Menurutmu mengapa sinar matahari dan panas bumi dapat menjadi energi alternatif

Liputan6.com, Jakarta Energi matahari memiliki manfaat yang banyak bagi makhluk hidup yang ada di bumi. Bagi manusia, energi tersebut mampu bermanfaat bagi kehidupan. Sebagai contoh, energi matahari bermanfaat untuk mengeringkan pakaian yang sudah dicuci.

Namun, energi yang melimpah itu memiliki kelemahan juga. Berikut penjelasan keunggulan dan kelemahan energi matahari.

Keunggulan dan kelemahan

Energi matahari memiliki keunggulan tersendiri. Pertama adalah energi ini melimpah dari alam dan energi itu bisa diperbaharukan. Selain itu, energi tersebut dalam peggunaannya tidak menimbulkan polusi sebanyak penggunaan bahan bakar fosil.

Namun, ada beberapa kelemahan yang ada pada energi matahari. Jika cuaca hujan, energi yang tersedia jadi berkurang dan tidak optimal jika dimanfaatkan. Selain itu, pemakaian energi itu mampu menyebabkan terlepasnya gas yang berbau seperti telur busuk.

Tak hanya itu, pemanfaatan energi matahri mampu menimbulkan limbah yang mengandung bahan beracun yang mungkin membahayakan lingkungan dan energi itu tidak stabil. Beberapa wilayah penghasil energi panas bumi diperkirakan lamban laun akan mengalami.

Panel surya

Untuk energi terbarukan penggunaan panel surya bisa memanfaatkan energi tersebut. Namun, panel surya juga memiliki kelemahan. Seperti yang dibahas di atas, jika cuaca mendung atau hujan, energi yang tersedia akan berkurang.

Selain itu, pembuatan panel surya untuk mengumpulkan dan menyimpan energi matahari cukup rumit dan mahal. Terakhir, pembuatan panel surya membutuhkan tempat yang sangat luas dan dapat mengganggu tempat makhluk hidup lainnya.

Untuk penjelasan lainnya, yuk adik-adik yang duduk di Kelas V, gali pengetahuanmu lainnya dengan menonton program Belajar dari Rumah (BdR) setiap hari di TVRI, pukul 10.30-11.00 WIB.

(*)

Pemanfaatan energi matahari sebagai sumber energi alternatif untuk mengatasi krisis energi, khususnya minyak bumi, yang terjadi sejak tahun 1970-an mendapat perhatian yang cukup besar dari banyak negara di dunia. Di samping jumlahnya yang tidak terbatas, pemanfaatannya juga tidak menimbulkan polusi yang dapat merusak lingkungan. Cahaya atau sinar matahari dapat dikonversi menjadi listrik dengan menggunakan teknologi sel surya atau fotovoltaik.

Potensi energi surya di Indonesia sangat besar yakni sekitar 4.8 KWh/m2 atau setara dengan 112.000 GWp, namun yang sudah dimanfaatkan baru sekitar 10 MWp. Saat ini pemerintah telah mengeluarkan roadmap pemanfaatan energi surya yang menargetkan kapasitas PLTS terpasang hingga tahun 2025 adalah sebesar 0.87 GW atau sekitar 50 MWp/tahun. Jumlah ini merupakan gambaran potensi pasar yang cukup besar dalam pengembangan energi surya di masa datang.

Saat ini pengembangan PLTS di Indonesia telah mempunyai basis yang cukup kuat dari aspek kebijakan. Namun pada tahap implementasi, potensi yang ada belum dimanfaatkan secara optimal.

Secara teknologi, industri photovoltaic (PV) di Indonesia baru mampu melakukan pada tahap hilir, yaitu memproduksi modul surya dan mengintegrasikannya menjadi PLTS, sementara sel suryanya masih impor. Padahal sel surya adalah komponen utama dan yang paling mahal dalam sistem PLTS. Harga yang masih tinggi menjadi isu penting dalam perkembangan industri sel surya. Berbagai teknologi pembuatan sel surya terus diteliti dan dikembangkan dalam rangka upaya penurunan harga produksi sel surya agar mampu bersaing dengan sumber energi lain.

Mengingat ratio elektrifikasi di Indonesia baru mencapai 55-60 % dan hampir seluruh daerah yang belum dialiri listrik adalah daerah pedesaan yang jauh dari pusat pembangkit listrik, maka PLTS yang dapat dibangun hampir di semua lokasi merupakan alternatif sangat tepat untuk dikembangkan.

Dalam kurun waktu tahun 2005-2025, pemerintah telah merencanakan menyediakan 1 juta Solar Home System berkapasitas 50 Wp untuk masyarakat berpendapatan rendah serta 346,5 MWp PLTS hibrid untuk daerah terpencil. Hingga tahun 2025 pemerintah merencanakan akan ada sekitar 0,87 GW kapasitas PLTS terpasang.

Dengan asumsi penguasaan pasar hingga 50%, pasar energi surya di Indonesia sudah cukup besar untuk menyerap keluaran dari suatu pabrik sel surya berkapasitas hingga 25 MWp per tahun. Hal ini tentu merupakan peluang besar bagi industri lokal untuk mengembangkan bisnisnya ke pabrikasi sel surya.

(sumber: http://www.litbang.esdm.go.id)

[:ID]

Pemanfaatan energi matahari sebagai sumber energi alternatif untuk mengatasi krisis energi, khususnya minyak bumi, yang terjadi sejak tahun 1970-an mendapat perhatian yang cukup besar dari banyak negara di dunia. Di samping jumlahnya yang tidak terbatas, pemanfaatannya juga tidak menimbulkan polusi yang dapat merusak lingkungan. Cahaya atau sinar matahari dapat dikonversi menjadi listrik dengan menggunakan teknologi sel surya atau fotovoltaik.

Potensi energi surya di Indonesia sangat besar yakni sekitar 4.8 KWh/m2 atau setara dengan 112.000 GWp, namun yang sudah dimanfaatkan baru sekitar 10 MWp. Saat ini pemerintah telah mengeluarkan roadmap pemanfaatan energi surya yang menargetkan kapasitas PLTS terpasang hingga tahun 2025 adalah sebesar 0.87 GW atau sekitar 50 MWp/tahun. Jumlah ini merupakan gambaran potensi pasar yang cukup besar dalam pengembangan energi surya di masa datang.

Saat ini pengembangan PLTS di Indonesia telah mempunyai basis yang cukup kuat dari aspek kebijakan. Namun pada tahap implementasi, potensi yang ada belum dimanfaatkan secara optimal.

Secara teknologi, industri photovoltaic (PV) di Indonesia baru mampu melakukan pada tahap hilir, yaitu memproduksi modul surya dan mengintegrasikannya menjadi PLTS, sementara sel suryanya masih impor. Padahal sel surya adalah komponen utama dan yang paling mahal dalam sistem PLTS. Harga yang masih tinggi menjadi isu penting dalam perkembangan industri sel surya. Berbagai teknologi pembuatan sel surya terus diteliti dan dikembangkan dalam rangka upaya penurunan harga produksi sel surya agar mampu bersaing dengan sumber energi lain.

Mengingat ratio elektrifikasi di Indonesia baru mencapai 55-60 % dan hampir seluruh daerah yang belum dialiri listrik adalah daerah pedesaan yang jauh dari pusat pembangkit listrik, maka PLTS yang dapat dibangun hampir di semua lokasi merupakan alternatif sangat tepat untuk dikembangkan.

Dalam kurun waktu tahun 2005-2025, pemerintah telah merencanakan menyediakan 1 juta Solar Home System berkapasitas 50 Wp untuk masyarakat berpendapatan rendah serta 346,5 MWp PLTS hibrid untuk daerah terpencil. Hingga tahun 2025 pemerintah merencanakan akan ada sekitar 0,87 GW kapasitas PLTS terpasang.

Dengan asumsi penguasaan pasar hingga 50%, pasar energi surya di Indonesia sudah cukup besar untuk menyerap keluaran dari suatu pabrik sel surya berkapasitas hingga 25 MWp per tahun. Hal ini tentu merupakan peluang besar bagi industri lokal untuk mengembangkan bisnisnya ke pabrikasi sel surya.

(sumber: http://www.litbang.esdm.go.id)

[:]

Keywords: Pemanfaatan, sinar Matahari, energi terbarukan, PLTS

Matahari dan energi listrik merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan. Matahari adalah salah satu benda langit yang ada di alam semesta dengan memancarkan sinarnya dengan jumlah besar dan terus berkelanjutan. Sinar matahari ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, mulai dari keperluan rumah tangga seperti menjemur, sampai dengan pemanfaatan sebagai energi alternatif, yaitu sumber energi listrik. Sinar matahari tersebut dapat dikonversikan menjadi energi listrik dengan cara mengunakan panel surya (photovoltaic) yang biasa disebut dengan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang nantinya dapat memenuhi kebutuhan energi listrik bagi kehidupan. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) bekerja dengan menangkap sinar matahari, lapisan material pada panel surya akan menyerap foton. Hal ini akan membangkitkan atau meningkatkan elektron, menyebabkan diantaranya ‘melompat’ dari satu lapisan ke yang lainnya, lalu menghasilkan muatan listrik. PLTS tidak menggunakan bahan bakar fosil sebagai sumber energinya, sehingga akan menjadi energi yang bersih dan ramah lingkungan. Pada sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) menggunakan peralatan seperti panel surya, charge controller baterai, dan inverter.

AdminTsmdotcom. (2017). Baterai VRLA Gel Storace 12V 150Ah. Retrieved July 4, 2021, from www.panelsuryajakarta.com website: https://www.tenagasuryamurah.com/author/adminTsmdotcom/ ElectricScooterPart.com. (2021). Battery State of Charge Chart. Retrieved July 4, 2021, from https://www.electricscooterparts.com/battery-state-of-charge-chart-and-information.html Goodstuff. (n.d.). PWM Solar Charge Controller 10A 12V 24V DC DIY Panel Surya PLTS USB. Retrieved June 19, 2021, from https://lite.shopee.co.id/PWM-Solar-Charge-Controller-10A-12V-24V-DC-DIY-Panel-Surya-PLTS-USB- i.41241476.4639750703?smtt=307.1.2&gclid=EAIaIQobChMInf-dmajB8QIVPTVyCh3vWQkoEAQYAiABEgK8sfD_BwE karyastoredatsongirsang. (n.d.). inverter Pure Sine wave DC24V AC220V 2600 Watt sinus murni Converter + LED Display. Retrieved July 5, 2021, from https://shopee.co.id/inverter-Pure-Sine-wave-DC24V-AC220V-2600-Watt-sinus-murni-Converter-LED-Display-i.63323872.5656836798 Mahardika, I. G. N. A., Wijaya, I. W. A., & Rinas, I. W. (2016). Rancang Bangun Baterai Charge Control Untuk Sistem Pengangkat Air Berbasis Arduino Uno Memanfaatkan Sumber Plts. 3(1), 26–32. Nazif, H. (2019). Pengembangan Model dan Simulasi Inverter Satu Fasa Pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya DENGAN Metode Kontrol Arus Ramp Comparison Current Control. XIII(5), 37–48. Prasetyo, K. A., Yuniarti, N., & Prianto, E. (2018). Pengembangan Alat Control Charging Panel Surya Menggunakan Aduino Nano Untuk Sepeda Listrik Niaga. 2(1), 50–58. Putra, S., & Rangkuti, C. (2016). Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Secara Mandiri Untuk Rumah Tinggal. 23.1-23.7. Ramadhan, A. I., Diniardi, E., & Mukti, S. H. (2016). Analisis Desain Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Kapasitas 50 WP. 37(2), 59–63. https://doi.org/10.14710/teknik.v37n2.9011 Rif’an, M., Hp, S., Shidiq, M., Yuwono, R., Suyono, H., & S., F. (2012). Optimasi Pemanfaatan Energi Listrik Tenaga Matahari di Jurusan Teknik Elektro Universitas. 6(1), 44–48. SOLAR CELL SURABAYA. (n.d.). Solar panel cell surya modul Grade A Zanetta Lighting 100Wp Poly. Retrieved June 19, 2021, from https://www.tokopedia.com/solarcellsby/solar-panel-cell-surya-modul-grade-a-zanetta-lighting-100wp-poly?utm_source=Android&utm_source=Android&utm_medium=Share&utm_medium=Share&utm_campaign=Product Share&utm_campaign=Product Share&_branch_match_id=93904857 TEKNIK, P. C. I. (2013). Kalkulasi. Retrieved June 17, 2021, from https://solarpanelindonesia.wordpress.com website: https://solarpanelindonesia.wordpress.com/kalkulasi/

Yamato, K. R. (2012). 07 PLTS-Solar-Energi [12 b]. Retrieved June 17, 2017, from www.slideshare.net website: https://www.slideshare.net/7779/07-pltssolarenergi-12-b

Abstract viewed = 4691 times
PDF downloaded = 570 times