Menurut anda apakah boleh berpacaran di sekolah

Pasalnya di usia remaja, rasa ingin tahunya sangat besar sehingga tak jarang ingin mencoba hal-hal baru yang belum pernah dilakukannya, termasuk aktivitas seksual.

Paparan tontonan di media sosial bisa memperbesar keingintahuannya akan aktivitas seksual tertentu, seperti berpelukan, berciuman, hingga berhubungan badan.

Jelaskan padanya risiko yang bisa muncul saat ia melakukan aktivitas seksual dengan pacarnya, mulai dari tertular penyakit kelamin hingga hamil di luar nikah.

Oleh karena itu, edukasi seks penting diberikan sebagai panduan anak bersikap saat pacaran. Dengan begitu, diharapkan anak tidak terjerumus hal-hal negatif yang tidak diinginkan.

Menjelaskan konsekuensinya

Anak mungkin tidak mengetahui bahwa menjalin hubungan dengan orang lain adalah sesuatu yang kompleks. Wajar, ketika sedang kasmaran, yang ia tahu pacaran adalah hal yang menyenangkan.

Nah, tugas Anda sebagai orangtua adalah menjelaskan bahwa pacaran tak selamanya mulus. Ada kalanya pacaran bisa saja tidak berjalan dengan baik.

Selain perihal patah hati, Anda juga perlu memberitahu tanda-tanda apabila terjadi hubungan yang tidak sehat serta mengarah pada kekerasan.

Berikut beberapa hal yang bisa Anda jelaskan kepada anak remaja mengenai ciri pacaran yang tidak sehat:

  • Pasangan mengontrol kehidupannya, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
  • Tidak menghormati serta keluar dari batasan.
  • Mengintimidasi juga mengendalikan pasangan.
  • Terlalu ketergantungan.
  • Tidak mempunyai sikap yang sopan terhadap orangtua.
  • Terlibat dalam kekerasan fisik maupun seksual

Selain itu, jelaskan juga bahwa ketika ia pacaran, ia tetap harus bisa membagi waktu, mana untuk keluarga, teman, dan belajar.

Dari berbagai hal yang sudah Anda jelaskan, biarkan anak mengambil keputusan apakah saat ini pacaran adalah pilihan yang tepat atau tidak.

Tugas Anda sebagai orang tua adalah dengan mengawasi serta membimbing anak remaja jika dia memang memutuskan untuk pacaran.

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Manusia adalah salah satu makhluk hidup yang sempurna di dunia. Manusia akan terus bertumbuh dan berkembang. Tuhan menciptakan manusia dengan sepasang, sehingga Tuhan memberi perasaan dan akal budi pada diri setiap manusia. Manusia akan mengalami rasa ketertarikan terhadap lawan jenisnya pada masa remaja. Masa remaja manusia umumnya berada di masa SMA, yaitu sekitar umur 14 atau 15 tahun. Rasa ketertarikan itu dapat dikatakan sebagai perasaan suka atau perasaan sayang terhadap orang yang spesial atau berbeda menurut pendapatnya. Ketika manusia menyatakan perasaannya tersebut, hal itu akan membentuk suatu hubungan untuk mengenal lebih dalam tentang kepribadian pasangannya atau dapat dikatakan pacaran.

Kebanyakan orang tua - orang tua dari setiap anak, tidak menyetujui jika anaknya berpacaran pada masa remaja atau masa SMA, tetapi pada masa kerja, yaitu sekitar umur 20 tahun ke atas, karena bagi para orang tua pacaran pada masa remaja akan banyak menimbulkan hal-hal dan perbuatan-perbuatan yang negatif. Namun, kebanyakan anak remaja berkata bahwa pacaran pada masa SMA itu sangat penting dan banyak keuntungannya. Jadi apakah anak SMA boleh pacaran?. Sebenarnya syarat manusia untuk berpacaran yaitu dilihat dari tingkat kedewasaannya. Kedewasaan manusia tidak dilihat dari segi umur, tetapi hanya dapat dinilai dan dirasakan oleh diri sendiri pada setiap manusia. Jika manusia sudah dewasa, otomatis pikirannya akan berkembang sehingga manusia dapat menentukan hal-hal dan perbuatan-perbuatan apa saja yang baik dan wajar pada usianya dan mengetahui apa saja efek samping yang akan timbul atas perbuatannya.

Ketika manusia mengalami masa remaja seperti itu, manusia juga akan mengalami rasa nafsu yang luar biasa, yaitu ingin melakukan seks bebas terhadap lawan jenis atau kekasihnya. Jika manusia tidak dapat menahan nafsunya, hal negatif yang sangat menyimpang akan terjadi, yaitu seks bebas. Hal itulah yang merupakan faktor utama yang menimbulkan kekhawatirkan para orang tua pada anak-anaknya, karena sudah banyak anak-anak remaja masa kini melakukan seks bebas dengan kekasihnya tanpa ada ikatan pernikahan. Sehingga para orang tua menyimpulkan bahwa anak remaja tidak boleh berpacaran. Tetapi sebenarnya itu boleh atau tidaknya berpacaran pada masa remaja atau SMA itu dilihat dari kedewasaanya.

Pacaran adalah hubungan antara lawan jenis atau laki-laki dengan perempuan yang mempunyai hubungan khusus dan melebihi dari status teman. Biasanya orang-orang banyak yang sudah melakukan hubungan tersebut karena hubungan tersebut telah umum dimana saja.

Memang tidak dapat dipungkiri bila pacaran merupakan fenomena tersendiri dikalangan remaja.. Sebagian ada yang mendifinisikan pacaran adalah ajang dari untuk mendapatkan kepuasan atau pacaran hanya sebagai label ”saya punya pacar dan dapat menimbulkan rasa percaya diri”.

Masa remaja adalah masa yang paling indah, terutama di masa SMA ini. Banyak hal yang terjadi pada masa perubahan dari kanak-kanak menuju dewasa. Satu proses masa yang semua anak manusia telah, sedang dan akan teradi dalam sebuah proses tumbuh kembang remaja. Dunia remaja memang unik, sejuta peristiwa terjadi dan sering diciptakan dengan ide-ide cemerlang dan positif.

Namun demikian tidak sedikit juga hal-hal negatif yang terjadi. Salah satu hal yang menarik dan terjadi dalam dunia remaja adalah trend pacaran yang digemari sebagian remaja. Bahkan ada rumor yang menarik, bahwa bila ada remaja yang belum punya pacar berarti belum mempunyai identitas diri yang lengkap. Dan sering menjadi bahan ejekkan oleh teman sebayanya. Hal ini yang membuat remaja menjadi tidak percaya diri.

Baca Juga: Eksistensi Pacaran Islami

Penyebab terjadinya pacaran yang pertama adalah karena adanya pengaruh dari globalisasi. Globalisasi yang paling mempengaruhi para remaja sekarang adalah globalisasi akibat berkembangnya internet. 

Dari situlah para remaja mendapat dorongan untuk mencontoh budaya bangsa barat yang tidak sesuai diterapkan di Indonesia seperti konsumtif, hedonisme dan gonta-ganti pasangan hidup. Sehingga mendorong para remaja untuk berpacaran di usia remaja. Dan dengan adanya media sosial, dapat memudahkan orang asing untuk berkenalan dengan kita dan jika sudah dekat bisa saja mengajak kita untuk ketemuan.

Yang kedua adalah membuktikan diri cukup menarik. Pada saat  ini, para remaja sudah  melanggar batas bergaul yang telah di tetapkan oleh orang tua. Mereka sudah mengenal pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Selain itu, pacar merupakan sesuatu yang dapat membuktikan bahwa mereka cukup menarik dan patut untuk mendapat perhatian dari lingkungan sekelilingnya.

Baca Juga: Meet-up dengan Pacar Online

Terakhir adalah karena adanya pengaruh dari teman sekitar. Semakin banyak teman yang kita miliki, maka semakin tinggi harga diri kita di mata orang lain di sekolah. Kemungkinan jika salah satu teman kita berpacaran, jika kita tidak mempunyai pacar, maka kemungkinan besar akan di jauhi oleh teman-teman kita.

Namun, pacaran memiliki banyak dampak negatif, seperti munculnya kekerasan fisik bila salah satu pasangan sedang cemburu, bersifat posesif, dan temperamen. Tetapi tetap bertahan dan akhirnya selalu di sakiti dan membuat mood remaja menjadi buruk. Dengan turunnya mood dari seorang remaja membuat mereka tidak bergairah lagi dalam melakukan sesuatu, terutama belajar. Maka prestasi siswa akan turun dan tidak dapat berkembang.

Berpacaran dapat membuat prestasi belajar seorang siswa menurun sebagai berikut, ketika belajar seorang siswa yang berpacaran pasti akan terganggu konsentrasinya untuk belajar karena pasanganya selalu mengirim chat kepadanya dan siswa tersebut pasti hanya fokus untuk membalas chat dari pasangannya, selalu menunggu chat dari pacarnya itu sehingga melupakan waktu belajarnya. Siswa yang berpacaran juga dapat membuat siswa itu malas untuk masuk sekolah terutama jika bertengkar dengan pasangannya atau berpisah dengan pasanganya karena malas bertemu denganya di sekolah.

Baca Juga: Perkenalkan Pacar Baruku, Gisel!

Mereka juga cenderung menjadi pribadi yang rapuh. Anak remaja yang mulai pacaran sejak usia dini lebih banyak mengalami sakit kepala, perut dan pinggang. Mereka juga lebih banyak depresi dibanding teman seusianya yang belum pernah pacaran. Seseorang, yang mengenal cinta lebih dini cenderung menjadi pribadi yang rapuh, sakit-sakitan, merasa tidak aman dan mudah depresi. Maka dari itu tidak sedikit remaja yang sering update status media sosial dengan quote yang sedih karena mereka sedang galau.

Timbulnya penyakit menular seksual jika remaja berhubungan seks dengan pasangannya dan juga dapat menyebabkan kehamilan yang dapat mengganggu kehidupan sosial remaja tersebut. Mengganggu sekolahnya karena di keluarkan dari sekolah sehingga tidak memiliki masa depan lagi. Bahkan sampai di kucilkan oleh keluarganya sendiri dan jadi bahan omongan semua orang.

Saya tidak melarang anda untuk berpacaran, namun pacaran juga tidak boleh berlebihan. Tidak boleh hanya berduaan saja, terutama di ruangan yang sepi dan gelap. Jangan merasa dunia hanya milik berdua saja, namun harus peka terhadap keadaan di sekitar kita. Harus mempunyai komitmen dan mawas diri, tahan dari segala godaan yang ada, serta meningkatkan keimanan kita kepada Tuhan. Tetap fokus pada pendidikan kita agar mendapatkan nilai yang bagus dan dapat membanggakan orangtua kita.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA