Sholat Tarawih merupakan salah satu qiyamul lail atau ibadah sunah yang dilakukan pada malam bulan Ramadhan. Sholat ini dinamakan Tarawih karena ketika Rasulullah SAW dan para sahabat menunaikannya, beliau beristirahat di setiap salamnya.
Sholat ini dapat dikerjakan secara berjamaah maupun munfarid (sendiri-sendiri). Akan tetapi, menurut jumhur ulama lebih diutamakan melaksanakannya secara berjamaah di masjid atau musholla. Rasulullah SAW bersabda :
“Barangsiapa yang shalat bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyam satu malam penuh.” (HR. An Nasai, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Anjuran serupa dijelaskan oleh M. Khalilurrahman Al-Mahfani dan Abdurrahim Hamdi dalam buku Kitab Lengkap Panduan Shalat, Rasulullah SAW senantiasa melaksanakan sholat Tarawih secara berjamaah dengan para sahabat dan umatnya. Namun, ia tidak secara terus-menerus ke masjid karena khawatir orang-orang akan menganggap sholat Tarawih hukumnya wajib.
Jumlah rakaat shalat Tarawih yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW adalah sebanyak 11 rakaat dengan rincian 4+4+3 witir atau 2+2+2+2+3 witir. Berikut penjelasan mengenai tata cara dan bacaan niat sholat tarawih 8 rakaat lengkap dengan sholat witir.
Tata Cara dan Bacaan Niat Sholat Tarawih 8 Rakaat
Ilustrasi niat sholat tarawih 8 rakaat. Foto: Pixabay
Tata cara sholat Tarawih hampir sama dengan sholat Tahajud. Yang membedakannya, sholat Tarawih dilaksanakan setelah sholat Isya, sedangkan sholat Tahajud lebih utama dilaksanakan setelah tidur malam terlebih dahulu.
Mengutip buku Memantaskan Diri Menyambut Bulan Ramadhan tulisan Abu Maryam Kautsar Amru, tata cara dan bacaan niat sholat Tarawih 8 rakaat adalah sebagai berikut:
Niat yang diucapkan adalah niat yang berasal dari hati, bukan hanya melalui lisan dengan maksud ingin menunaikan sholat Tarawih. Berikut adalah bacaan niat sholat Tarawih 8 rakaat:
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) ِللهِ تَعَالَى
Usholli sunnatat tarawiihi rakaatin mustaqbilal qiblati adaan (makmuman/imaaman) lillahi ta’aalaa.
Artinya: "Aku berniat sholat sunnah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat sebagai (makmum/imam) karena Allah SWT.”
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Usholli sunnatat taraawiihi rak’ataini mustaqbilal qiblati adaan lillaahi ta’aalaa.
Artinya: "Aku berniat sholat sunnah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat karena Allah SWT.”
Jika melakukan salam di setiap empat rakaat, maka kalimat “rakaatin” atau “rak’ataini” diganti dengan “arba’a raka’atim”. Setelah itu, Tarawih dapat dilanjutkan dengan bacaan sholat pada umumnya.
Ilustrasi membaca niat sholat tarawih 8 rakaat. Foto: Pixabay
2. Dijeda dengan istirahat
Para ulama sepakat mengenai anjuran istirahat setiap melaksanakan sholat Tarawih empat rakaat. Hal ini sudah dilakukan secara turun-temurun sejak dulu. Namun, tidak salah juga jika tidak beristirahat setelah empat rakaat.
3. Melaksanakan sholat witir
Sholat Tarawih ditutup dengan pelaksanaan sholat Witir. Sebagaimana yang sudah disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW: “Jadikanlah akhir sholat malam kalian adalah sholat Witir.” (HR. Bukhari Muslim dari Ibnu Umar)
Berikut adalah bacaan niat sholat Witir tiga rakaat dengan sekali salam:
اُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ ثَلَاثَ رَكْعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Usholli sunnatal witri tsalaatsa raka’atin mustaqbilal mustaqbilal qiblati adaan lillahi ta’aalaa.
Artinya: "Aku berniat sholat sunnah Witir tiga rakaat dengan menghadap kiblat karena Allah SWT.”