Mengapa para atlet olahraga juga disebut pahlawan

Kita semua mengenal beberapa nama pahlawan nasional yang berjuang membela Indonesia di zaman dulu, seperti Jenderal Sudirman, Pangeran Antasari, hingga Soekarno dan Muhammad Hatta. Tapi bagaimana dengan atlet kita yang juga berjuang dengan gagah berani membela negara kita? Nah, bertepatan dengan #HariPahlawan, kali ini IDN Times spesial bakal ngebahas siapa saja sih atlet Indonesia yang layak disebut sebagai #PahlawanOlahraga. Yuk disimak!

Mengapa para atlet olahraga juga disebut pahlawan
bolasport.com

Semua masyarakat Indonesia mungkin sudah gak asing dengan nama ini. Ya, Susy Susanti adalah legenda bulutangkis Indonesia, di mana ia berhasil menjadi atlet Indonesia pertama yang memperoleh medali emas di Olimpiade, tepatnya Olimpiade Barcelona tahun 1992 mengalahkan atlet asal Korea Selatan, Bang Soo Hyun. 

Medali emas yang ia raih menjadi begitu spesial lantaran itu pertama kalinya bulutangkis masuk ke cabang olahraga olimpiade. Gak heran kalau Susy pantas disebut sebagai #PahlawanOlahraga.

2. Yayuk Basuki

Mengapa para atlet olahraga juga disebut pahlawan
okezone.com

Buat yang belum tahu, Yayuk Basuki adalah petenis Indonesia yang memiliki rangking dunia paling tinggi. Ya, dia pernah berada di di No. 19 petenis terbaik di Women’s Tennis Association. Sepanjang kariernya, ia telah menjuarai enam kali WTA Tour di kelas tunggal. Keren banget ya!

3. Chris “The Dragon” John

Mengapa para atlet olahraga juga disebut pahlawan
republika.co.id

Chris John adalah nama yang udah gak asing lagi di dunia tinju. Ia adalah petinju Indonesia keempat yang berhasil meraih juara dunia setelah Ellyas Pical, Nico Thomas, dan Muhammad Rachman. Ia adalah juara dunia di kelas featherweight versi WBA. 

Eits, tapi Chris John bukanlah sembarang juara dunia. Pasalnya, ia mampu mempertahankan gelar juara dari tahun 2004 hingga 2013, membuatnya jadi petinju terlama kedua yang mampu mempertahankan gelar juaranya di divisi yang ia tekuni.

4. Tiga Srikandi

Mengapa para atlet olahraga juga disebut pahlawan
twitter.com

Ya, Tiga Srikandi yang pernah tayang di bioskop adalah film biopic berdasarkan kisah nyata. Tiga Srikandi merupakan julukan yang diberikan pada tiga pemanah yang dikirimkan oleh Indonesia untuk Olimpiade Seoul di tahun 1988, yakni Nurfitriyana Saiman, Kusuma Wardhani, dan Lilies Handayani. 

Kalau Susy Susanti berhasil menjadi peraih medali emas pertama di Olimpiade, mereka bertiga adalah atlet yang menyumbangkan medali pertama untuk Indonesia di ajang Olimpiade. Lewat dedikasi mereka, Tiga Srikandi di dunia nyata ini berhasil membawa pulang medali perak untuk Indonesia.

Mengapa para atlet olahraga juga disebut pahlawan
bola.com

Bisa dibilang Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir adalah pasangan ganda campuran bulutangkis Indonesia yang paling kompak dan berprestasi. Kesuksesan mereka meraih gelar Juara Dunia versi BWF di tahun ini bikin kita tersenyum sekaligus terharu. 

Selain kesuksesan kemarin, mereka berdua juga merupakan ganda campuran asal Indonesia yang berhasil meraih medali emas Olimpiade lho, tepatnya di Olimpiade Rio de Janeiro tahun 2016 kemarin. Bikin bangga!

Itu dia tadi delapan atlet kita yang pantas disebut sebagai #PahlawanOlahraga. Kita boleh berbangga dengan kehadiran mereka karena bisa membuat Indonesia dipandang di mata dunia. Nah, mengingat #AsianGames2018 sebentar lagi akan digelar di Jakarta dan Palembang, kamu bisa banget nih mendukung mereka nanti dengan menonton pertandingannya secara langsung. Yuk, beri dukungan kamu buat atlet-atlet kita di #AsianGames2018!

Lifter Indonesia Eko Yuli melakukan angkatan "Snatch" angkat besi putra grup A nomor 62 kg Asian Games ke-18 di Jiexpo, Kemayoran, Jakarta, 21 Agustus 2018.

Jakarta - Para atlet Indonesia terus memberi kebanggaan bagi bangsa dengan mengibarkan bendera Merah Putih di pucuk tertinggi kejuaraan olahraga. Baik secara individu maupun beregu, mereka membuktikan bisa menjadi yang terbaik dalam setiap kompetisi.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengatakan, para atlet yang berprestasi merupakan pejuang olahraga yang sebenarnya dan pantas menyandang gelar pahlawan. Mereka telah mengharumkan serta mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia. Di bidang olahraga, mereka berulang kali menyelamatkan wajah Indonesia di pentas dunia.

”Pahlawan olahraga kita telah membuktikan bekerja keras tanpa henti, berlatih keras, dan penuh disiplin. Sudah banyak olahragawan kita yang menorehkan prestasi hebat dan luar biasa. Semoga prestasi yang sudah diberikan kepada bangsa dan negara melalui olahraga selalu dikenang serta menjadi penyemangat bangsa untuk maju dan terus berprestasi,” ujar Menpora di Jakarta, Kamis (8/11).

Deputi 3 Bidang Pembudayaan Olahraga Kempora, Raden Isnanta menambahkan, peringatan Hari Pahlawan tahun ini menjadi momentum bagi atlet nasional untuk bersatu padu mengukir prestasi di ajang-ajang olahraga, seperti SEA Games Manila, Filipina, 2019, dan Olimpiade Tokyo, Jepang, 2020.

“Melalui prestasi atlet di kancah internasional lagu Indonesia Raya dapat dikumandangkan dan mengibarkan Sang Saka Merah Putih. Hal itulah yang membuat atlet bisa dikatakan sebagai pahlawan bangsa. Mereka layak mendapatkan Penghargaan, seperti Eko Yuli Irawan yang baru saja meraih medali emas pada kejuaraan dunia di Turkmenistan,” ujarnya.

Lifter Indonesia, Eko Yuli mengatakan, pada era milenial saat ini, cara kita melanjutkan perjuangan para pahlawan berbeda dengan para pejuang dalam meraih kemerdekaan. Sekarang, pahlawan tidak lagi menggunakan senjata dan bertempur. Generasi muda saat ini bisa menjadi pahlawan dengan meraih prestasi untuk nama bangsa, termasuk para olahragawan atau atlet sebagai pejuang olahraga.

“Kami, generasi muda yang terjun sebagai atlet nasional, terus berusaha keras mengibarkan nama Indonesia di pentas olahraga internasional. Harapan kami, nama harum bangsa dan negara Indonesia terus berkumandang karena prestasi. Saya berterima kasih pemerintah saat ini sangat memperhatikan prestasi atlet yang telah ditorehkan dengan kerja keras tanpa kenal lelah,” ujar Eko.

Senada dengan itu, atlet bulutangkis Greysia Polii mengatakan, dirinya menghargai para pahlawan olahraga sebelumnya, terutama para legenda bulutangkis, yang berprestasi mengangkat nama Indonesia ke pentas dunia. Perjuangan mereka membuat bulutangkis Indonesia semakin maju.

Menurut Greysia, kalau tidak ada para pebulutangkis yang sudah menyumbangkan banyak medali bagi Tanah Air, prestasi Indonesia tidak akan maju. “Saya mengapresiasi para pejuang bulutangkis sebelumnya. Harus kita akui, atlet zaman sekarang dan yang akan datang harus tahu siapa saja para pendahulu mereka. Pahlawan olahraga itu yang telah mendedikasikan dirinya selain untuk bangsa juga untuk regenerasi berikutnya,” ujarnya.

Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini

Sumber: BeritaSatu.com


Oleh Liputan6.com pada 10 Nov 2021, 10:00 WIB

Diperbarui 10 Nov 2021, 10:59 WIB

Mengapa para atlet olahraga juga disebut pahlawan

Perbesar

Reaksi ganda putri Indonesia Apriyani Rahayu (kiri) dan Greysia Polii saat melawan Chen Qing Chen dan Jia Yi Fan dari China pada final badminton ganda putri Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport, Senin (2/8/2021). Greysia / Apriyani menang 21-19 dan 21-15. (Alexander NEMENOV/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Hari Pahlawan 2021 selalu diperingati pada tanggal 10 November setiap tahunnya. Momen ini sekaligus untuk memperingati saat Indonesia menghadapi pertempuran besar pada 10 November 1945 di Surabaya.

Menurut pedoman Hari Pahlawan Nasional yang dikutip Liputan6.com, terjadi pertempuran besar antara tentara Indonesia dan pasukan Inggris pada 10 November 1945 silam. Pertempuran di Surabaya merupakan pertempuran yang pertama kali pecah pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Pertempuran ini menjadi salah satu yang terberat dan terbesar sepanjang sejarah revolusi nasional sehingga dijadikan simbol perlawanan bangsa. Pada momen peringatan Hari Pahlawan, rakyat Indonesia umumnya mengenang para pejuang yang membebaskan negara dari penjajah.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), pahlawan diartikan sebagai orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah berani. Meski demikian, belakangan, makna pahlawan di masyarakat berkembang lebih luas. Tidak hanya diperuntukkan bagi mereka yang memanggul senjata di pertempuran, tapi juga atlet-atlet yang mengharumkan nama bangsa. 

Para atlet Indonesia yang berlaga di ajang internasional bergengsi memikul nama bangsa di pundaknya. Tak heran jika segala pencapaian yang mereka ukir akan menjadi tambahan prestasi pula buat Indonesia. Berikut merupakan sederet atlet yang layak disebut sebagai pahlawan olahraga Tanah Air. 

[ Baca Juga: Artis Indonesia Berdarah Pahlawan ]

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Mengapa para atlet olahraga juga disebut pahlawan

Perbesar

Nurfitriyana Saiman, pemanah yang ikut andil dalam raihan medali perak Olimpiade 1988 Seoul. (Liputan6.com/Waliyadin)

Tiga Srikandi yang terdiri atas Nurfitriyana Saiman, Kusuma Wardhani, dan Lilies Handayani, menjadi atlet Indonesia yang layak disebut pahlawan. Pasalnya, setelah melakoni tujuh edisi Olimpiade, penantian medali Indonesia berhasil diakhiri oleh ketiganya di Seoul pada 1988.

Berkompetisi di cabor panahan nomor tim putri, 3 Srikandi membawa kontingen Garuda merebut medali perak. Momen keberhasilan mereka lantas menjadi bukti kapabilitas atlet Tanah Air untuk bersaing di kancah internasional.

Adapun, 3 Srikandi kala itu mengantongi keunggulan satu angka atas Uni Soviet pada putaran terakhir. Catatan ini membuat Indonesia menempati peringkat dua bersama Amerika Serikat, di bawah atlet tuan rumah yang tampil dominan.

Dalam pertandingan terakhir, 3 Srikandi akhirnya mengalahkan AS 72-67 sehingga resmi membawa pulang perak sekaligus medali pertama bagi Indonesia sepanjang sejarah Olimpiade

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Mengapa para atlet olahraga juga disebut pahlawan

Perbesar

Kemenangan Susy Susanti jadi titik balik perjuangan Indonesia di final Piala Sudirman 1989. (AFP)

Susy Susanti merupakan salah satu pemain nomor tunggal putri terbaik yang pernah dimiliki Tanah Air. Mulai bermain bulu tangkis sejak kecil, puncak karier Susy terjadi ketika dirinya menyabet medali emas di Olimpiade Barcelona 1992 usai mengalahkan tunggal putri Korea Bang Soo-hyun di babak final.

Pencapaian tersebut membuat Susy menjadi atlet Indonesia pertama yang menyumbangkan medali emas Olimpiade. Adapun, cabor bulu tangkis baru pertama kali melakukan debutnya di Olimpiade 1992. Setelahnya, Susy kembali mencatatkan prestasi dengan membawa pulang medali perunggu di Olimpiade Atlanta pada 1996.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Mengapa para atlet olahraga juga disebut pahlawan

Perbesar

Chris John mantan juara dunia tinju asal Indonesia (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Chris John merupakan salah satu legenda tinju Tanah Air. Nama Chris John kian dikenal usai dirinya menjadi juara kelas bulu (featherweight) WBA. Ia tercatat berhasil mempertahankan gelar juara kelas bulu WBA sebanyak 18 kali.

Peluang emas bagi Chris John dan bangsa Indonesia datang ketika sang legenda berkesempatan menantang Oscar Leon dari Kolombia pada 26 September 2003 di Bali. Chris John menang angka tipis (split decision) dan dinyatakan berhak menyandang gelar juara dunia WBA sementara (interim title).

Tak lama, WBA menghibahkan gelar juara definitif kepada Chris John, saat sang juara bertahan Derrick Gainer dari Amerika Serikat kalah angka dari Juan Manuel Marquez.

Kala itu, sesuai peraturan badan tinju WBA, Marquez dinyatakan sebagai juara super alias Super Champion WBA karena berhasil menyatukan dua gelar , yakni WBA dan IBF. Sementara itu, Chris John dinobatkan sebagai juara reguler. 

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Mengapa para atlet olahraga juga disebut pahlawan

Perbesar

Greysia Polii/Apriyani Rahayu - Ganda putri Merah Putih ini mampu memperpanjang tradisi emas bulu tangkis Indonesia di olimpiade. Dia berhasil mengalahkan unggulan ke-2 dari China, Chen Qing-chen/Jia Yi-fan, dengan skor 21-19, 21-15. (Foto/AP/Dita Alangkara)

Kesuksesan Greysia Polii dan Apriyani Rahayu di Olimpiade Tokyo 2020 masih segar di ingatan masyarakat Indonesia. Keduanya sukses menyumbangkan medali emas bagi kontingen Tanah Air usai meraih kemenangan di nomor ganda putri.

Berlaga di Musashino Forest Plaza Tokyo, Greysia Polii / Apriyani Rahayu mengalahkan pasangan Tiongkok Chen Qing Chen/Jia Yi Fan dengan straight game 21-19 dan 21-15. Berkat keduanya, Indonesia berhasil menjaga tradisi emas cabor badminton di ajang Olimpiade, walau sempat nihil di edisi London 2012.

Tak hanya itu, kemenangan Greysia / Apriyani juga mencatatkan sejarah baru bagi bulu tangkis Tanah Air. Pasalnya, pasangan tersebut menjadi ganda putri pertama yang berhasil mengibarkan Merah Putih di Olimpiade.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Mengapa para atlet olahraga juga disebut pahlawan

Perbesar

Ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan berpose dengan Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe dari Jepang usai meraih juara BWF World Tour Finals 2019 di Tianhe Gymnasium, Guangzhou (15/12/2019). Ahsan/Hendra menang 24-22, 21-19. (AP Photo/Andy Wong)

Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan merupakan legenda bulu tangkis Indonesia yang masih aktif hingga saat ini. Meski telah memasuki usia rawan pensiun, pasangan yang dijuliki The Daddies ini masih bertengger pada peringkat dua dunia di nomor ganda putra.

Sejumlah prestasi sukses ditorehkan Ahsan / Hendra sebagai pasangan. Pada 2019 lalu, keduanya keluar sebagai juara BWF World Tour Finals 2019 di Guangzhou, China, usai menekuk ganda putra Jepang Hiroyuki Endo / Yuta Watanabe.

Pada tahun yang sama, mereka juga berhasil memenangkan All England pasca mengalahkan pasangan Malaysia Aaron Chia / Soh Wooi Yik, dan menyabet medali emas Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis lewat pertarungan melawan Takuro Hoki / Yugo Kobayashi asal Jepang.

Terbaru, The Daddies juga terdaftar sebagai skuad Thomas Indonesia yang membantu memulangkan Piala Thomas ke Tanah Air setelah 19 tahun. Keduanya sempat bertanding sebagai pasangan pada babak penyisihan grup ketika melawan Aljazair.

Selanjutnya, Ahsan sempat dipasangkan dengan pemain muda Daniel Marthin ketika berhadapan dengan China Taipei. Adapun, Hendra Setiawan kala itu memegang kepercayaan sebagai kapten tim Thomas Indonesia. 

Lanjutkan Membaca ↓

Mengapa para atlet olahraga juga disebut pahlawan

  • Mengapa para atlet olahraga juga disebut pahlawan
    Liputan6.comAuthor
  • Mengapa para atlet olahraga juga disebut pahlawan
    Marco TampubolonEditor

TOPIK POPULER

POPULER

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
  • 6
  • 7
  • 8
  • 9
  • 10

Berita Terbaru

Berita Terkini Selengkapnya