Mengapa nilai ekspor lebih rendah dibandingkan dengan nilai impor

Bondowoso (ANTARA News) - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Budi Rochadi menyatakan pertumbuhan impor di Indonesia lebih tinggi dari ekspor, sehingga rendahnya ekspor dibanding impor itu mengkhawatirkan semua pihak. "Saat ini yang kita hadapi adalah pertumbuhan ekspor lebih rendah dibandingkan impor, bahkan BI memprediksi hal itu akan terjadi hingga triwulan keempat tahun ini," tuturnya di sela-sela ekspor perdana kopi arabika di Bondowoso, Jawa Timur, Jumat. Menurut dia, tingginya pertumbuhan impor dapat menyebabkan defisit di Indonesia, sehingga perlu adanya upaya untuk mendukung laju pertumbuhan ekspor di sejumlah daerah. "Semua pihak harus menggiatkan kegiatan ekspor dengan produk unggulan di masing-masing daerah seperti dukungan BI terhadap ekspor kopi arabika di Bondowoso," paparnya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan impor April 2011 dibandingkan Maret sebesar 2,8 persen, sedangkan pertumbuhan ekspor sebesar 0,96 persen. Impor pada April 2011 merupakan impor tertinggi sepanjang sejarah yakni 14,89 miliar dolar AS atau naik 32,54 persen dari April tahun lalu dan nilai kumulatif impor tahun ini hingga April 2011 sudah meningkat 30,32 persen menjadi 53,69 miliar dolar AS. "Impor yang paling besar adalah bahan bakar yakni minyak, sehingga harus ada energi alternatif seperti biogas dengan memanfaatkan kotoran ternak sapi," katanya. Impor migas pada April 2011 naik mencapai 3,89 miliar dolar AS atau sekitar 35,28 persen dibandingkan Maret 2011. Sementara secara kumulatif, nilai impor migas mencapai 12,29 miliar dolar AS atau naik 40,29 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, Bupati Bondowoso Amin Said Husni menuturkan Pemkab Bondowoso akan mengoptimalkan petani kopi rakyat untuk meningkatkan ekspor kopi arabika ke sejumlah negara. "Peluang ekspor kopi arabika cukup besar karena pihak eksportir bersedia menerima berapa pun jumlah ekspor kopi arabika dengan mutu yang berkualitas," tuturnya. Luas lahan kopi yang dikelola petani di Bondowoso mencapai 7.526 hektare dan 84 persen di antaranya berada di kawasan hutan milik Perum Perhutani KPH Bondowoso. Sebanyak 7.526 ha lahan kopi rakyat terdiri dari 34 persen kopi arabika dan kopi robusta sebanyak 66 persen dengan pembinaan dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia di Jember.(*)

(L.KR-MSW*E011)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011

Mengapa nilai ekspor lebih rendah dibandingkan dengan nilai impor

Mengapa nilai ekspor lebih rendah dibandingkan dengan nilai impor

Mengapa nilai ekspor lebih rendah dibandingkan dengan nilai impor

Mengapa nilai ekspor lebih rendah dibandingkan dengan nilai impor

Mengapa nilai ekspor lebih rendah dibandingkan dengan nilai impor

Mengapa nilai ekspor lebih rendah dibandingkan dengan nilai impor

Mengapa nilai ekspor lebih rendah dibandingkan dengan nilai impor

Mengapa nilai ekspor lebih rendah dibandingkan dengan nilai impor

Mengapa nilai ekspor lebih rendah dibandingkan dengan nilai impor

Mengapa nilai ekspor lebih rendah dibandingkan dengan nilai impor

Mengapa nilai ekspor lebih rendah dibandingkan dengan nilai impor

Mengapa nilai ekspor lebih rendah dibandingkan dengan nilai impor

Neraca perdagangan secara umum dikenal sebagai perbandingan antara ekspor dan impor. Atau bisa juga disebut neraca ekspor-impor. Cara membandingkan ekspor dan impor tersebut diukur memakai mata uang yang berlaku. Perhitungan ini pun dilakukan secara periode biar jelas perbandingannya.

Misalnya kamu akan menemukan laporan neraca perdagangan dari awal tahun hingga pertengahan tahun 2019, dan kemudian dihitung di periode yang baru lagi dari pertengahan tahun 2019 ke akhir tahun 2019. Perbandingan yang didapatkan antarperiode bisa memengaruhi kebijakan yang diambil nantinya jika terjadi penurunan dalam nilai neraca perdagangan.

Memang tidak semua perusahaan di Indonesia bisa melakukan ekspor ke luar negeri, tapi melakukan ekspor ke luar negeri sebenarnya tidak hanya menguntungkan perusahaan, tapi juga akan menguntungkan negara.

Negara perdagangan ini merupakan hasil dari perhitungan seluruh sektor barang dan jasa. Namun, untuk pengategorian, biasanya perhitungannya dibagi-bagi melalui berbagai sektor. Bisa dibayangkan menghitung laporan keuangan suatu perusahaan saja terkadang membutuhkan kesabaran lagi, apalagi menghitung nilai ekspor dan impor satu negara. Dan penghitungan ini sangat penting dilakukan karena itu sebisa mungkin tidak ada kekeliruan.

Ada dua hasil perhitungan neraca untuk memberikan penilaian pada suatu neraca perdagangan di periode tertentu. Berikut ini adalah hasil perhitungannya.

1. Neraca perdagangan positif

Neraca positif ini dimiliki oleh neraca perdagangan ketika nilai ekspor barang ke luar negeri lebih tinggi dibandingkan impor barang dari luar negeri. Kata lainnya adalah terjadi surplus perdagangan.

Hal ini terjadi karena suatu negara lebih banyak melakukan ekspor dibandingkan impor. Tentu saja hal ini lebih menguntungkan negara karena jadi lebih banyak pemasukan yang masuk. Dan tentunya hal itu menandakan produksi barang dan jasa dari dalam negeri mengalami kenaikan.

2. Neraca perdagangan negatif

Neraca negatif ini dimiliki oleh neraca perdagangan ketika nilai ekspor barang ke luar negeri lebih rendah dibandingkan impor barang dari luar negeri. Kata lainnya adalah defisit perdagangan.

Hal ini terjadi karena suatu negara lebih banyak menerima barang impor dibandingkan melakukan ekspor. Fenomena ini tidak bisa dibiarkan terus-menerus karena bisa memengaruhi kestabilan ekonomi.

Negara-negara yang mengalami neraca perdagangan positif biasanya adalah negara-negara maju seperti Amerika Serikat, China, Jepang, Korea Selatan, dan negara-negara maju lainnya. Bisa dikatakan produk barang dan jasa yang mereka tawarkan cukup diminati masyarakat dunia sehingga permintaan akan barang dan jasa tersebut selalu ada.

Indonesia sendiri sering mengalami perubahan nilai dari neraca perdagangan ini. Terkadang di periode tertentu Indonesia bisa mengalami surplus neraca perdagangan, dan di periode berikutnya bisa mendapatkan nilai defisit neraca perdagangan.

Lalu, penghitungan neraca perdagangan tidak pernah seimbang, dan hal ini cukup sulit diatasi. Hal tersebut terjadi karena adanya perdagangan gelap yang terjadi di negara mana pun. Perdagangan gelap mungkin bisa menguntungkan, tapi juga ada kerugian yang bisa didapatkan oleh negara yang bersangkutan.

Perdagangan gelap terjadi ketika catatan keluar-masuknya barang ini tidak lengkap, dan hanya tercatat di satu negara saja. Inilah yang menyebabkan pemerintah kita pernah ingin mengatasi perdagangan gelap karena kerugiannya itu cukup nyata. Karena barang dari luar yang masuk ke negara pun harus memiliki tarif yang disesuaikan, yang nantinya akan masuk ke kas negara.

Untuk menjaga kestabilan neraca perdagangan, pemerintah biasanya akan mengeluarkan berbagai macam kebijakan yang pada intinya bisa menguntungkan perekonomian lokal. Yang paling sering dilakukan adalah pembatasan kuota barang impor yang masuk ke dalam negeri, tapi ini juga tidak bisa dilakukan terus-menerus apabila permintaan tersebut sudah cukup banyak.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa neraca perdagangan memengaruhi kestabilan ekonomi suatu negara, ini karena tinggi atau rendahnya suatu neraca perdagangan berdampak pada hal sebagai berikut.

3. Naik/Turunnya mata uang suatu negara

Ketika nilai ekspor lebih tinggi dibandingkan nilai impor, maka mata uang negara tentunya akan lebih menguat dari nilai mata uang Dollar Amerika Serikat. Ini artinya neraca dagang yang positif memberikan dampak baik bagi mata uang suatu negara. Tidak mengherankan jika suatu negara akan segera bertindak ketika nilai impor lebih tinggi dibandingkan nilai ekspornya.

Ketika neraca dagang bernilai defisit, maka mata uang negara tentunya akan melemah. Itu bisa memengaruhi kestabilan perekonomian negara, juga memengaruhi naiknya harga barang dan jasa di dalam negeri sehingga membuat rakyat akan semakin kesulitan karena daya belinya yang menurun.

4. Produktivitas barang dan jasa yang rendah/tinggi

Tidak bisa dipungkiri bahwa nilai ekspor yang lebih tinggi dibandingkan nilai impor akan memengaruhi produktivitas penyediaan barang dan jasa di dalam negeri. Itu artinya akan terjadi peningkatan dalam produksi barang dan jasa tersebut. Peningkatan terjadi karena tingginya permintaan. Dan ini tentu saja akan menguntungkan ekonomi negara.

Lain halnya dengan neraca dagang defisit. Produktivitas penyediaan barang dan jasa di dalam negeri akan menurun dan hasilnya tidak memuaskan. Penurunan ini juga akan memengaruhi ke hal lain, misalnya adalah tersedianya lapangan kerja.

5. Tersedianya lapangan kerja

Naiknya nilai ekspor akan memengaruhi ketersediaan lapangan kerja di dalam negeri. Karena produktivitas barang dan jasa naik, maka perusahaan pun akan menambah sumber daya manusia untuk memenuhi permintaan produksi barang dan jasa tersebut.

Sebaliknya, jika nilai neraca dagang mengalami defisit maka bukan tidak mungkin akan terjadi PHK secara massal. Pengaruh nilai neraca perdagangan memang sangat besar terhadap kelangsungan hidup masyarakat suatu negara.

Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.