Salah satu obat antitusif yang aman bagi ibu hamil adalah dextromethorphan. Obat batuk untuk ibu hamil yang termasuk ke dalam golongan supresan ini dapat meredakan gejala batuk kering dengan cepat.
Dosis aman dalam menggunakan obat batuk ini saat hamil adalah sebesar 10-30 miligram yang bisa diminum per 4-8 jam. Dosis maksimal obat batuk dalam sehari atau 12 jam dari obat ini adalah sebanyak 120 miligram.
Untuk tahu apakah obat batuk ini bebas yang dijual di apotek mengandung dextromerthorphan atau tidak, Anda bisa lihat di bagian kemasan obat. Umumnya, kandungan dextromethorphan dalam obat batuk ditandai dengan label “DM” pada kemasan obat.
3. Dekongestan
Pseudoephedrine and phenylephrine termasuk ke dalam golongan dekongestan merupakan obat yang umum digunakan untuk mengatasi penyakit batuk dan flu. Tapi apakah bisa digunakan sebagai obat batuk untuk hamil?
Dalam penelitian yang dilakukan pada ibu hamil di Swedia, diketahui bahwa tidak ada risiko kehamilan yang terjadi setelah minum obat yang mengandung dekongestan.
Dekongestan yang berbentuk obat hirup seperti xylometazoline dan oxymetazoline juga dikenal aman digunakan sebagai obat batuk untuk ibu hamil, meski tetap harus mewaspadai efek samping yang ditimbulkannya.
Efek samping yang timbul dari konsumsi obat batuk kering ini adalah mengantuk, pusing, pandangan kabur, sakit perut atau mual, dan tenggorokan kering.
Penderita penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, gangguan tiroid, dan gangguan prostat juga disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu sebelum mengonsumsinya.
4. Nonsteroidal Anti-inflammatory Drug (NSAID)
Penelitian yang dilakukan oleh Canadian Medical Association Journal menyatakan tidak adanya peningkatan risiko keguguran yang diakibatkan oleh obat analgesik, seperti aspirin, ibuprofen, naproxen, dan diclofenac.
NSAID yang digunakan sebagai obat untuk ibu hamil dapat menghilangkan rasa nyeri dari gejala-gejala batuk yang berlangsung. Meski begitu, jumlah salisilat yang terkadung dalam aspirin dapat mengakibatkan permasalahan saluran darah pada bayi apabila dikonsumsi di masa akhir usia kehamilan
Obat batuk yang tidak dianjurkan untuk ibu hamil
Penggunaan obat batuk kombinasi memang tak langsung memberikan dampak negatif bagi janin. Namun saat dikonsumsi sebagai obat batuk saat hamil dalam jangka waktu yang lama dengan dosis yang tinggi, risikonya akan semakin tinggi.
Maka itu, Anda harus mewaspadai beberapa kandungan dari obat yang memiliki risiko tinggi pada kehamilan. Menurut Mayo Clinic, berikut adalah kandungan obat batuk yang mesti dihindari oleh ibu hamil:
1. Kodein
Obat yang termasuk ke dalam golongan opioid ini dapat mengakibatkan ketergantungan pada bayi ketika lahir jika diberikan di dalam kandungan. Jika kodein digunakan sebagai obat batuk untuk ibu hamil bisa mengakibatkan bayi yang baru lahir mengalami masalah pernapasan.
2. Alkohol
Apabila ibu hamil mengonsumsi obat yang mengandung kadar alkohol tinggi, maka obat tersebut dapat menyebabkan kecacatan pada bayi.
3. Iodide
Calcium iodide dan iodinated glycerol sebaiknya tidak dikonsumsi sebagai obat batuk saat hamil. Iodide dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar tiroid pada janin dan kerusakan pada saluran pernapasan bayi apabila dikonsumsi dalam jangka waktu lama
Masih kurangnya penelitian terkait pemberian obat OTC sebagai obat batuk untuk ibu hamil menyebabkan masih kurangnya efek samping yang diketahui dari penggunaan obat tersebut.
Sebaiknya selalu baca aturan pakai sebelum minum obat batuk ini. Walaupun beberapa obat dinyatakan aman bagi ibu hamil, tapi sebaiknya konsumsi obat batuk ini tidak melebihi dosis yang sudah diatur.
Kapan harus pergi ke dokter?
Jika kondisi Anda tidak membaik setelah minum obat batuk sebaiknya segera periksakan diri Anda ke dokter. Hindari minum obat batuk hamil dalam jangka waktu lama tanpa resep dokter. Dilansir dari American Pregnancy Association, sebaiknya segera periksakan diri Anda ke dokter jika:
- Batuk tidak membaik dalam beberapa hari.
- Kondisi ini sampai menyebabkan Anda tidak nafsu makan atau sulit tidur selama beberapa hari.
- Anda mengalami demam 38,8 derajat Celcius atau lebih tinggi.
- Anda mulai mengalami batuk berdahak dengan warna lendir yang tidak biasa.
- Batuk yang Anda alami disertai dengan nyeri dada dan rasa menggigil. Hal ini mungkin disebabkan oleh infeksi, sehingga Anda perlu ke dokter untuk mendapatkan obat batuk untuk ibu hamil seperti antibiotik.
Pengobatan batuk saat hamil ala rumahan
Namun sebelum mengonsumsi obat batuk untuk ibu hamil, dokter biasanya menyarankan untuk melakukan penanganan sederhana terlebih dahulu di rumah. Anda biasanya dianjurkan untuk memperbanyak istirahat, minum air putih, dan ditambah dengan konsumsi vitamin yang memperkuat daya tahan tubuh.
Jika anda tidak merasa nafsu makan, cobalah untuk tetap memberi asupan nutrisi ke dalam tubuh dengan makan enam kali sehari dalam porsi yang lebih sedikit.
Selain dengan obat batuk, beberapa cara pengobatan rumahan yang bisa dilakukan oleh ibu hamil guna mengatasi batuknya apabila gejala tak kunjung membaik adalah:
- Menyemprotkan spray air garam ke tenggorokan atau berkumur menggunakan air garam tersebut.
- Menghirup uap panas yang berasal dari air hangat atau alat uap untuk melancarkan sirkulasi udara di saluran pernapasan.
- Minum ramuan madu yang telah dicampur oleh lemon dan teh setiap malam untuk mempercepat penyembuhan infeksi di tenggorokan di saat tidur.