Pengalaman apa yang dialami oleh Yusuf di rumah Potifar

Pengalaman apa yang dialami oleh Yusuf di rumah Potifar

Kata Alkitab / 18 April 2021

Kalangan Sendiri

  • Share:
    Pengalaman apa yang dialami oleh Yusuf di rumah Potifar
    Pengalaman apa yang dialami oleh Yusuf di rumah Potifar
    Pengalaman apa yang dialami oleh Yusuf di rumah Potifar

Pengalaman apa yang dialami oleh Yusuf di rumah Potifar

Semua orang pasti pernah mengalami masa-masa sulit. Itu adalah pengalaman normal dalam hidup. Siapa Anda digambarkan dari cara pandang Anda dalam menghadapi masa-masa sulit itu. Dalam Alkitab, dituliskan tentang kisah perjalanan hidup Yusuf, putra bungsu Yakub, yang mengajarkan kita tentang cara sukses menghadapi kesulitan hidup. Dia dibenci saudara-saudaranya, dijual sebagai budak dan kemudian mendekap di sel penjara. Lewat pengalaman pahit itu, Yusuf bisa saja tumbuh menjadi pribadi yang dipenuhi dengan kebencian, kemarahan dan tekat untuk membalas dendam. Tetapi, dia justru memilih melakukan 7 hal ini dan membawanya tampil sebagai sosok yang baik hati dan penuh teladan.

1. Hati yang penuh penerimaan

Kita seringnya merespon kesulitan hidup dengan bertanya, “Mengapa harus aku?” Tetapi Yusuf malah meresponi pengalaman pahitnya dengan menerima keadaan tersebut. Ia menerima statusnya sebagai budak, bekerja sebagai pelayan Potifar. Dan ketika dia dilemparkan ke dalam penjara ia terus bekerja keras.

Pelajaran: Yusuf mengajarkan bahwa hanya dengan menerima kondisi saat inilah kita bisa melangkah maju dan menjadi sukses.

2. Pekerja keras


Yusuf tidak berusaha melawan orang-orang yang telah memperbudak dia. Dia benar-benar membantu mereka untuk menciptakan kesejahteraan. Hal ini terjadi di rumah Potifar dan di penjara. Mereka menyadari bahwa Yusuf adalah sosok yang memiliki bakat dan diberkati.

Pelajaran: Jika kita tidak bekerja keras melalui kesulitan kita, orang lain mungkin tidak akan pernah melihat kemampuan besar yang ada di dalam kita.

3. Penuh dengan kesabaran


Yusuf percaya bahwa Tuhan akan memberkatinya melalui mimpi-mimpinya. Maka dari itu, dia melewati pencobaan tersebut dengan kesabaran, sebab dia percaya berkat terselubung akan terjadi. Bersamaan dengan kesabarannya itu pula Yusuf mencari solusi. Setelah menafsirkan mimpi tukang roti dan keju, dia meminta pelayan memberitahukan kesusahannya itu. Setelah itu, dia terus bekerja di penjara sembari mempercayai waktu Tuhan akan tiba.

Pelajaran: Mengingat berkat-berkat Tuhan memang menjadi cara terbaik untuk bisa menumbuhkan kesabaran dalam diri.

Baca Juga: Korban Bullying Yang Kini Jadi Seorang Menteri

4. Berintegritas

Ketika istri Potifar mencoba merayu Yusuf, ia pun memilih untuk menghindar. Dia menyadari bahwa dirinya harus benar-benar menjadi kekudusan di hadapan Tuhan jika ingin mendapatkan berkat-berkat-Nya.

Pelajaran: Memilih untuk tidak terjerumus dalam godaan adalah ujian integritas yang sangat sulit.

5. Penuh kerendahan hati

Ketika Yusuf dipanggil untuk menafsirkan mimpi Firaun, dia bisa saja merebut pujian dari raja untuk dirinya sendiri. Sebaliknya, dia justru memberikan segalanya kepada Tuhan. “Yusuf menyahut Firaun: "Bukan sekali-kali aku, melainkan Allah juga yang akan memberitakan kesejahteraan kepada tuanku Firaun. (Kejadian 41: 16)”.

Pelajaran: Yusuf tahu Tuhanlah yang telah mengerjakan segala hal dalam kehidupannya sehingga yang patut dipuji dalam hal itu adalah Tuhan.

6. Penuh belas kasihan

Yusuf berhak membalaskan dendam atas pelakuan saudara-saudaranya, potifar dan penjaga penjara di masa lalu. Tetapi dia memilih untuk memberkati mereka. Dia membantu Potifar dan penjaga penjara untuk menciptakan kesejahteraan negeri. Dia menafsirkan mimpi dan mengusulkan upaya menyelamatkan bangsa Mesir dari kelaparan yang berkepanjangan. Dia benar-benar hidup sebagaimana Yesus mengajarkan kita untuk hidup saling mengasihi hingga di masa ini (baca Matius 5: 44).

Pelajaran: Mampu melepaskan rasa dendam akan membantu kita untuk melewati pencobaan hidup.

7. Memiliki hati yang mengampuni

Ketika Yusuf menyampaikan identitasnya kepada saudara-saudaranya, lalu dia berkata, “Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu. (Kejadian 45: 5)”. Dia tahu bahwa kesulitan yang terjadi ternyata menciptakan perkara besar. Karena itu dia mengampuni mereka sepenuhnya. Sebab ketika kita mengampuni, kita melepaskan segala kepahitan dan amarah yang dapat menghambat kita mencapai kemajuan hidup.

Pelajaran: Kesulitan justru membantu kita untuk mengasah karakter yang benar dalam menghadapi masalah.

Apakah kamu bersedia melatih diri untuk menjadi pribadi seperti Yusuf?


Baca Juga: 4 Tokoh Alkitab Ini Dikenal Paling Murah Hati, Siapa Aja Ya Mereka?

Yuk bantu saudara-saudara kita di NTT, kamu bisa berdonasi melalui BCA 522 0309 292 An. Yayasan Obor Berkat Indonesia.

Pastikan untuk memasukkan kode 012 di sumbangan Anda sebagai bentuk konfirmasi sumbangan untuk NTT. Contoh: Rp. 100.012.

Untuk informasi selengkapnya, kamu bisa langsung menghubungi tim kami di nomor 0878-9570-8092.

Sumber : Familyshare.com/jawaban.com/ls 1

Pengalaman apa yang dialami oleh Yusuf di rumah Potifar

Finance / 28 July 2019

Kalangan Sendiri

  • Share:
    Pengalaman apa yang dialami oleh Yusuf di rumah Potifar
    Pengalaman apa yang dialami oleh Yusuf di rumah Potifar
    Pengalaman apa yang dialami oleh Yusuf di rumah Potifar

Pengalaman apa yang dialami oleh Yusuf di rumah Potifar

Perjalanan kesuksesan seseorang siapa yang tahu. Kita sama sekali gak bsia memprediksinya.

Seseorang bisa saja belum jadi apa-apa sekarang. Tapi beberapa tahun kemudian, dia bisa jadi bos atau pengusaha mungkin.

Namun pastinya taka da kesuksesan tanpa tantangan dan masa-masa paling sulit.

Salah satu kisah sukses seseorang yang ditulis dalam Alkitab adalah Yusuf. Di kisahkan di sana bagaimana dia beralih dari seorang budak di rumah Potifar sampai diangkat oleh Raja Firaun sebagai penguasa seluruh Mesir.

Jabatan sebagai penguasa gak didapatkannya dalam waktu singkat loh. Yusuf harus mengalami pengalaman paling gak menyenangkan lebih dulu.

Dia harus menerima fitnah dari istri Potifar. Dia harus dipenjara karena fitnah tersebut sampai pada akhirnya Tuhan membelanya karena kejujuran dan kesetiaannya.

Kejadian 37-50, mengisahkan perbuatan-perbuatan Tuhan atas hidup Yusuf.

Yusuf Dijual dan Jadi Budak

Yusuf adalah salah satu dari dua belas putra Yakub. Di masa-masa remajanya, kakak laki-lakinya menjadi iri karena Yusuf sangat disayangi oleh Yakub.

Suatu hari, saat dia sedang menjaga kawanan domba. Kakak-kakaknya bersekongkol untuk menjualnya sebagai budak.

Dia dibeli oleh seorang perwira Mesir untuk dijadikan budak. Namun Yusuf tak sedikitpun meninggalkan Tuhan karena kondisinya. Bahkan dia melakukan sebaliknya. Dia tetap hidup dalam kebenaran dan dikenal saleh.

Tuhan menghormati kesetiaan Yusuf dengan memberkati pekerjaannya di rumah tuannya di Mesir.

“Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu. Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai TUHAN dan bahwa TUHAN membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya…” (Kejadian 39: 2-3)

Ujian atas Yusuf tak berhenti sampai di situ. Setelah menolak godaan istri tuannya, Yusuf harus dipenjara.

Baca Juga:

Supaya Penghasilanmu Bertambah 10 Kali Lipat, Kuncinya Cuma 5 Hal Ini…

4 Top Bisnis Pertanian yang Hasilkan Keuntungan Besar, Mau Coba Gak?

Yusuf Menjadi Penguasa Mesir

Saat Yusuf dipenjara, Tuhan tetap campur tangan (Kejadian 39: 20-21). Tuhan ada bersama Yusuf di rumah tuannya di Mesir (Kejadian 39: 2) dan Tuhan menyertainya di penjara (Kejadian 39: 20).

Setelah serangkaian kejadian yang dialaminya (Kejadian 40-41), Firaun membebaskan Yusuf dari penjara dan mengangkatnya sebagai orang kedua yang memimpin seluruh Mesir.

Yusuf yang dulunya dijual sebagai budak, justru diangkat menjadi penguasa terbesar kedua di Mesir. Bayangkan, secara logika manusia kita pasti tak bisa memercayai hal tersebut. Tapi kesetiaan dan kejujurannya membuat Tuhan selalu memelihara hidupnya.

Sejak awal Tuhan tentu saja sudah merencanakan hal ini. Yusuf sudah ditakdirkan untuk menjadi orang sukses, bukan di negaranya sendiri. Tapi negara dimana dia harus mengalami kehidupan yang penuh rasa sakit.

Salah satu kualitas diri yang dimiliki Yusuf adalah persekutuannya yang kuat di dalam Tuhan. Hal inilah yang memampukannya untuk mengampuni perbuatan kakak-kakaknya di masa lalu dan menerima mereka sebagai tamu kehormatan di Mesir. Bukannya membalas dendam, Yusuf malah membantu saudara-saudaranya itu.

Seperti Yusuf, percayalah pada Tuhan saat orang lain mengkhianati dan melukaimu. Tetaplah setia melewati setiap tantangan hidupmu karena dengan itu Tuhan akan memperhitungkannya dan memberkati hidupmu.

“Siapa mengejar kebenaran dan kasih akan memperoleh kehidupan, kebenaran dan kehormatan.” (Amsal 21: 21)

Sumber : Godcareers.com | Jawaban.com 1