Panduan dasar menanam padi sawah

Indonesia memang merupakan salah satu penghasil beras terbesar di dunia. Meskipun produksi beras terbilang cukup besar, sekitar 31 juta ton (2018) dan 32 juta ton (2019) berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pemerintah masih perlu mengimpor beras setiap tahun.

Perlu diingat bahwa impor tidak harus untuk memenuhi kebutuhan, tapi hanya untuk menjaga tingkat cadangan beras dan menjaga harga jual di pasaran agar tetap stabil, atau setidaknya tidak terlalu menekan produsen.

Situasi semacam ini sebenarnya kurang ideal, mengingat Indonesia dikenal sebagai negara agraria di mana sebagian besar penduduk adalah petani. Ada beberapa hal yang menyebabkan penurunan jumlah panen dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir antara lain pergeseran musim tanam akibat perubahan iklim global.

Petani harus lebih bisa meningkatkan efisiensi kerja saat musim tanam (musim penghujan) tiba agar hasil panen bisa maksimal. Sayangnya teknik pertanian padi yang tidak optimal, ditambah dengan konsumsi beras yang semakin besar (seiring pertambahan populasi), memaksa pemerintah melakukan pembelian beras dari luar negeri.

Produksi beras di Indonesia didominasi oleh para petani kecil, bukan perusahaan milik pemerintah atau swasta. Sebagai bentuk penyuluhan, berikut adalah teknik dasar proses penanaman padi untuk mencapai hasil optimal.

1. Pemilihan Benih

beras

Langkah pertama dalam setiap proses penanaman padi adalah memilih benih yang baik. Sama seperti tanaman lain, kualitas benih atau bibit bisa menentukan baik tidaknya hasil panen. Bahkan benih berkualitas bisa meringankan kerja para petani di proses perawatan misalnya saat pengendalian hama setelah benih tumbuh.

Saat ini terdapat berbagai macam varietas padi di pasaran. Setiap jenis memiliki keunggulan tersendiri tapi tentu saja ada kekurangan yang perlu diperhatikan.

Sebagai contoh sebuah jenis padi menawarkan sifat perkembangbiakan cepat dan melimpah sehingga hasil panen lebih banyak, tapi kurang baik dalam hal ketahanan terhadap hama; sebaliknya benih yang tahan penyakit bisa membutuhkan waktu lebih lama sampai masa panen.

Benih yang ideal memiliki ciri-ciri:

  • Tahan terhadap serangan hama
  • Perkembangbiakan cepat, sehingga setiap pohon menghasilkan lebih banyak butir padi
  • Bisa tumbuh dengan baik saat curah hujan mengalami penurunan

Para petani bisa mencoba teknik sederhana untuk mengetahui kualitas benih yaitu dengan merendam benih dalam larutan ZA 20 gram. Benih yang baik seharusnya tenggelam, bukan mengapung. Hasil percobaan ini tidak mengindikasikan ciri-ciri keunggulan benih, melainkan hanya sekedar memastikan bahwa bibit yang tenggelam adalah layak tanam.

2. Persiapan Lahan

lahan padi

Karena beras adalah makanan pokok, maka padi harus ditanam dalam jumlah cukup banyak jadi tidak cocok jika lahan berada di pekarangan rumah. Padi harus ditanam di area persawahan, karena membutuhkan tanah yang digenangi air. Persiapkanlah lahan kosong yang bersih dari ilalang atau gulma.

Lahan juga harus dibajak terlebih dahulu. Genangan air memudahkan proses pembajakan sawah, baik dengan alat bajak tradisional maupun traktor. Bahkan setelah dibajak, idealnya lahan harus dibiarkan tergenang air dengan kedalaman paling tidak 5 cm untuk netralisasi racun dalam tanah.

Penggunaan alat bajak tradisional yang ditarik oleh kerbau atau sapi sepertinya sudah banyak berkurang. Petani lebih memilih membeli traktor (atau menyewa jika lebih sesuai dengan anggaran tanam) karena proses pembajakan bisa selesai dengan cepat.

Cek juga: Cara menanam kentang yang benar

3. Pembibitan Padi

pembibitan padi

Setelah benih padi melalui tahap seleksi menggunakan larutan ZA dan lahan telah siap, proses awal pembibitan bisa dimulai. Rendam benih yang akan tanam dalam pupuk organik cair (POC) selama 24 – 48 jam. Dosis yang direkomendasikan adalah 250 ml POC untuk setiap 10 kg benih. Sesuaikan rasio tersebut dengan jumlah benih yang akan ditanam.

Langkah ini untuk merangsang benih padi agar bisa tumbuh lebih cepat di lahan tanam. Anda bisa mendapatkan POC di toko-toko pertanian. Setelah direndam selama dua hari, keringkan benih sampai berkecambah. Pada tahap ini, benih padi siap untuk persemaian.

4. Persiapan Lahan Persemaian

persemaian padi

Lahan tanam dan persemaian harus dipisahkan meskipun bisa berada di sawah yang sama. Luas area persemaian adalah sekitar 4% dari lahan tanam, jadi jika Anda memiliki lahan tanam seluas 1 hektar (10,000 meter persegi) maka Anda membutuhkan 400 meter persegi area persemaian.

Anda membutuhkan 15 kg benih untuk lahan persemaian seluas ini. Aturlah posisi area persemaian agar memudahkan Anda merawat benih; biasanya ditempatkan di salah satu sudut lahan tanam.

Benih yang telah kering dan berkecambah bisa langsung ditabur di area persemaian. Bila perlu (atau jika tanah kurang subur) Anda bisa melakukan pemupukan urea dengan dosis 25gr per meter persegi. Persemaian dilakukan antara 15 sampai 25 hari sebelum tanam.

Pastikan pengarian dilakukan secara rutin dan merata. Semprot insektisida ke persemaian padi untuk mengendalikan hama.

5. Penanaman

menanam padi

Setelah 20 -25 hari, padi persemaian bisa dipindahkan ke lahan tanam. Cara yang paling efektif adalah dengan mencabut semua tanaman dari area persemaian, mengikat beberapa genggam jadi satu, dan menempatkannya di lahan tanam secara terpisah.

Di sebuah lahan tanam, ada beberapa lusin ikat benih padi siap tanam yang tersebar secara merata, jadi tidak perlu mengambil benih dari satu tempat secara terus menerus saat proses penanaman.

Setiap pohon padi ditanam secara individual, artinya satu lubang hanya untuk satu pohon. Lahan tanam harus dalam keadaan gembur dan terendam air sekitar 5 – 10 cm. Proses penanaman ideal tidak membutuhkan pembuatan lubang; pohon padi cukup ditancapkan ke tanah saja sedalam 2 cm. Jarak tanam ideal adalah 25 x 25 cm antar pohon.

6. Pemupukan

pemupukan padi

Lakukan pemupukan secara bertahap dengan dosis yang tepat. Tahap-tahap dan dosis pemupukan (untuk area tanam 1 hektar) adalah sebagai berikut:

  • Tahap I: 5 hari setelah tanam menggunakan 200 kg phonska dan 100 kg urea. Tambahkan pupuk organik sesuai anjuran Dinas Pertanian setempat.
  • Tahap II: 20 – 25 hari setelah tanam menggunakan 100 kg phonska dan 50 kg urea.
  • Tahap III: 40 – 45 hari setelah tanam menggunakan 50 kg urea.

Sekitar 60 hari setelah tanam, lakukan pemupukan sekali lagi menggunakan 50 kg KCL supaya bulir padi lebih terisi. Pupuk cukup disebar secara manual; tidak perlu menggunakan alat tertentu. Pemupukan urea dosis rendah bisa membantu mengurangi risiko terserang Hawar Daun Bakteri, atau bisa disebut dengan penyakit kresek.

7. Pengairan

Lakukan pengairan secara berkala. Alirkan air ke lahan hingga tanah menjadi becek, tapi tidak sapi terendam air. Biarkan sampai agak kering (sekitar 2 – 3 hari) kemudian lakukan pengairan lagi. Jangan sampai menunggu terlalu lama atau padi bisa rusak. Terlalu banyak air juga bisa merusak akar tanaman.

Pengairan berkala dilakukan selama masa pertumbuhan sampai tahap pengisian bulir. Lahan harus kering saat memasuki masa panen.

Lihat: Mengenal bisnis porang yang menggiurkan

8. Pengendalian Ilalang dan Gulma

pengendalian gulma padi

Herbisida hanya boleh digunakan saat padi baru berusia 3 – 5 hari setelah tanam, dan dengan dosis sekecil mungkin. Pengendalian gulma untuk tanaman padi lebih baik dilakukan secara manual dan berkala.

Tidak perlu jadwal tertentu, karena cara manual tidak merusak tanaman. Jika perlu lakukan sesering yang Anda bisa atau segera setelah gulma mulai terlihat, mulai dari masa tanam sampai masa panen.

9. Pengendalian Hama

Sesuaikan cara pengendalian hama dengan anjuran Dinas Pertanian setempat. Ada beberapa jenis hama misalnya tikus, belalang, Hawar Daun Bakteri, penyakit blas, dll.

Pengendalian hama harus dilakukan dengan penyemprotan. Formula yang baik bersifat organik bukan kimiawi, jadi beralihlah ke pestisida organik (jika memungkinkan) sesuai dengan jenis hama yang menyerang.

10. Panen

padi

Padi siap dipanen bila 90% dari semua bulir sudah menguning. Gunakanlah metode yang sesuai dengan kondisi atau lokasi lahan. Manfaatkan alat yang memadai (bisa mesin atau alat mekanis lain) untuk mengurangi tingkat kehilangan hasil panen.

Juga populer: Cara Menanam Kopi

Langkah Langkah menanam padi di sawah?

Berikut ini beberapa langkah dalam cara menanam padi yang harus di perhatikan agar cara budidaya padi sampai panen berikut ini:.
Persiapan media tanam. ... .
Pemilihan bibit. ... .
Persemaian. ... .
Penanaman. ... .
Perawatan lahan. ... .
Pencegahan hama dan penyakit. ... .
Pemanenan..

Langkah pertama menanam padi?

Benih padi yang sudah siap dapat segera kita semai, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: Buatlah bedengan dengan ukuran lebar 1 – 2 m. Luas persemaian untuk lahan 1 hektar adalah sekitar 400 m atau 4% dari luas lahan. Tambahkan 2 kg bahan organik semisal kompos, pupuk kandang, sekam, atau abu.

Apa saja metode tanam padi?

Berikut 6 jenis teknik budidaya padi di Indonesia hingga saat ini:.
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT).
2. System of Rice Intensification (SRI).
3. IPB Prima..
4. Teknik Budidaya Hazton..
Teknik Budidaya Jarwo Super..
6. Teknik Budidaya Salibu..

Pemupukan padi pada umur berapa?

- Pemupukan susulan pertama dilakukan saat padi berumur 7-10 HST. Pupuk yang digunakan adalah Urea 75 kg/ha, SP-36 100 kg/ha dan KCL 50 kg/ha. - Pemupukan susulan kedua diberikan saat tanaman padi berumur 21 HST menggunakan pupuk Urea sebanyak 150 kg/ha.