Elang sebagai jaring makanan tertinggi
KOMPAS.com - Jaring-jaring makanan merupakan kumpulan beberapa rantai makanan yang saling berkaitan. Di dalam ekosistem, rantai makanan saling berhubungan satu sama lain.
Dilansir dari Nature, jaring makanan merupakan konsep ekologis yang sama pentingnya dengan rantai makanan. Pada dasarnya, jaring-jaring makanan mewakili hubungan dalam suatu komunitas.
Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antar mahkluk hidup dan lingkungannya.
Jaring makanan terdiri dari sejumlah rantai makanan yang disatukan.
Jika dalam rantai makanan menunjukkan diagram deskriptif untuk memperlihatkan aliran energi makanan dari satu kelompok organisme, jaring-jaring makanan lebih pada interaksi ekologi untuk menentukan aliran energi dan hubungan pemangsa.
Baca juga: Mengenal Rantai Makanan dan Tingkatannya
Contohnya pemangsa kalajengking di ekosistem gurun ternyata lebih dari satu, seperti elang, burung hantu, burung roadrunner, dan rubah.
Interaksi makan yang diwakili oleh jaring makanan memiliki efek mendalam pada kekayaan spesies, produktivitas, dan stabilitas ekosistem.
britannica.com
Jaring makanan
Jenis jaring-jaring makanan
Hampir seluruh tumbuhan dan hewan menjadi bagian dari beberapa rantai makanan. Jika semua rantai makanan dalam ekosistem dituliskan, maka akan menjadi sebuah jaring makanan.
Baca juga: Memahami Proses dan Reaksi Kimia Fotosintesis
Terdapat tiga jenis jaring makanan berdasarkan spesies.
- Jaring keterkaitan menekankan hubungan jaring makan di antara spesies.
- Jaringan aliran energi mengukur aliran dari satu spesies ke spesies lain.
- Jaring fungsional mewakili pentingnya setiap spesies dalam menjaga integritas suata komunitas dan mencerminkan pengaruh pada tingkat pertumbuhan populasi setiap spesies.
Tujuan jaring makanan
Tujuan mendasar dari jaring makanan adalah untuk menggambarkan makan antar spesies dalam suatu komunitas. Karing makanan dapat dibangun untuk menggambarkan interkasi spesies.
freepik.com/brgfx
Ilustrasi rantai makanan
KOMPAS.com – Manusia sangat bergantung pada hewan dan tumbuhan sebagai sumber pangan. Hewan pun bergantung pada tumbuhan dan hewan lainnya untuk bisa bertahan hidup.
Peristiwa tersebut merupakan contoh dari rantai makanan yang terjadi sepanjang waktu di ekosistem kita.
Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan rantai makanan? Bagaimana posisi mmasing-masing organisme dalam rantai makanan?
Pengertian rantai makanan
Dilansir dari Sumber Belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara sesama makhluk hidup dengan urutan tertentu.
Dalam rantai makanan, ada organisme yang berperan sebagai produsen, konsumen, dan dekomposer atau pengurai.
Baca juga: Hewan Omnivora: Pengertian, Contoh, dan Ciri-ciri
Rantai makanan menjadi jalur masuk untuk energi bagi makhluk hidup. Energi tersebut berasal dari Matahari yang diubah menjadi energi kimia dalam batang tumbuhan, buah, daun, dan lain-lain.
Tingkatan rantai makanan
Selain itu, rantai makanan pun memiliki tingkatan dalam ekosistem yang disebut dengan tingkat trofik. Berikut adalah tingkat trofik dalam rantai makanan:
1. Produsen
Tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri. Mereka disebut sebagai produsen.
Contoh makhluk hidup yang menempati tingkat trofik pertama dalam rantai makanan adalah tumbuh-tumbuhan hijau.
Baca juga: Hewan Karnivora: Ciri-ciri, Contoh, dan Jenisnya
Piramida ekologi adalah gambaran susunan antar trofik dapat disusun berdasarkan kepadatan populasi, berat kering, maupun kemampuan menyimpan energi pada tiap trofik. Struktur trofik dapat disusun secara urut sesuai hubungan makan dan dimakan antar trofik yang secara umum memperlihatkan bentuk kerucut atau piramid. Piramida ekologi ini berfungsi untuk menunjukkan gambaran perbandingan antar trofik pada suatu ekosistem. Pada tingkat pertama ditempati produsen sebagai dasar dari piramida ekologi, selanjutnya konsumen primer, sekunder, tersier sampai konsumen puncak.[1][2] Ketika organisme autotrof (produsen) dimakan oleh herbivora (konsumen I), maka energi yang tersimpan dalam produsen (tumbuhan) berpindah ke tubuh konsumen I (pemakannya) dan konsumen II akan mendapatkan energi dari memakan konsumen I, dan seterusnya. Setiap tingkatan pada rantai makanan itu disebut taraf trofi. Ada beberapa tingkatan taraf trofi pada rantai makan sebagai berikut.[3] Di dalam rantai makanan tersebut, tidak seluruh energi dapat dimanfaatkan, tetapi hanya sebagian yang mengalami perpindahan dari satu organisme ke organisme lainnya, karena dalam proses transformasi dari organisme satu ke organisme yang lain ada sebagian energi yang terlepas dan tidak dapat dimanfaatkan. Misalnya, tumbuhan hijau sebagai produsen menempati taraf trofi pertama yang hanya memanfaatkan sekitar 1% dari seluruh energi sinar matahari yang jatuh di permukaan bumi melalui fotosintesis yang diubah menjadi zat organik.[3] Jika tumbuhan hijau dimakan organisme lain (konsumen primer), maka hanya 10% energi yang berasal dari tumbuhan hijau dimanfaatkan oleh organisme itu untuk pertumbuhannya dan sisanya terdegradasi dalam bentuk panas terbuang ke atmosfer. Selama keadaan produsen dan konsumen-konsumen tetap membentuk piramida, maka keseimbangan alam dalam ekosistem akan terpelihara.[3]
Artikel bertopik ekologi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. |
- l
- b
- s
Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Piramida_ekologi&oldid=18617093"