Mengapa terjadi perubahan tekstur dan ukuran kentang setelah dilakukan perendaman

Laporan Praktikum Osmosis Pada Kentang – Laporan Berikut ini merupakan laporan yang admin Laporanpraktikum.id susun dari berbagai sumber dan referensi, semoga laporan ini dapat membantu pembaca semuanya.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap makhluk hidup disusun oleh miliyaran sel. Sebagian besar sel makhluk hidup mengandung air yang disimpan dalam plasma sel (sitoplasma).  Sel ini dibungkus oleh selaput tipis yang disebut membran plasma. Selaput ini merupakan membran dwi lapis membran yang bertugas mengatur secara selektif, keluar masuknya cairan dari dan ke dalam sel. Pada dasarnya pengangkutan melalui membrane sel dapat terjadi secara pasif maupun secara aktif. Pengangkutan secara pasif terjadi jika mengikuti arah gradient konsentrasi, artinya dari larutan yang memiliki konsentrasi tinggi menuju larutan yang memiliki konsentrasi rendah. Proses ini terjadi tanpa memerlukan energi hasil metabolisme. Sedangkan pada proses pengangkutan secara aktif memerlukan energi hasil metabolisme seperti ATP (Adenosin Tri Phospat) karena prosesnya terjadi melawan arah gradient konsentrasi.

Proses osmosis merupakan contoh pengangkutan secara pasif. Osmosis merupakan proses perpindahan partikel air dari konsentasi rendah ke konsentrasi tinggi melalui membran semipermeable. Membran semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat tertentu yang larut di dalamnya. Secara umum, membrane tersebut permiabel terhadap air dan zat-zat kecil dan tidak bermuatan. Misalnya molekul air dapat bergerak melewati dinding sel. Osmosis memberikan cara yang mudah bagi transport air keluar atau masuk sel. Proses osmosis akan berhenti ketika kedua larutan mempunyai konsentrasi yang sama atau disebut isotonik.

Praktikum Osmosis Pada Kentang, Peristiwa osmosis memainkan peranan yang sangat penting pada tubuh makhluk hidup manusia dan hewan, misalnya, pada membran sel darah merah.  Jika sel darah merah dimasukkan ke dalam suatu larutan hipertonik (lebih pekat) akan terjadi yang disebut krenasi.  Air yang terdapat dalam sel darah akan ditarik keluar dari sel sehingga sel mengerut dan rusak.  Sebaliknya, jika sel darah merah berada dalam suatu larutan yang bersifat hipotonik (lebih encer) maka sel darah merah akan mengembang dan akhirnya pecah.

Proses osmosis juga sangat berperan dalam proses penyerapan air dalam tumbuhan. Sedangkan  penyerapan mineral yang terlarut dalam tanah dilakukan secara difusi, yang nanti akan di edarkan ke seluruh bagian tumbuhan.  Terjadinya pengangkutan itu akan menyebabkan tekanan turgor sel, sehingga mampu membesar dan mempunyai bentuk tertentu. Osmosis juga memungkinkan terjadinya membuka dan menutupnya stomata. Bila sel dimasukkan kedalam cairan hipotonik, turgor sel akan meningkat. Bila berada dalam keadaan isotonik (larutan yang konsentrasinya sama dengan konsentrasi isi sel,maka sebagian sel yang ada mengalami plasmolisis,sebagian sel tidak. Keadaan ini dapat dipakai untuk menentukan tekanan osmosis sel dengan meletakkan pada larutan yang ditentukan molaritas larutan atau tekanan osmotiknya dan melihat berapa banyak sel yang terplasmolisis. Oleh karena itu maka dilakukanlah praktikum ini.

B. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam Praktikum Osmosis Pada Kentang ini adalah :

Agar pembatasan masalah dalam praktikum ini memiliki ruang lingkup yang jelas maka pembatasan masalahnya adalah “pengaruh larutan hipertonik dan hipotonis terhadap proses osmosis pada kentang”.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam Praktikum Osmosis Pada Kentang ini adalah :

  1. Bagaimana efek potensial air pada sel yang diletakkan dilarutan hipotonis dan hipertonis?
  2. Bagaimana menghitung persentase perubahan massa kentang setelah percobaan?
  3. Bagaimana peristiwa osmosis pada kentang berlangsung?
  4. Apakah ada perbedaan pada percobaan proses osmosis pada kentang bila menggunakan larutan gula 10%, larutan gula 20%, dan air suling?

D. Tujuan Praktikum

Tujuan Praktikum Osmosis Pada Kentang ini adalah :

  1. Mengetahui efek potensial air pada sel yang diletakkan dilarutan hipotonis dan hipertonis.
  2. Mengetahui cara menghitung persentase perubahan massa kentang setelah percobaan.
  3. Mengetahui peristiwa osmosis pada kentang.
  4. Mengetahui perbedaan pada percobaan proses osmosis pada kentang bila menggunakan larutan gula 10%, larutan gula 20%, dan air suling.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Terdapat 3 jenis gerakan ion atau molekul zat untuk melintasi membran plasma, yakni : difusi, osmosis dan transpor aktif. Gerakan – gerakan molekul zat dengan cara difusi dan osmosis tidak membutuhkan energi maka disebut transpor pasif. Sedangkan transpor aktif memerlukan energi untuk pergerakannya (Sulistyowati, 2010).

Osmosis adalah proses perpindahan air dari zat yang berkonsentrasi rendah (hipotonis) ke larutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis), proses ni biasa melalui membran selektif permeabel dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Osmosis adalah difusi air melalui membran semi-permeabel, dari larutan yang banyak air ke larutan yang sedikit air. Definisi paling sederhananya adalah difusi air melalui membran semi-permeabel (permeabel hanya kepada elarut, tidak kepada terlarut). Osmosis melepaskan energi, dan bisa melakukan kerja, sebagaimana akar pohon yang bisa membelah batu. Pelarut (dalam banyak kasus adalah air) bergerak dari larutan berkonsentrasi lebih rendah (hipotonik) ke larutan berkonsentrasi lebih tinggi (hipertonik) yang bertujuan menyamakan konsentrasi kedua larutan. Efek ini dapat dilihat dari bertambahnya tekanan pada larutan hipertonik relatif terhadap larutan hipotonik. Sehingga tekanan osmotik didefinisikan sebagai tekanan yang diperlukan untuk menjaga kesetimbangan, dengan tidak adanya aliran pelarut. Tekanan osmotik merupakan properti koligatif, yaitu properti yang gayut terhadap konsentrasi molar zat terlarut dan bukan terhadap jenis zatnya (Lakitan, 2008).

Osmosis adalah kasus khusus dari transpor pasif, dimana molekul air berdifusi melewati membran yang bersifat selektif permeabel. Jika terdapat dua larutan yang tidak sama konsentrasinya, maka molekul air melewati membran sampai kedaan larutan seimbang. Dalam proses osmosis, pada larutan hipertonik, sebagian besar molekul air terikat (tertarik) ke molekul gula (telarut), sehingga hanya sedikit molekul air yang bebas dan bisa melewati membran. Sedangkan pada larutan hipotonik, memiliki lebih banyak molekul air yang melewati membran. Oleh sebab tu, dalam osmosis aliran netto molekul air adalah dari larutan hipotonik ke hipertonik. Pada transpor pasif, gradien konsentrasi mendorong terjadinya difusi zat terlarut menembus membran sel dengan bantuan protein transpor. Protein ini tidak memerlukan energi dalam membantu pergerakan zat terlarut. Jadi, transpor pasif juga disebut difusi terfasilitasi (Prasaja, 2012).

Terdapat 2 faktor penting sesuai dengan hukum Fick pertama yang menentukan laju osmosis ke dalam jaringan (melewati membran) yaitu :

  • Faktor perbedaan (gradien) potensial air antara cairan sel penyerapan dengan larutan tanah di luarnya
  • Permeabilitas membran terhadap zat-zat (Innenarity, 2002).

Sedangkan menurut Keenan, et al,. 1984, faktor- faktor yang mempengaruhi terjadinya osmosis pada sel hidup :

  • Ukuran zat terlarut : semakin banyak zat terlarut maka peristiwa terjadinya osmosis akan semakin cepat. Karena zat terlarut memiliki tekanan osmotik yang berfungsi untuk memecah zat pelarut yang bergerak melalui membran semipermeabel
  • Tebal membran : semakin tebal suatu membran akan menghambat terjadinya osmosis. Karena dapat menyebabkan semakin sulitnya zat terlarut menembus membran tersebut
  • Luas permukaan
  • Jarak zat pelarut dan zat terlarut
  • Suhu

Umbi adalah salah satu jenis tanaman yang mengalami peristiwa difusi dan osmosis, umbi merupakan bagian tanaman yang terbentuk di dalam tanah (Rukmana, 1995). Misalnya umbi kentang ( Solanum tuberosum L.) yang memiliki karakteristik tumbuh menyukai daerah dingin dan lembab sebagai tempat tumbuhnya, kisaran suhu antara 15,5 – 21oC dan membutuhkan pH 5,5 – 6,5 (Wirawan, 2006).

Kentang (Solanum tuberosum L.) termasuk jenis bahan pangan hasil pertanian yang bernilai ekonomis cukup tinggi. Salah satu kendala yang dihadapi oleh produk ini adalah umur simpan yang pendek dan mudah mengalami reaksi browning. Penyebab utama reaksi browning adalah kadar air yang tinggi. Sharma (2000) menyatakan dehidrasi osmotik adalah salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut. Dengan metoda ini kadar air kentang bisa diturunkan sampai ke tingkat yang cukup rendah tanpa mengubah tekstur kentang dan kandungan protein kentangnya tidak terdenaturasi (Wirawan, 2006).

Dehidrasi osmosis dilakukan dengan merendam bahan pangan di dalam larutan (garam, gula atau bahan lain) dengan tekanan osmosis lebih tinggi daripada tekanan osmosis intraselular bahan pangan tersebut. Akibatnya, air dalam bahan akan keluar melintas membra sel menuju larutan perendam itu (Wirawan, 2006).

BAB III METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum fotosintesis ini kami lakukan pada :

Hari :

Tempat :

B. Alat dan Bahan

Alat

  • pisau
  • 3 buah gelas kimia 500 ml
  • mistar
  • neraca

Bahan

  • kentang
  • 100 ml larutan gula 10%
  • 100 ml larutan gula 20%
  • 100 ml aqudes

C. Prosedur Kerja atau Cara Kerja

  1. Potong kentang berbentuk bujur sangkar dengan perbandingan panjang : lebar : tinggi 0,5cm : 0,5cm : 2cm sebanyak sembilan potong.
  2. Beri label yang berbeda pada masing-masing gelas kimia yakni, A, B, dan C.
  3. Masukkan air suling ke dalam gelas kimia A, Masukkan larutan gula 10% pada gelas kimia B, dan masukkan larutan gula 20% pada gelas kimia C.
  4. Masukkan 3 potong kentang pada masing-masing gelas kimia.
  5. Diamkan selama dua jam
  6. Tiriskan kentang, lalu ukur masing-masing kentang pada tiap-tiap gelas kimia (panjang, lebar, dan tinggi).
  7. Ukur volume larutan pada gelas kimia A, B, dan C.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Mengapa terjadi perubahan tekstur dan ukuran kentang setelah dilakukan perendaman
Tabel Osmosis pada kentang dengan tiga larutan berbeda

Adapun pembahasan dalam laporan osmosis pada kentang ini adalah sebagai berikut :

Pada percobaan yang telah dilakukan, dapat dilihat pada tabel osmosis pada kentang dengan tiga larutan yang berbeda yakni, menggunakan aquade, larutan gula 10%, dan larutan gula 20%. Dapat diketahui pada tabel bahwa dari percobaan ini terdapat perubahan ukuran kentang. Perubahan ukuran tersebut tidak hanya bertambahnya ukuran, namun juga berkurangnya ukuran. Hal ini dapat terjadi karena sifat larutan yang hipotonis maupun hipertonis terhadap kentang.

Pada larutan gula kentang menjadi lembek dan terjadi pengurangan ukuran. Ini disebabkan karena kentang yang hipotonis terhadap larutan gula. Sehingga air yang ada pada kentang keluar dari sel – sel kentang yang menyebabkan kentang menjadi lembek dan mengalami pengurangan ukuran.

Kentang yang telah dimasukkan ke dalam larutan gula mengalami penyusutan berat dari berat semula karena air bergerak dari larutan yang konsentrasinya rendah ke larutan yang konsentrasinya tinggi. Dimana hasil dari praktik yang telah dilakukan bahwa air gula yang terdapat di dalam gelas tersebut memiliki kerapatan tinggi, sedangkan kentang memiliki kerapatan yang rendah. Setelah kentang dimasukkan ke dalam air gula selama kurang lebih 2 jam, kentang tersebut menjadi lebih ringan serta warnanya pun lebih kusam. Semakin hipertonis larutannya, maka semakin lembek kentangnya, juga semakin banyak pengurangan beratnya.

Dari pernyataan diatas dapat membuktikan mengenai teori osmosis yakni proses perpindahan air dari zat yang berkonsentrasi rendah (hipotonis) ke larutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis), proses ini biasa melalui membran selektif permeabel dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat.

BAB V PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan dalam percobaan ini bahwa :

  1. Osmosis merupakan proses perpindahan molekul-molekul pelarut dari konsentrasi pelarut tinggi ke konsentrasi pelarut rendah melalui membran selektif permiabel.
  2. Zat pelarut akan berpindah dari hipotonik ke hipertonik hingga isotosis yang mengakibatkan plasmolisis.
  3. Kentang yang direndam dalam larutan gula akan mengalami osmosis dimana kandungan air dalam kentang lebih besar sehingga air cenderung keluar yang menyebabkan berat kentang berkurang.
  4. Kentang yang direndam dalam aquades mengalami difusi dimana kandungan air yang diluar kentang lebih besar sehingga air cenderung masuk dan menyebabkan berat kentang bertambah.
  5. Osmosis dan difusi merupakan bagian dari transpor pasif sehingga tidak memerlukan energi didalam prosesnya.
  6. Kentang dengan larutan gula 20% mengalami osmosis lebih banyak dari pada kentang dengan larutan gula 10%.

Daftar Pustaka

Adapun Daftar Rujukan Berbagai sumber diatas, adalah sebagai berikut:

  • Innenarity, S,. 2002. Fluid & Electrolytes Made Increadibly Easy. USA : Springhouse Coorporation.
  • Lakitan, B. 2001. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
  • Prasaja, Y. 2012. Biologi: Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup Edisi 12. Jakarta: Salemba Teknika.
  • Sulistyowati, U,. 2010. Biologi. Nganjuk : PT. Temprina Media Grafika.
  • Wirawan, K. S. 2006. Studi Transfer Massa pada Proses Dehidrasi Osmosis Kentang (Solanum tuberosum L.). Forum Teknik, 30(2): 99-105.

Originally posted 2020-01-15 14:04:14.