Wednesday, 7 August 2019 Edit
Fotosintesis Tanaman C3 C4 CAM - Jalur fiksasi CO2 yang telah kita pelajari di depan merupakan jalur fiksasi CO2 pada tumbuhan C3, contohnya pada tanaman kedelai. Pada flora C3 siklus Calvin terjadi di sel-sel mesofil. Bagaimana dengan flora C4 dan CAM? Apakah siklus Calvin juga terjadi dalam sel-sel mesofil? Apa perbedaan ketiga jenis tanaman tersebut dalam fiksasi CO2? Pada tumbuhan C4, CO2 yang diikat sel-sel mesofil akan diubah terlebih dulu menjadi oksaloasetat (senyawa 4C), setelah bereaksi dengan PEP (fosfoenolpiruvat). Penggabungan ini dikatalisir oleh PEP karboksilase. Selanjutnya dengan derma NADPH2, oksaloasetat diubah menjadi malat (senyawa 4C). Senyawa ini lalu memasuki sarung berkas pembuluh. Malat, dalam sel-sel sarung berkas pembuluh, mengalami dekarboksilasi menjadi piruvat dan CO2. Selanjutnya, CO2 memasuki jalur siklus Calvin. Perhatikan bagan reaksi penangkapan CO2 pada tanaman C4 berikut.
2) Di sarung berkas pengangkut :
Jalur C4 lebih efisien daripada tumbuhan C3 dalam hal fiksasi CO2. Mengapa demikian? Sistem fiksasi CO2 pada tanaman C4 bekerja pada konsentrasi CO2 jauh lebih rendah (sebesar 1–2 ppm) daripada pada sistem C3 (> 50 ppm). Dengan demikian, pada hari yang amat panas, tumbuhan C4 menutup stomatanya untuk mengurangi kehilangan air, tetapi tetap sanggup memperoleh CO2 untuk keperluan fotosintesisnya. Alasan inilah yang menjadikan tumbuhan C4 mampu beradaptasi pada habitat dengan suhu tinggi, kelembapanm rendah, dan sinar matahari terik pada siang hari. Beberapa tumbuhan yang hidup di tempat kering dan panas, contohnya kaktus, lili, dan anggrek mempunyai cara khusus dalam penambatan CO2 untuk proses fotosintesis. Pada umumnya tumbuhan mengikat (memfiksasi) CO2 pada siang hari, tetapi pada tumbuhan yang hidup di tempat kering pengikatan CO2 terjadi pada malam hari sehingga tanamantanaman tersebut mempunyai tipe khusus yang dinamakan crassulacean acid metabolism (CAM). Crassulaceae merupakan suatu famili dalam taksonomi tubuh. Tanaman ini mempunyai batang yang mengandung air atau sukulen. Seperti halnya tumbuhan C4, tumbuhan yang termasuk dalam familia Crassulaceae menambat CO2 dengan bantuan enzim PEP karboksilase dan mengubahnya menjadi oksaloasetat, tetapi dalam waktu berlainan. Pada tanaman familia Crassulaceae penambatan CO2 terjadi pada malam hari dikala stomatanya membuka. Oksaloasetat yang diubah menjadi malat akan disimpan dalam vakuola. Ketika stomata menutup pada siang hari, malat mengalami reaksi dekarboksilasi dan menghasilkan piruvat dan CO2. Selanjutnya, CO2 memasuki siklus Calvin untuk membentuk PGAL (G3P). Perhatikan bagan fiksasi CO2 pada tanaman CAM berikut.
Anda kini sudah mengetahui Fotosintesis Tanaman C3 C4 CAM. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber. Referensi : Sembiring, L dan Sudjino. 2009. Biologi : Kelas XII untuk Sekolah Menengan Atas dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 282.
62,808 total views, 8 views today. Prof. Ika Mariska sedang menyampaikan materi kuliah umum Materi kuliah umum yang disampaikan oleh Prof. Riset Dr. Ika Mariska ini sengaja dipilih karena sering muncul permasalahan dalam regenerasi tanaman baik untuk seleksi in vitro maupun rekayasa genetik. Para peneliti masih banyak yang belum memiliki pemahaman yang mendalam mengenai prinsip-prinsip dasar fisiologi tanaman. Kita ketahui, bahwa fiologi tumbuhan sangatlah memegang peranan penting di dalam proses regenerasi tanaman. Materi Kuliah Umum terdiri dari 3 bagian, yaitu (1) Fotosintesis pada tanaman C3, C4, dan CAM, (2) Meningkatkan peluang keberhasilan transformasi genetik tanaman, dan (3) Pengembangan lahan Marjinal/Suboptimal. Adapun isi materi Kuliah Umum secara detail adalah sebagai berikut: Fotosintesis Tanaman C3, C4, dan CAM Pertumbuhan adalah pertambahan volume yang meliputi pembelahan dan pemanjangan sel serta proses awal dari diferensiasi, sedangkan perkembangan adalah spesialisasi struktur dan fungsi dari sel membentuk jaringan dan organ tanaman. Berbagai penelitian yang dilakukan oleh para peneliti bertujuan untuk meningkatkan efisiensi fotosintesis dengan menurunkan respirasi tanaman. Saat ini pemanasan global telah menjadi isu dunia, di mana Indonesia telah merasakan adanya peningkatan suhu bumi. Kondisi ini disebabkan oleh industrialisasi yang menyebabkan peningkatan CO2 di muka bumi. Peningkatan CO2 dari 300 ppm menjadi 340 ppm diharapkan dapat meningkatkan laju fotosintesis yang merupakan proses penangkapan energi cahaya matahari oleh kloroplas untuk membentuk senyawa organik yang sangat dibutuhkan bagi kelangsungan hidup umat manusia di mukabumi. Namun demikian, kenyataannya peningkatan suhu bumi tidak secara nyata meningkatkan fotosintesis, tetapi meningkatkan laju fotorespirasi. Fotorespirasi merupakan proses perombakan komponen organik menjadi energi yang dibutuhkan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Untuk itu saat ini tengah dibicarakan bagaimana cara meningkatkan (1) efisiensi fotosintesis, (2) menurunkan laju fotorespirasi, dan (3) pengoptimalan lahan suboptimal. Secara umum fotosintesis terjadi melalui 2 tahap reaksi, yaitu :
|