Mengapa ketika akan memutuskan berinvestasi perlu menentukan tujuan dan Kebijakan investasi

Investasi merupakan hal yang sangat penting untuk masa depan. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh inflasi, sehingga harga barang akan terus meningkat dari waktu ke waktu. Jika pemasukan Anda tidak dibarengi dengan investasi, bisa-bisa daya beli kita akan semakin menurun loh!

Dewasa ini, investasi saham menjadi salah satu instrumen investasi yang cukup populer. Tidak dapat dipungkiri bahwa investasi saham mampu menawarkan potensi keuntungan yang cukup besar. Sesuai dengan prinsip high risk high returns, saham menjadi salah satu investasi yang memberikan hasil lebih tinggi ketimbang instrumen investasi lainnya. Berikut ini adalah 3 hal yang wajib Anda ketahui sebelum berinvestasi saham.

Kenali Keuntungan yang Akan Didapat dari Berinvestasi Saham

Terdapat dua jenis keuntungan yang dapat diperoleh dari berinvestasi saham, yaitu capital gain serta pembagian dividen. Capital gain adalah keuntungan yang berasal dari selisih antara harga beli dan harga jual saham. Sedangkan pembagian dividen didapatkan dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada investor sahamnya. Tiap perusahaan memiliki kebijakan masing-masing dalam hal pembagian dividen, sehingga baiknya Anda memahami hal tersebut terlebih dahulu sebelum memilih di perusahaan mana akan menanamkan modal atau membeli sahamnya.

Tentukan Tujuan dan Target Investasi Anda

Mengetahui tujuan investasi Anda sama dengan menentukan titik akhir perjalanan Anda saat mencari jalan ke suatu tempat. Tanpa tahu tujuan, Anda akan cenderung mengalami kebingungan dalam mencari jalan. Sama halnya dalam memilih saham apa yang sesuai dengan tujuan investasi Anda.

Sebagai orang tua, misalnya, Anda ingin mempersiapkan dana pendidikan bagi anak Anda dalam beberapa tahun ke depan. Anda dapat memilih saham yang cenderung aman dan pergerakannya stabil dalam jangka panjang. Setelah Anda mengetahui tujuan investasi yang akan Anda lakukan, Anda dapat menetapkan target (return) yang diinginkan.

Pertimbangkan Kesanggupan Modal

Sebelum berinvestasi, Anda pun harus mempertimbangkan kemampuan yang Anda miliki. Jika Anda pemula, tidak perlu memaksakan diri sampai meminjam uang untuk modal berinvestasi saham. Mulailah dengan apa yang Anda miliki sekecil apapun itu. Jika Anda masih pelajar atau mahasiswa, Anda dapat mulai menyisihkan uang jajan Anda untuk berinvestasi saham. Jika Anda fresh-graduate yang baru masuk dunia kerja, mulailah kebiasaan membuat pos investasi dalam perencanaan bulanan Anda.

Dengan mengenal 3 hal di atas, sudah semakin yakin berinvestasi saham? Happy investing!

Back

Investasi adalah aset atau barang yang dibeli dengan harapan akan menghasilkan pendapatan atau akan diapresiasi di masa depan. Secara ekonomi, investasi adalah pembelian barang yang tidak dikonsumsi saat ini namun digunakan di masa depan untuk menciptakan kekayaan.

Di bidang keuangan, investasi adalah aset moneter yang dibeli dengan gagasan bahwa aset tersebut akan menghasilkan pendapatan di masa depan atau akan dijual dengan harga yang lebih tinggi untuk mendapatkan keuntungan. Istilah “investasi” dapat digunakan untuk merujuk pada mekanisme yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan di masa depan.

Dalam pengertian finansial, ini termasuk pembelian saham, obligasi ataupun properti real estate. Selain itu, bangunan yang dibangun atau fasilitas lain yang digunakan untuk memproduksi barang dapat dilihat sebagai investasi. Bisa dikatakan bahwa jika Anda melakukan investasi saham, Anda sedang menunda kebutuhan konsumsi Anda saat ini untuk keuntungan di masa mendatang.

Misalnya, Anda ingin menginvestasikan uang Anda sebesar Rp 20 juta dengan membeli sebuah saham sebanyak 2.000 lembar dengan harga Rp 10.000 per lembarnya. Anda tentu berharap bahwa nilai saham Anda akan meningkat di masa mendatang. Singkat kata, saham Anda mengalami peningkatan sebesar Rp10 juta dalam waktu 4 bulan berikutnya sehingga nilai saham Anda menjadi Rp 30 juta. Melalui contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa Anda mendapatkan keuntungan sebesar Rp 2,5 juta setiap bulannya.

Produksi barang yang dibutuhkan untuk memproduksi barang lain juga dapat dilihat sebagai investasi. Mengambil tindakan dengan harapan meningkatkan pendapatan di masa depan juga bisa menjadi investasi. Bahkan, memilih untuk mengejar pendidikan tambahan dapat dianggap sebagai investasi, karena tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan meningkatkan keterampilan dengan harapan menghasilkan lebih banyak pendapatan.

Kemanakah Uang Investasi Anda?

Bagaimanakah prosesnya sehingga uang yang kita investasikan bisa mengalami pertumbuhan dan juga mengalami penurunan nilai?

Pertumbuhan ekonomi dapat didorong melalui penggunaan investasi yang sehat di tingkat bisnis. Secara sederhana, disinilah uang yang Anda investasikan digunakan.

Ketika sebuah perusahaan membangun atau memperoleh peralatan produksi baru untuk meningkatkan total produksi barang di dalam fasilitas tersebut, peningkatan produksi dapat menyebabkan produk domestik bruto nasional (PDB) meningkat. Hal ini memungkinkan ekonomi tumbuh melalui peningkatan produksi, berdasarkan investasi peralatan dari uang yang Anda investasikan.

Mengenai penurunan nilai investasi, ada banyak sekali faktor yang mempengaruhi, seperti kebijakan pemerintah dalam ekspor impor dan juga kebijakan utang, faktor fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.

Faktor lainnya antara lain naik atau turunnya suku bunga yang diakibatkan kebijakan bank sentral Amerika (Federal Reserve), naik atau turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan nilai ekspor impor yang berakibat langsung pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, tingkat inflasi juga termasuk dalam salah satu faktor kondisi ekonomi makro, pengangguran yang tinggi yang diakibatkan faktor keamanan dan goncangan politik juga berpengaruh secara langsung terhadap naik atau turunnya harga saham.

Oleh karena naik turunnya nilai saham secara cepat dan terkadang tidak pasti, para investor yang menyadari hal ini akan melakukan diversifikasi untuk mengurangi tingkat risiko yang ditanggung. Teori tersebut telah digagas sejak tahun 1952 oleh Harry Markowitz dalam penelitiannya yang berjudul Portofolio Selection.

5 Tahap dalam Penentuan Kebijakan Investasi

Jika Anda akan membuat keputusan untuk berinvestasi, pada umumnya Anda akan mengalami 5 tahap yang perlu Anda lalui.

Tahap tersebut merupakan proses yang berkesinambungan, tidak terputus. Dimulai dari penentuan tujuan, keputusan investasi, penentuan kebijakan investasi, pemilihan strategi portofolio, pemilihan aset serta pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio.

Mari bahas satu per satu dari kelima tahap tersebut.

#1 Penentuan Tujuan Investasi

Proses pertama yang akan Anda lalui adalah menentukan tujuan investasi Anda. Setiap investor memiliki tujuan yang berbeda-beda tergantung pada kebutuhan investor itu sendiri.

Misalnya, bank memiliki tujuan untuk memperoleh return yang lebih tinggi dari biaya investasi yang mereka keluarkan. Oleh karena itu, mereka cenderung memilih investasi pada sekuritas yang mudah diperdagangkan atau pada penyaluran kredit yang lebih berisiko dengan tingkat pengembalian yang sebanding.

Berbeda halnya dengan lembaga dana pensiun yang memiliki tujuan memperoleh dana untuk membayar dana pensiun nasabahnya di masa depan. Maka dari itu, mereka cenderung memilih investasi pada portofolio reksa dana. Tujuan investasi Anda tentu sesuai dengan rencana keuangan Anda. Tetapkan tujuan investasi Anda dengan rencana keuangan yang sesuai dengan tahapan usia Anda.

#2 Tetapkan Kebijakan Investasi

Setelah Anda sebagai investor menetapkan tujuan investasi, langkah selanjutnya, Anda perlu  menentukan kebijakan investasi. Kebijakan yang ditetapkan oleh setiap investor berkorelasi atau berhubungan dengan tujuan yang telah mereka tetapkan sebelumnya. Dimulai dari penentuan keputusan alokasi aset yang menyangkut pendistribusian dana yang dimiliki pada berbagai kelas-kelas aset yang tersedia, seperti: saham, obligasi, real estate, atau sekuritas luar negeri.

Dalam menentukan kebijakan ini, Anda sebagai investor perlu memperhatikan batasan-batasan yang ada, diantaranya adalah batasan yang dapat mempengaruhi kebijakan investasi seperti jumlah dana yang Anda miliki, porsi pendistribusian, serta beban pajak dan pelaporan yang harus ditanggung.

#3 Pemilihan Strategi Portofolio

Gerbang selanjutnya yang perlu Anda lewati adalah pemilihan dalam strategi portofolio. Terdapat dua strategi portofolio yang dapat Anda pilih, diantaranya adalah strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif.

Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik estimasi secara aktif dalam mencari kombinasi portofolio yang lebih baik. Sedangkan strategi portofolio pasif adalah aktivitas investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar. Artinya, portofolio yang dilakukan hanya mengikuti indeks pasar yang ada. Asumsi strategi portofolio pasif ini adalah semua informasi yang tersedia akan diserap pasar dan direfleksikan pada harga saham.

#4 Pemilihan Aset

Tahap selanjutnya dalam berinvestasi adalah pemilihan aset. Pemilihan aset yang dilakukan oleh para investor bertujuan untuk mendapatkan kombinasi portofolio terbaik dari setiap portofolio yang ada di pasar saham.

Dengan kata lain, investor memilih portofolio yang menawarkan return tertinggi dengan tingkat risiko tertentu. Atau sebaliknya, investor memilih portofolio yang menawarkan tingkat risiko terendah dengan tingkat pengembalian yang sebanding atau lebih tinggi. Oleh karena itu, Anda sebagai investor perlu memilih aset-aset yang akan Anda masukan ke dalam portofolio yang telah Anda pilih sebelumnya.

#5 Mengukur dan Mengevaluasi Kinerja Portofolio

Gerbang selanjutnya yang merupakan proses terakhir dari seluruh proses keputusan investasi yang Anda lakukan adalah mengukur dan mengevaluasi kinerja portofolio yang telah Anda pilih. Proses akhir disini bukan artinya investor hanya perlu melakukan evaluasi hanya satu kali saja. Sangat disarankan agar para investor melakukannya kembali ketika mereka membuat keputusan yang baru.

Jika Anda mendapatkan kinerja portofolio yang telah Anda pilih sebelumnya ternyata jauh dari harapan yang telah Anda tetapkan sebelumnya, maka Anda perlu memulai proses pembuatan keputusan dari awal lagi.

Proses pengukuran yang dilakukan melalui proses benchmarking, yaitu dengan mengukur kinerja portofolio dan membandingkan hasil pengukuran tersebut dengan kinerja portofolio lain. Umumnya, proses benchmarking ini dilakukan terhadap indeks portofolio pasar, untuk mengetahui seberapa baik kinerja portofolio yang telah diambil oleh investor dibandingkan dengan kinerja portofolio pasar.

Risiko dalam Berinvestasi

Memang benar: Investasi selalu ada risiko. Banyak cerita investor yang kehilangan separuh dari kekayaannya bahkan dalam jumlah yang besar. Meskipun Anda tidak akan pernah bisa menghilangkan risiko sepenuhnya, Anda dapat mengurangi risiko secara signifikan jika Anda berinvestasi dengan bijak. Mengingat investasi selalu ada risiko, Anda akan kehilangan lebih banyak jika tidak melangkah untuk berinvestasi.

Inilah kekuatan dari bunga majemuk. Semakin Anda cepat berinvestasi, Anda akan mendapatkan penghasilan lebih banyak dari waktu ke waktu. Investor yang mulai belajar berinvestasi pada usia 25 akan lebih berpengalaman dari pada mereka yang baru terjun di usia 35. Keuntungan yang mereka hasilkan pun tentu jauh berbeda.

Spekulasi dalam Berinvestasi

Spekulasi adalah kegiatan terpisah dari melakukan investasi. Investasi melibatkan pembelian aset dengan maksud menahan mereka untuk jangka panjang, sementara spekulasi melibatkan usaha untuk memanfaatkan inefisiensi pasar untuk keuntungan jangka pendek.

Kepemilikan umumnya bukan tujuan para spekulan, sementara para investor sering melihat untuk membangun jumlah aset dalam portofolio mereka dari waktu ke waktu.

Meskipun spekulan sering membuat keputusan, spekulasi biasanya tidak dapat dikategorikan sebagai investasi tradisional. Spekulasi umumnya dianggap berisiko lebih tinggi daripada investasi tradisional, walaupun hal ini dapat bervariasi tergantung pada jenis investasi yang dilakukan.

Apakah Anda sekadar seorang spekulan atau Anda adalah seorang investor?

Artikel ini telah diterbitkan di

//rivankurniawan.com/2019/12/13/5-kebijakan-investasi/

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA