Mengapa kita diperintahkan menghormati ulama dan aulia

okezone.news

Masa kini banyak orang pintar. Berilmu. Sekolah tinggi. Tak hanya di dalam negeri tapi juga keluar negeri. Ibarat, jika bisa mencapai bulan dia akan bersekolah ke bulan. Semakin maju peradaban, banyak orang berilmu.

Tapi ternyata banyak orang yang berilmu itu tenyata tidak dapat memanfaatkan ilmunya dengan baik. Ada juga yang berilmu tapi memilih jalan yang salah. Misalnya berilmu Teknologi Informatika. Tapi menggunakan ilmunya itu untuk tujan yang tidak baik. Membobol sesuatu dengan kepiawaiannya sebagai ahli TI misalnya.

Punya banyak ilmu tapi tak dekat dengan Allah, runyam urusannya. Berilm banyak tapi tak berakhlak, sama saja. Karena itu kita harus selalu dekat dengannya dengan berbagai cara. Mengenal atau berteman dengan teman yang rajin sholat. Belajar mengaji. Jika punya waktu ke masjid agar selalu sholat berjamaah.

Jika ada waktu kita dekat dengan para ulama. Biasanya keluarga punya atau kenal dengan ulama. Mereka biasanya dengan telaten memimbing kita untuk memahami apa yang dikehendaki oleh Allah dalam hidup kita

Kegiatan-kegiatan seperti itu akan membuat kita terlatih untuk lebih peka pada kehendak Allah dan menjalaninya dengan sabar dan baik. Ibadah selalu akan membawa hati kita paham dengan hal-hal yang layak dilakukan dan mana yang tidak.

Terkadang bisa terjadi ilmu tidak mau bertemu dengan agama. Jika seperti itu biasanya yang terjadi adalah logika yang seringkali dikedepankan oleh seseorang. Semua alasan nirlogika ditepisnya. Karena di benaknya yang ada adalah semua hal harus ada alasannya. Sebab akibat yang bisa diterangkan secara akal. Di benaknya tidak akan pernah ada alasan atas kehendak Allah.

Orang-orang seperti ini biasanya sukar bisa menghargai kaum agama seperti ustad, dan ulama. Mereka akan selalu tidak percaya pada mereka. Bahkan bisa juga mereka tidak menghargai. Misalnya mengacuhkan atau sikap lain yang bertone negative. Ada beberapa contoh orang yang tidak menghargai ulama seringkali punya pengalaman yang tidak mengenakkan kemudian harinya.

Karena pada dasarnya ulama itu adalah Allah juga yang ada diantara kaumnya. Apalagi karena ulama selalu dengan denganNYA sehingga selalu menjaga hubungan dengan Allah. Dengan doa, Dzikir dan lain sebagainya.

Jika kita menghargai ulama , Insha Allah Tuhan memudahkan segala urusan dan selalu diberi hidayah. Kita juga akan penh berkah. Karena Allah member keberkahan itu melali orang-orang yang dekat denganNYA.  Dan uklama adalah orang yang dekat dengan Allah. Karena itu tetaplah hormat dan dekat dengan ulama. Bersikap santun kepada mereka meski mungkin pada satu waktu berbeda pendapat dengannya.

Menghormati ulama sama saja dengan merawat keberkahan.


Page 2

Masa kini banyak orang pintar. Berilmu. Sekolah tinggi. Tak hanya di dalam negeri tapi juga keluar negeri. Ibarat, jika bisa mencapai bulan dia akan bersekolah ke bulan. Semakin maju peradaban, banyak orang berilmu.

Tapi ternyata banyak orang yang berilmu itu tenyata tidak dapat memanfaatkan ilmunya dengan baik. Ada juga yang berilmu tapi memilih jalan yang salah. Misalnya berilmu Teknologi Informatika. Tapi menggunakan ilmunya itu untuk tujan yang tidak baik. Membobol sesuatu dengan kepiawaiannya sebagai ahli TI misalnya.

Punya banyak ilmu tapi tak dekat dengan Allah, runyam urusannya. Berilm banyak tapi tak berakhlak, sama saja. Karena itu kita harus selalu dekat dengannya dengan berbagai cara. Mengenal atau berteman dengan teman yang rajin sholat. Belajar mengaji. Jika punya waktu ke masjid agar selalu sholat berjamaah.

Jika ada waktu kita dekat dengan para ulama. Biasanya keluarga punya atau kenal dengan ulama. Mereka biasanya dengan telaten memimbing kita untuk memahami apa yang dikehendaki oleh Allah dalam hidup kita

Kegiatan-kegiatan seperti itu akan membuat kita terlatih untuk lebih peka pada kehendak Allah dan menjalaninya dengan sabar dan baik. Ibadah selalu akan membawa hati kita paham dengan hal-hal yang layak dilakukan dan mana yang tidak.

Terkadang bisa terjadi ilmu tidak mau bertemu dengan agama. Jika seperti itu biasanya yang terjadi adalah logika yang seringkali dikedepankan oleh seseorang. Semua alasan nirlogika ditepisnya. Karena di benaknya yang ada adalah semua hal harus ada alasannya. Sebab akibat yang bisa diterangkan secara akal. Di benaknya tidak akan pernah ada alasan atas kehendak Allah.

Orang-orang seperti ini biasanya sukar bisa menghargai kaum agama seperti ustad, dan ulama. Mereka akan selalu tidak percaya pada mereka. Bahkan bisa juga mereka tidak menghargai. Misalnya mengacuhkan atau sikap lain yang bertone negative. Ada beberapa contoh orang yang tidak menghargai ulama seringkali punya pengalaman yang tidak mengenakkan kemudian harinya.

Karena pada dasarnya ulama itu adalah Allah juga yang ada diantara kaumnya. Apalagi karena ulama selalu dengan denganNYA sehingga selalu menjaga hubungan dengan Allah. Dengan doa, Dzikir dan lain sebagainya.

Jika kita menghargai ulama , Insha Allah Tuhan memudahkan segala urusan dan selalu diberi hidayah. Kita juga akan penh berkah. Karena Allah member keberkahan itu melali orang-orang yang dekat denganNYA.  Dan uklama adalah orang yang dekat dengan Allah. Karena itu tetaplah hormat dan dekat dengan ulama. Bersikap santun kepada mereka meski mungkin pada satu waktu berbeda pendapat dengannya.

Menghormati ulama sama saja dengan merawat keberkahan.


Mengapa kita diperintahkan menghormati ulama dan aulia

Lihat Sosbud Selengkapnya


Page 3

Masa kini banyak orang pintar. Berilmu. Sekolah tinggi. Tak hanya di dalam negeri tapi juga keluar negeri. Ibarat, jika bisa mencapai bulan dia akan bersekolah ke bulan. Semakin maju peradaban, banyak orang berilmu.

Tapi ternyata banyak orang yang berilmu itu tenyata tidak dapat memanfaatkan ilmunya dengan baik. Ada juga yang berilmu tapi memilih jalan yang salah. Misalnya berilmu Teknologi Informatika. Tapi menggunakan ilmunya itu untuk tujan yang tidak baik. Membobol sesuatu dengan kepiawaiannya sebagai ahli TI misalnya.

Punya banyak ilmu tapi tak dekat dengan Allah, runyam urusannya. Berilm banyak tapi tak berakhlak, sama saja. Karena itu kita harus selalu dekat dengannya dengan berbagai cara. Mengenal atau berteman dengan teman yang rajin sholat. Belajar mengaji. Jika punya waktu ke masjid agar selalu sholat berjamaah.

Jika ada waktu kita dekat dengan para ulama. Biasanya keluarga punya atau kenal dengan ulama. Mereka biasanya dengan telaten memimbing kita untuk memahami apa yang dikehendaki oleh Allah dalam hidup kita

Kegiatan-kegiatan seperti itu akan membuat kita terlatih untuk lebih peka pada kehendak Allah dan menjalaninya dengan sabar dan baik. Ibadah selalu akan membawa hati kita paham dengan hal-hal yang layak dilakukan dan mana yang tidak.

Terkadang bisa terjadi ilmu tidak mau bertemu dengan agama. Jika seperti itu biasanya yang terjadi adalah logika yang seringkali dikedepankan oleh seseorang. Semua alasan nirlogika ditepisnya. Karena di benaknya yang ada adalah semua hal harus ada alasannya. Sebab akibat yang bisa diterangkan secara akal. Di benaknya tidak akan pernah ada alasan atas kehendak Allah.

Orang-orang seperti ini biasanya sukar bisa menghargai kaum agama seperti ustad, dan ulama. Mereka akan selalu tidak percaya pada mereka. Bahkan bisa juga mereka tidak menghargai. Misalnya mengacuhkan atau sikap lain yang bertone negative. Ada beberapa contoh orang yang tidak menghargai ulama seringkali punya pengalaman yang tidak mengenakkan kemudian harinya.

Karena pada dasarnya ulama itu adalah Allah juga yang ada diantara kaumnya. Apalagi karena ulama selalu dengan denganNYA sehingga selalu menjaga hubungan dengan Allah. Dengan doa, Dzikir dan lain sebagainya.

Jika kita menghargai ulama , Insha Allah Tuhan memudahkan segala urusan dan selalu diberi hidayah. Kita juga akan penh berkah. Karena Allah member keberkahan itu melali orang-orang yang dekat denganNYA.  Dan uklama adalah orang yang dekat dengan Allah. Karena itu tetaplah hormat dan dekat dengan ulama. Bersikap santun kepada mereka meski mungkin pada satu waktu berbeda pendapat dengannya.

Menghormati ulama sama saja dengan merawat keberkahan.


Mengapa kita diperintahkan menghormati ulama dan aulia

Lihat Sosbud Selengkapnya


Page 4

Masa kini banyak orang pintar. Berilmu. Sekolah tinggi. Tak hanya di dalam negeri tapi juga keluar negeri. Ibarat, jika bisa mencapai bulan dia akan bersekolah ke bulan. Semakin maju peradaban, banyak orang berilmu.

Tapi ternyata banyak orang yang berilmu itu tenyata tidak dapat memanfaatkan ilmunya dengan baik. Ada juga yang berilmu tapi memilih jalan yang salah. Misalnya berilmu Teknologi Informatika. Tapi menggunakan ilmunya itu untuk tujan yang tidak baik. Membobol sesuatu dengan kepiawaiannya sebagai ahli TI misalnya.

Punya banyak ilmu tapi tak dekat dengan Allah, runyam urusannya. Berilm banyak tapi tak berakhlak, sama saja. Karena itu kita harus selalu dekat dengannya dengan berbagai cara. Mengenal atau berteman dengan teman yang rajin sholat. Belajar mengaji. Jika punya waktu ke masjid agar selalu sholat berjamaah.

Jika ada waktu kita dekat dengan para ulama. Biasanya keluarga punya atau kenal dengan ulama. Mereka biasanya dengan telaten memimbing kita untuk memahami apa yang dikehendaki oleh Allah dalam hidup kita

Kegiatan-kegiatan seperti itu akan membuat kita terlatih untuk lebih peka pada kehendak Allah dan menjalaninya dengan sabar dan baik. Ibadah selalu akan membawa hati kita paham dengan hal-hal yang layak dilakukan dan mana yang tidak.

Terkadang bisa terjadi ilmu tidak mau bertemu dengan agama. Jika seperti itu biasanya yang terjadi adalah logika yang seringkali dikedepankan oleh seseorang. Semua alasan nirlogika ditepisnya. Karena di benaknya yang ada adalah semua hal harus ada alasannya. Sebab akibat yang bisa diterangkan secara akal. Di benaknya tidak akan pernah ada alasan atas kehendak Allah.

Orang-orang seperti ini biasanya sukar bisa menghargai kaum agama seperti ustad, dan ulama. Mereka akan selalu tidak percaya pada mereka. Bahkan bisa juga mereka tidak menghargai. Misalnya mengacuhkan atau sikap lain yang bertone negative. Ada beberapa contoh orang yang tidak menghargai ulama seringkali punya pengalaman yang tidak mengenakkan kemudian harinya.

Karena pada dasarnya ulama itu adalah Allah juga yang ada diantara kaumnya. Apalagi karena ulama selalu dengan denganNYA sehingga selalu menjaga hubungan dengan Allah. Dengan doa, Dzikir dan lain sebagainya.

Jika kita menghargai ulama , Insha Allah Tuhan memudahkan segala urusan dan selalu diberi hidayah. Kita juga akan penh berkah. Karena Allah member keberkahan itu melali orang-orang yang dekat denganNYA.  Dan uklama adalah orang yang dekat dengan Allah. Karena itu tetaplah hormat dan dekat dengan ulama. Bersikap santun kepada mereka meski mungkin pada satu waktu berbeda pendapat dengannya.

Menghormati ulama sama saja dengan merawat keberkahan.


Mengapa kita diperintahkan menghormati ulama dan aulia

Lihat Sosbud Selengkapnya