Paradigma pembangunan etika murid guru dalam kelembagaan PENDIDIKAN Islam di era millenial

DOI: https://doi.org/10.35961/tanjak.v1i1.70

Keywords: MEA, Pendidikan, Paradigma Studi Islam, Millennial, Internet.

Salah satu yang terhegemoni era MEA adalah Pendidikan, sebagai sarana utama dalam rangka menyiapkan Sumber Daya Manusia SDM yang kompetitif. Namun muncul paradoks dengan adanya tantangan di MEA, Pendidikan hanya dimaknahi secara reduktif hanya untuk memenuhi tuntutan dunia industri. Sekolah tidak lagi dilihat sebagai upaya untuk mencapai nilai-nilai yang mulia. Era ini juga menandai lahirnya era baru, dengan bantuan perkembangan teknologi informasi modern (internet) dan segala manfaatnya, juga melahirkan paradoks, munculnya generasi millenial, generasi yang serba internet, dan justru semakin mengikis sense of humanity, manusia yang didikte dan diarahkan oleh teknologi, manusia yang merasa paling tahu tentang segala hal, padahal hampir seluruh informasi didapat hanya melalui internet. Bahwa informasi itu valid atau hoax, itu urusan kesekian. Bagaimana paradigma studi Islam dengan berbagai kecenderungan yang ada, dalam menanggapi era ini. Tulisan ini ingin membahas paradigma studi Islam terutama di Perguruan Tinggi Agama Islam, dengan mempertimbangkan interkoneksitas tiga tradisi keilmuan Islam Ulum al-Diin, al-Fikr al-Islamiy dan Dirasat Islamiyyah, pemikiran M. Amin Abdullah. Yang nantinya menjadi sebuah formula dalam memaknahi dan menerapkan adagium “act locally and think globally” dalam pendidikan.