Orang yang memohon pertolongan kepada selain Allah termasuk golongan orang

Sebagian orang kalau ingin mendoakan jelek terhadap seseorang mengatakan: "Hai jin, celakai dia. Hai Ifrit, culik dia. Semoga Jin yang Tujuh mencelakaimu, menghancurkan punggungmu dan menghisap darahmu." Apa hukum ucapan-ucapan semacam itu?"

Alhamdulillah.

Al-Hamdulillah. Itu jelas perbuatan syirik, termasuk meminta keselamatan kepada jin. Sebagian orang melakukan perbuatan itu, karena dalam dada mereka ada rasa takzim terhadap jin-jin tersebut, dan rasa takut terhadap kekuasaan mereka. Karena hati yang kosong dari iman yang jernih kepada Allah, kosong dari ketawakkalan yang bersih kepada Allah, pasti akan cenderung kepada perasaan semacam itu dan meminta keselamatan kepada para makhluk yang untuk diri mereka sendiri saja mereka tidak memiliki manfaat dan mudharrat, apa lagi harus membantu orang lain mendapatkan manfaat dan mudharrat.

Ketika Syaikh Abdul Aziz bin Baaz ditanya tentang hukum perbuatan tersebut, beliau menjawab: "Itu termasuk perbuatan syirik yang paling buruk terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala. Perbuatan semacam itu harus ditinggalkan dan harus diwaspadai. Kita harus saling menasihati untuk meninggalkan perbuatan itu dan mengingkarinya. Orang yang dikenal suka melakukan perbuatan semacam itu, tidak halal dinikahi, tidak boleh dimakan sembelihannya, tidak boleh dishalatkan, dan tidak boleh bermakmum kepadanya dalam shalat, sampai ia menampakkan taubatnya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari perbuatan tersebut, dan hanya beribadah kepada Allah semata.
[Iqamatul Barahin 'Ala Hukmi Manis Taghatsa Bi Ghairillah hal. 30]

Adapun Al-Lajnah Ad-Daa-imah Lil Buhuts Wal Ifta juga telah memunculkan fatwanya tentang hal itu: "Bahsanyanya meminta tolong kepada jin dan merujuk kepada mereka dalam memenuhi kebutuhan, untuk mencelakai seseorang atau untuk menolong orang lain adalah perbuatan syirik kepada Allah dalam beribadah. Karena itu termasuk bentuk mengambil kesenangan dari jin dengan dipenuhinya permohonan dan kebutuhannya. Sama halnya dengan mengambil kesenangan dari jin dengan cara mengagung-agungkannya, meminta pertolongan kepada jin dalam merealisasikan keinginannya. Allah berfirman:

"Dan [ingatlah] hari di waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya, [dan Allah berfirman]:"Hai golongan jin [syaitan], sesungguhnya kamu telah banyak [menyesatkan] manusia", lalu berkatalah kawan-kawan mereka dari golongan manusia:"Ya Rabb kami, sesungguhnya sebahagian dari pada kami telah dapat kesenangan dari sebahagian [yang lain] dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami". Allah berfirman:"Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal didalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki [yang lain]". Sesungguhnya Rabbmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.. Dan demikianlah Kami jadikan sebahagian orang-orang yang zhalim itu menjadi teman bagi sebahagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan." [QS. Al-An'aam : 128-129]

Allah juga berfirman:

"Dan bahwasannya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan [QS. Al-Jin : 6]

Meminta keselamatan dari jin untuk mencelakai orang lain atau untuk menolong orang lain, meminta pertolongan kepadanya untuk menjaga diri dari kejahatan orang lain yang dengki kepadanya, kesemuanya adalah perbuatan syirik. Orang yang berbuat demikian, tidak ada lagi pahala shalat dan puasa. Allah berfirman:

"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada [nabi-nabi] sebelummu:"Jika kamu mempersekutukan [Allah], niscaya akan hapus amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi." [QS.Az-Zumar : 65]

Orang yang sudah diketahui melakukan perbuatan semacam itu, tidak boleh dishalati bila ia mati, tidak boleh diantarkan jenazahnya, dan tidak boleh dikebumikan di pekuburan kaum muslimin.
[Fatawa Al-Lajnah Ad-Daa-imah I : 407-408]

Adapun bentuk kejahilan meminta keselamatan atau meminta pertolongan kepada jin, simak saja kata-kata syirik mereka:

"Demi Allah dan demi engkau; cukup bagi saya Allah dan engkau; saya hanya memiliki Allah dan engkau: Allah dan engkau yang menjadi tujuanku; aku hanya bertawakkal kepada Allah dan kepada engkau; aku memiliki Allah di langit dan memiliki engkau di bumi," dan sejenisnya.

Merdeka.com - Syirik adalah suatu fenomena kemasyarakatan yang muncul akibat jauhnya masyarakat dari ajaran tauhid. Kesalahan mereka dalam memahami ajaran tauhid menghantarkannya kepada kesesatan atau kezaliman yang bersangatan [syirik]. Datangnya Islam sebagai agama terakhir dilatarbelakangi oleh fenomena ini.

Islam diturunkan sebagai agama pencerah dan hudan bagi setiap manusia. Oleh karena itu, dengan tugas mulia ini maka ajaran Islam akan mampu membebaskan manusia dari penyembahan berhala dan kembali kepada penyembahan kepada Allah SWT yang telah menciptakan, memelihara, mendidik, mengembangkan dan mengatur alam ini.

Di antara kata-kata yang terdapat dalam Al-Qur’an adalah kata “syirik”. Kebanyakkan manusia di dunia ini bertuhan lebih dari satu. Al-Qur’an menamakan mereka ini musyrik, yaitu orang yang syirik. Kata syirik ini berasal dari "syaraka" yang berarti mencampurkan dua atau lebih benda, hal yang tidak sama seolah-olah sama.

Syirik dalam arti mempersekutukan Tuhan dengan menjadikan sesuatu, sebagai obyek pemujaan, dan atau tempat menggantungkan harapan dan dambaantermasuk dalam kategori kufr. Ini karena perbuatan itu mengingkari kemahakuasaan dan kemahasempurnaan-Nya. Berikut adalah penjelasan selengkapnya mengenai apa itu syirik menurut agama Islam.

2 dari 6 halaman

Syirik adalah menyekutukan Allah Swt dalam rububiyah-Nya, uluhiyah-Nya, asma’ [nama-nama] maupun sifat-Nya. Jika seorang hamba meyakini bahwa ada tuhan selain Allah SWT yang berhak untuk disembah, meyakini ada sang pencipta atau penolong selain Allah SWT, maka ia telah musyrik.

Menurut Ibnu Manzur dalam Lisanul Arabi [Darul Ma’aruf, 1990], kata syirik berasal dari “syaraka” yang bermakna bersekutu dua orang misalnya seseorang berkata asyraka billah yang artinya bahwa dia sederajat dengan allah SWT. Sementara itu, syirik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI] berarti menyekutukan Allah SWT dengan yang lain.

Syirik adalah pangkal segala kejahatan dan penyelewengan serta rusaknya pikiran atau tingkah laku. Syirik pada hakekatnya adalah ucapan atau akidah tanpa ilmu. Sebagaimana Firman Allah SWT yang berbunyi:

“Sesungguhnya Allah SWT tidak akan mengampunkan dosa syirik mempersekutukanNya [dengan sesuatu apa jua], dan akan mengampunkan dosa yang lain dari itu bagi sesiapa yang dikehendakiNya [menurut aturan SyariatNya]. dan sesiapa yang mempersekutukan Allah SWT [dengan sesuatu yang lain], maka sesungguhnya ia telah melakukan dosa yang besar.” [Qs. an-Nisa : 48].

3 dari 6 halaman

Orang yang menyekutukan Allah SWT disebut musyrik. Sedangkan Syirik secara istilah adalah anggapan atau iktikad menyekutukan Allah SWT dengan yang lain, seakan-akan ada yang Maha Kuasa di samping Allah SWT. 

Defenisi syirik menggambarkan bahwa syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah SWT seperti berdoa atau meminta pertolongan kepada selain Allah SWT namun tetap meminta pertolongan kepada Allah SWT. Atau memalingkan bentuk suatu ibadah, seperti bernazar, berkorban dan sebagainya kepada selain Allah SWT.

Oleh karena itu siapa saja menyembah selain Allah SWT berarti ia menempatkan ibadahnya tidak pada posisinya dan memberikannya kepada yang tidak berhak dan ini merupakan kezaliman yang sangat besar, Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an Surah Luqman ayat 13:

“Dan [ingatlah] ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya "hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan [Allah] sesungguhnya mempersekutukan [Allah] adalah benar-benar kezaliman yang besar." [Surah Luqman ayat 13].

Selain itu, syirik juga dapat menghilangkan semua amal kebaikan yang telah dilakukan seseorang. Menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbah ayat di atas menunjukkan bahwa perbuatan syirik merupakan dosa yang terbesar karena bukti-bukti keesaan-Nya sedemikian gamblang dan jelas terbentang di alam raya, bahkan dalam diri manusia sendiri. Allah SWT telah menciptakan manusia dalam keadaan memiliki potensi untuk mengenal-Nya dan memenuhi tuntunan-tuntunan-Nya

4 dari 6 halaman

Pembagian syirik dibagi menjadi dua bagian yaitu pembagian secara kuantitas dan kualitas, dikutip dari publikasi oleh uin-suska.ac.id. Pertama, pembagian syirik secara kuantitas dapat dibagi tiga yaitu:

  1. Syirik Uluhiiya, yaitu meyukutukan allah swt dalam arti menyakini adanya tuhan lain selain dia, sebagai pencipta alam semesta.
  2. Syirik Rububiyyah, yaitu menyekutukan Allah SWT dalam arti menyakini adanya tuhan lain selain Dia, sebagai pemelihara dan pengatur alam semesta.
  3. Syirik ‘Ubudiyyah, yaitu menyekutukan allah Swt dalam arti menyakini adanya tuhan selain dia, sebagai yang disembah. Dengan kata lain, seseorang menyembah allah swt sekaligus menyembah tuhan-tuhan yang lain.

Adapun secara kualitas dibagi menjadi dua, yaitu:

  1. Syirik besar [Al syirk Al Akbar], yaitu meyakini bahwa ada tuhan selain Allah SWT.
  2. Syirik kecil [Al syirk Al Asghar], yaitu melakukan sembahyang bukan karena Allah SWT, tetapi karena manusia. Dalam islam syirik ini juga disebutkan dengan riya.

Kedua jenis syirik tersebut harus dihindari, karena dapat merusak keimanan seseorang. Menurut Yusuf Qardhawi, syirik yang pertama kali terjadi adalah syirik yang dilakukan oleh kaum Nabi Nuh As, penyebabnya adalah ghuluw artinya berlebih-lebihan terhadap orang-orang yang shaleh.

5 dari 6 halaman

Syirik besar atau yang juga disebut syirik akbar/jali adalah perbuatan yang jelas-jelas menganggap adanya tuhan selain Allah SWT dan menjadikannya sebagai tandingan-Nya. Syirik akbar dapat menyebabkan pelakunya diancam keluar dari agama Islam dan apabila meninggal dalam kondisi belum bertaubat maka dosanya tidak terampuni.

Syirik akbar adalah memalingkan suatu bentuk ibadah kepada selain Allah SWT atau mendekatkan diri kepadanya dengan menyembelih kurban dan bernazar untuk selain Allah SWT baik untuk kuburan, jin dan setan. Rasa takut yang berlebihan kepada orang yang telah mati, jin atau setan dan meyakini bahwa mereka dapat mendatangkan kemudharatan. Atau mengharapkan sesuatu kepada selain Allah SWT seperti kekayaan, keberuntungan dan lainnya.

Dalam hal ini Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah Yunus ayat 18: “Dan mereka menyembah selain dari pada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak [pula] kemanfa`atan, dan mereka berkata "mereka itu adalah pemberi syafa`at kepada kami di sisi Allah". Katakanlah "apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak [pula] di bumi?" Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka mempersekutukan [itu].”

Oleh karena itu, siapa saja yang melakukan syirik akbar/jali maka ia dikeluarkan dari agama Islam. Syirik akbar/ jali ada empat, yaitu:

  1. Syirik dakwah [doa] adalah di samping berdoa kepada Allah SWT juga berdoa kepada selainNya, sebagaimana termaktub dalam al-Qur’an Surah al-Ankabut ayat 65: “Maka apabila mereka naik kapal mereka mendo`a kepada Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tibatiba mereka [kembali] mempersekutukan [Allah].”
  2. Syirik niat, keinginan dan tujuan adalah suatu bentuk ibadah yang ditujukan kepada selain Allah SWT Ia berfirman dalam al-Qur’an Surah Hud ayat 15-16: “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan siasialah apa yang telah mereka kerjakan?”
  3. Syirik keta’atan adalah mena’ati selain Allah SWT dalam hal maksiat kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya dalam al-Qur’an Surah at-Taubah ayat 31: “Mereka menjadikan orangorang alimnya, dan rahibrahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan [juga mereka mempertuhankan] al-Masih putera Maryam padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan [yang berhak disembah] selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.”
  4. Syirik kecintaan [mahabbah] adalah menyamakan selain Allah SWT dengan Allah SWT dalam hal kecintaan, sebagaimana firman-Nya dalam al-Qur’an Surah al-Baqarah ayat 165: “Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orangorang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa [pada hari kiamat], bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya [niscaya mereka menyesal].”

6 dari 6 halaman

Syirik kecil atau yang juga dikenal dengan syirik ashgar/khafi  adalah perbuatan yang secara tersirat mengandung pengakuan adanya yang berkuasa selain Allah SWT. Termasuk dalam hal ini, sebagaimana di dalam Musnad Ahmad ibn Hanbal dikatakan bahwa seseorang yang dalam mengerjakan suatu perbuatan ada maksud untuk dipuji oleh orang lain [ria].

Atau syirik yang berhubungan dengan penyembahan terhadap Allah dan bermuamalah dengan-Nya, meskipun pelaku syirik ini berkeyakinan bahwa Allah SWT tidak memiliki sekutu dengan zat, sifat dan perbuatan-Nya. Hanya saja di dalam syirik asghar tidak menyebabkan pelakunya keluar dari agama Islam akan tetapi ia mengurangi tauhid dan merupakan perantara [washilah] kepada syirik besar.

Syirik kecilatau syirik asghar ada dua macam, yaitu:

  1. Syirik zhahir [nyata] adalah syirik dalam bentuk ucapan dan perbuatan seperti bersumpah dengan nama selain Allah SWT sebagaiamana firman-Nya dalam al-Qur’an Surah at-Takwir ayat 29: “Dan kamu tidak dapat menghendaki [menempuh jalan itu] kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.”
  2. Syirik khafi [tersembunyi] adalah syirik dalam hal keinginan dan niat seperti ingin dipuji dan ingin didengar orang lain atas ibadah yang dilaksanakan. Contohnya melakukan suatu amal tertentu hanya ingin dipuji dan disanjung orang lain atau memperbagus bacaan/ gerakan shalat agar dipuji atau disanjung orang. Allah SWT berfirman dalam AlQur’an Surah al-Kahfi ayat 110: “Katakanlah "sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku "bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya."

Video yang berhubungan