Negara ASEAN yang berbatasan langsung dengan daratan Indonesia adalah brainly

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) merupakan sebuah organisasi khusus untuk negara-negara di Asia Tenggara, salah satunya Indonesia. Mencakup wilayah seluas 4,46 juta km2, ada salah satu negara ASEAN berbatasan dengan daratan Indonesia, lho.

Negara manakah yang batas daratnya langsung dengan Indonesia?

Sejarah Berdirinya ASEAN

Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau ASEAN merupakan sebuah organisasi geopolitik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Organisasi ini lahir di Bangkok, Thailand pada 8 Agustus 1967 berdasarkan Deklarasi Perbara oleh Indonesia, Filipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand.

Latar belakang berdirinya ASEAN ini adalah adanya keinginan kuat para pendiri untuk menciptakan kawasan Asia Tenggara yang aman, stabil, damai, dan sejahtera.

Pada tahun 1960-an, situasi di kawasan Asia Tenggara rawan konflik, perebutan pengaruh ideologi dan konflik antar negara di kawasan. Situasi ini dapat mengganggu stabilitas dan menghambat pembangunan.

Organisasi ini terbentuk dengan latar belakang dan kesamaan yang dimiliki negara-negara anggota ASEAN, berikut di antaranya dikutip dari buku berjudul Mengenal ASEAN dan Negara-negaranya oleh Tri Prasetyo.

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

  1. Sama-sama terletak di kawasan Asia Tenggara.
  2. Negara-negara di kawasan Asia Tenggara sama-sama pernah dijajah oleh bangsa barat.
  3. Memiliki kepentingan mencengah pengaruh antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.
  4. Mempunyai dasar kebudayaan Melayu Austronesia.
  5. Mempunyai kepentingan dalam menangani berbagai permasalahan di bidang politik, ekonomi, sosial serta budaya.

Tujuan ASEAN

Deklarasi Bangkok berisi tujuan pembentukan ASEAN ini ditandatangani oleh lima menteri negara pendiri ASEAN, yakni Adam Malik dari Indonesia, Tun Abdul Razak dari Malaysia, Narciso R. Ramos dari Filipina, Rajaratnam dari Singapura, dan Thanat Khotman dari Thailand.

Adapun tujuannya yaitu:

  • Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara
  • Meningkatkan perdamaian dan kestabilan regional
  • Meningkatkan kerja sama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi
  • Memelihara kerja sama yang erat di tengah-tengah organisasi regional dan internasional yang ada
  • Meningkatkan kerja sama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di kawasan Asia Tenggara

Artikel terkait: Profil 10 Negara Anggota ASEAN, Jangan Lupa Kenalkan pada Anak

Daftar Negara Anggota ASEAN

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

Sumber: Asean.org

Hingga saat ini, anggota ASEAN terdiri dari sepuluh negara, yaitu:

  1. Indonesia masuk pada tanggal 8 Agustus 1967
  2. Malaysia masuk pada tanggal 8 Agustus 1967
  3. Thailand masuk pada tanggal 8 Agustus 1967
  4. Filipina masuk pada tanggal 8 Agustus 1967
  5. Singapura masuk pada tanggal 8 Agustus 1967
  6. Brunei Darussalam masuk pada tanggal 7 Januari 1984
  7. Vietnam masuk pada tanggal 28 Juli 1995
  8. Myanmar masuk pada tanggal 23 Juli 1997
  9. Laos masuk pada tanggal 23 Juli 1997
  10. Kamboja masuk pada tanggal 30 April 1999

Malaysia, Negara ASEAN Berbatasan dengan Daratan Indonesia

Dilansir dari Wikipedia, ASEAN meliputi wilayah daratan seluas 4,46 juta km2 dengan populasi mendekati angka 600 juta orang atau setara 8.8% total populasi dunia.

Indonesia merupakan negara dengan kepulauan terbesar di dunia, dan ada salah satu negara ASEAN yang berbatasan dengan daratan Indonesia, yaitu Malaysia.

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

Malaysia merupakan negara monarki yang berdaulat di Asia Tenggara. Bagian timur dari Negeri Jiran ini berbatasan langsung dengan daratan Indonesia, terutama wilayah Sabah dan Serawak yang letaknya di bagian utara Pulau Kalimantan.

Dilansir dari Kompas, perbatasan kedua negara dimulai dari perjanjian antara Belanda dan Inggris pada 1824, yakni dalam perjanjian menetapkan pengaruh pada Kepulauan Melayu antarkedua negara penjajah.

Sebagian wilayah Malaysia ini berbatasan langsung via jalur darat dengan Indonesia melalui Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

Negara Lain yang Berbatasan dengan Indonesia

Selain Malaysia, ada dua negara lain yang berbatasan langsung dengan Indonesia. Akan tetapi, keduanya bukan negara anggota ASEAN melainkan negara pengamat.

Hal ini tertuang dalam UU Nomor 43 Tahun 2008 pasal 5 tentang Wilayah Negara.

Timor Leste dahulu adalah bagian Indonesia dan menjadi negara pengamat ASEAN sejak 2002. Perbatasan antara Indonesia dengan Timor Leste terletak di Kabupaten Beli dan Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan daratan utama Timor Leste.

Sumber: Kompas

You got lucky! We have no ad to show to you!

Iklan

Tercatat, batas wilayah Indonesia dan Timor Leste ini sepanjang 268,8 kilometer dan ditandai dengan prasasti di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain Batugede.

Terletak di sebelah barat Provinsi Papua, perbatasan Indonesia dan Papua Nugini tertuang dalam perjanjian bersama Australia pada 1974. Wilayah perbatasan dijaga oleh PLBN Terpadu Skouw di Distrik Muaratami, Jayapura.

***

Baca juga:

5 Negara Pendiri ASEAN, Salah Satunya Ada Indonesia!

5 Negara ASEAN dengan Sistem Pendidikan Terbaik 2021, Indonesia Urutan Berapa?

Indonesia memiliki perbatasan darat internasional dengan tiga negara tetangga yaitu Malaysia, Papua Nugini dan Timor Leste. Sedangkan di laut, perairan Indonesia berbatasan dengan sepuluh negara tetangga yakni: India, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, Palau, Australia, Timor Leste dan Papua Nugini. Untuk itu peran Badan Geologi sangat strategis dalam mengelola wilayah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Mengingat batas wilayah darat dan dasar laut merupakan bagian dari bumi, maka tak bisa dielakkan peran Badan Geologi sangat diperlukan untuk memiliki data-data geologi. Keseluruhan data tersebut selanjutnya diintegrasikan untuk memetakan karakteristik lingkungan fisik permukaan bumi terkait tapal batas negara, menentukan potensi sumber daya alam di kawasan perbatasan baik batas darat maupun dasar laut, dan kajian aspek infrastruktur guna peningkatan ekonomi wilayah perbatasan.

Kawasan perbatasan merupakan kawasan strategis nasional yang mempunyai peranan dan fungsi penting. Dalam pengelolaannya kawasan perbatasan negara tersebut yang meliputi perbatasan darat, laut dan pulau-pulau kecil terluar telah diatur dalam UU Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara menyebutkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia, terdiri dari wilayah darat, wilayah perairan, dasar laut dan tanah di bawahnya serta ruang udara di atasnya, termasuk seluruh sumber kekayaan yang terkandung di dalamnya.

Kebijakan yang dilakukan dalam pengembangan kawasan perbatasan adalah "mempercepat pembangunan kawasan perbatasan di berbagai bidang, terutama peningkatan bidang ekonomi, sosial dan keamanan, serta menempatkan kawasan perbatasan sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga secara terintegrasi dan berwawasan lingkungan".

Harapannya kawasan perbatasan sebagai bagian terluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat mendukung keberhasilan pembangunan nasional dan mampu mendorong peningkatan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat disekitarnya (prosperity approach) serta peningkatan kondisi pertahanan dan keamanan (security approach).

Menyadari pentingnya data-data geologi tersebut, maka Badan Geologi melakukan survei, pemetaan geologi, dan akuisisi data di kawasan perbatasan guna memperoleh kejelasan hak-hak kedaulatan negara yang harus dipertahankan termasuk kekayaan alam didalamnya. Tentu saja data-data tersebut sangat dibutuhkan sebagai modal Pemerintah dalam perundingan penentuan wilayah perbatasan antar negara.

Dari data survei geologi dan geofisika yang telah dilakukan di kawasan perbatasan secara jelas menunjukkan masih banyaknya potensi sumber daya alam, terutama minyak dan gas bumi untuk diolah sebagai prospek wilayah kerja baru. Hal tersebut tidak hanya berguna dalam menambah penguatan cadangan energi nasional akan tetapi sekaligus menjadi peluang Pemerintah dalam mengembangkan kawasan perbatasan untuk menghindari hilangnya wilayah NKRI. Seperti halnya kegiatan yang telah dilakukan di Cekungan Akimeugah Papua, yang memanjang hingga ke perbatasan Papua Nugini (PNG).

Di area tersebut Badan Geologi telah menghasilkan data-data survei geologi, geokimia batuan induk, gaya berat, Passive Seismic Tomography (PST) dan Microseepage. Cekungan Akimeugah merupakan kelanjutan dari Papua Basin di Papua New Guinea (PNG) yang memiliki 10 top lead dengan cadangan lebih dari 1.800 MMBOE. Hitungan sumber daya spekulatif oleh Badan Geologi di cekungan ini mencapai 116 TCF.

Kegiatan lain yang juga telah dilakukan oleh Badan Geologi adalah survei seismik 2D di perairan Arafura dan Sahul yang telah berhasil menemukan graben-graben dengan dimensi yang cukup besar yang membuka peluang bagi penemuan baru lapangan migas. Lokasi akuisisi seismik tersebut berbatasan dengan perairan Australia dan PNG (di beberapa lokasi batas teritorial di kawasan tersebut masih berupa garis putus-putus yang berarti masih terbuka peluang untuk dirundingkan). Dengan diperolehnya data-data geologi dan geofisika akan menjadi modal utama guna meningkatkan kepercayaan diri Pemerintah dalam melakukan perundingan.

Selain survei potensi sumber daya alam, pemetaan geologi yang juga telah dilakukan oleh Badan Geologi adalah pemetaan korelasi geologi di perbatasan Timor Leste dan Malaysia yaitu Pulau Kalimantan di wilayah Sintang-Silantek (Kalimantan Barat-Sarawak) dan Serudong-Nunukan (Kalimantan Utara). Kegiatan selanjutnya untuk wilayah tersebut adalah melakukan pemetaan geomorfologi dan geologi kuarter. Kedua hal tersebut sangat penting untuk dilakukan guna mendukung pengembangan wilayah dan pembangunan infrastruktur serta peningkatan ekonomi wilayah perbatasan.

Wilayah dan pelaksanaan kerja sama perbatasan Indonesia-Timor Leste

Informasi geomorfologi yang mencakup kondisi topografi, bentuk dan kemiringan lereng, pola aliran dan material penutup lahan sangat penting untuk digunakan sebagai data dasar dalam pembangunan dan pengembangan infrastruktur di wilayah perbatasan. Lebih dari itu informasi ini sangat penting untuk dimanfaatkan sebagai pedoman dalam pemanfaatan lahan dan penetapan tapal batas antar negara. Sebagaimana diketahui bahwa penetapan batas antar negara antara wilayah Indonesia dan Malaysia di Kalimantan adalah menggunakan batas alamiah berupa punggungan gunung yang mengikuti batas pemisah air (watershed), hal tersebut menjadikan informasi geomorfologi dan geologi kuarter menjadi salahsatu kunci utama dalam menyelesaikan permasalahan tapal batas antara Indonesia-Malaysia.

Harapan yang diamanatkan dari pengembangan dan pengelolaan kawasan perbatasan adalah kawasan tersebut bisa benar-benar menjadi wilayah kerja aktif dimana terlihat adanya aktifitas pengembangan wilayah secara nyata. Nilai penting dari pengelolaan kawasan perbatasan adalah keseriusan dari Pemerintah untuk mengelola, memproduksi, mengembangkan dan mengefektifkan serta tidak menelantarkan kawasan perbatasan. Hal tersebut hanya dapat dilakukan jika telah diperoleh data-data geologi secara komprehensif melalui kegiatan survei, pemetaan dan inventarisasi.

Jika Pemerintah Indonesia tidak memiliki data-data geologi secara komprehensif dan lalai dalam pengelolaan wilayah perbatasan, maka akan berdampak pada saat dilakukan perundingan terhadap wilayah tersebut. Dikhawatiran pemerintah kurang maksimal dalam perundingan yang pada gilirannya berpotensi terjadi ancaman besar yaitu hilangnya wilayah kedaulatan NKRI seperti lepasnya Sipadan dan Ligitan dari Indonesia. Kasus hilangnya kedua pulau milik Indonesia di dekat kawasan kaya potensi minyak di Ambalat Kalimantan tentu saja tidak kita inginkan terjadi lagi di masa mendatang.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA