Nilai dalam cerita rakyat tersebut yang sesuai dengan kehidupan saat ini adalah

Hikayat merupakan salah satu cerita rakyat yang disampaikan secara turun-temurun, biasanya diceritakan dari mulut ke mulut. Hikayat mengandung nilai-nilai kehidupan, seperti nilai religius (agama), moral, sosial, budaya, pendidikan, maupun estetika (keindahan).

Berikut nilai yang dominan dalam kutipan tersebut adalah nilai religius (agama). Nilai religius tersebut tampak pada kutipan: “…, kalau-kalau kita berdua dikehendaki oleh Sang Yang Sukma, kembali ke kayangan kita.” Kalimat tersebut menunjukkan kepercayaan mereka yang percaya adanya kehidupan setelah mati (akhirat). Selain itu, digambarkan sikap religiusnya (memuja Dewa-Dewa) dalam kutipan “Kakang Aji marilah kita memuja pada segala Dewa-Dewa memohonkan kalau-kalau dianugerahkan oleh Dewata mulia raja akan kita akan anak ini." Hal itu sebagaimana perintah agama yang menuntun umatnya untuk beriman kepada Tuhan, termasuk memohon pertolongan kepada-Nya.


Dengan demikian nilai yang dominan dalam kutipan tersebut adalah nilai religius (agama)

Berikut adalah nilai-nilai yang terkandung di dalam hikayat:

  1. Nilai agama Merupakan nilai dari pesan hikayat yang berhubungan dengan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, umumnya berisi pesan untuk taat beragama dan menjalankan agamanya masing-masing secara benar.
  2. Nilai sosial Merupakan nilai dari pesan hikayat yang berhubungan dengan kehidupan sesama atau sosial kita. Biasanya berisi nasihat untuk hidup tidak mendiskriminasi, hidup mengasihi sesama, dsb.
  3. Nilai budaya Mengandung nilai-nilai budaya setempat di tempat pembuatan hikayat tersebut. Misalnya memuat nilai budaya tradisi zaman dulu pada masa kerajaan, atau sejenisnya. Contohnya tradisi pergantian kekuasaan raja dengan anaknya.
  4. Nilai moral Mengandung pesan moral tertentu yang hendak diberitahukan pada pembaca. Misalnya pesan untuk menaati nasihat orangtua, tidak melupakan orangtua saat sudah sukses, dll.
  5. Nilai pendidikan atau edukasi
    Merupakan nilai pendidikan yang ditanamkan dengan melalui hikayat. Misalnya nasihat untuk mencari ilmu seluas-luasnya selagi hidup di dunia. 

Dengan demikian, hikayat memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, yaitu nilai agama, nilai sosial, nilai budaya, nilai moral, dan nilai pendidikan atau edukasi. 

BerandaMacam-macam DongengNilai-nilai Moral Dalam Cerita Rakyat

Nilai dalam cerita rakyat tersebut yang sesuai dengan kehidupan saat ini adalah

Cerita rakyat sebagai bagian dari foklore dapat dikatakan menyimpan sejumlah informasi sistem budaya seperti filosofi, nilai, norma, perilaku masyarakat.

Dalam Cerita Malin Kundang dan cerita Batu yang Menangis bertemakan tentang anak yang durhaka karena tidak mengakui pada orang tuanya. Hal ini mengajarkan bahwa seorang anak tidak boleh berani bahkan tidak mengakui ibunya meskipun sudah kaya atau berparas cantik.

Selain itu, dalam cerita Legenda Asal Mula Kalimas mengajarkan kepatuhan seorang patih kepada rajanya, Asal Mula Upacara Kasada, dan Lembusura mengajarkan rela berkorban, ajaran tentang kejujuran tersirat dalam cerita Joko Dolog. Apabila digali lebih jauh sebenarnya cerita rakyat mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting dalam masyarakat pendukungnya. Dalam cerita rakyat mengandung nilai luhur bangsa terutama nilai-nilai budi pekerti maupun ajaran moral. Apabila cerita rakyat itu dikaji dari sisi nilai moral, maka dapat dipilah adanya nilai moral individual, nilai moral sosial, dan nilai moral religi. Adapun nilai-nilai moral individual, meliputi: 1. kepatuhan, 2. pemberani, 3. rela berkorban, 4. jujur, 5. adil dan bijaksana, 6. menghormati dan menghargai, 7. bekerja keras, 8. menepati janji, 9. tahu Balas Budi, 10. baik budi pekerti, 11. rendah hati, dan 12. hati-hati dalam bertindak. Sedangkan nilai-nilai moral sosial, meliputi: 1. bekerjasama, 2. suka menolong, 3. kasih sayang, 4. kerukunan, 5. suka memberi nasihat, 6. peduli nasib orang lain, dan 7. suka mendoakan orang lain. Nilai-nilai moral religi, meliputi: 1. Percaya Kekuasaan Tuhan, 2. Percaya Adanya Tuhan, 3. Berserah Diri kepada Tuhan/Bertawakal, dan 4. Memohon Ampun kepada Tuhan. Dalam cerita rakyat banyak terkandung budi pekerti yang dapat dipetik nilainya. Budi pekerti dalam cerita rakyat dapat dilihat dari sisi nilai moral yang ada dalam cerita. Nilai moral tersebut antara lain, moral individu, moral sosial, dan moral religi. Nilai moral yang ada dalam cerita dapat dijadikan sebagai ajaran maupun pedoman manusia dalam menjalani hidupnya. Adanya kejujuran, kepatuhan, rela berkorban, kerukunan, bekerjasama, suka menolong, percaya adanya Tuhan, berserah diri, memohon ampun merupakan sikap terkait budi pekerti luhur yang seharusnya dimiliki oleh manusia. Budi pekerti yang luhur yang ada dalam cerita rakyat tersebut perlu diajarkan kepada anak. Hal itu penting untuk diajarkan agar anak memahami etika tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari. Cerita rakyat yang mengandung nilai luhur tersebut perlu dilestarikan agar tidak hilang. Cerita rakyat yang merupakan salah satu tradisi lisan ini perlu disampaikan secara turun temurun pada generasi berikutnya agar cerita ini tetap hidup di masyarakat. Cerita rakyat merupakan salah satu potensi budaya lokal yang perlu dijaga bersama.

Semoga bermanfaat, Amin Ya Alloh Ya Robbal 'Alamin!


Jakarta -

Hikayat adalah jenis prosa dengan bahasa Melayu yang mengisahkan kehebatan tokoh dan kesaktiannya. Terdapat tujuh karakteristik hikayat yang bisa dipelajari, apa saja?

Hikayat juga termasuk ke dalam jenis cerita rakyat. Melansir Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas X yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, hikayat merupakan karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah. Prosa ini bersifat rekaan, historis, keagamaan, biografis atau gabungan sifat-sifat tersebut.

Hikayat berfungsi untuk menumbuhkan jiwa kepahlawanan dan sebagai sarana hiburan. Prosa Melayu ini umumnya dibaca sebagai pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta.

Pada zaman dahulu, hikayat sering disajikan pada saat hati sedang gundah, gelisah, dapat juga untuk menghibur teman atau dibacakan pada saat perang untuk mengobarkan api semangat para pahlawan. Apa saja karakteristik hikayat? Berikut penjelasannya.

Karakteristik Hikayat

Hikayat biasanya mengisahkan tentang raja-raja, keluarga raja, istana-istana dan punggawa kerajaan. Berikut karakteristik hikayat:

1. Kemustahilan

Karakteristik hikayat yang paling umum adalah kemustahilan, baik dari segi bahasa maupun dari segi cerita. Artinya, cerita yang disampaikan dalam bentuk hikayat tidak logis atau tidak bisa dinalar.

2. Kesaktian

Selain kemustahilan, seringkali dapat kita temukan kesaktian para tokoh dalam sebuah hikayat. Karakteristik jenis ini mudah ditemukan dalam hikayat yang mengisahkan raja-raja.

3. Anonim

Salah satu ciri hikayat adalah anonim. Artinya, tidak diketahui secara jelas nama pencerita atau pengarangnya. Hal tersebut disebabkan cerita disampaikan secara lisan. Bahkan, dahulu masyarakat mempercayai bahwa cerita yang disampaikan adalah nyata dan tidak ada yang sengaja mengarang.

4. Istana Sentris

Hikayat seringkali bertema dan berlatar kerajaan. Selain itu, latar tempat dalam cerita tersebut adalah negeri yang dipimpin oleh raja dalam suatu kerajaan.

5. Penyebarannya secara Lisan

Penyebaran hikayat dilakukan secara lisan yang membuatnya dapat tersampaikan dengan cepat dibandingkan dengan menggunakan media tulisan.

Selain itu, melalui budaya lisan, masyarakat juga mampu lebih intens memberikan nilai-nilai positif yang terdapat dalam cerita, sehingga pesan moralnya akan tersampaikan dengan cepat dan efektif. Penyebaran lisan ini juga kerap kali menimbulkan berbagai variasi karya cerita rakyat.

6. Tradisional

Karakteristik hikayat lainnya adalah tradisional, yakni mempertahankan kebiasaan masyarakat zaman dulu atau adat istiadat. Hal ini menjadikan karya tersebut klise dalam susunan atau cara pengungkapannya.

7. Mendidik Moral atau Religius

Nilai moral merupakan unsur ekstrinsik yang mempengaruhi karya sastra. Umumnya, para penulis tidak menuliskan nilai tersebut secara eksplisit, melainkan tersirat dalam cerita.

Untuk itu, apabila detikers ingin mengenalinya, maka dapat membaca karya tersebut secara tuntas terlebih dahulu. Dengan demikian, nilai-nilai kehidupan yang mewarnai cerita tersebut dapat dirasakan oleh pembacanya.

Nilai yang Terkandung dalam Hikayat

Sebagaimana karakteristik hikayat yang ketujuh, terdapat nilai-nilai yang terkandung dalam setiap karya, berikut penjelasannya.

1. Nilai Budaya

Nilai budaya merupakan nilai yang diambil dari budaya yang berkembang secara turun temurun di masyarakat setempat. Nilai ini umumnya berhubungan dengan budaya Melayu.

Ciri khas nilai budaya dibandingkan nilai lainnya adalah ketakutan masyarakat untuk meninggalkan atau menentang nilai tersebut. Masyarakat khawatirkan sesuatu yang buruk akan menimpanya.

2. Nilai Moral

Nilai moral adalah nilai yang berhubungan dengan masalah moral. Pada dasarnya nilai moral berkaitan dengan nasihat-nasihat tentang budi pekerti, perilaku, atau tata susila yang dapat diperoleh pembaca dari cerita yang dibacanya.

3. Nilai Agama atau Religi

Nilai agama berhubungan dengan masalah keagamaan. Nilai religi biasanya ditandai dengan penggunaan kata dan konsep Tuhan, makhluk gaib, dosa dan pahala, serta surga dan neraka.

4. Nilai Pendidikan atau Edukasi

Nilai pendidikan ini berhubungan dengan proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang untuk mendewasakan manusia melalui pengajaran dan latihan.

5. Nilai Estetika

Seperti namanya, nilai estetika dalam hikayat berhubungan dengan keindahan. Cerita yang disajikan dalam hikayat memuat keindahan, baik dari latar atau suasana maupun kisah para tokohnya.

6. Nilai Sosial

Nilai sosial merupakan nilai yang berhubungan dengan kehidupan di dalam masyarakat yang berupa nasihat-nasihat. Nilai ini dikaitkan dengan kepatuhan dan kepantasan apabila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Nah, itulah karakteristik hikayat dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Hikayat apa yang sudah detikers baca?

Simak Video "Konon! Batu di Ciamis Ini Tak Bisa Dipindahkan dan Dihancurkan"



(kri/kri)


Page 2

Jakarta -

Hikayat adalah jenis prosa dengan bahasa Melayu yang mengisahkan kehebatan tokoh dan kesaktiannya. Terdapat tujuh karakteristik hikayat yang bisa dipelajari, apa saja?

Hikayat juga termasuk ke dalam jenis cerita rakyat. Melansir Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas X yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, hikayat merupakan karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah. Prosa ini bersifat rekaan, historis, keagamaan, biografis atau gabungan sifat-sifat tersebut.

Hikayat berfungsi untuk menumbuhkan jiwa kepahlawanan dan sebagai sarana hiburan. Prosa Melayu ini umumnya dibaca sebagai pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta.

Pada zaman dahulu, hikayat sering disajikan pada saat hati sedang gundah, gelisah, dapat juga untuk menghibur teman atau dibacakan pada saat perang untuk mengobarkan api semangat para pahlawan. Apa saja karakteristik hikayat? Berikut penjelasannya.

Karakteristik Hikayat

Hikayat biasanya mengisahkan tentang raja-raja, keluarga raja, istana-istana dan punggawa kerajaan. Berikut karakteristik hikayat:

1. Kemustahilan

Karakteristik hikayat yang paling umum adalah kemustahilan, baik dari segi bahasa maupun dari segi cerita. Artinya, cerita yang disampaikan dalam bentuk hikayat tidak logis atau tidak bisa dinalar.

2. Kesaktian

Selain kemustahilan, seringkali dapat kita temukan kesaktian para tokoh dalam sebuah hikayat. Karakteristik jenis ini mudah ditemukan dalam hikayat yang mengisahkan raja-raja.

3. Anonim

Salah satu ciri hikayat adalah anonim. Artinya, tidak diketahui secara jelas nama pencerita atau pengarangnya. Hal tersebut disebabkan cerita disampaikan secara lisan. Bahkan, dahulu masyarakat mempercayai bahwa cerita yang disampaikan adalah nyata dan tidak ada yang sengaja mengarang.

4. Istana Sentris

Hikayat seringkali bertema dan berlatar kerajaan. Selain itu, latar tempat dalam cerita tersebut adalah negeri yang dipimpin oleh raja dalam suatu kerajaan.

5. Penyebarannya secara Lisan

Penyebaran hikayat dilakukan secara lisan yang membuatnya dapat tersampaikan dengan cepat dibandingkan dengan menggunakan media tulisan.

Selain itu, melalui budaya lisan, masyarakat juga mampu lebih intens memberikan nilai-nilai positif yang terdapat dalam cerita, sehingga pesan moralnya akan tersampaikan dengan cepat dan efektif. Penyebaran lisan ini juga kerap kali menimbulkan berbagai variasi karya cerita rakyat.

6. Tradisional

Karakteristik hikayat lainnya adalah tradisional, yakni mempertahankan kebiasaan masyarakat zaman dulu atau adat istiadat. Hal ini menjadikan karya tersebut klise dalam susunan atau cara pengungkapannya.

7. Mendidik Moral atau Religius

Nilai moral merupakan unsur ekstrinsik yang mempengaruhi karya sastra. Umumnya, para penulis tidak menuliskan nilai tersebut secara eksplisit, melainkan tersirat dalam cerita.

Untuk itu, apabila detikers ingin mengenalinya, maka dapat membaca karya tersebut secara tuntas terlebih dahulu. Dengan demikian, nilai-nilai kehidupan yang mewarnai cerita tersebut dapat dirasakan oleh pembacanya.

Nilai yang Terkandung dalam Hikayat

Sebagaimana karakteristik hikayat yang ketujuh, terdapat nilai-nilai yang terkandung dalam setiap karya, berikut penjelasannya.

1. Nilai Budaya

Nilai budaya merupakan nilai yang diambil dari budaya yang berkembang secara turun temurun di masyarakat setempat. Nilai ini umumnya berhubungan dengan budaya Melayu.

Ciri khas nilai budaya dibandingkan nilai lainnya adalah ketakutan masyarakat untuk meninggalkan atau menentang nilai tersebut. Masyarakat khawatirkan sesuatu yang buruk akan menimpanya.

2. Nilai Moral

Nilai moral adalah nilai yang berhubungan dengan masalah moral. Pada dasarnya nilai moral berkaitan dengan nasihat-nasihat tentang budi pekerti, perilaku, atau tata susila yang dapat diperoleh pembaca dari cerita yang dibacanya.

3. Nilai Agama atau Religi

Nilai agama berhubungan dengan masalah keagamaan. Nilai religi biasanya ditandai dengan penggunaan kata dan konsep Tuhan, makhluk gaib, dosa dan pahala, serta surga dan neraka.

4. Nilai Pendidikan atau Edukasi

Nilai pendidikan ini berhubungan dengan proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang untuk mendewasakan manusia melalui pengajaran dan latihan.

5. Nilai Estetika

Seperti namanya, nilai estetika dalam hikayat berhubungan dengan keindahan. Cerita yang disajikan dalam hikayat memuat keindahan, baik dari latar atau suasana maupun kisah para tokohnya.

6. Nilai Sosial

Nilai sosial merupakan nilai yang berhubungan dengan kehidupan di dalam masyarakat yang berupa nasihat-nasihat. Nilai ini dikaitkan dengan kepatuhan dan kepantasan apabila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Nah, itulah karakteristik hikayat dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Hikayat apa yang sudah detikers baca?

Simak Video "Konon! Batu di Ciamis Ini Tak Bisa Dipindahkan dan Dihancurkan"


[Gambas:Video 20detik]
(kri/kri)