Orang yang berjiwa besar dan rela berkorban adalah ciri-ciri

Pada saat seseorang bisa menerima kenyataan sepahit apa pun dengan lapang dada, itulah yang disebut berjiwa besar. Berjiwa besar tidak datang begitu saja. Sebabnya, menerima dengan ikhlas, menerima kenyataan yang tidak diharapkan, bukan hal mudah.

Apa yg dimaksud rela berkorban dan berjiwa besar?

Rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan keikhlasan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, walaupun akan menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri.

Apa yg dimaksud berjiwa besar dalam musyawarah?

Berjiwa besar adalah menerima segala hal yang terjadi pada dirinya dengan rasa penuh ikhlas dan dapat memaafkan kesalahan oranglain (Ikhlas dan lapang dada).

Apa itu berjiwa?

[berjiwa] Makna berjiwa di KBBI adalah: ada jiwanya; bernyawa; hidup;. Lihat arti dan definisi di jagokata.

Apakah yang dimaksud berjiwa patriotisme?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), patriotisme adalah sikap seseorang yang bersedia mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya.

Apa yang dimaksud dengan sikap kepahlawanan?

Sikap kepahlawanan yang dimiliki oleh para pahlawan adalah sikap rela berkorban, cinta kepada tanah air Indonesia, berani dan tegas, pantang menyerah, dapat bertanggung jawab, serta dapat bekerjasama dengan orang lain.

Apa bukti para tokoh pendiri negara berjiwa besar?

bukti para tokoh pendiri negara berjiwa besar yaitu,tidak pernah merasa bangga apa yg telah di perjuangkan,melainkan terus berjuang demi negara.

Apa yang dimaksud dengan sikap berjiwa besar berikan contohnya?

Sikap berjiwa besar yaitu menerima kemenangan dan kekalahan dengan ikhlas. Contoh sikap berjiwa besar, sebagai berikut: Meminta maaf atas segala kesalahan yang dilakukan.

Apakah yg dimaksud dengan berjalan?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian dari berjalan kaki adalah aktivitas bergerak maju atau perpindahan dari satu tempat ke tempat lainnya dengan melangkahkan kaki.

Mengapa kita harus memiliki jiwa patriotisme?

Sikap patriotisme haruslah dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia. Sikap ini penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, terutama ketika memasuki tahun politik seperti tahun 2019 ini. Persatuan bangsa pun semakin terancam.

Apakah yang dimaksud dengan patriotisme dan jelaskan ciri ciri patriotisme tersebut?

Patriotisme bermakna sikap rela berkorban, berani, serta pantang menyerah dalam membela keutuhan bangsa dan negara. Beberapa ciri – ciri patriotisme diantaranya : Sikap cinta terhadap tanah air. b. Bersifat terbuka.

Apakah orang yang berjiwa besar berubah karakter?

Tapi orang yang berjiwa besar tidak akan berubah karakternya hanya karena mereka memiliki masalah baik itu tentang uang atau lainnya, itu karena mereka memiliki pemikiran yang dewasa. Pemikiran yang dewasa pastinya akan membentuk persepsi yang dewasa pula, dan akan mempengaruhi tingkah laku seseorang.

Apa yang disebut dengan berjiwa besar?

Lalu Apa yang disebut dengan berjiwa besar? Analoginya hampir sama, hanya saja ada dalam jiwa Anda yang berkaitan dengan mental dan emosi Anda. Jika berpikir besar lebih fokus pada masalah logika dan fisik, maka berjiwa besar berkaitan dengan masalah mental dan emosi.

Apa yang merupakan terjemahan buku berpikir dan berjiwa besar?

Ini bukan resensi dari buku Berpikir dan Berjiwa Besar yang merupakan terjemahan The Magic of Thinking Big. Apa yang akan dibahas memang khas Motivasi Islami, tidak ada kaitannya dengan buku itu meski mengambil judul yang sama.

Orang yang berjiwa besar dan rela berkorban adalah ciri-ciri

Orang yang berjiwa besar dan rela berkorban adalah ciri-ciri
Lihat Foto

KOMPAS/HANDINING

Ilustrasi

BILAMANA seseorang dapat dikatakan berjiwa besar? Pada saat seseorang bisa menerima kenyataan sepahit apa pun dengan lapang dada, itulah yang disebut berjiwa besar.

Berjiwa besar tidak datang begitu saja. Faktor sikap yang ada pada dirinya sangat berperan. Sebabnya, menerima dengan ikhlas, menerima kenyataan yang tidak diharapkan, bukan hal mudah. Pro kontra dalam dirinya akan muncul.

Sebagai contoh, bagaimana rasanya ketika Anda dinyatakan sebagai pihak yang kalah? Atau Anda ternyata gagal total? Padahal Anda sudah berjuang habis-habisan untuk meraih kemenangan? Ditambah lagi Anda sangat yakin pasti berhasil?

Biasanya sahabat dekat memberi nasihat yang bertujuan "membesarkan jiwa". "Ikhlas saja, kekalahan adalah kemenangan yang tertunda."  Atau, "Jangan kecewa, coba lagi, pasti nanti berhasil!"

Unsur sikap

Kebesaran jiwa bisa jadi berkaitan erat dengan sikap yang dimiliki seseorang. Sikap mengandung tiga komponen, yaitu komponen kognitif (keyakinan), komponen afektif (emosi/perasaan), dan komponen perilaku (tindakan) (Alex Sobur, 2003:311).

Psikolog sosial DJ Bem mengatakan, attitudes are likes and dislikes, sikap mengandung aspek evaluatif, yang artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan.

Dengan demikian, kebesaran jiwa muncul pada saat seseorang bersikap dengan berkata, "Saya akui kalau dia lebih unggul dari saya!" atau "Saya akui ternyata saya gagal..."

Sebaliknya, orang yang tidak berbesar jiwa (baca: jiwa kerdil) akan berkata, "Saya tidak terima! Ini pasti ada kecurangan. Ini tidak adil!" atau "Kegagalan ini pasti gara-gara si A sabotase!"

Positif dan negatif

Dari perkataan tersebut tampak bahwa ada dua sikap, yaitu sikap positif dan sikap negatif.

Sikap positif bisa menerima dan setuju keadaan yang sesungguhnya terjadi, yang riil, kenyataannya seperti itu. Sikap inilah yang akan membentuk jiwa besar, menerima dengan sadar dan ikhlas apa yang terjadi.

Orang yang berjiwa besar dan rela berkorban adalah ciri-ciri

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

1. Ketika sukses, tidak sombong.

2. Ketika gagal, tidak frustasi. (Mengerti bahwa sukses dan gagal adalah hal lumrah dalam kehidupan).

3. Ketika dipuji, tidak besar kepala.

4. Ketika dikritik, tidak sakit hati. (Mengerti bahwa pujian dan kritikan sama-sama dibutuhkan dalam kehidupan).

5. Tidak menjadikan perbedaan sebagai alasan untuk memusuhi. Justru perbedaan digunakan sebagai alat belajar untuk menajamkan pemahaman.

6. Tidak pernah merasa pintar atau sudah selesai di satu titik. Terus belajar, menggali dan mengasah kepekaan.

7. Lebih banyak mendengarkan.

8. Lebih mudah berpihak pada kebaikan yang ada pada diri sendiri dan orang lain.

9. Tidak mengeluhkan segala macam ketidakberesan. Tidak marah pada keadaan. Tidak menyalahkan apapun dan siapapun. Tidak tergantung pada apapun dan siapapun. Satu-satunya kepada siapa ia bergantung dan berharap hanya kepada Tuhan.

10. Merdeka. Mandiri. Independen.


Page 2

1. Ketika sukses, tidak sombong.

2. Ketika gagal, tidak frustasi. (Mengerti bahwa sukses dan gagal adalah hal lumrah dalam kehidupan).

3. Ketika dipuji, tidak besar kepala.

4. Ketika dikritik, tidak sakit hati. (Mengerti bahwa pujian dan kritikan sama-sama dibutuhkan dalam kehidupan).

5. Tidak menjadikan perbedaan sebagai alasan untuk memusuhi. Justru perbedaan digunakan sebagai alat belajar untuk menajamkan pemahaman.

6. Tidak pernah merasa pintar atau sudah selesai di satu titik. Terus belajar, menggali dan mengasah kepekaan.

7. Lebih banyak mendengarkan.

8. Lebih mudah berpihak pada kebaikan yang ada pada diri sendiri dan orang lain.

9. Tidak mengeluhkan segala macam ketidakberesan. Tidak marah pada keadaan. Tidak menyalahkan apapun dan siapapun. Tidak tergantung pada apapun dan siapapun. Satu-satunya kepada siapa ia bergantung dan berharap hanya kepada Tuhan.

10. Merdeka. Mandiri. Independen.


Orang yang berjiwa besar dan rela berkorban adalah ciri-ciri

Lihat Kesehatan Selengkapnya


Page 3

1. Ketika sukses, tidak sombong.

2. Ketika gagal, tidak frustasi. (Mengerti bahwa sukses dan gagal adalah hal lumrah dalam kehidupan).

3. Ketika dipuji, tidak besar kepala.

4. Ketika dikritik, tidak sakit hati. (Mengerti bahwa pujian dan kritikan sama-sama dibutuhkan dalam kehidupan).

5. Tidak menjadikan perbedaan sebagai alasan untuk memusuhi. Justru perbedaan digunakan sebagai alat belajar untuk menajamkan pemahaman.

6. Tidak pernah merasa pintar atau sudah selesai di satu titik. Terus belajar, menggali dan mengasah kepekaan.

7. Lebih banyak mendengarkan.

8. Lebih mudah berpihak pada kebaikan yang ada pada diri sendiri dan orang lain.

9. Tidak mengeluhkan segala macam ketidakberesan. Tidak marah pada keadaan. Tidak menyalahkan apapun dan siapapun. Tidak tergantung pada apapun dan siapapun. Satu-satunya kepada siapa ia bergantung dan berharap hanya kepada Tuhan.

10. Merdeka. Mandiri. Independen.


Orang yang berjiwa besar dan rela berkorban adalah ciri-ciri

Lihat Kesehatan Selengkapnya


Page 4

1. Ketika sukses, tidak sombong.

2. Ketika gagal, tidak frustasi. (Mengerti bahwa sukses dan gagal adalah hal lumrah dalam kehidupan).

3. Ketika dipuji, tidak besar kepala.

4. Ketika dikritik, tidak sakit hati. (Mengerti bahwa pujian dan kritikan sama-sama dibutuhkan dalam kehidupan).

5. Tidak menjadikan perbedaan sebagai alasan untuk memusuhi. Justru perbedaan digunakan sebagai alat belajar untuk menajamkan pemahaman.

6. Tidak pernah merasa pintar atau sudah selesai di satu titik. Terus belajar, menggali dan mengasah kepekaan.

7. Lebih banyak mendengarkan.

8. Lebih mudah berpihak pada kebaikan yang ada pada diri sendiri dan orang lain.

9. Tidak mengeluhkan segala macam ketidakberesan. Tidak marah pada keadaan. Tidak menyalahkan apapun dan siapapun. Tidak tergantung pada apapun dan siapapun. Satu-satunya kepada siapa ia bergantung dan berharap hanya kepada Tuhan.

10. Merdeka. Mandiri. Independen.


Orang yang berjiwa besar dan rela berkorban adalah ciri-ciri

Lihat Kesehatan Selengkapnya