Penjualan retail terjadi ketika bisnis menjual produk atau layanan kepada konsumen individu untuk digunakan sendiri. Transaksi itu sendiri dapat terjadi melalui sejumlah saluran penjualan yang berbeda, seperti online, di toko fisik, melalui penjualan langsung, atau surat langsung. Aspek penjualan yang memenuhi syarat sebagai transaksi eceran adalah bahwa pengguna akhir adalah pembeli. Show Ada empat kategori utama pengecer:
Beberapa jenis yang paling umum termasuk:
Keuangan RitelRantai pasokan ritel umumnya terdiri dari empat pemain: produsen yang memproduksi barang, grosir atau distributor yang membeli dari produsen dan menjual kembali ke pengecer, dan pengecer yang membeli dari grosir dan kemudian menjual ke konsumen. Pada setiap langkah dalam rantai ada markup, atau margin keuntungan, yang tertanam dalam pembelian. Produsen menghitung biaya pembuatan produk mereka dan kemudian menambahkan persentase keuntungan sebelum menjual ke grosir. Pedagang grosir melakukan hal yang sama, menambahkan persentase keuntungan dari apa yang mereka bayarkan untuk produk tersebut. Dan pengecer menambahkan margin keuntungan mereka sendiri ke biaya produk sebelum menjualnya ke pelanggan akhir mereka, pengguna. Point of SaleUntuk menyelesaikan penjualan, toko ritel secara tradisional meminta pelanggan membawa pembelian mereka ke kasir, di mana petugas menghitung total biaya dan menelepon penjualan. Saat ini, beberapa supermarket memiliki jalur self-check-out, di mana pelanggan dapat memindai barang-barang mereka dan check-out menggunakan kartu kredit atau uang tunai. Pelanggan membeli toko online di layar komputer mereka, klik untuk memilih produk yang mereka inginkan, lalu ketik informasi kartu kredit mereka untuk menyelesaikan penjualan. Pengelompokan RetailDi dalam bisnis retail sendiri dapat diklasifikasikan dengan cara meneliti retailer-retailer kecil dan besar sebagai pengelompokan yang terpisah. Retailer Kecil Bisnis retail kecil digambarkan sebagai retailer yang berpenghasilan di bawah $500.000 per tahun, yang mempunyai ciri khas adanya spesialisasi pada pekerjaan-pekerjaan yang kecil. Pemilik toko secara umum bertanggung jawab seluruhnya terhadap tugas penjualan dan manajemen. Pemilik toko juga mempunyai tanggung jawab, membeli, menjual, mengatur jadwal kerja, membuat rencana promosi penjualan, dan memberikan jaminan kerja bagi para pegawainya. Kebanyakan kepemilikan toko pada bisnis retail kecil ini dimiliki oleh seorang individu (individual proprietorship). Tapi bagaimanapun juga retailer kecil ini termasuk dalam suatu kelompok patnership dan corporations (kerjasama). Retailer Besar Pada saat ini retailing dikuasai oleh organisasi-organisasi besar. Organisasi-organisasi besar tersebut adalah: The Department store, Chain Organization (Organisasi berantai), Supermarket, Catalog store, Wharehouse Outlet,Superstore dan mail-order house provide the majority of retail seles (pesanan melalui e-mail yang meyediakan mayoritas dari penjualan retail) Department store merupakan salah satu dari retailer besar. Hypermarket adalah institusi retail yang menawarkan sejumlah besar barang-barang keras maupun barang-barang lunak, menyediakan banyak pelayanan ke konsumen, memiliki volume penjualan yang besar, dan mempekerjakan sejumlah besar orang yang khusus untuk beberapa jenis pekerjaan Kinerja Bisnis RetailKinerja retail menurut (Pearce, 1998; dikutip dari Eun Jing Hwang, 2005) berpendapat bahwa kinerja retail dapat berfokus dan terjadi pada beberapa tingkat dalam perusahaan. Ia mengatakan bahwa ukuran pada kinerja retail digunakan sangat baik pada bentuk dari tingkatan dalam perusahaan. Keseluruhan ukuran dari kedua-duanya kinerja keuangan (pengembalian saham modal) dan kinerja pemasaran (posisi image pada persaingan pasar) digunakan pada tingkat perusahaan, diamana unit, asset digunakan pada ukuran kinerja, seperti kontribusi dollar per meter persegi pada ruang penjualan, digunakan secara variasi pada tingkat-tingkat operasi (keputusan, wilayah, toko, departemen). Banyak tingkat barang-barang (kelompok, klasifikasi, kategori, garis, bentuk-bentuk) digunakan untuk indikator membeli dan menjual, seperti pengembalian keuntungan bersih pada laba dalam inventari dan laba produk langsung dalam ukuran kinerja. Fungsi RitelRitel memiliki beberapa fungsi penting yang dapat meningkatkan nilai produk dan jasa yang dijual kepada konsumen dan memudahkan distribusi produk – produk tersebut bagi perusahaan yang memproduksinya. Menurut (Utami, 2006:10 ) Fungsi tersebut adalah sebagai berikut : Menyediakan berbagai jenis produk dan jasa Konsumen selalu mempunyai pilihan sendiri terhadap berbagai jenis produk dan jasa. Untuk itu, dalam fungsinya sebagai peritel, mereka berusaha menyediakan beraneka ragam produk dan jasa yang dibutuhkan konsumen. ‘ Memecah Memecah (breaking bulk) disini berarti memecah beberapa ukuran produk menjadi lebih kecil, yang akhirnya menguntungkan produsen dan konsumen. Penyimpan persediaan Fungsi utama ritel adalah mempertahankan persediaan yang sudah ada, sehingga produk akan selalu tersedia saat konsumen menginginkannya. Penyedia jasa Ritel juga dapat mengantar produk hingga dekat ke tempat konsumen, menyediakan jasa yang memudahkan konsumen dalam membeli dan menggunakan produk, maupun menawarkan kredit sehingga konsumen dapat memiliki produk dengan segera dan membayar belakangan. Meningkatkan nilai produk dan jasa Dengan adanya beberapa jenis barang atau jasa, maka untuk suatu aktivitas pelanggan mungkin memerlukan beberapa barang. Macam-Macam Gerai RetailBisnis eceran atau retail dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu retail dengan toko dan non-toko. Retail dengan toko atau toko eceran memiliki bermacam-macam bentuk, diantaranya adalah: a. Toko khusus (specialty store) Toko ini menyediakan lini produk yang sempit dengan ragam barang yang cukup dalam untuk setiap lini. b. Departement store Toko ini menjual beberapa lini produk . Biasanya pakaian, perabot rumah tangga, barang-barang rumah tangga dengan masing-masing lini dioperasikan sebagai suatu departemen yang terpisah yang dikelola oleh seorang bagian pembelian khusus. c. Supermarket Toko dengan relatif besar berbiaya murah, bermarjin rendah, bervolume besar dan diciptakan untuk melayani berbagai kebutuhan konsumen. d. Convenience store Toko dengan ukuran yang relatif kecil, berlokasi di daerah pemukiman, waktu operasional toko cukup lama dan menjual barang-barang yang perputarannya cukup tinggi namun dalam jumlah yang terbatas. e. Superstore Toko yang ukurannya relatif besar yang ditujukan untuk memenuhi keseluruhan kebutuhan konsumen untuk bahan makanan dan bukan makanan. Termasuk di dalamnya supercenter, kombinasi supermarket dan toko diskon yang menyediakan barang-barang lintas jenis. Category killer dan hypermarket juga termasuk kategory superstore. f. Toko diskon (discount store) Toko ini menjual barang dagangan standar dengan harga yang lebih rendah dengan menerima margin yang rendah dan menjual barang dengan jumlah yang banyak. Toko diskon yang sebenarnya menjual produk dengan harga rendah, sebagian menjual merek-merek nasional, bukan barang-barang inferior. g. Retail off-price Toko yang menjual barang berkualitas tinggi . Barang yang dijual sering merupakan barang-barang sisa, stok lebih dan barang-barang yang produksinya kurang sempurna yang diperoleh dengan harga rendah dari harga standar dan menjualnya dengan harga yang lebih rendah dari toko eceran lainnya. h. Factory Outlet Toko yang dimiliki oleh pabrik dan dijalankan oleh pabrik dan biasanya menjual barang-barang pabrik tersebut yang berlebih, tidak dilanjutkan produksinya atau barang-barang cacat. Biasanya harga yang ditawarkan tidak lebih dari lima puluh persen dibawah harga eceran. Nonstore RetailingSelain toko eceran, bisnis retail juga ada yang berkonsep non-toko. Walaupun sebagian besar barang dan jasa dijual melalui toko, pengecer nontoko (nonstore retailing) selama ini berkembang lebih cepat bila dibandingkan dengan pengecer toko ( Kotler, 1999). Pengecer non toko antara lain direct marketing, direct selling dan automatic vending. a. Direct marketing (pemasaran langsung) Dilakukan dengan komunikasi langsung dengan konsumen yang membidik secara seksama untuk mendapatkan respon langsung dari konsumen. Pemasaran langsung ini digunakan untuk memperoleh langsung konsumen yang menjadi target pasar. b. Direct selling (penjualan langsung) Penjualan langsung sering juga disebut dengan door-to-door retailing. Keuntungan dari penjualan ini adalah kenyamanan dan perhatian yang diberikan kepada konsumen jauh lebih besar. Akan tetapi tingginya biaya perekrutan, pelatihan, gaji dan motivasi bagi tenaga kerja berdampak pada harga produk yang jadi lebih tinggi. c. Automatic vending (penjualan otomatis) Penjualan ini dilakukan melalui mesin penjual yang secara otomatis akan mengeluarkan produk setelah konsumen memasukan uang logam. |