. Perbuatan ini merupakan sikap durhaka yang amat sangat buruk, kejam, dan amat tercela.

9. Menelantarkan orangtua

Merawat orangtua yang telah usia lanjut memang tidaklah mudah. Namun itulah kewajiban sekaligus kesempatan anak untuk meraih surga. Namun kebanyakan anak justru menelantarkan mereka, pergi jauh dari keduanya, bahkan mengirim mereka ke panti jompo. Sungguh perbuatan ini merupakan sikap durhaka yang amat sangat tercela.

(Baca juga : Amalan yang Dapat Membalas Jasa Ibunda)

10. Lebih menuruti istri daripada orangtua

Bagi pria, menuruti perkataan orangtua seharusnya jauh lebih utama daripada mendengar ucapan istri. Namun yang sering kali terjadi, para pria mengutamakan istri dan anaknya ketimbang ayah dan ibunya. Bahkan tak sedikit yang tega mengusir orang tuanya karena suruhan istri. Hal ini merupakan sikap yang amat sangat durhaka.

Selain 10 sikap buruk tersebut, tentu masih banyak sikap lain yang juga terhitung sebagai kedurhakaan. Apapun yang membuat orangtua bersedih, terluka, tersinggung, sakit hati, hingga membuat mereka sulit, resah, dan semisalnya, maka termasuk sikap durhaka kepada mereka.

Ingatlah bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Kedua orang tua itu adalah pintu surga yang paling tengah. Jika kalian mau memasukinya maka jagalah orang tua kalian. Jika kalian enggan memasukinya, silakan sia-siakan orang tua kalian.” (HR. Tirmidzi).

Beliau Shallallau‘alaihi wa sallam juga sangat mencela sikap durhaka kepada orangtua. Rasulullah berkata, “Kehinaan, kehinaan, kehinaan“. Mendengarnya, para sahabat bertanya, “Siapa (yang terhina) wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Orang yang mendapati kedua orangtuanya masih hidup ketika mereka sudah tua, baik salah satunya atau keduanya, namun orang tadi tidak masuk surga.” (HR. Muslim). Naudzubillah... kita berlindung dari sikap durhaka kepada orangtua.

Last modified on Selasa, 04 September 2018 08:10

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA