Nilai semangat apa saja yang bisa kalian teladani terhadap sikap positif pendiri negara dalam merumuskan dasar negara?

Mohammad Hatta selalu memberikan sumbangsih pemikirannya dalam banyak hal. Mulai dari dasar negara, konsep NKRI, proklamasi, hingga gagasan tentang ekonomi kerakyatan. Tak heran apabila negarawan asal Bukttinggi ini didapuk sebagai Wakil Presiden pertama Republik Indonesia.  Sebagai generasi penerus, sudah sepatutnya kita meneladani Bung Hatta. Berikut ini adalah lima nilai semangat Mohammad Hatta yang perlu kita tiru.

1. Jiwa Solidaritas dan Kesetiakawanan

Nilai semangat apa saja yang bisa kalian teladani terhadap sikap positif pendiri negara dalam merumuskan dasar negara?
Solidaritas adalah simpati untuk kepentingan bersama yang dilandasi oleh rasa kesetiakawanan. Bung Hatta bahu membahu memperjuangkan kemerdekaan bersama seluruh lapisan masyarakat.

2. Pro Patria dan Primus Patrialis

Nilai semangat apa saja yang bisa kalian teladani terhadap sikap positif pendiri negara dalam merumuskan dasar negara?
Artinya Bung Hatta selalu mencintai dan mendahulukan kepentingan Tanah Air. Beliau pernah diasingkan ke Boven Digul karena dianggap membangkan terhadap pemerintah kolonial. Meski demikian, Bung Hatta tidak gentar. Bahkan, Bung Hatta berikrar tidak akan menikah sebelum Indonesia merdeka. Bung Hatta menepati janjinya. Beliau menikah pada 18 November 1945.

3. Jiwa Toleransi atau Tenggang Rasa

Nilai semangat apa saja yang bisa kalian teladani terhadap sikap positif pendiri negara dalam merumuskan dasar negara?
Toleransi merupakan sikap tenggang rasa antarumat beragama, suku, golongan, dan bangsa. Ini tercermin dari sikap Bung Hatta yang menghargai kultur orang lain meskipun ia tidak ikut ambil bagian dalam kultur tersebut. “Banyak kesaksian kawan-kawannya maupun penuturan ia sendiri dalam memoir-nya, betapa Hatta sangat asketik, tidak mau tergoda dengan beberapa kultur Barat yang dianggapnya bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Meskipun demikian, Hatta amat menghargai kultur orang lain itu meskipun ia sendiri tidak ikut ambil bagian atau larut di dalamnya,” tulis Zed dalam buku Cara Baik Bung Hatta.

4. Jiwa Tanpa Pamrih dan Bertanggung Jawab

Nilai semangat apa saja yang bisa kalian teladani terhadap sikap positif pendiri negara dalam merumuskan dasar negara?

Hatta berjuang semata-mata agar negeri tercintanya lepas dari cengkeraman penjajah. Ia tidak memiliki maksud untuk menguntungkan diri sendiri. Ia paham dan siap terhadap semua konsekuensi dari jalan politik yang ia tempuh. Saat itu, berani melawan kolonialisme artinya siap untuk hidup menderita.

5. Jiwa Ksatria

Nilai semangat apa saja yang bisa kalian teladani terhadap sikap positif pendiri negara dalam merumuskan dasar negara?

Bung Hatta memiliki jiwa ksatria, yakni kebesaran hati yang tidak mengandung balas dendam. Seseorang yang berjiwa ksatria berani membela kebenaran dan melawan kejahatan. Pada saat yang sama, ia juga berbesar hati dan mengakui kelemahan.

Selasa, 11 Juli 2017 Oleh : admin

Sabtu mendatang tanggal 10 November akan kita peringati sebagai hari pahlawan. Apakah pahlawan kita yang berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan mengharapkan diperingati oleh seluruh bangsa Indonesia ? Tentu jawabannya TIDAK. Akan tetapi sebagai generasi penerus bangsa tentunya kita harus dapat melaksanakan harapan para pahlawan kita dengan mengisi kemerdekaan yang sudah mereka rebut dengan susah payah dengan mengorbankan harta, benda, bahkan jiwa raganya.

Sewaktu saya SD, saya masih ingat dengan guru saya yang mengajar pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) yang mungkin diantara pembaca tidak tahu mata pelajaran tersebut. Dari penjelasan Beliau yang masih ku ingat adalah, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengingat jasa para pahlawannya”.

Tapi menurut saya, dalam situasi republik ini yang kacau balau, peringatan hari pahlawan merupakan momentum yang baik untuk meneladani pahlawan kita dan mengaplikasikannya kedalam sikap dan perilaku kita di dalam mengisi kemerdekaan ini, antara lain :

1. Semangat Nasionalisme dan Patriotisme yang tinggi.

Dewasa ini sangat sedikit dari putra putri komponen anak bangsa yang memiliki semangat nasionalisme, bahkan rasa bangga menjadi bangsa Indonesia sudah tidak ada lagi karena sedikitnya prestasi bangsa ini dimata dunia internasional. Di tingkat pemerintahanpun rasa nasionalismenya juga menurun terbukti dengan alasan ekonomi global dan untuk go publik menjadikan perusahaan milik pemerintah yang notabene untuk mensejahterakan rakyatnya dijual ke investor asing.

2. Persatuan dan Kesatuan.

Kalau dilihat sekarang rasa persatuan dan kesatuan sudah dibilang tidak ada lagi. Dari segi pemerintahan banyak kebijakan yang lebih mengutamakan golongannya saja dan tidak memperhatikan apakah kebijakan tersebut akan merugikan pihak lain. Begitu juga adanya gesekan di masyarakat seperti perkelahian pelajar maupun tawuran antar kampung sering sekali terjadi.

3. Kebersamaan dan Tanggung jawab.

Sekarang ini rasa kebersamaan juga apalagi tanggung jawab bisa dikatakan nyaris tidak ada. Sebagai contoh lihat saja suatu pemerintahan daerah banyak diantara mereka antara gubernur, bupati, maupun walikota dengan wakilnya tidak sejalan. Di samping itu juga diantara mereka kurang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya.

4. Cinta Tanah Air.

Kepedulian terhadap bumi pertiwi kita Indonesia Juga luntur, sebagai contoh orang yang mempunyai potensi demi kemajuan bangsa ini lebih memilih berkarir di luar negeri dengan alasan kurangnya perhatian pemerintah dan kecilnya gaji yang diperoleh.

5. Rela berkorban tanpa pamrih.

Terlebih lagi semangat rela berkorban yang dicontohkan para pahlawan yang rela berkorban apa saja bahkan nyawanya, sekarang boro-boro berkorban tapi justru yang dipikirkan bagaimana bisa dapat untung. Contohnya sangat banyak…..

Oleh karena itu mari kita sama-sama merenung dan bertindak sesuai dengan kapasitas kita masing-masing dalam mengisi kemerdekaan ini dengan meneladani para pahlawan kita. Bravo Indonesia…

sumber : https://www.kompasiana.com/ibnufajar75/55193403a33311d515b65952/apa-yang-harus-kita-teladani-dari-para-pahlawan

Ilustrasi NIlai Semangat Pendiri Negara. (Foto: https://pixabay.com)

Dalam masa penjajahan, para pahlawan bahu-membahu menghadapi musuh. Mereka berjuang sesuai dengan bidang masing-masing. Ada yang berjuang di bidang politik seperti Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta, di bidang sosial seperti R. A. Kartini dan WR. Supratman, di bidang pendidikan seperti Ki Hajar Dewantara, K. H. Ahmad Dahlan, dan ada juga yang berjuang di bidang militer seperti Supriyadi, Sudirman, dan sebagainya.

Adapun para pendiri negara Indonesia memiliki semangat dan komitmen yang tinggi dalam mencapai kemerdekaan dari penjajah. Karakter semangat berarti berkemauan untuk berjuang dan berusaha untuk mencapai tujuan tertentu, yang mana tujuan yang akan dicapai adalah tujuan bersama untuk merdeka.

Salah satu usaha pendiri negara untuk memerdekakan bangsa Indonesia adalah merumuskan dan menetapkan dasar negara. Mereka saling bekerja sama demi mencapai satu tujuan, yakni menetapkan dasar negara yang akan digunakan bangsa Indonesia.

Nah, artikel kali ini akan membahas lebih lanjut mengenai nilai semangat pendiri negara yang patut diteladani.

Nilai Semangat Pendiri Negara

Ilustrasi NIlai Semangat Pendiri Negara. (Foto: https://pixabay.com)

Dikutip dari buku Pasti Bisa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMP/MTs Kelas VII yang ditulis oleh Tim Ganesha Operation (2017: 7), berikut komitmen dan nilai semangat pendiri negara yang patut diteladani oleh masyarakat Indonesia di masa kini:

  1. Semangat kebersamaan yang tampak pada para pendiri negara adalah dalam proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara. Pendiri negara berusaha untuk menghargai pendapat orang lain, meskipun pastinya pendapat setiap orang saling berbeda. Selain itu, mereka juga mau menerima dan melaksanakan keputusan yang telah disepakati bersama.

  2. Semangat cinta tanah air para pendiri negara dalam perumusan Pancasila, yaitu sikap rela berkorban. Para pendiri negara tersebut rela mengorbankan jiwa dan raganya bagi Indonesia. Mereka juga mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingannya sendiri atau kelompok.

  3. Semangat pantang menyerah para pendiri negara dalam perumusan dasar negara ialah bekerja keras tanpa mengenal lelah. Para pendiri negara telah mengerahkan seluruh kemampuan dan tenaganya ketika proses perumusan Pancsila berlangsung. Mereka mengungkapkan pendapatnya masing-masing hingga akhirnya sampai kepada keputusan yang menajadi kesepakatan bersama.

Semoga informasi ini bermanfaat! (CHL)