Pengertian Mutasi Gen dan Kromosom Biologi, Penyebab dan Contoh Mutasi - Dampak peristiwa pengeboman Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia kedua sangat mengerikan. Peristiwa tersebut dikecam oleh penduduk dunia. Korban yang meninggal begitu banyak dan penduduk yang masih hidup, seringkali mempunyai keturunan yang cacat akibat mutasi. Bom tersebut ternyata mengeluarkan bahan radioaktif yang membahayakan makhluk hidup. Pada bab ini Anda akan mempelajari pengertian dan macammacam mutasi serta penyebab dan dampaknya bagi kehidupan. Setelah mempelajari bab ini Anda akan mengenal macam-macam mutasi dan mampu melindungi tubuh dari bahan-bahan mutagen.
Bom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki sebenarnya bom nuklir yang tersusun atas bahan-bahan radioaktif. Bahan-bahan tersebut juga dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga nuklir. Mungkin Anda pernah membaca di media massa tentang peristiwa meledaknya pembangkit listrik tenaga nuklir di Chernobyl, Uni Soviet. Pembangkit listriknya hancur, penduduk sekitarnya banyak yang meninggal, dan yang hidup menderita cacat tubuh karena sel-sel tubuhnya mengalami mutasi. Oleh karena dampak penggunaan nuklir sangat berbahaya bagi manusia, mayoritas penduduk dunia menentang pemanfaatan nuklir. Tenaga nuklir pada saat ini masih digunakan dalam penelitian-penelitian oleh badan-badan khusus dan hasilnya terus dipantau. Berikut ini akan diuraikan mengenai macam-macam mutasi. Namun, sebelumnya Anda sebaiknya mempelajari kembali materi-materi pada Substansi Genetik, Pembelahan sel), dan Hereditas karena materi bab-bab tersebut sangat berhubungan dengan materi berikut. A. Pengertian dan Macam-Macam Mutasi Istilah mutasi pertama kali dikemukakan oleh Hugo de Vries (Belanda) dalam bukunya yang berjudul The Mutation Theory pada tahun 1901. Istilah mutasi digunakan untuk mengemukakan adanya perubahan fenotip pada bunga Oenothera lamarckiana. Perubahan fenotip tersebut disebabkan oleh perubahan gen. Jadi, mutasi merupakan perubahan informasi genetik yang terjadi dalam organisme. Berikut ini diuraikan mengenai jenis-jenis mutasi. 1. Mutasi Gen (Point Mutation) Perubahan struktur DNA (gen) yang terjadi pada lokus tunggal kromosom dinamakan mutasi gen atau point mutation. Telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya bahwa fenotip pada suatu organisme ditentukan oleh susunan nukleotida dalam molekul DNA. Perubahan pada satu atau lebih nukleotida dapat menyebabkan kesalahan pembentukan asam amino yang akan membentuk protein (enzim). Mutasi tidak selalu diwariskan kepada keturunan. Bila mutasi gen terjadi pada sel-sel somatis (sel tubuh) maka perubahan fenotip yang terjadi tidak diturunkan pada generasi berikutnya. Hanya mutasi gen pada sel-sel kelamin (gamet) saja yang perubahan fenotipnya diwariskan kepada keturunan. Kita dapat membuat perumpamaan untuk dapat memahami adanya mutasi gen. Anggaplah tiap-tiap nukleotida itu sebagai huruf-huruf dalam alfabet. Huruf-huruf tersebut akan menjadi satu kelompok sebagai mesin kimia sel yang berfungsi menginstruksikan untuk membuat protein khusus. Satu per satu huruf akan tersusun dan membuat suatu kata yang mempunyai arti khusus. Jika terjadi kesalahan penyusunan huruf-huruf, misalnya terbalik susunannya atau hilang salah satu hurufnya maka kata tersebut tidak dapat diartikan lagi atau memiliki arti lain (tak sesuai dengan yang diharapkan). Dalam keadaan tersebut, sel tidak dapat membentuk protein karena informasi tidak jelas atau membentuk protein lain. Dalam kasus yang lain, perubahan gen menimbulkan informasi khusus yang baru. Selanjutnya, akan dibentuk protein sesuai dengan instruksi yang baru tersebut. Protein yang terbentuk setelah sel mengalami mutasi gen berbeda dengan protein pada sel normal. Mutasi gen dapat terjadi karena hal-hal berikut. a. Duplikasi adalah terjadi pengulangan sebagian rantai nukleotida. Contoh:
Gen normal
Setelah gen normal mengalami pengulangan nukleotida A pada kodon ke-3, maka nukleotida di belakangnya akan bergeser sehingga terbentuk susunan rantai nukleotida berikut.
b. Adisi (insersi) adalah terjadi penambahan atau penyisipan nukleotida dalam rantai. Contoh: Gen normal
Setelah gen normal mengalami penambahan satu nukleotida T pada kodon ke-2 maka nukleotida di belakangnya akan bergeser sehingga membentuk susunan rantai nukleotida berikut.
c. Delesi adalah hilangnya sebagian nukleotida dalam rantai. Contoh : Gen normal
Setelah gen normal mengalami kehilangan nukleotida G pada kodon ke-2 maka nukleotida di belakang bergeser maju sehingga terbentuk susunan rantai nukleotida berikut.
d. Inversi adalah sebagian nukleotida terpisah dan bergabung lagi dengan posisi terbalik. Contoh:
Gen normal
Setelah nukleotida-nukleotida pada kodon ke-5 terputus kemudian bergabung lagi dengan posisi terbalik maka terbentuk susunan rantai nukleotida berikut.
e. Substitusi adalah salah satu dari nukleotida diganti dengan nukleotida lain yang mempunyai basa nitrogen yang berbeda. Contoh :
Gen normal
Setelah nukleotida C pada kodon ke-2 diganti dengan nukleotida T maka terbentuk susunan rantai nukleotida berikut.
Anda akan lebih memahami adanya duplikasi, adisi, delesi, dan inversi melalui kegiatan berikut. Contoh Soal 1 : Misalnya terdapat rantai mRNA (kodon) dengan susunan: AUC CUC AGG GAG UUA CGC ACC Setelah mengalami mutasi dihasilkan rantai mRNA dengan susunan sebagai berikut. a. AUC CUC AGG UGA GUU ACG CAC C b. AUC CUC AGG AGU UAC GCA CC c. AUC CUC AGG UAG UUA CGC ACC d. AUC CUC AGG GGA GUU ACG CAC C e. AUC CUC AGG GAG AUU CGC ACC Berdasarkan data di depan, diskusikan bersama teman sekelompok Anda mengenai hal berikut.
Presentasikan hasil diskusi kelompok Anda di depan kelas. Terjadinya mutasi gen dapat mempengaruhi penerjemahan kode-kode basa mRNA dalam sintesis protein. Jika mutasi gen tidak mempengaruhi jenis protein yang dihasilkan dinamakan silent mutation, tetapi jika mutasi gen menyebabkan perubahan hasil protein yang dibentuk disebut missense mutation. Sementara itu, ada mutasi gen yang menyebabkan pembentukan kodon stop, akibatnya akan terbentuk protein baru atau tidak sama sekali. Peristiwa ini disebut nonsense mutation. Bagaimana terjadinya ketiga jenis mutasi tersebut? Marilah kita pelajari dalam uraian berikut. Misalnya suatu mRNA normal mempunyai susunan seperti Gambar 1 (a) dan mengalami mutasi seperti Gambar1 (b).
Coba perhatikan gambar di atas. Pada peristiwa tersebut terlihat kodon GGC digantikan oleh GGU. Penggantian kodon ini tidak mempengaruhi pembentukan asam amino. Mengapa? Beberapa kodon, seperti GGU, GGA, GGC, dan GGG mengkode satu jenis asam amino, yaitu glisin. Peristiwa mutasi yang tidak menyebabkan terjadinya perubahan pembentukan asam amino seperti di atas disebut silent mutation.
Jenis mutasi yang berikutnya yaitu nonsense mutation. Jenis mutasi ini mengakibatkan tidak terbentuknya protein. Kapan hal ini terjadi? Perhatikan Gambar 3. berikut.
Pada gambar terlihat bahwa kodon kedua yaitu AAG mengalami mutasi sehingga menjadi UAG (penggantian basa A dengan basa U). Semula AAG merupakan kodon yang mengkode pembentukan lisin. Setelah basa A diganti dengan basa U menjadi UAG maka kodon ini tidak lagi mengkode lisin melainkan kodon yang mengakhiri pembacaan gen (kode ”stop”). Telah Anda ketahui bahwa setiap sintesis protein selalu diawali dengan kodon AUG yang mengkode ”start” dan diakhiri dengan kode ”stop” misalnya kodon UAA. Adanya kode ”stop” ini menyebabkan kodon ketiga (UUU) dan seterusnya (GGC dan UAA) tidak diterjemahkan. (Baca : Kode Genetik) Dengan demikian, sintesis protein menjadi gagal. Lakukan Eksperimen berikut agar Anda lebih memahami pengaruh mutasi terhadap pembacaan gen. Percobaan Biologi Sederhana tentang Mutasi 1 : Melakukan Simulasi Mutasi Gen dan Pengaruhnya terhadap Pembacaan Gen
Tuliskan pada potongan-potongan kertas huruf depan nama basa N yang diwakilinya. Siapkan kertas HVS sebagai alas untuk menyusun potongan-potongan kertas. Susunlah potongan-potongan kertas tersebut seperti berikut. Tuliskan nama-nama asam amino dengan cara mencocokkan kode-kode basa N dengan tabel kode genetik mRNA kemudian susun 3 rantai mRNA yang baru sama seperti rantai yang telah Anda susun. Gantilah salah satu nukleotida pada susunan rantai pertama sehingga menyebabkan silent mutation. Lanjutkan mengganti salah satu nukleotida pada susunan rantai kedua dan ketiga sehingga berturut-turut terjadi missense mutation dan nonsense mutation. Mintalah kepada bapak atau ibu guru untuk mengecek kebenaran susunan rantai nukleotida yang telah Anda susun.
Buatlah laporan tertulis dari kegiatan ini dan kumpulkan kepada bapak atau ibu guru. Baca juga : (Contoh Mutasi) Anda telah mengenali berbagai macam mutasi gen dan gangguan pada tubuh akibat mutasi tersebut. Selanjutnya Anda dapat mencermati mengenai mutasi kromosom. Pada umumnya orang yang mengalami mutasi kromosom mengalami kelambatan dalam perkembangan mental.
Poliploidi dapat terjadi melalui berbagai cara, di antaranya melalui perkawinan ataupun perlakuan zat kimia. Perkawinan antara dua gamet yang mempunyai jumlah kromosom berbeda, dapat menghasilkan zigot yang jumlah kromosomnya merupakan gabungan dari jumlah kromosom kedua gamet tersebut. Misalnya saja, gamet jantan dihasilkan dari individu 4n dan gamet betina dari individu 2n. Gamet jantan bersifat 2n dan gamet betina bersifat n. Jika kedua gamet tersebut bergabung maka zigot yang terbentuk dapat bersifat 3n. Organisme triploid umumnya bersifat steril. Organisme tersebut hanya dapat diperbanyak secara aseksual. Tipe penggandaan set kromosom dari hasil penyatuan gamet dinamakan allopoliploidi. Perhatikan jumlah kromosom pada Gambar 4. di bawah ini.
Tipe penggandaan set kromosom yang lain yaitu autopoliploidi. Tipe penggandaan ini bukan merupakan hasil penyatuan gamet dari dua individu, tetapi merupakan penggandaan set kromosom individu. Autopoliploidi dapat dipacu dengan zat kimia, misalnya kolkisin. Pemberian kolkisin pada tanaman menyebabkan penggandaan set kromosom pada suatu individu, misalnya dari 2n menjadi 3n, 4n, 5n, dan seterusnya. Pembuatan tanaman poliploidi akan dibahas lebih lanjut pada subbab 2.
Lakukan kegiatan berikut agar Anda lebih paham mengenai proses nondisjunction yang dapat menghasilkan variasi jumlah kromosom pada organisme.
Contoh Soal 2 :
Berdasarkan pengamatan gambar di atas, diskusikan pertanyaan berikut.
b. Pada pembelahan meiosis ke berapa dapat terjadi nondisjunction? Ceritakan proses nondisjunction pada gambar (1) dan (2). c. Berapa jumlah kromosom gamet yang mungkin terjadi akibat nondisjunction tersebut? d. Bagaimana jumlah kromosom gamet-gamet abnormal tersebut jika dibuahi oleh gamet normal?
Analisis Kromosom 21
Nondisjunction dapat terjadi pada autosom maupun kromosom seks. Aneuploidi pada autosom dapat mengakibatkan organisme yang dalam keadaan normal (2n) mengalami perubahan jumlah kromosom menjadi 2n – 1 (monosomik, yaitu mutasi karena kekurangan satu kromosom), 2n – 2 (nulisomik, yaitu mutasi karena kekurangan 2 kromosom), 2n + 1 (trisomik, yaitu mutasi karena kelebihan 1 kromosom), 2n + 2 (tetrasomik, yaitu mutasi karena kelebihan 2 kromosom), dan seterusnya.
Contoh Soal 3 :
Perhatikan dua kariotipe di atas kemudian diskusikan bersama teman sekelompok Anda mengenai hal berikut.
Tulislah hasil diskusi kelompok Anda dalam buku kerja. Selanjutnya, presentasikan di depan kelas. Kesalahan penggandaan kromosom 21 berhubungan erat dengan usia wanita saat mengandung. Wanita yang hamil pada umur belasan mempunyai kemungkinan melahirkan anak penderita sindrom Down 1 : 1.000. Pada usia 40 tahun, kemungkinannya menjadi 1 : 100. Di atas usia 45 tahun, seorang ibu berisiko 3 kali lebih besar untuk melahirkan anak yang sindrom Down. Kelambatan mental merupakan ciri utama penderita sindrom Down. Selain itu, anak yang sindrom Down seringkali juga menderita penyakit jantung bawaan, perkembangan abnormal pada tubuh, alzheimer semasa muda, leukemia, defisiensi sistem pertahanan tubuh, serta berbagai problem kesehatan yang lain. Perhatikan penderita sindrom Down pada Gambar 5. di bawah ini.
Selain sindrom Down, manusia juga dapat mengalami sindrom Patau. Sindrom Patau disebabkan oleh penambahan satu kromosom pada kromosom 13. Penderita sindrom Patau dapat memiliki kelainan yang bervariasi, misalnya sebagai berikut.
b) Kelainan tulang tengkorak dan wajah: • kepala kecil dengan dahi landai, • hidung lebar dan rata, serta • sumbing pada bibir disertai dengan atau tanpa sumbing palatum. c) Kelainan mata: • buta, • mata kecil, dan • katarak. d) Kelainan telinga: • tuli dan • radang telinga tengah berulang (otitis media rekurens). e) Kelainan tulang Tulang belakang tipis dengan atau tanpa disertai hilangnya tulang dada. f) Kelainan ekstremitas: • berjari lebih dari 5 (polidaktili), • ketiadaan sebagian/seluruh jari (ekstrodaktili), • kuku jari sempit dan sangat cembung, dan • tumit menonjol ke belakang.
Selama pembelahan sel, kromosom seks kadangkadang juga mengalami nondisjunction. Pada manusia peristiwa ini akan mengakibatkan berbagai variasi kromosom pada gamet. Keturunan yang dihasilkan di antaranya dapat mengalami sindrom Turner (XO), sindrom Klinefelter (XXY), sindrom Triple–X (XXX) atau wanita super, dan pria XYY. Diagram berikut menunjukkan proses terbentuknya beberapa variasi kromosom pada gamet.
Adanya variasi kromosom pada gamet tersebut menyebabkan perubahan fisik maupun psikologis bagi penderita. Sebelum Anda mengetahui beberapa ciri fisik dan psikologis penderita beberapa kelainan kromosom, lakukan Tugas kelompok berikut. Amniosentesis untuk Mengetahui Kelainan Kromosom
Beberapa ciri fisik dan psikologis penderita kelainan kromosom sebagai berikut.
Anda telah mengenal adanya perubahan-perubahan informasi genetik berupa mutasi gen dan mutasi kromosom. Kedua macam mutasi tersebut menyebabkan kelainan pada tubuh organisme yang mengalami mutasi. Lebih lanjut, Anda akan mempelajari penyebab terjadinya mutasi lainnya, yaitu perubahan atau kerusakan struktur kromosom.
Keadaan ini timbul bila suatu bagian dari satu kromosom pindah ke kromosom lain yang bukan homolognya. Perhatikan proses terjadinya translokasi pada Gambar 6. berikut.
Pada gambar di atas ditunjukkan kromosom yang mempunyai alel ABCDEFG. Kromosom tersebut mengalami pematahan sehingga terbentuk 3 patahan kromosom, yaitu kromosom beralel AB, kromosom beralel EDC, dan kromosom beralel FG. Pada proses selanjutnya, kromosom beralel AB bergabung lagi dengan kromosom beralel FG dan kromosom beralel EDC bergabung dengan kromosom bukan homolog XYZ sehingga terbentuk kromosom EDCXYZ. Tipe-tipe translokasi a) Translokasi tunggal, adalah terjadinya satu pematahan tunggal pada satu kromosom dan bagian yang patah langsung pindah ke ujung kromosom lain.
b) Translokasi Perpindahan, adalah translokasi yang melibatkan tiga pematahan. Bagian tengah dari kromosom yang putus di dua tempat disisipkan pada kromosom lain yang putus pada satu tempat. Setelah pematahan rangkap pada satu kromosom dan bagian yang patah pindah, ujung yang patah menggabung kembali karena lekat.
c) Translokasi Resiprok (interchange), adalah terjadinya satu pematahan pada dua kromosom nonhomolog dan bagian yang patah saling tertukar. Tipe translokasi ini merupakan translokasi yang paling banyak terjadi.
2) Inversi Susunan ini terjadi ketika kromosom patah di dua tempat yang diikuti dengan penyisipan kembali gen-gen pada kromosom yang sama dengan urutan terbalik. Suatu inversi terjadi selama berpilinnya kromosom pada profase ketika satu bagian dari DNA melengkung. Pada inversi terjadi pematahan rangkap sehingga terbentuk dua ujung bebas yang bersifat ”lengket” (bila dibandingkan dengan ujung normal yang tidak lengket) dan cenderung untuk menggabung kembali. Dalam penggabungan, bagian itu menjadi terbalik seperti terlihat pada Gambar 7. berikut.
Perhatikan gambar di atas. Suatu kromosom mengalami pematahan menjadi 3 bagian dengan alel AB, CDE, dan FG. Setelah mengalami penggabungan kromosom, beberapa alel kromosom tersusun terbalik sehingga membentuk kromosom dengan alel ABEDCFG. Pada satu kromosom normal, gen-gen tampak dalam satu susunan linear sebagai berikut.
Pada satu kromosom dengan inversi ada patahan antara B-C dan E-F yang diikuti dengan pelekatan kembali sehingga terjadi bentuk kromosom sebagai berikut.
Suatu individu yang mempunyai kromosom normal dan inversi disebut inversi heterozigot, serta biasanya membentuk lengkungan inversi (inversion loop). Perhatikan Gambar 8. di bawah ini.
Inversi dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu inversi perisentris dan inversi parasentris.
Delesi atau defisiensi adalah pematahan kromosom terjadi di alam tanpa sebab yang jelas dan mengakibatkan hilangnya satu bagian kromosom. Terjadinya pematahan kromosom, dapat Anda perhatikan pada Gambar 9. berikut.
Pada gambar tersebut, ditunjukkan suatu kromosom yang mempunyai alel ABCDEFG mengalami pematahan menjadi 3 bagian dengan alel AB, CDE, dan FG. Dalam proses selanjutnya, kromosom dengan alel AB bergabung dengan kromosom beralel FG tetapi kehilangan alel CDE.
b) Delesi/defisiensi interkalar (interticial) adalah dua pematahan di bagian tengah dari suatu kromosom yang mengakibatkan bagian tengah tersebut terlepas.
Bagian yang terlepas tidak mempunyai sentromer dan hilang pada anafase selama mitosis. Bagian itu terdapat dalam sitoplasma, tetapi gen-gennya tidak berfungsi dan akhirnya bagian itu akan hilang. Contoh delesi pada jagung, yaitu terjadi pada butir-butir jagung belang-belang. Gen C diperlukan untuk perkembangan warna aleuron. Alel resesifnya tidak aktif sehingga aleuron tidak berwarna. Aleuron merupakan jaringan triploid sehingga mempunyai genotip Ccc berwarna.
a) Kromosom awal
b) Proses pertama
c) Proses kedua
d) Hasil
Kromosom membelah pada tahap profase pembelahan mitosis. Kromosom yang delesi menghasilkan satu kromosom homolog, juga merupakan kromosom delesi dan keduanya mempunyai ujung saling menarik dan bisa tergabung. Perhatikan gambar a) dan b). Pada tahap anafase, kromatid memisah dan bergerak ke arah kutub yang berlawanan seperti ditunjukkan dengan anak panah pada gambar c). Kromosom yang membawa alel warna C telah tergabung dan membentuk jembatan yang kemudian membentang ketika sentromer membelah dan bergerak ke arah kutub. Pada tahap telofase, terbentuk 2 nukleus. Akibat pematahan yang terjadi seperti pada gambar c) maka satu nukleus menerima dua gen untuk warna dan nukleus yang lain menerima bagian kromosom yang defisiensi. Perhatikan gambar d). Kromosom defisiensi mengakibatkan dominansi palsu yaitu penampakan sifat tak berwarna. Apabila beberapa sel mengandung delesi/defisiensi, dapat terjadi sejumlah daur pematahan, penggabungan, dan terbentuknya jembatan yang menyebabkan butir-butir jagung belang-belang.
Keadaan ini timbul bila ada penambahan bahan kromosom sehingga suatu bagian kromosom terdapat lebih dari dua kali dalam satu sel diploid yang normal. Contohnya, kromosom normal yang mempunyai alel ABCDEFG. Setelah mengalami penambahan alel FG maka terbentuk kromosom baru dengan alel ABCDEFGFG. Perhatikan gambar 10. di bawah ini.
Pematahan dua kromatid pada lokus yang berbeda diikuti dengan pertukaran bahan dan penggabungan kembali kromatid tadi. Hal ini akan menghasilkan satu kromatid dengan delesi dan yang lain dengan duplikasi. Proses pematahan, penggabungan, dan pembentukan jembatan seperti yang dijelaskan pada warna aleuron jagung mengakibatkan duplikasi maupun delesi bahan kromosom. Pindah silang pada meiosis dapat terjadi pada pasangan kromosom yang agak meleset susunannya. Akibatnya duplikasi dan delesi terjadi bersama-sama seperti terlihat dalam diagram berikut.
Contoh delesi dan duplikasi dapat dilihat pada Gambar 11. di bawah ini.
5) Katenasi Katenasi adalah kerusakan kromosom karena kromosom homolog ujungnya saling berdekatan sehingga membentuk lingkaran. Perhatikan Gambar 12. berikut.
Contoh Soal 3 : 1. Suatu rantai mRNA mempunyai susunan: GCU ACC CCG UGC AUC mengalami perubahan dengan susunan baru sebagai berikut.
b. GCU GCC CGG UGC AUC c. GCU ACC CGU GCA UC d. GCU ACC CCG CUG CAU C e. GCC UAC CCC GUG CAU C
3. Jenis-jenis kanker apa saja yang sering menyerang perokok berat?
b. Sebutkan 2 kelainan pada manusia yang mengalami perubahan jumlah kromosom seks. B. Penyebab Mutasi dan Dampaknya bagi Kehidupan
Perubahan susunan kimia gen tersebut menyebabkan fungsinya juga berubah. Selain oleh radiasi, temperatur yang terlalu tinggi atau terlalu rendah juga dapat menyebabkan mutasi. Mutasi akibat sinar ultraviolet (UV) tidak menyebabkan timbulnya radikal bebas. Di dalam DNA, sinar UV akan terserap oleh basa pirimidin, yaitu timin dan sitosin. Energi dari sinar UV tersebut menyebabkan terjadinya ikatan silang antarpirimidin yang berdekatan sehingga membentuk dimer pirimidin. Perhatikan pembentukan dimer timin pada Gambar 13. di bawah ini.
Penerapan Teknologi Analisis DNA dalam Menanggulangi Cacat Genetik Hewan Ternak
Bahan biologi yang menyebabkan mutasi, antara lain bakteri dan virus. Misalnya, bagian dari virus yang mampu mengadakan mutasi yaitu asam nukleatnya. Virus epstein–bar merupakan salah satu penyebab mutasi pada sel tubuh manusia. Beberapa jenis virus dan bakteri mempunyai kemampuan memindahkan potongan gen dari satu individu ke individu lain. Jenis-jenis virus dan bakteri tersebut umumnya dimanfaatkan dalam penelitian-penelitian di bidang bioteknologi, terutama dalam teknik rekombinan. Anda akan mempelajari teknik rekombinan lebih lanjut pada Bab Bioteknologi.
Tabel 1. Contoh-Contoh Mutasi yang Terjadi pada Hewan
Membuat Bunga Raksasa
Pucuk bunga aster yang ditetesi kolkisin dapat menunjukkan perubahan ukuran bunga yang dihasilkan. Ukuran bunga aster lebih besar daripada bunga normal. Kolkisin dijual bebas. Kita dapat memperolehnya di toko yang menyediakan alat dan bahan-bahan kimia.
Kebanyakan mutan bersifat steril dan tidak mampu bertahan hidup dalam waktu yang lama. Hanya mutan-mutan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan saja yang tetap hidup. Jika mutasi selalu terjadi dalam waktu yang cukup lama maka ada kemungkinan akan terbentuk individu baru yang mempunyai ciri-ciri dan sifat yang berbeda dengan generasi pendahulunya. Mekanisme tersebut menyebabkan terjadinya evolusi makhluk hidup.
Bibit semangka diploid yang diberi perlakuan menggunakan kolkisin akan menghasilkan semangka tetraploid (4n) dengan 44 kromosom. Bagian-bagian tubuh tumbuhan 4n, seperti batang, daun, dan bunga berukuran lebih besar dibandingkan bagian-bagian tumbuhan 2n. Bibit semangka ini kemudian ditanam untuk dijadikan induk seleksi. Biji-biji yang dihasilkan oleh semangka tetraploid ini ditanam dan diserbukkan dengan semangka diploid. Persilangan ini akan menghasilkan biji-biji bersifat 3n (triploid) yang merupakan bibit semangka tanpa biji. Perhatikan cara pembuatan semangka tanpa biji pada Gambar 15.
Drosophila, Hewan Penelitian Akibat Mutasi
Selain kolkisin yang dapat menggandakan ploidi suatu tanaman, sinar radioaktif juga sering digunakan untuk memperoleh mutan. Mutan pada sel-sel generatif umumnya bersifat letal. Keturunannya akan mati sebelum atau beberapa waktu setelah lahir. Hanya sebagian kecil saja yang mampu bertahan hidup sehingga dibutuhkan biji dalam jumlah banyak ketika diradiasi.Perlu dilakukan penelitian berkali-kali untuk menentukan tingkat radiasi yang optimal agar diperoleh mutan dengan sifat-sifat tertentu yang diinginkan. Negara kita mempunyai badan khusus di bidang penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan tenaga nuklir. Badan tersebut dinamakan BATAN atau Badan Tenaga Nuklir Nasional. Beberapa jenis bibit unggul hasil mutasi ditemukan oleh BATAN. Bibit-bibit berkualitas unggul tersebut telah ditanam di berbagai daerah pertanian di Indonesia. Perhatikan tabel 2. berikut. Tabel 2. Jenis-Jenis Bibit Unggul yang Ditemukan BATAN
Sorghum merupakan salah satu tanaman pangan di Indonesia selain padi. Tanaman tersebut mempunyai kelebihan dibanding tanaman pangan lain, misalnya tahan kekeringan (biasanya petani menanamnya secara tumpang sari dengan tanaman pangan lainnya), produksi dan kandungan nutrisinya tinggi. Kandungan protein, lemak, dan mineralnya lebih tinggi dibandingkan padi.
Setelah penelitian-penelitian tentang gen semakin berkembang, para peneliti mulai mengembangkan teknik rekombinan untuk memperoleh bibit unggul. Gen-gen yang bersifat unggul pada suatu organisme dipotong kemudian disisipkan ke dalam susunan gen organisme lain. Gen-gen yang bersifat tidak unggul dapat dipotong dan dibuang. Perlakuan-perlakuan tersebut dapat menyebabkan adanya mutasi gen. Mutasi dengan cara-cara tersebut dinamakan site directed mutagenesis. Jadi, mutasi tersebut dapat secara langsung diarahkan pada tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan keinginan pembuat mutan. Contoh-contoh organisme hasil mutasi ini antara lain tanaman bebas virus (dengan cara menyisipkan gen virus ke dalam susunan gen tanaman) dan tanaman tembakau yang dapat mengeluarkan cahaya fosfor dengan cara penyisipan gen kunangkunang ke dalam susunan gen tembakau. Manfaat Lain Sinar Radioaktif
Telah diuraikan di atas bahwa sinar radioaktif merupakan salah satu mutagen. Sinar radioaktif dapat menyebabkan mutasi maju dan mutasi balik. Mutasi maju terjadi jika ada perubahan fenotip normal menjadi abnormal. Akibatnya, terjadi kelainan-kelainan pada tubuh suatu organisme. Sedangkan mutasi balik terjadi karena adanya perubahan fenotip abnormal menjadi normal. Contoh mutasi balik di antaranya pada penggunaan radioterapi. Radioterapi dikenal juga dengan pengobatan menggunakan sinar radioaktif. Radioterapi merupakan salah satu metode pengobatan menggunakan sinar radioaktif. Radioterapi merupakan salah satu metode pengobatan penyakit kanker selain pembedahan dan kemoterapi. Kombinasi antara ketiga metode tersebut dapat memberikan hasil pengobatan yang optimal. Radioterapi telah dilakukan sejak kurang lebih seratus tahun lalu, tidak lama setelah Prof. Willem Conrad Roentgen menemukan sinar–X. Seiring berkembangnya ilmu kedokteran dan teknologi, metode ini semakin banyak digunakan dalam pengobatan penyakit kanker. Sinar–X dan sinar gamma paling banyak digunakan dalam pengobatan kanker di samping partikel radioaktif lain. Pada prinsipnya apabila berkas sinar radioaktif dipaparkan ke jaringan maka akan terjadi beberapa peristiwa, antara lain ionisasi molekul air. Ionisasi molekul air ini mengakibatkan terbentuknya radikal bebas di dalam sel yang kemudian menyebabkan kematian sel. Lintasan sinar juga menimbulkan kerusakan akibat tertumbuknya DNA yang dapat diikuti dengan kematian sel. Berdasarkan waktu pemberian sinar, radioterapi dibedakan menjadi radiasi prabedah dan pascabedah. Radiasi yang dilakukan sebelum operasi dinamakan radiasi prabedah. Radiasi tersebut sering dilakukan untuk kanker kolon (usus besar). Penyinaran ini bertujuan memperkecil jaringan kanker sehingga mempermudah pengangkatan semua jaringan kanker pada saat pembedahan. Radiasi pascabedah dilakukan setelah operasi. Setelah jaringan kanker dan jaringan normal sekitarnya dioperasi maka dilakukan radiasi untuk membersihkan sel-sel kanker yang tertinggal. Tentunya akan timbul pertanyaan, apakah kematian hanya terjadi pada sel-sel kanker? Bagaimana dengan jaringan normal lainnya? Ternyata, mutasi tak selamanya menimbulkan kerugian, terutama mutasi buatan. Jika pengetahuan tentang mutasi ini diimbangi dengan kesadaran moral manusia, maka akan menghasilkan produk yang bermanfaat bagi kehidupan. Harapannya, pengetahuan tentang mutasi dapat dimanfaatkan secara bijaksana sehingga tragedi kemanusiaan seperti di Hiroshima dan Nagasaki tidak terulang kembali. Anda sekarang sudah mengetahui Mutasi. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber. Referensi : Sembiring, L dan Sudjino. 2009. Biologi : Kelas XII untuk SMA dan MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 282. Referensi Lainnya : [2] http://en.wikipedia.org/wiki/Down_syndrome [3] http://en.wikipedia.org/wiki/Aster_(genus) [4] http://en.wikipedia.org/wiki/Drosophila_melanogaster [5] http://en.wikipedia.org/wiki/Radiation_therapy |